Anda di halaman 1dari 23

29

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Pada bagian ini didiskripsikan temuan (hasil penelitian) dan
dilakukan pembahasan sesuai teori dan juga penelitian yang
relevan.

4.1 Hasil Penelitian

Bagian ini dideskripsikan profil SMA Negeri 1 Boja,


manajemen sarana dan prasarana sekolah meliputi perencanaan,
pengadaan, pengawaan dan pemeliharaan yang dilakukan di SMA
Negeri 1 Boja.
4.1.1 Profil SMA Negeri 1 Boja
SMA Negeri 1 Boja Kabupaten Kendal merupakan salah satu
lembaga pendidikan menengah umum di Kecamatan Boja. Sekolah
ini berdiri pada tahun 1985 melalui SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No. 0601/0/1985 dengan nomor
statistik 304032407015 menempati lahan seluas 2,8 ha yang
berlokasi di Jalan Raya Bebengan 203 D Kecamatan Boja
Kabupaten Kendal.
SMA Negeri 1 Boja memiliki visi terwujudnya SMA yang
religius, berdaya saing global, berwawasan lingkungan dan berakar
pada budaya bangsa. Adapun misinya adalah:Meningkatkan
ketersediaan layanan pendidikan di SMA Negeri 1 Boja berupa
sarana prasarana dan infrastruktur pendidikan (sekolah) dan
penunjang lainnya. Meningkatkan mutu dan relevansi layanan
pendidikan, sebagai upaya mencapai kualitas pendidikan dalam
rangka meningkatkan mutu dan daya saing di era global dengan
mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan,
tanpa membedakan layanan pendidikan
39 antar wilayah, suku,
agama, status sosial serta gender.Menjamin kepastian memperoleh
layanan pendidikan.Adanya jaminan bagi lulusan sekolah untuk

41
30

melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya atau mendapatkan


lapangan kerja sesuai kompetensi.
Dari periode 1985 sampai sekarang telah terjadi beberapa
pergantian kepala sekolah, berikut adalah nama-nama kepala
sekolah yang pernah dan sedang menjabat di SMA Negeri 1 Boja.
Kepala sekolah pertama kali Drs. Mintono, H.S, disusul Muchtomi,
B.A, Rusmoyo, B.A, Mahjudi, B.A, Drs. Muryono, S.H, Drs Wagiyo,
M.Pd, Dra. Anni Prabandari, Drs. Sutopo, M.Pd, Sunarto, S.Pd,
M.Pd dan Asari, S.Pd.
SMA Negeri 1 Boja telah menerapkan standar mutu ISO
9001: 2008 dan mendapatkan sertifikat ISO dari PT. Global Tahun
2011. Karena prestasinya, SMA Negeri 1 Boja menjadi Sekolah
Rintisan Berstandar Internasional (RSBI) pada tahun 2009 dengan
dasar Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Dirjen
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Nomor:
1823/C.C4/LL/2009 tanggal 24 Juni 2009. SMA Negeri 1 Boja
sampai tahun pelajaran 2014/2015 memiliki peserta didik
sejumlah 823 yang terdiri dari 275 laki-laki dan 548 perempuan,
dengan tenaga pendidik sebanyak 56 guru dan 19 orang tenaga
kependidikan.
SMA Negeri 1 Boja menempati pada lahan seluas 2,8 Ha,
dengan rombongan belajar sebanyak 27 kelas. Rasio antara luas
lahan dengan jumlah peserta didik adalah 34 m2/ peserta didik.
Sesuai dengan standar minimal untuk rombongan belajar antara
25-27 kelas yaitu 12,8 m2/ peserta didik, menunjukkan bahwa
SMA N 1 Boja sudah sangat memenuhi standar minimal yang
ditetapkan. Total bangunan gedung yang ada SMA N 1Boja adalah
4.680m2 sehingga rasio luas bangunan dengan jumlah peserta
didik mencapai 5,7 m2/ peserta didik. Jika dibandingkan batas
minimal untuk rombongan belajar 25-27 kelas yaitu 3,9,
menunjukkan sudah memenuhi standar minimal.
Sekolah ini dilengkapi dengan sarana prasarana tergolong
lengkap untuk mendukung pelaksanaan proses pembelajaran.
31

Fasilitas tersebut meliputi: 27 ruang kelas, 5 laboratorium yaitu


lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,
ruang OSIS, ruang gudang, ruang guru, ruang TU, ruang kepala
sekolah, ruang media, gedung serba guna dan sarana olahraga
(lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan voli, lapangan
bulutangkis dan perlengkapan tenis meja), kantin, mushola, toilet
guru dan peserta didik, tempat parkir serta pos satpam.

4.1.2 Manajemen Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja


Manajemen sarana dan prasarana sekolah di SMA Negeri 1
Boja dapat dilihat dari perencanaan, pengadaan, pengawasan dan
pemeliharaan.

4.1.2.1 Perencanaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja


Sarana dan prasarana sebelum diadakan perlu
direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan merupakan bagian
penting dari manajemen sarana dan prasarana. Perencanaan
sarana dan prasarana sekolah merupakan keseluruhan proses
perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan,
rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan perlengkapan
sesuai kebutuhan sekolah. SMA Negeri 1 Boja selalu membuat
perencanaan sebelum melakukan pembelian atau pengadaan
sarana dan prasarana sekolah. Alasan yang mendasar yang
disampaikan kepala sekolah mengapa perlu dibuat perencanaan
terlebih dahulu sebelum mengadakan pembelian atau pengadaan
sarana dan prasarana adalah untuk menghindari terjadinya
kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan karena kepala
sekolah yang bertanggung jawab dalam pengadaan sarana dan
prasarana. Ketika terjadi penyelewengan dan kesalahan dalam
pengadaan barang, maka yang pertama kali disalahkan adalah
kepala sekolah, seperti tercantum dari hasil wawancara dengan
kepala sekolah sebagai berikut :
32

Ya, harus dilakukan perencanaan dulu. Saya tidak mau


menanggung resiko akibat dari kesalahan dalam proses
pembelian dan pengadaan sarpras sekolah. Apalagi dalam
situasi yang harus serba transparan ini, kita harus dapat
mempertanggungjawabkan apa yang kita laksanakan, apa
dasarnya kita melakukan pembelian atau pengadaan sarpras
(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Perencanaan sarpras yang baik pada prinsipnya untuk


menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak
diinginkan. Di samping itu untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam pelaksanaannya. Biasanya terjadi kekeliruan
perencanaan karena kurang memandang kebutuhan ke depan dan
kurang cermat dalam menganalisis kebutuhan sesuai dengan dana
yang tersedia dan tingkat kepentingan, seperti tercantum pada
petikan wawancara dengan kepala sekolah berikut ini.
Saya bersama jajaran wakil kepala sekolah maupun komite
harus secara cermat dalam menentukan kebutuhan jangan
sampai terjadi kesalahan. Kami harus melihat ke depan,
apakah pengadaan sarpras tersebut benar-benar dibutuhkan.
Dan yang paling penting harus cermat dalam menganalisis
kebutuhan apakah sesuai dengan dana yang tersedia dan
tingkat kepentingan sekolah.
(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)
Melalui perencanaan yang dilakukan terlebih dahulu, pihak
sekolah dapat menentukan tujuan dilakukan pengadaan barang,
meletakkan dasar-dasar dan menentukan langkan yang akan
dilakukan, menghilangkan ketidakpastian karena sudah ada
dasarnya, dan menjadi pedoman atau dasar untuk pengawasan,
pengendalian bahkan penilaian agar nantinya kegiatan pengadaan
sarpras dapat berjalan efektif dan efisien. Hal ini sesuai dengan
pendapat kepala sekolah sebagai berikut.
Yang jelas dari perencanaan tersebut dapat membantu kami
menentukan tujuan pengadaan sarpras, sebagai pedoman
dalam mengambil langkah-langkah apa yang akan dilakukan.
Selanjutnya melalui perencanaan itu kami melakukan
pengadaan sarpras lebih mantap dan pasti dan yang
terpenting adalah sebagai pedoman untuk melakukan
33

pengawasan, pengendalian bahkan apabila dilakukan


penilaian atau monitoring dari pihak lain.
(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)
Agar tujuan pemenuhan tuntutan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah sesuai dengan kebutuhan maka pihak
manajemen SMA N 1 Boja dalam melakukan perencanaan
melibatkan berbagai unsur yang ada di sekolah yaitu kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru, kepala TU, bendahara dan
komite. Tujuannya agar unsur-unsur yang dilibatkan tersebut
memberikan masukan sesuai dengan bidang keahliannya, seperti
tercantum pada hasil wawancara dengan kepala sekolah.
Kami melibatkan wakil-wakil saya, perwakilan guru, kepala
TU, bendahara serta komite sekolah. Dengan keterlibatan
mereka saya harap memberikan masukan sesuai dengan
bidang keahliannya.
(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)
Perencanaan sarana dan prasarana sekolah yang dilakukan
oleh jajaran manajemen SMA N 1 Boja memperhatikan tujuan dan
kebermanfaatannya yang mengarah pada peningkatan kualitas
proses belajar mengajar sesuai dengan misinya yaitu meningkatkan
ketersediaan layanan pendidikan berupa sarana prasarana dan
infrastruktur penunjang lainnya.
Tujuan atau target yang akan dicapai digunakan sebagai
acuan dalam membuat perencanaan sarana dan prasarana
sehingga dapat dilakukan perkiraan biaya/harga yang diperlukan.
Perencanaan yang dilakukan dalam pengadaan sarana dan
prasarana oleh pihak manajemen juga memperhatikan sumber
daya manusia (SDM) pelaksana. Tidak semua guru mampu
melaksanakan tugas pengadaan sarpras di SMA Negeri 1 Boja,
sehingga kepala sekolah mempertimbangkan siapa yang pantas dan
mampu bertanggungjawab untuk melaksanakan pengadaan dan
pelaporannya. Pada umumnya kepala sekolah menunjuk guru
ataupun karyawan yang memiliki pengalaman dalam bidang ini.
Perencanaan sarana dan prasarana dilakukan dengan
mempertimbangkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan. Melalui
34

form usulan, pihak manajemen melakukan inventarisasi usulan


sehingga dapat diketahui bahan dan alat apa yang dibutuhkan.
Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama
dengan pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan
sarana dan prasarana di SMA Negeri 1 Boja dapat dilaksanakan.
Kesepakatan dan keputusan bersama diperoleh saat dilakukan
rapat internal oleh pihak manajemen. Agar pelaksanaan yang
dilakukan tidak menyalahi aturan maka pelaksanaannya mengikuti
pedoman atau standar jenis, kuantitas dan kualitas sesuai dengan
skala prioritas. Perencanaan pengadaan sarpras juga sesuai dengan
plafond anggaran yang disediakan, mengikuti prosedur yang
berlaku, mengikutsertakan unsur orang tua siswa melalui
perwakilan komite dan dilakukan secara fleksibel karena
disesuaikan dengan keadaan perubahan situasi yang tidak
disangka-sangka.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada hasil wawancara dengan
kepala sekolah sebagai berikut.
Yang terpenting harus diperhatikan dalam pengadaan
sarpras adalah segi kebermanfaatan-nya dalam
meningkatkan kualtias proses belajar mengajar. Selanjutnya
harus diperhatikan kejelasan dari perencanaan-nya seperti
sasaran atau target yang ingi dicapai, bentuk kegiatannya,
petugas pelaksana, bahan yang dibutuhkan, bahan dan
peralatan yang dibutuhkan, waktu pelaksanaan dan harus
realistis. Kami harus taat kesepakatan berdasarkan
keputusan bersama, berpedoman pada standar, sesuai
plafond anggaran, mengikutsertakan unsur orang tua,
fleksibel dan dapat didasarkan pada jangka pendek,
menengah dan panjang.
(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)
Prosedur yang dilakukan di SMA Negeri 1 Boja dalam
melakukan perencanaan sarana dan prasarana sekolah dilakukan
beberapa tahap sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi dan menganalisis kebutuhan sekolah
Identifikasi merupakan pencatatan dan pendaftaran secara
tertib dan teratur terhadap seluruh kebutuhan sarana dan
35

prasarana sekolah yang dapat menunjang kelancaran proses


belajar mengajar, baik untuk kebutuhan sekarang maupun akan
datang. Berkaitan dengan hal ini, kepala sekolah memberikan
tugas kepada semua wakil kepala sekolah melalui stafnya untuk
mengidentifikasi dan melakukan pencatatan kebutuhan barang
atau sarpras sesuai kebutuhan di bidangnya masing-masing.
2. Melakukan inventarisasi sarana dan prasarana yang ada
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis kebutuhan,
dilakukan pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan dan
pencatatan barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar
inventaris secara teratur menurut ketentuan yang berlaku. Terkait
dengan inventarisasi sarpras ini, bagian Tata Usaha melakukan
pencatatan barang, melakukan pemberian label pada barang atau
sarpras sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Mengadakan seleksi
Tahap berikutnya adalah mengadakan seleksi, perencanaan
sarana dan prasarana. Tahapan ini dilakukan berdasarkan hasil
inventarisasi barang, sehingga dapat diketahui sarpras mana yang
masih dalam kondisi baik, mana yang sudah rusak sehingga perlu
penggantian atau memang belum ada dan sifatnya mendesak
sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk diusulkan dalam
pengadaan sarpras. Prinsip yang dipegang di SMA N 1 Boja dalam
perencanaan pengadaan sarpras ada dua hal yaitu menyusun
konsep program dan melakukan pendataan. Ketika menyusun
konsep program, selalu diperhatikan: a) siapa penanggungjawab
yang memimpin pelaksanaan program, b) kegiatan konkrit apa yang
dilakukan, c) sasaran apa yang ingin dicapai, d) ada batasan waktu
yang jelas dan e) memiliki alokasi anggaran yang pasti untuk
melaksanakan program pengadaan sarpras. Ketika melakukan
pendataan, SMA N 1 Boja memperhatikan jenis, jumlah, dan
kondisi barang yang dibutuhkan.
Di dalam merencanakan kebutuhan dan penganggaran
sarana, prasarana pihak manajemen SMA N 1 Boja melakukan
36

koordinasi dengan baik dengan memperhatikan kondisi yang ada.


Perencanaan penganggaran merupakan rangkaian kegiatan dalam
memenuhi kebutuhan dengan memperhatikan kemampuan.
kegiatan perencanaan dan penentuan kebutuhan didasarkan atas
beban tugas dan tanggung jawab masing-masing unit sesuai
dengan anggaran yang tersedia dengan memperhatikan barang apa
yang dibutuhkan, dimana dibutuhkan, mengapa di-butuhkan,
berapa biayanya, siapa yang mengurus dan yang menggunakan.
Skala prioritas merupakan alasan yang penting dalam
pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sekolah, seperti
tercantum dari hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai
berikut.
Pembelian dan pengadan sarana dan prasarana sekolah
didasarkan pada kebutuhan. Kebutuhan tersebut tentu saja
diusulkan oleh masing-masing bidang yang dimasukkan
dalam RAPBS, sehingga pengadaan sarpras tidak dilakukan
secara mendadak, namun telah direncanakan terlebih
dahulu, kecuali ada hal-hal yang sangat mendesak. Di awal
tahun pelajaran, saya bersama Ka TU selalu mengumpulkan
para wakil-wakil saya dari setiap bidang untuk membuat
perencanaan anggaran termasuk di dalamnya usulan
pengadaan barang atau sarana prasarana yang dibutuhkan.
(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)
SMA Negeri 1 Boja memberikan kesempatan kepada semua
bidang untuk mengajukan sarana dan prasarana sekolah sesuai
dengan kebutuhan. Usulan–usulan tersebut dituliskan dalam
blangko usulan dan selanjutnya dilakukan seleksi berdasarkan
prioritas dan kondisi keuangan yang ada, seperti tercantum dari
hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut.
Semua berhak mengusulkan, namun harus sesuai prosedur
yang ada. Saya berikan kewenangan kepada para wakil
kepala sekolah untuk mengusulkan anggaran untuk
pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Tentu
saja berkaitan dengan bidangnya masing-masing. Para guru
dapat mengajukan sarana pendidikan melalui jalurnya
masing-masing, berkaitan dengan bidang kurikulum dapat
mengajukan melalui waka kurikulum, bidang humas dengan
37

waka humas dan bidang-bidang lainnya juga dilakukan


dengan cara yang sama.
(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Data hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa


manajemen sekolah sudah menerapkan manajemen secara
transparan, karena setiap bagian mendapatkan kesempatan untuk
mengusulkan pengadaan sarana dan prasarana guna mendukung
proses pembelajaran atau berjalannya kegiatan-kegiatan di sekolah,
seperti tercantum dari hasil wawancara dengan kepala sekolah
sebagai berikut.
Untuk mengajukan sarana dan prasarana sekolah dengan
menulis pada blangko/format yang sudah disediakan oleh
sekolah. Semua komponen dari wakil kepala sekolah, Tata
Usaha, guru diberikan formulir usulan sarana prasarana
yang dibutuhkan. Selanjutnya, usulan-usulan tersebut
ditampung dan dibahas dalam rapat manajemen. Untuk
sarpras dengan pembiayaan kecil cukup diputuskan oleh
kepala sekolah atau wakil kepala sekolah, sedangkan untuk
pengadaan atau pembelian sarpras dengan biaya besar
dirapatkan dengan pengurus komite.
(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)
Kriteria yang dijadikan sebagai pedoman bahwa usulan
pengadaan sarana dan prasarana sekolah tidak lepas dari faktor
kebutuhan dan skala prioritas. Berbagai pertimbangan untuk
merealisasikan usulan ke dalam RAPBS meliputi sarana prasarana
apa yang dibutuhkan, mengapa hal itu dibutuhkan, apakah
termasuk hal yang mendesak atau tidak, menyangkut kepentingan
yang paling utama atau pendukung, Pertimbangan lainnya harus
memperhatikan mengapa sarana dan prasarana tersebut
dibutuhkan dan seberapa besar biayanya, apakah sesuai dengan
kondisi keuangan yang ada. Selanjutnya usulan tersebut juga
dipertimbangkan pula bagaimana pengelolaannya. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai
berikut.
38

Yang kami jadikan pedoman untuk menentukan usulan


mana yang perlu disetujui berdasarkan skala prioritas. Tidak
hanya satu pertimbangan saja. kami harus melihat sarana
prasarana apa yang dibutuhkan, mengapa dibutuhkan,
berapa besar biayanya, siapa yang mengurus dan alasan apa
sarpras tersebut diusulkan.
(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Sumber-sumber pembiayaan untuk pengadaan dan


pembelian sarana prasarana di SMA Negeri 1 Boja terdapat tiga
pintu yaitu diusulkan melalui dana BOS, Iuran komite dan
Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI). Untuk menentukan
besarnya iuran komite maupun SPI ditentukan melalui rapat
bersama wali murid yang didasarkan pada usulan melalui RAPBS.
Secara umum prosedur yang ditetapkan oleh SMA N 1 Boja
berkaitan dengan perencanaan pengadaan atau pembelian sarana
dan prasarana sekolah dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: 1)
usulan dari masing-masing bagian menggunakan blangko atau
formulir usulan di awal tahun pelajaran, 2) memasukkan usulan-
usulan tersebut ke dalam RAPBS, 3) melakukan rapat pihak
manajemen yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan
pengurus komite, 5) melakukan rapat pleno dengan wali murid, 6)
melakukan penetapan pembiayaan dan 7) pelaksanaan pengadaan
sarana dan prasarana sekolah.
4.1.2.2 Pengadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja
Ada beberapa alternatif cara melakukan pengadaan sarana
dan prasarana sekolah antara lain: pembelian, pembuatan sendiri,
menerima hibah atau bantuan, penyewaan, pinjaman,
pendaurulagan, penukaran dan perbaikan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala sekolah memberikan gambaran bahwa
pelaksanaan pengadaan sarpras di SMA N 1 Boja yang sering
dilakukan adalah melakukan pembelian, menerima hibah atau
bantuan, pendaurulangan dan perbaikan, seperti tercantum dari
hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut:
39

Pada umumnya kami melakukan proses pembelian terhadap


barang-barang atau sarpras yang dibutuhkan. Hal ini lebih
praktis karena kita tinggal melakukan pembelian, ada bukti
kwitansi pembelian dan pelaporan. Di samping itu kita sering
mendapatkan hibah atau bantuan dari pemerintah
berdasarkan proposal yang kita usulkan. Hal ini juga relatif
praktis, kita tidak perlu melakukan pembelian, kita tinggal
menerima barang sesuai spesifikasi yang kita usulkan. Nah,
jika ada barang-barang yang rusak dan masih bisa
diperbaiki, kita lakukan perbaikan. Biasanya kita minta
tenaga yang ahli di bidangnya. Misalnya setiap tahun, pasti
ada kursi atau meja yang rusak, kita lakukan perbaikan
atau daur ulang dan kita mengundang tukang untuk
memperbaiki.
(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)
Prosedur yang dilakukan dalam pengadaan sarana dan
prasarana SMA N 1 Boja yang didanai oleh pemerintah didasarkan
pada Kepres No 80 Tahun 2003 yang disempurnakan melalui
Permen No 24 Tahun 2007. Secara umum pengadaan sarpras
tersebut dilakukan dengan cara: 1) Menganalisis kebutuhan dan
fungsi sarana dan prasarana; 2) Mengkalisifikasi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan; 3) Membuat proposal pengadaan
sarpras yang ditujukan kepada pemerintah; 4) Bidang disetujui
maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapatkan
persetujuan dari pihak yang dituju; 5) Setelah dikunjungi dan
disetujui maka sarana dan prasaran akan dikirim ke sekolah.
Menurut kepala sekolah, pengadaan sarpras ini sering
dilakukan oleh SMA N 1 Boja dengan mengusulkan kepada
pemerintah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal, Dinas
Pendidikan Propinsi Jawa Tengah maupun langsung ke
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ketika SMA N 1 Boja
ditunjuk menjadi sekolah RSBI, banyak bantuan yang diperoleh
dari pemerintah untuk mendukung keterlaksanaannya sekolah
berstandar Internasional.
Di samping dari pemerintah, pengadaan sarpras juga didanai
secara mandiri melalui uang komite berupa sumbangan orang tua
40

peserta didik. Ada beberapa prosedur yang dilakukan untuk


melakukan pengadaan sarpras sekolah dari sumber pembiayaan
dari komite. Pertama dilakukan inventarisasi kebutuhan oleh setiap
bagian melalui daftar usulan sarpras, dilakukan perekapan dan
melakukan pemilihan sesuai dengan skala prioritas, membuat
perencanaan anggaran dan dimasukkan dalam RAPBS, dilakukan
rapat bersama secara internal dengan jajaran manajemen sekolah
bersama perwakilan komite, dilanjutkan dengan rapat bersama wali
murid sehingga diputuskan tentang besarnya sumbangan dari wali
murid untuk pengadaan sarpras, setelah terkumpul biaya
sumbangan orang tua murid dapat digunakan untuk pengadaan
sarpras. Berikut ini hasil wawancara dengan kepala sekolah.
Prosedur yang digunakan untuk pengadaan sarpras di
sekolah pada umumnya kita berikan tanggungjawab kepada
masing-masing bidang untuk melakukan inventarisasi
kebutuhan menggunakan form usulan sarpras yang
mendukung proses belajar. Usulan-usulan tersebut dibawa
ke bagian sarpras untuk dilakukan pencatatan sebagai
bahan untuk melakukan rapat pengadaan sarpras. Dalam
rapat ini kami bahas, sarpras apa saja yang sekiranya sangat
mendesak, penting dan perlu segera diadakan, serta
membahas anggaran untuk pengadaannya. Anggaran ini
selanjutnya dimasukkan dalam RAPBS dan dilakukan rapat
secara internal dengan wakil kepala sekolah dan perwakilan
komite. Hasil rapat ini digunakan untuk menentukan
besarnya sumbangan dari orang tua untuk pengadaan
sarpras yang dirapatkan bersama wali murid.
(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)
Untuk melakukan pengadaan sarana dan prasarana sekolah
sesuai dengan yang tercantum di RAPBS, kepala sekolah membuat
surat keputusan tentang panitia pengadaan sarpras. Panitia inilah
yang bertugas melaksanakan pengadaan sarpras yang dapat
bekerja sama dengan pihak luar sebagai rekanan. Pada umumnya
untuk pengadaan sarpras dengan biaya besar yaitu di atas Rp
50.000.000 dilakukan pelelangan, sedangkan di bawah Rp
50.000.000 dilakukan swa kelola.
4.1.2.3 Pengawasan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja
41

Pengawasan merupakan bagian penting dalam pengadaan


sarpras. melalui pengawasan, kualitas dan kuantitas sarpras dapat
dikendalikan sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam
perencanaan. Pengawasan pengadaan sarpras di SMA N 1 Boja
dilakukan oleh kepala sekolah yang dibantu oleh panitia yang
bertugas melakukan pengecekan. Hasil pengecekan selanjutnya
ditulis dalam berita acara. Bentuk pengawasan lainnya adalah
berupa laporan pengadaan sarpras yang oleh panitia yang
dilaporkan kepada kepala sekolah. Laporan tertulis yang
dilengkapi dengan kwitansi, foto-foto kegiatan dan hasil pengadaan
sarpras sebagai bukti transparansi pengadaan sarpras.

4.1.2.4 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja


Setelah dilakukan pengadaan sarpras dan pengawasan,
hal yang paling penting adalah melakukan pemeliharaan sarana
dan prasarana yaitu proses kegiatan untuk melaksanakan
pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana
selalu dalam keadaan baik dan siap digunakan secara berdaya
guna dan berhasil guna dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Pemeliharan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari
kerusakan sarpras, sehingga kondisinya baik dan selalu siap
digunakan. Pemeliharaan ini mencakup daya upaya yang terus
menerus untuk mengusahakan agar sarpras tetap dalam keadaan
baik.
Menurut pendapat kepala SMA N 1 Boja, pemeliharaan
merupakan bagian yang lebih sulit daripada pengadaan sehingga
diperlukan kesadaran dari setiap unsur untuk ikut melakukan
pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah.
Pemeliharaan merupakan bagian yang paling penting setelah
dilakukan pengadaan sarpras. Yang paling sulit sebenarnya
adalah perawatan, karena tidak semua komponen di sekolah
ini mau melakukan perawatan terhadap sarpras di sekolah.
Ini yang harus ditingkatkan untuk melakukan perawatan
oleh semua komponen di sekolah ini.
(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)
42

Beberapa alasan mengapa pemeliharaan perlu dilakukan,


antara lain untuk mengoptimalkan usia pemakaian, menjamin
kesiapan operasioanl sehingga mendukung kelancaran pekerjaan
sehingga diperoleh hasil yang optimal. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada hasil wawancara dengan kepala sekolah berikut.
Perawatan menjadi hal penting karena untuk
mengoptinmalkan usia pakai sarpras itu sendiri. hal ini
sangat penting terutama dilihat dari aspek biaya, karena
untuk melakukan pembelian suatu peralatan misalnya akan
jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian
dari peralatan itu sendiri. Yang lebih penting lagi untuk
menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung
kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal.
(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)
Ada beberapa macam pemeliharaan yang dilakukan di SMA
Negeri 1 Boja Kendal antara lain: pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala, perawatan darurat dan perawatan prefentif.
Perawatan secara rutin pada umumnya dilakukan oleh
tenaga pesuruh yang masuk di bagian Tata Usaha. Di SMA N 1
Boja memiliki 5 orang yang bertugas sebagai tenaga kebersihan. Ia
memiliki tugas secara rutin melakukan pembersihan terhadap
saluran drainase dari sampah dan kotoran, pembersihan ruangan-
ruangan dan halaman dari sampah dan kotoran, pembersihan
terhadap kaca, jendela, kursi, meja, lemari dan lain-lain. Petugas-
petugas tersebut juga memiliki tangungjawab untuk pembabatan
rumput semak yang tidak teratur dan melakukan pembersihan dan
penyiraman kamar mandi/WC untuk menjaga kesehatan.
Perawatan secara berkala yang dilakukan di SMA N 1 Boja
pada umumnya dilakukan oleh tenaga khusus yang bekerjasama
dengan pihak luar. Beberapa kegiatan perawatan secara berkala
seperti perbaikan dan pengecetan kusen, pintu, tembok dan
komponen lainnya yang sudah terlihat kusam serta untuk
mencegah terjadinya karat. Perbaikan mebelar (lemari, kursi, meja
dan lainnya) yang mengalami kerusakan juga dilakukan oleh pihak
luar seperti menggunakan jasa tukang.
43

Perawatan darurat pada umumnya dilakukan oleh pihak luar


yang memiliki keahlian khusus. Kerusakan yang tidak terduga dan
membahayakan apabila tidak diantisipasi secepatnya perlu
ditangani secara khusus oleh orang yang ahli. Kerusakan
komponen listrik yang tidak bisa ditangani sendiri maka sekolah
meminta bantuan dari tenaga PLN langsung.
Perawatan preventif merupakan perawatan yang dilakukan
pada selang waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara
rutin dengan beberapa kriteria yang ditentukan sebelumnya.
Tujuan perawatan ini untuk mencegah atau mengurangi
kemungkinan sarana dan prasarana tidak bekerja dengan normal
dan membantu agar sarana dan prasarana dapat aktif sesuai
fungsinya.
Prosedur yang dilakukan SMA Negeri 1 Boja dalam
melakukan perawatan prefentif antara lain: 1) menyusun program
perawatan prefentif di sekolah; 2) membentuk tim pelaksana
perawatan preventif sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, kepala tata usaha dan tata usaha; 3) menyiapkan
jadwal tahunan kegiatan perawatan untuk setiap peralatan dan
fasilitas sekolah; 4) menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai
hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian sekolah; 5)
memberi penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan
kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran
dalam merawat sarana dan prasarana sekolah.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Perencanaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja
Pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan di SMA
Negeri 1 Boja menurut prosedur yang dilakukan yaitu harus
melakukan perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan dilakukan
agar pengadaan dapat berjalan secara efektif, dari segi pembiayaan
tidak mengalami pemborosan dan dari sisi kualitasnya sesuai
dengan spesifikasi yang diharapkan. Agar pengadaan sarana dan
44

prasarana efektif, maka dalam melakukan perencanaan


memperhatikan sarana prasana apa yang diusulkan dan sifatnya
mendesak menjadi prioritas, siapa yang dianggap sanggup dan
mampu bertanggungjawab melaksanakan pengadaan sarana dan
prasarana sekolah. Dari perencanaan akan terlihat pula waktu
pengadaan yang sesuai dengan analisis kebutuhan dan
prioritasnya. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana yang
dilakukan di SMA Negeri 1 Boja sesuai dengan prinsip-prinsip
perencanaan dalam manajemen.
Perencanaan dalam suatu manajemen akan memberikan cara
pandang secara menyeluruh terhadap pekerjaan yang akan
dilaksanakan, siapa yang akan melaksanakan dan kapan akan
dilaksanakan (Herlambang, 2012: 19). Pendapat Siagian (2007: 35)
menyatakan bahwa perencanaan merupakan suatu kegiatan untuk
menetapkan tujuan yang ingin dicapai beserta menetapkan strategi
untuk mencapai tujuan tersebut, dengan kata lain perencanaan
merupakan usaha konkretisasi langkah-langkah yang harus
ditempuh yang dasar-dasarnya telah ditetapkan dalam strategi
organisasi.
Pengadaan sarana dan prasarana sekolah merupakan
kegiatan rutin yang dilakukan oleh sekolah setiap tahunnya. Agar
pengadaan sarana dan prasarana dapat berjalan secara efektif dan
efisien, diperlukan perencanaan yang matang, karena melalui
perencanaan tersebut maka sarana dan prasana apa saja yang
perlu diadakan akan terinventarisasi secara jelas, siapa yang akan
melaksanakan, dan kapan pengadaan sarana dan prasarana akan
dilakukan.
Hasil penelitian mengenai perencanaan sarana prasarana di
SMA Negeri 1 Boja menunjukkan sekolah melakukan perencanaan
terlebih dahulu sebelum pengadaan sarana dan prasarana. Di
dalam perencanaannya, pihak manajemen sekolah melakukan
analisis kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana. Hal ini
dilakukan dengan melakukan pencatatan kebutuhan barang atau
45

sarpras di masing-masing bidang di setiap wakil kepala sekolah,


tata usaha dan kepala perpustakaan. Analisis kebutuhan ini
bertujuan untuk melihat tingkat kebutuhan dari masing-masing
bidang sebagai acuan untuk membuat rencana anggaran
pengadaan sarana dan prasarana. Sesuai dengan pendapat Terry
(2005) bahwa perencanaan merupakan penetapan pekerjaan yang
akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak
diinginkan dan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam
pelaksanaannya.
Penelitian serupa oleh Tangela (2013), Darmastuti (2010) dan
Kurniawati (2013) juga memberikan gambaran bahwa pengadaan
sarana dan prasarana di sekolah dilakukan dengan perencanaan
terlebih dahulu untuk menganalisis kebutuhan yang diperlukan.
Implementasi perencanaan tersebut pada umumnya dalam bentuk
master plan dan rencana operasional.
Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah di
SMA Negeri 1 Boja dituangkan dalam bentuk RAPBS, yang
prosesnya dilakukan dengan cara pengisian blangko pengadaan
sarana prasarana yang diperlukan dari masing-masing bagian yang
dibawa pada rapat manajemen bersama komite sekolah dan rapat
pleno bersama orang tua/wali siswa.
Analisis kebutuhan dalam tahap perencanaan adalah
inventarisasi sarana prasarana yang ada. Hal ini dilakukan untuk
melakukan sinkronisasi antara kebutuhan dari masing-masing
bidang dengan kondisi dan persediaan barang atau sarana
prasarana yang sudah dimiliki. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi. SMA Negeri 1 Boja juga
melakukan proses seleksi pengusulan sarana dan prasarana
sekolah. Usulan pengadaan sarana dan prasarana dilakukan
seleksi dengan mempertimbang-kan tingkat prioritas dan kondisi
pendanaan yang ada.
46

Prosedur seleksi merupakan bagian yang penting dalam


perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Melalui
seleksi akan diperoleh usulan-usulan yang benar-benar
mencerminkan kebutuhan dan hal-hal yang penting sehingga
pengeluaran akan sesuai dengan nilai kebermanfaatan untuk
mendukung proses pembelajaran. Kegiatan seleksi ini pada
prinsipnya sesuai dengan prosedur perencanaan sarana prasarana
yang diatur menurut ketentuan Depdiknas (2007) yaitu
mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan, meng-inventarisasi
sarana dan prasarana yang ada dan mengadakan seleksi.
Dilihat dari prosedurnya, SMA Negeri 1 Boja sudah
menggunakan prosedur yang jelas dan terarah. Setiap usulan
digunakan formulir usulan, hasilnya dimasukkan dalam daftar
usulan yang akan dimasukkan ke dalam RPBS, dilanjutkan dengan
rapat manajemen untuk melakukan identifikasi dan penyeleksian
usulan dengan memperhatikan tingkat prioritas, berlanjut dengan
rapat pleno dan penetapan pembiayaan dan siap untuk melakukan
pengadaan sarana dan prasarana.
Meskipun sudah dilakukan prosedur secara terarah, namun
ada beberapa kendala yaitu di saat melakukan identifikasi
kebutuhan yaitu memerlukan waktu yang relatif lama dan terdapat
usulan yang tidak sesuai dengan kebutuhan, sumber dana yang
kurang mencukupi. Apabila terkait dengan pendanaan yang berasal
dari pemerintah melalui BOS, terdapat prosedur-prosedur yang
rumit. Perencanaan sarana prasarana di SMA Negeri 1 Boja
memiliki kendala- kendala yaitu pengidentifikasian kebutuhan
membutuhkan waktu lama dan terdapat usulan yang tidak sesuai
kebutuhan,sumber dana yang kurang mencukupi dari sebagian
peserta didik dan birokrasi pemerintah yang rumit.Faktor
pendukung perencanaan sarana prasarana yaitu budaya
manajemen yang terbuka .Kendala-kendala perencanaan sarana
prasarana di SMA Negeri 1 Boja dapat diatasi dengan usulan yang
47

diterima berdasarkan perwakilan dengan setiap usulan


disesuaikan kebutuhan.

4.2.2 Pengadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja


Pengadaan sarana dan prasarana sekolah merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan jenis dan prasarana
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai
tujuan yang ditetapkan (Depdiknas, 2007). Pengadaan sarana dan
prasarana di SMA Negeri 1 Boja berpedoman pada perencanaan
yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen pengadaan
sarana dan prasarana dilakukan secara teratur dan terarah, karena
setiap pengadaan dilakukan berdasarkan perencanaan yang ada.
Perkembangan saat ini, sumber pembiayaan di SMA Negeri 1
Boja diperoleh dari sumbangan orang tua peserta didik dan dari
pemerintah melalui BOS. Penggunaan dana harus mengacu pada
prinsip transparansi, sehingga setiap pembelian dan pengadaan
sarana dan prasarana tidak dapat dilakukan tanpa perencanaan
terlebih dahulu. Prinsip ini sesuai dengan apa yang diatur oleh
Depdiknas (2007) yang menyatakan bahwa pengadaan sarana dan
prasarana sekolah merupakan bentuk kegiatan penyediaan sarana
dan prasarana sekolah sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan
dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat
dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kata kunci prinsip tersebut adalah dapat dipertanggungjawabkan
dari pembiayaan, pelaksanaan maupun spesifikasinya sesuai
dengan perencanaan yang dilakukan dan yang telah disetujuinya.
Ada tiga cara untuk melakukan pengadaan sarana dan
prasarana yaitu pembelian, bantuan dan perbaikan. Ketiganya
berdasarkan pada perencanaan yang ada. Dalam manajemen,
pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang utama.
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan. Actuating
merupakan usaha untuk menggerakkan sekelompok orang dengan
terencana sehingga mencapai tujuan organisasi yang diinginkan
48

(Terry & Rue, 2010: 168). Terkait dengan fungsi manajemen ini,
pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi
utama setelah perencanaan dilakukan.
Pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan di SMA
Negeri 1 Boja dilakukan berdasarkan sumber pendanaannya.
Ketika pendanaan berasal dari dana dari komite maupun BOS,
maka pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan RAPBS yang
ada.
Kepala sekolah membuat surat keputusan tentang panitia
pengadaan barang yang selanjutnya dapat dilakukan melalui
swakelola maupun pelelangan dengan pihak kedua. Ketika
pengadaan sarana dan prasarana didanai dari dana BOS, maka
pengadaan sarana dan prasarana dilaksanakan ketika dana BOS
sudah dicairkan. Pelaksanaannya juga diatur tersendiri sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Pengadaan sarana dan prasarana
yang didanai oleh BOS dilakukan dengan prosedur yang lebih teliti,
karena akan menyangkut bagaimana proses pertanggung-jawaban
dan pelaporannya.
Pengadaan sarana dan prasarana yang diperoleh dari proses
hibah atau bantuan dari pemerintah dilakukan dengan prosedur
yang telah disepakati dengan pemerintah. Hibah atau bantuan yang
selama ini diperoleh di SMA Negeri 1 Boja berdasarkan
dokumentasi adalah pembangunan gedung untuk ruang kepala,
guru dan TU yang diperoleh pada tahun 2014. Sesuai dengan
prosedur menurut Permen No 24 Tahun 2007 pengadaan sarana
dan prasarana yang diperoleh dari hibah dilakukan dengan
pembuatan proposal pengadaan sarana dan prasarana berdasarkan
analisis kebutuhan, kalisifikasi sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dan setelah disetujui dilakukan pengadaan sarana dan
prasarana melalui swakelola.
Pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan di SMA
Negeri 1 Boja dilakukan melalui satu pintu yaitu melalui wakil
kepala sekolah bidang sarana dan prasarana dengan persetujuan
49

kepala sekolah dengan alokasi dana sesuai yang tercantum dalam


RAPBS. Pengadaan sarana prasarana di SMA Negeri 1 Boja
memiliki kendala- kendala yaitu biaya yang belum ideal untuk
pengadaan kebutuhan sarana prasarana sekolah karena sumber
biaya yang relatif terbatas maka pengadaan menggunakan skala
prioritas.Faktor pendukung pengadaan sarana prasarana yaitu
budaya manajemen yang terbuka dan ada pengurus komite yang
berlatar belakang pengusaha dapat memperlancar pengadaan
sarana prasarana sekolah .Kendala-kendala pengadaan sarana
prasarana di SMA Negeri 1 Boja dapat diatasi dengan bekerjasama
dengan pihak kedua atau pengusaha yang mampu dan dapat
dibayar pada kemudian hari apabila dana dari peserta didik sudah
membayar.

4.2.3 Pengawasan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja


Pengawasan merupakan bentuk kegiatan dalam manajemen
sarana dan prasarana untuk melakukan proses pengontrolan
spesifikasi, pengontrolan pelaksanaannya. Pengawasan merupakan
proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih
menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 2007:
125). Sedangkan menurut Handoko (2008: 360), pengawasan dapat
juga berarti menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-
tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standart yang telah
ditetapkan sebelumnya, menetapkan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tin-dakan koreksi
yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan dipergunakan dengan cara efektif dan efisien dalam
pencapaian perusahaan. Hal senada dikemukan oleh Terry dan Rue
(2010:10) pengawasan adalah kegiatan mengukur pelaksanaan
dengan tujuan-tujuan menentukan sebab-sebab penyimpangan
dan mengambil tindakan-tindakan korektif bilamana diperlukan.
50

SMA Negeri 1 Boja selalu melakukan pengawasan terhadap


segala bentuk pengadaan sarana dan prasarana apalagi yang
memerlukan biaya yang tinggi. Bentuk pengawasan yang dilakukan
berupa pengecekan terhadap laporan kegiatan pengadaan sarana
dan prasarana, maupun pengecekan saat pengadaan berlangsung.
Demi terjaminnya adanya keterbukaan, maka manajemen SMA
Negeri 1 Boja melakukan proses open manajemen dengan membuat
pelaporan yang dilengkapi dengan kwitansi, foto-foto kegiatan dan
pengecekan spesifikasi dengan standar yang ada dalam
perencanaan,sedangkan kendala-kendala dalam pengawasan
sarana prasarana sekolah di SMA Negeri 1 Boja adalah sumber
daya manusia yang terbatas sedangkan sarana prasarana yang
perlu diawasi sangat banyak dan menyebar tempatnya,faktor
pendukung pengawasan sarana prasarana sekolah adalah lokasi
yang tertutup pagar keliling dan sistem keamanan 24 jam.
4.2.4 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja
Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah merupakan
kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar
semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap
untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam
mencapai tujuan pendidikan (Depdiknas, 2007). Pemeliharaan
sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang penting setelah
dilakukan pengadaan dan pengawasan.
Pengadaan jauh lebih mudah dibandingkan pemeliharaan.
Berkaitan dengan kegiatan ini, SMA Negeri 1 Boja memiliki sumber
daya manusia yang khusus mengurusi penyimpanan atau tenaga
inventarisasi yang berasal dari staf tata usaha namun masih
kekurangan tenaga yang mumpuni serta tempat yang cukup untuk
menyimpan sarana prasarana. Penyimpanan dan inventarisasi
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pemeliharaan.
Penggunaan sarana dan prasarana yang tidak diatur dan tidak
dilakukan pengontrolan secara tepat akan cepat mengalami
kerusakan karena tidak ada rasa tanggungjawab dari pengguna.
51

Dengan adanya petugas yang melakukan pencatatan keluar


masuknya barang yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran
akan memperkecil resiko kerusakan.
Kondisi yang terjadi di SMA Negeri 1 Boja sudah memiliki
prosedur penggunaan sarana dan prasarana sekolah yang tertuang
dalam dalam ISO, 2008, namun pelaksanaannya belum dilakukan
secara optimal. Hanya sebagian yang menggunakan sesuai
prosedur.
Pemeliharaan sarana dan prasarana seperti gedung
dilakukan oleh tenaga kebersihan yang melakukan proses
perawatan secara rutin, berkala dan insidental. Pemeliharaan alat-
alat khusus dilakukan oleh tenaga khusus yang memiliki
kemampuan memelihara peralatan tersebut,sedangkan kendala-
kendala pemeliharaan sarana prasarana adalah dana pemeliharaan
yang terbatas,tempat yang belum memadai serta sumber daya
manusia yang terbatas. Kendala pemeliharaan sarana prasarana
dapat diatasi dengan merekayasa atau mengkanibal sarana
prasarana yang rusak dengan tenaga sendiri untuk yang mampu
diatasi tanpa memanggil tenaga profesional, apabila ada sarana
prasarana yang rusak sedangkan tenaga dari intern tidak mampu
baru memanggil atau mengirim ketenaga luar yang professional.
Pemeliharaan sarana dan prasarana di SMA Negeri 1 Boja
merupakan tanggungjawab bersama. Program yang dilakukan oleh
SMA Negeri 1 Boja dalam rangka pemeliharaan sarana prasana
dilakukan satu bulan sekali melibatkan semua komponen dari
siswa, guru dan tenaga TU, namun pemeliharaan rutin setiap
harinya dilakukan oleh petugas kebersihan.

Anda mungkin juga menyukai