Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN REVIEW JURNAL

KOMPONEN PENDIDIKAN INKLUSI DAN PERANNYA


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusi
Dosen Pengampu: Aini Mahabbati S.Pd., M.A dan Diajeng Tyas Pinru P. S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok : III (Tiga)
Anggota : 1. Difla Fadia Ulya (19101241047)
2. Sinthia Puspitasari (19101241017)
3. Merita Dwi Riskia S (19101241052)
4. Yansen Rudolf Abisay (19101249001)
Kelas : Manajemen Pendidikan A

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOYAKARTA
2020
A. IDENTITAS JURNALz
a. Judul Jurnal
Implementasi Pendidikan Inklusif SDN No. 067261 Medan Marelan
b. Penulis
Dahniar Harahap dan Nina Hastina
c. Tahun:
2017
d. Penerbit
Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan, Universitas Nahdatul Ulama
Sumatra Utara
B. RINGKASAN JURNAL
Pendidikan inklusif merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua siswa yang memiliki kelainan dan
memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan
atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama
dengan siswa pada umumnya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70
tahun 2009 tentang pendidikan inklusif menjelaskan bahwa Anak Berkebutuhan
Khsus (ABK) juga berhak mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak
normal lainnya. Penyelenggaran pendidikan inklusi memiliki 4 landasan, yaitu:
ladasan filosofis, landasan yuridis, ladasan pedagogis, dan landasan empiris.
Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif memiliki komponen-komponen di
dalamnya. Pertama perencanaan sistem pendidikan inklusif: komponen
perencanaan sistem pendidikan inklusif meliputi kurikulum, pendidik, peserta
didik, sarana prasarana, keuangan, lingkungan dan alternatif penempatan. Kedua,
implementasi sistem pendidikan inklusif: merencanakan kegiatan belajar
mengajar, melaksanakan kegiatan belajar mengajar, membina hubungan antar
pribadi, dan evaluasi pembelajaran pelaksanaan pendidikan inklusif. Oleh karena
itu, penulis meneliti “Implementasi Pendidikan Inklusif SDN No. 067261 Medan
Marelan”, dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui keberadaan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Sekolah
Dasar (SD) penyelenggara pendidikan inklusif di Kota Medan Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui implementasi pendidikan inklusif sekolah dasar di Kota
Medan Sumatera Utara.
3. Untuk mengetahui kendala dalam implementasi pendidikan inklusif di Kota
Medan Sumatera Utara.
Penelitian dilksanakan di SDN No. 067261 Medan Marelan, dengan populasi
target dalam penelitian ini adalah sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusi di
kota Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Adapun yang menjadi subjek dalam peneltian ini adalah Unsur dari
Sekolah Dasar Negeri N0. 067261 di Medan Marelan yaitu kepala sekolah, guru
inklusi, dan siswa ABK. Metode pokok penelitian ini yaitu teknik observasi dan
wawancara. Wawancara dilakuka kepada kepala sekolah, guru, dan siswa Selain
metode pokok terdapat metode bantu berupa dokumentasi berupa catatan, agenda,
buku-buku, notulen rapat dan lain sebagainya untuk mendapatkan data yang bersifat
tertulis seperti data-data guru, siswa, sekolah dan lain sebaginya.

Peneliti memperoleh hasil penelitian mengenai implementasi pendidikan inklusif di


SD Negeri No. 067261 Medan Marelan. Dalam hasilnya dijelaskan beberapa hal,
diantaranya:

1. Siswa ABK berada di kelas reguler. Sekolah ini memiliki guru pendamping
khusus (GPK). Penempatan alternatif siswa ABK dapat ke dalam kelas reguler,
kelas reguler dengan GPK, dan kelas khusus. Kategori siswa yang menempuh
pendidikan di sekolah ini ialah tunagrahita sedang.
2. Sekolah ini sedang dalam masa penyesuaian kurikulum 2013. Kurikulum yang
diterapkan di sekolah ini, yaitu KTSP (pada jenjang kelas 2, 3, 5, dan 6) dan K13
(pada jenjang 1 dan 4). Kurikulum telah dimodifikasi pada materi, waktu, dan
evaluasi berdasarkan kebutuhan, minat, karakteristik, bakat, dan kekhususan
siswa ABK. Selain itu, penyesuaian juga dilakukan dalam proses belajar mengajar
berdasarkan kemampuan, bakat, minat, dan kebutuhan khusus dari siswa ABK.
3. Sarana dan prasarana penunjang penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah
ini belum cukup memadai. Selain itu, sejak tahun 2015 sampai 2017, sekolah ini
tidak mendapat dana khusus penyelenggara pendidikan inklusif.
4. Evaluasi untuk siswa ABK telah disesuaikan, tetapi untuk evaluasi umum dan UN
tidak ada soal khusus dari dinas pendidikan setempat.
5. Kendala yang dihadapi oleh sekolah ini ialah tenaga pendidik yang masih minim,
sarana prasarana, dana, dan soal Ujian Nasional.

C. CRITICAL REVIEW

Secara keseluruhan penulisan jurnal dilakukan dengan baik. Dalam penulisan


jurnal ini, bahasa yang digunakan telah sesuai dengan kaidah EYD sehingga mudah
untuk dipahami oleh pembaca. Begitu juga dengan struktur jurnal yang cukup
lengkap yang terdiri dari abstrak, pendahuluan, metode penelitian, hasil dan
pembahasan, kesimpulan serta saran dan daftar pustaka. Kemudian pembahasan hasil
penelitian disertai dengan ilustrasi yang cukup jelas yang dilengkapi dengan adanya
tabel-tabel guna memperjelas pemahaman. Serta pemahaman dalam mengembangkan
poin-poin dalam pembahasan cukup jelas seperti identifikasi dan implikasi sehingga
memperjelas pembaca.

Meskipun secara keseluruhan penulisan jurnal dilakukan dengan baik. Namun,


terdapat beberapa hal yang menjadi catatan untuk perbaikan. Dalam penulisan jurnal
jarak pada setiap sub bab kurang teratur sehingga penulisan jurnal tesebut kurang
rapi. Seperti jarak antara tabel dengan penjelasan cukup dekat serta jarak pada bagian
akhir pembahasan pada bagian saran dengan daftar pustaka cukup dekat. Kemudian
penulis tidak menuliskan data secara lengkap seperti pada bagian yang seharusnya
mencantumkan gambar tetapi tidak dilampirkan dalam jurnal. Metode penelitian yang
digunakan belum menjelaskan secara rinci. Di dalam jurnal tersebut hanya dibahas
mengenai subjek, metode, serta teknik pengumpulan data secara singkat saja,
Seharusnya penulis membahas lebih lanjut mengenai tahapan penelitian yang
dilakukan. Kemudian penulis juga hanya menggunakan satu penelitian saja yaitu
metode deskriptif kualitatif. Yang sebaiknya penelitian tersebut menggunakan lebih
dari satu metode guna memperoleh data/informasi yang lebih banyak.

D. KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian di SD Negeri No. 067261 Medan Marelan, Dahniar
Harahap dan Nina Hastina mendapatkan hasil mengenai pengimplementasian
pendidikan inklusif di SD tersebut. Dari metode wawancara, observasi, hingga
dokumentasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan
pendidikan inklusif di SD tersebut terdapat siswa tunagrahita sedang, penerapan
kurikulum 2006 dan 2013 dengan penyesuaian, sarana prasarana yang belum
memadai, serta kekurangan dalam aspek evaluasi dan pendanaan.
Dalam jurnal ini, terdapat beberapa kekurangan, yaitu tata tulisnya kurang rapi
dan penyajian datanya kurang lengkap. Terlepas dari itu, kelebihan dari jurnal ini
ialah penulisan sesuai EYD, struktur jurnal lengkap, dan adanya ilustrasi hasil
pembahasan yang mendukung.
b. Saran
1. Saran bagi penulis jurnal agar lebih memerhatikan penyusunan jurnal agar tidak
ada bagian yang terlewat untuk dibahas.
2. Saran bagi sekolah untuk meningkatkan pengadaan kebutuhan sarana dan
prasarana penunjang pembelajaran terutama bagi pengimplementasian pendidikan
inklusif.
3. Saran bagi pemerintah agar memerhatikan penyelenggaraan pendidikan inkusif
terutama dalam menganggarkan dana pendidikan.
4. Saran bagi orang tua hendaknya berpartisipasi aktif dalam mendukung
pelaksanaan pendidikan inklusif di sekolah.
E. PELAJARAN YANG DIAMBIL DAN KAITAN DENGAN MANAJEMEN
PENDIDIKAN
Di dalam tulisan berjudul Implementasi Pendidikan Inklusif SDN No. 067261
Medan Marelan” ini menjelaskan mengenai implementasi pendidikan inklusif
yang dilaksanakan di SDN No. 067261 Medan Marelan yang dianalisis dari
komponen-komponen pendidikan inklusif. Dari hasil penelitian yang dilakukan,
terdapat beberapa hal yang dapat dicontoh dan juga terdapat permasalahan yang
berkaitan dengan pengelolaan pendidikan atau manajemen pendidikan.
Hal yang dapat dicontoh dalam pengelolaan sekolah, antara lain:
1. Manajemen Kurikulum telah dilakukan dengan baik
Kurikulum yang digunakan di SDN No. 067261 Medan Marelan
adalah Kurikulum KTSP dan Kurikulm 2013, pada saat itu pemberlakuakn
kurikulum 2013 diberlakukan bertahap. Namun, SDN, ini pun telah
memodifikasi kurikulumnya berdasarkan kebutuhan, minat, karaktristik,
bakat, dan kekhususan ABK.
2. Telah terdapat Guru Pendaming Khusus dalam setiap rombongan belajar;
Guru Pendamping Khusus (GPK) ada satu dalam setiap rombongan
belajar dengan meodifikasi waktu dalam satuminggu dua kali siswa BK di
setiap kelas masuk jadwal di kelas inklusif dengan GPK.
3. Sekolah telah menerapkan alternatif penempatan peserta didik;
Dalam penempatan ABK, SDN ini memodifikasi penempatannya. Di sekolah
ini menempatkan siswa ABK pada kelas reguler penuh, kelas reguler dengan
guru pendamping khusus atau kelas khusus di sekolah reguler.
Namun, dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi di SDN tersebut terdapat
beberapa cataatan permasalahan bagi manajemen pendidikan inklusi di sekolah
tersebut. Permasalahan yang ada di SDN No. 067261 Medan Marelan
diantaranya:
1. Sarana dan Prasarana yang tidak mendukung bagi siswa tunagrahita yang ada
di sekolah tersebut.
2. Pendanaan khusus yang minim.
3. Tidak adanya psikolog khusus
4. Tidak ada Soal Ujian Nasional bagi Anak Bekebutuhan Khusus.
Dari permasalahan-permasalahan yang timbul diatas tidak terlepas dari peran
manajemen pendidikan dari manajemen fasilitas, manajemen keuangan sekolah,
manajemen personalia pendidikan, hingga evaluasi pembelajaran. Oleh karena itu,
kami akan mencoba menganalisis permasalahan yang ada dengan menejemen
pendidikan, sebagai berikut:
a. Manajemen Fasilitas Pendidikan Inklusi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dahniar dan Nina menunjukan
bahwasanya saana dan pasarana yang ada di SDN No. 067261 Medan
Marelan belum menunjang bagi ABK atau siswa penyandang tunagrahita
yang ada di SD tersebut. Hal ini terntunya sangat disayangkan, karena sarana
dan prasarana bagi ABK merupkan aspek penting bagi penyelenggaraan
pendidikan inklusif disuatu sekolah.
Manajemen sarana prasarana atau manajemen fasilitas inklusi
merupakan pengelolaan sarana dan prasarana atau fasilitas di suatu sekolah
inklusi guna menunjang tujuan diselenggarakannya pendidikan inklusi dan
membantu segala mobilitas dan kebutuhan ABK. Amka (2020: 74)
memaparkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan inklusif merupakan
pernagkat keras atau lunak yang dipergunakan untuk menunjang keberhasilan
pelaksanaan pendidikan inklusif pada satuan pendidikan tertentu.
Pengadaan sarana dan prasarana amat penting bagi ABK, pengadaan
ini pun harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing jenis ABK yang
ada pada suatu satuan pendidikan. Amka (2020: 75) menjelaskan bahwa
komponen sarana dan prasarana dalam sistem pendidikan inklusi, menajdi
salah satu komponen yang termasuk penting, melihat karaktistik ABK, maka
sarana dan prasarana pendidkan yang dibutuhkan tentunya menyesuaikan
dengan kebutuhan anak.
Telah diketahui bahwasanya ABK yang terdapat di SDN No. 067261
Medan Marelan merupakan tunagrahita. Oleh kaena itu, kepala sekolah dan
jajarannya perlu memperhatikan pengadaan sarana dan prasarana yang
menunjang pembelajaran dan membantu anak tunagrahita. Amka (2020)
memaparkan contoh sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak tunagrahit,
meliputi:
i. Alat assesmen,
- Tes intelegensi wisc-r
- Tes intelegensi stanford binet
- Cognitive ability test
ii. Latihan sensori visual
- Gradasi kubus
- Puzzle binatang
- Regenburgentorte
iii. Latihan sensori perabaan
- Keping raba
- Alat raba
- Tectila
iv. Sensori pengecap dan perasa
- Gelas rasa
- Botol aroma
- Aesthesiometer
v. Latihan bina diri
- Berpakaian 1,2,3
- Dressing frame sets
- Pasta gigi
vi. Konsep dan simbol bilangan
- Keeping pecahan
- balok bilangan
- Abacus
vii. Kreativitas, daya pikir, dan konsentrasi
- Tetris
- Lego
- Box konsentrasi mekanis
viii. Alat pengajaran Bahasa
- Pias kalimat
- Pias kata
- Alphabet loweincase
ix. Latihan prespetual motor
- Bak pasir
- Papan keseimbangan
- Gadasi papan titian
b. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan Inklusi
Dalam hasil penelitian dijelaskan bahwa SDN No. 067261 Medan
Marelan dipaparkan beberapa permasalahan keuangan yang terjadi yaitu
implementasi pendidikan inklusif di SD ini hanya memiliki dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), tidak ada dana khusus untuk penyelenggaaan
pendidikan inklusif. Selain itu, dana khusus dari pemerintah untuk
penyelenggarraan inklusif dan siswa ABK sudah tidak diterrima sejak tahun
2015-2017.
Melihat kondisi ini tentunya perlu adanya manajemen keuangan dan
pembiayaan pendidikan inklusi yang harus segera dirancang ulang oleh pihak
sekolah, serta perlu adanya beberapa pembenahan dan perbaikan, beberapa hal
yang kami rekomendasikan pada pihak sekolah antara lain:
a. Sekolah berkoordinasi atau mengadakan audiensi dengan pemerintah
setempat terkait dengan kebijakan pendanaan sekolah inklusi;
b. Mengadakan perundingan dengan dewan sekolah dan komite sekolah
terkait dengan permasalahan tersebut, dan mengusahakan agar komite
sekolah dapat membantu pendanaan sekolah.
c. Menjalin Kerjasama dengan lembaga-lembaga yang berfokus pada
penyelenggaraan sekolah inklusi, dapat lembaga swadaya masyarakat
ataupun komunitas-komunitas.
c. Manajemen Personalia Pendidikan Inklusi
Dalam merancang dan mengelola manajemen personalia di SDN
067261 Medan Marelan telah dilakukan dengan baik. Hal ini ditunjukan pada
disediakannya Guru Pendamping Khusus atau GPK pada setiap rombongan
belajar. Namun, Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan di sekolah inklusif
tidak hanya GPK saja, akan tetapi perlu juga ahli klinis atau psikiater.
Baedowi (2016) menyatakan bahwa ahli psikiatri serta psikolog sebagai
penentu dan pemberi treatment klinis gangguan emosi dan perilaku anak
berkebutuhan khusus, baik yang bersifat permanen maupun sementara. Oleh
karenanya, melihat karaktristik dari peserta didik yang tunagrahita maka
penting bagi sekolah untuk menyediakan ahli klinis ini,
d. Evaluasi Pembelajaran pada Pendidikan Inklusi
Permasalahan dalam evaluai pembelajaran terlihat pada tidak
didukungnya penyelenggaraan Ujian Nasional bagi ABK oleh pemerintah
setempat. Hal ini tentunya tidak adil bagi ABK. Oleh karen itu, pihak sekolah
hendaknya berusaha agar penyediaan evaluai pendidikan secara nasional tetap
dapat diakses oleh ABK. Hal ini dikarenakan, sampai saat ini nilai UN
merupakan salah satu indikator penentu pada pendaftaran di jenjang
pendidikan di Sekolah Menengah Pertama. Dalam permaslahan ini, pihak
sekolah harus selalu berkoordinasi dengan dinas pendidikan setempat dan
mengajukan permasalahannya, agar kebutuhan ABK trepenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Amka. (2020). Manajemen Sarana Sekolah Penyelenggara Inklusi. Sidoarjo:
Nizamia Learning Center. (Oktober, 2020)
http://eprints.ulm.ac.id/8172/1/Buku%20Pak%20Amka.pdf
Harahap, Dahniardi, dan Hastina, Nina. (2017). Implementasi Pendidikan Inklusif
SDN No. 067261 Medan Marelan. Fakultas Ilmu Pendidikan dan
Kaguruan, Universitas Nadatul Ulama, Sumatra Utara. (Oktober, 2020).
https://osf.io/reuk2/download/?format=pdf

Anda mungkin juga menyukai