Anda di halaman 1dari 5

NAMA : RETNO TRI JAYANTI

NIM 857038893

Tugas Tutorial 3
PDGK 4104 Prespektif Pendidikan SD
Salut Ambarawa Pringsewu
Minggu, 26 November 2023

Petunjuk:

1. Bacalah Naskah soal dengan baik


2. Tugas dikerjakan pada silayar.ut.ac.id
3. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tersetruktur logis dan sistematis
sehingga menjadi konsep yang utuh
4. Hasil perkerjaan anda di kirimkan pada pertemuan ke 7
5. Selamat mengerjakan semoga

sukses Soal:

1. Setiap tanggal 25 November dalam rangka merayakan hari ulang tahun PGRI
menyelenggarakan berabgai macam kegiatan lomba untuk anak-anak SD Para guru
SD di kerahkan untuk menyelenggarakan lomba tersebut. Apakah peran guru SD
dalam lomba tersebut dapat disebut sebagai upaya untuk meningkatkan
profesionalitas? Jelskan jawan anda?
2. Mengapa setiap sekolah perlu mengembangkan Kurikulum?
3. Bagaimanakah pendapat saudara terhadap perbedaan antara sarana dan
prasarana sekolah yang ada di daerah perkotaan dengan sekolah ada pada daerah
terpencil?
4. Jika sekolah akan melakukan evaluasi program pembelajaran secara lengkap,
komponen-komponem apa saja yang harus dinilai? Bagaimana cara anda
menilai setiap komponem tersebut?
5. Menurut anda apa kelebihan guru SD yang sudah memiliki kualifikasi S1
PGSD? Bagaimana dampak kelebihan tersebt bagi pembelajaran yang menjdi
tanggung jawabnya? Berikan contohnya sesuai kondisi di sekolah saudara?
JAWABAN :

1. Dilihat pada perannya dalam aspek relasi-sosial yang terbangun antara guru dan siswa
memang secara profesionalitas hakikat guru untuk mengajar. Tetapi dengan
diselengarakan nya lomba antara guru dan siswa, akan meningkatkan rasa persahabatan
antara guru dan siswa. Jadi, guru tidak hanya mengajar secara monoton, ada juga interaksi
secara sosial rekreasi. Sehingga, timbul daya siswa dalam bersosialisasi terhadap sesama,
yang menunjang dan menaikan profesionalitas guru sebagai pengajar. Dan sebagai
tambahan, bahwa dapat diperhatikan juga peran guru dalam upaya meningkatkan
profesionalitas dilakukan dengan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk
memperbaiki pembelajaran, mengikuti berbagai pelatihan, mengikuti seminar ilmiah,
berpartisipasi aktif dalam organisasi profesi guru, atau mengikuti perkembangan.

2. Setiap sekolah perlu mengembangkan kurikulum karena fungsi kurikulum sendiri bisa
disebut sebagai pedoman kerja bagi pihak pendidik atau guru. Dengan adanya kurikulum,
pendidik atau guru dapat mengadakan evaluasi terhadap perkembangan peserta didik
dalam menyerap ilum dan pengalaman yang telah diberikan. Berikut beberapa alas an
perlu adanya pengembangkan kurikulum, diantaranya :
a) Amanat dari Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menuntut penerapan prinsip demokrasi, desentralisasi, keadilan, dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia untuk melayani peserta didik dan masyarakat
yang beragam.
b) Berlandaskan filosofis dan teoretis yang memang menuntut kurikulum untuk harus
dekat dengan lingkungan anak serta perlunya kurikulum yang bersifat lokal tetapi
berorientasi nasional yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan
nasional dan tujuan pendidikan di jenjang SD.

3. Menurut pendapat saya, perbedaan yang paling mendasar sarana dan prasarana sekolah
yang ada di daerah perkotaan dengan sekolah ada pada daerah terpencil yaitu terkait
kurang memadainya sarana dan prasarana penunjang yang ada, terutama bagi yang
mengajar di daerah yang secara geografis daerah terpencil, sehingga banyak peserta didik
yang merasakan dampak dan kerugian dari hal tersebut serta kurangnya perhatian
pemerintah terhadap masa depan mereka. Sedangkan, bagi yang mengajar di daerah
perkotaan yang telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang mungkin tidak
mengalami kendala tersebut. Maka dari itu, hendaknya Pemerintah untuk dapat
memenuhi sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan bagi lancarnya proses
belajar-mengajar, khususnya di SD dengan lebih baik lagi.
Adapun indikator yang patut disebut menjadi sumber terbatasnya sarana dan prasarana
penunjang :
a) Letak geografis SD yang memang jauh sehingga untuk menjangkaunya diperlukan
waktu dan alat transportasi yang memadai, sehingga berakibat apa yang telah ada
tidak mampu untuk dirawat dan dipelihara karena kurangnya tenaga pendidik dan
kependidikan yang ada.
b) Penyebab memprihatinkannya kondisi SD karena kekurang-sinkronan informasi
antar-instansi yang terkait. Akibatnya, kerusakan yang terjadi dapat saja dimaknai
sebagai kekurang-pedulian pihak-pihak yang semestinya tidak boleh terjadi.

4. Dalam melakukan evaluasi program pembelajaran secara lengkap, terdapat komponen-


komponen yang harus dinilai tidak hanya untuk mengetahui hasil belajar, melainkan
evaluasi atau penilaian juga perlu dilakukan untuk menilai proses pengajaran yang telah
dilakukan oleh guru. Evaluasi untuk mengetahui hasil belajar bisa digunakan untuk acuan
mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar siswa, untuk penilaian pengajaran tentu
juga dapat digunakan untuk mengetahui kemajuan pengajaran serta mengetahui
kekurangan dan kelemahan pengajaran yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian guru
dapat memperbaiki sistem mengajar yang dipakai olehnya sehingga kemampuan dan
kualitas mengajar guru dapat menjadi semakin baik dan semakin baik. Untuk menilai
setiap komponen tersebut, salah satunya digunakan model yang cukup populer adalah
model CIPP, yang merupakan singkatan dari context, input, process, dan product. Context
terkait dengan lingkungan tempat program beroperasi, seperti karakteristik masyarakat
tempat berlangsungnya program pemberantasan buta aksara (PBA). Input terkait dengan
masukan yang akan berperan dalam proses PBA, seperti peserta PBA, tutor, kurikulum,
fasilitas,. Process adalah proses pelaksanaan program. Dan product adalah produk yang
dihasilkan oleh program. Dalam contoh ini jumlah peserta yang berhasil menjadi melek
aksara. Dengan demikian, informasi harus dikumpulkan dari berbagai komponen
program, sesuai dengan model yang diterapkan.
Dalam evaluasi program pembelajaran, context yang dinilai adalah lingkungan belajar
yang mencakup suasana sekitar ruang pembelajaran, seperti kenyamanan atau sikap
masyarakat sekitar terhadap pembelajaran; sedangkan sebagai input yang dinilai adalah
rencana pembelajaran yang dibuat guru, buku pelajaran dan sumber lain beserta media
yang digunakan, kemampuan dan motivasi siswa, serta kemampuan guru. Selanjutnya,
proses pembelajaran, penilaian proses dan hasil belajar siswa serta tindak lanjutnya, juga
harus ditelaah secara cermat, jika benar-benar evaluasi program pembelajaran yang
lengkap dan/ komprehensif hendak dilakukan. Anda dapat menggunakan tabel berikut
yang sudah dilengkapi dengan contoh :

5. Menurut pendapat saya, kelebihan guru SD yang sudah memiliki kualifikasi S1 PGSD
diantaranya terletak pada kemampuan memperbaiki pembelajaran melalui PTK,
kemampuan berperan pendidikan di tingkat lokal, regional, nasional, maupun global,
kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, baik untuk serta dalam
kegiatan kepentingan pembelajaran, maupun untuk mengembangkan wawasan. Adapun
dampak kelebihan tersebut bagi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, karena
keterampilan yang memadai serta sikap yang memungkinkan untuk menunjukan tindakan
tersebut secara cerdas, yang nantinya juga akan berpengaruh pada kadar peran yang dapat
ditunjukkan dalam pembelajaran. Selain itu juga akan menunjukkan bahwa guru tersebut
seorang pendidik yang profesional sesuai amanat UU no 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen. Agar dapat menjalankan perannya secara maksimal, seorang guru SD harus
menguasai kompetensi yang dipersyaratkan tersebut. Namun, kenyataannya, belum
semua guru SD menguasai kompetensi yang ditetapkan tersebut, sehingga terjadi variasi
kemampuan yang cukup besar. Di samping guru yang sangat kreatif, yang selalu
berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, tidak
sedikit pula guru SD yang menjalankan tugasnya secara rutin. Hal ini sangat bertentangan
dengan niat profesionalisasi jabatan guru, implikasi dari bervariasinya kualifikasi dan
kompetensi guru pada kualitas pendidikan yang diselenggarakan di satu SD adalah
kualitas lulusan yang bervariasi pula. Sebagai contoh diri saya sendiri, sebagai Lulusan
S1 Pendidikan Ekonomi, tentunya bukan ranah untuk menjadi seorang guru SD, maka
dari itu, untuk menjadikan seorang guru yang profesional saya menempuh pendidikan
kesetaraan dengan mengambil program BI-PGSD di Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai