Disusun oleh:
Septi Handayani
NIM: X902308822
Laporan akhir praktik pengalaman lapangan ini telah diterima, disetujui dan
disahkan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Program Profesi Guru, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta di SMA Negeri 2 Surakarta
tahun Pelajaran 2023/2024 yang disusun oleh:
Nama : Septi Handayani
NIM : X902308822
Telah disahkan pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 08 Desember 2023
Menyetujui,
Kepala Prodi PPG, Kepala Sekolah,
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan
sayang sehingga kami dapat melaksanakan dan menyelesaikan laporan Hasil Observasi
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 1.
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas Praktik Pengenalan Lapangan (PPL) 1
Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2023 di Universitas
Sebelas Maret. Kami menyadari bahwa laporan ini dapat selesai dengan bantuan, dukungan,
bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan
terima kasih kepada:
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan pelaksanaan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
laporan ini. Akhirnya, penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca terutama di lingkungan SMA Negeri 2 Surakarta serta pihak-pihak lain yang
memerlukan.
Septi Handayani
3
DAFTAR ISI
4
DAFTAR TABEL
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal yang krusial berkenaan dengan kemajuan sebuah
bangsa dan negara. Pendidikan merupakan awal seseorang dapatkan di rumah, orang tua
yang berperan mendidik anak-anaknya. Pendidikan dilanjutkan di jenjang formal, yaitu
sekolah, sebagai perwujudan kepedulian negara, lingkungan terhadap dunia pendidikan,
dan gurulah yang menjadi pemeran utama. Guru sebagai tenaga kependidikan merupakan
salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sehingga dituntut untuk
memiliki kompetensi pedagogik, professional, sosial, dan kepribadian.
Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (UUGD). mengamatkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya dalam Pasal 8 UUGD
menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Sesuai dalam Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi bahwa pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah
program sarjana yang menyiapkan Mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan
persyaratan keahlian khusus.
6
Untuk mencapai tujuan tersebut, PPG Prajabatan mengedepankan penguatan
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional melalui clinical practice atau program praktik lapangan yang diintegrasikan
dalam perkuliahan. Sebagai calon guru pemula, mahasiswa PPG Prajabatan perlu dibekali
pengalaman pembelajaran yang bermakna yang nantinya akan bermanfaat ketika mengajar
di kelas. Hal ini dilaksanakan dengan perkuliahan berbasis kegiatan dan refleksi yang
dikombinasikan dengan praktik lapangan, termasuk di sekolah tempat guru pemula akan
ditugaskan. Pelaksanaan PPG Prajabatan melibatkan pengajar dari unsur akademisi,
praktisi pendidikan, dan Guru Penggerak. Keterlibatan pengajar dari berbagai unsur ini
bertujuan untuk menjembatani teori dan praktik di lapangan.
Maka dari itu terdapat Mata Kuliah PPL I yang memfasilitasi calon guru
mengembangkan dan memperkuat kompetensinya dalam memahami peserta didik, proses
dan lingkungan belajar peserta didik, merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
pembelajaran secara kontekstual, serta mampu mengambil keputusan profesional.
Pengembangan kompetensi dilakukan secara bertahap: (1) melakukan observasi
lingkungan akademik dan non akademik; (2) membantu guru pamong melaksanakan
pembelajaran; (3) merancang perangkat pembelajaran, melaksanakan pembelajaran
terbimbing, melaksanakan evaluasi & refleksi atas pembelajaran pembelajaran yang
dilakukan, serta melakukan tindaklanjut untuk mengembangkan pembelajaran berikutnya.
Dengan ini laporan dibuat untuk menyajikan secara terinci tahapan kegiatan PPL I
tersebut.
B. Tujuan Observasi
Tujuan observasi yang dilakukan pada PPL I adalah untuk membentuk mahasiswa PPL
PPG yang unggul agar menjadi calon guru dan calon tenaga kependidikan yang
profesional, sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan berdasarkan kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional, dan sosial. Kemudian jika ditinjau dari tujuan khusus, PPL I
bertujuan agar mahasiswa PPL PPG dapat :
1. Terampil mengidentifikasi karakter peserta didik dan lingkungan pembelajaran
2. Mampu mengevaluasi karakteristik peserta didik dan lingkungan belajar
3. Terampil memecahkan masalah pembelajaran
4. Terampil menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
7
5. Terampil melakukan praktek pembelajaran secara terbimbing sesuai dengan RPP yang
disusun
6. Terampil melakukan penilaian hasil belajar sesuai prinsip penilaian
7. Terampil melakukan refleksi diri secara terus menerus
8. Mampu melakukan penilaian hasil belajar yang beragam
9. Mampu melakukan refleksi dan inovasi pembelajaran secara berkelanjutan
C. Manfaat Observasi
Pelaksanaan PPL I diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap semua komponen yang
terkait dalam PPL I seperti mahasiswa PPL PPG, sekolah, dan perguruan tinggi yang
bersangkutan:
8
2. Memperluas dan meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan sekolah terkait.
D. Sasaran Observasi
Sasaran observasi pada PPL I utamanya adalah agar Mahasiswa PPG Prajabatan
mendapatkan pengalaman di lapangan untuk meningkatkan profesionalitas sebagai guru.
Mahasiswa PPL diharapkan dapat mengikuti kegiatan orientasi dengan baik. Selanjutnya
mahasiswa diharapkan mampu memenuhi sasaran-sasaran observasi, sasaran tersebut
dapat diidentifikasi dalam pengamatan mahasiswa pada beberapa aspek akademik seperti
karakteristik peserta didik, perangkat pembelajaran, dan pelaksanaan pembelajaran.
Sedangkan sasaran observasi mahasiswa pada aspek non-akademik adalah manajemen
sekolah dan lingkungan belajar di sekolah. Mahasiswa juga diminta untuk melakukan
asistensi mengajar, praktek pembelajaran terbimbing, dan yang terakhir adalah mahasiswa
mampu melakukan refleksi pada PPL I.
9
BAB II
HASIL OBSERVASI
A. Hasil Observasi
1. Orientasi
2. Observasi
Kegiatan PPL I sasaran observasi yang harus dicapai adalah observasi manajemen sekolah,
karakter peserta didik, dan lingkungan belajar. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
10
adalah ekstrakurikuler. pemetaan minat dan
Terdapat ekstrakurikuler karakter peserta didik
wajib dan umum, SMPN 27 Surakarta
Ekstrakurikuler wajib seperti melalui kegiatan
pramuka untuk kelas 7, ekstrakurikuler.
sedangkan untuk
ekstrakurikuler umum yang
paling diminati adalah futsal.
Untuk ekstrakurikuler
dikelola oleh kesiswaan.
Bagaimana kebutuhansiswa
ini tercermin dalam analisis
karakteristik satuan
pendidikan?
Jawaban
Kebutuhan siswa tercermin
dalam analisis karakteristik
satuan pendidikan sudah
11
termuat dalam rapor mutu.
Rapor mutu adalah
instrumen penjaminan
mutu internal berupa
evaluasi diri satuan
pendidikan, di mana
indikatornya mengukur
delapan capaian standar
nasional. Data yang ada
pada Rapor Mutu
bersumber dari Data
Pokok Pendidikan
(Dapodik) dan juga hasil
pengisian (input) langsung
oleh satuan pendidikan
melalui aplikasi Rapor
Mutu.
Bagaimana kebutuhan
peserta didik ini tercermin
dalam tujuan satuan
pendidikan?
Jawaban
12
25 oktober Manajemen Bagaimana satuan Dari kegiatan
2023 Kurikulum pendidikan mengelola observasi yang sudah
pembelajarannya? dilakukan mengenai
Jawaban manajemen kurikulum
Satuan pendidikan didapatkan informasi
mengelola pembelajaran tentang perencanaan
dengan dibentuk KOSP. kurikulum di SMP
Pembentukan KOSP Negeri 27 Surakarta.
dimaksudkan untuk Kegiatan perencanaan
merencanakan kegiatan tersebut dilaksanakan
yang akan dilakukan dalam dengan melakukan
pembelajaran selama analisis SWOT untuk
setahun. Setelah KOSP kurikulum 13 dengan
disusun diturunkan ke jam analisis SWAR untuk
pembagian tugas yang kurikulum merdeka
diturunkan menjadi kemudian dituangkan
pembagian jam mengajar dalam KOSP.
diteruskan dengan
penyusunan jadwal
pembelajaran yang
kemudian diserahkan ke
guru mata pelajaran.
Bagaimana proses
perencanaan dan desain
kurikulum?
Jawaban
Proses perencanaan dan
desain kurikulum berpijak
pada kurikulum nasional
yang disesuaikan dengan
karakter sekolah dan
keadaan peserta didik.
Kelas 9 menggunakan
kurikulum 13 dengan
analisis SWOT dan kelas7,
8 menggunakan kurikulum
merdeka dengan analisis
SWAR. Kemudian
dituangkan dalam KOSP.
13
melakukan monitoring
terhadap pelaksanaan
kurikulum?
Jawaban
Monitoring pelaksanaan
kurikulum dengan bantuan
wali kelas dilakukan
dengan rutin setiap hari
senin. Monitoring dilihat
dari hasil tes sumatif
peserta didik yaitu tes
sumatif harian, tengah
semester dan sumatif akhir
tahun.
14
Bagaimana proses Berdasarkan hasil
25 Oktober Manajemen penerimaan guru dalam observasi terkait
2023 Sumber Daya satuan pendidikan? manajemen Sumber Daya
Manusia Jawaban Manusia di SMP Negeri
27 Surakarta, manajemen
Proses penerimaan guru di Sumber Daya Manusia
SMP Negeri 27 Surakarta sudah baik dibuktikan
dituangkan dalam R10. Pihak dengan dilakukannya
SMP akan melaporkan kegiatan khusus untuk
kebutuhan guru ke Dinas membekali guru yang
Pendidikan untuk baru mengajar, dan
mengakomodir guru yang kegiatan khusus untuk
dibutuhkan. Misal di SMP pengembangan
Negeri 27 Surakarta profesional guru.
membutuhkan Guru Agama
Islam, pihak SMP akan
melampirkan format R10
yang akan dikirim ke Dinas
Pendidikan.
Yang melakukan
penyaringan format R10
yaitu PK-LPK (Pendidikan
Khusus dan Pendidikan
Layanan Khusus), kemudian
direkrut oleh Dinas
Pendidikan, dan guru
tersebut dikontrak dalam
sekian tahun. Untuk Guru
ASN tetap melampirkan
format R10 sesuai dengan
kebutuhan.
Jawaban
15
tentang sekolah agar guru
yang baru mengajar memiliki
pandangan tentang iklim
sekolah.
16
25 Manajemen Apa saja data yang digunakan Dari informasi yang
Oktober Sarana & untuk perencanaan sarana dan diperoleh, sekolah
2023 Prasarana prasarana? masih memiliki
beberapa sarana dan
Jawaban prasarana yang
kurang lengkap,
Data yang digunakan untuk namun sekolah
perencanaan sarana dan dapat
prasarana yaitu berdasarkan mengoptimalkan
rapor mutu. Rapor mutu fasilitas yang ada
tersebut di unduh pada setiap supaya
tahun sebagai bahan evaluasi pembelajaran dan
sarana prasarana yang sudah kegiatan lain dapat
ada dan menjadi bahan acuan berjalan dengan
untuk melengkapi sarana maksimal.
prasarana yang
dibutuhkan. Jika rapor mutu
literasi tidak baik, maka akan
dilakukan pengembangan
saranaprasarana dengan
perpustakaan ataupun pojok
literasi
Jawaban
Sudah efektif dimanfaatkan
semaksimal mungkin.
Sebagai guru harus bisa
memanfaatkan apapun sarana
prasarana yang ada di
sekolah. Contoh ruang kelas
bisa dijadikan aula untuk
menunjang kegiatan
pembelajaran siswa, bazar p5
cukup dilaksanakan di lobby
karena keterbatasan
tempat dengan jumlah siswa
kelas VII yang sangat
banyak.
17
Apakah ada sarana dan
prasarana di sekitar sekolah
yang dapat dimanfaatkan
untuk mendukung
pembelajaran?
Jawaban
18
25 Manajemen Apakah satuan pendidikan Anggaran SMP N
Oktober Anggaran memiliki sistem dalam 27 Surakarta
2023 merencanakan, bersumber dari dana
melaksanakan, dan BOS dan APBD.
memonitor anggaran dan Dana sudah
penggunaannya? termanajemen
dengan baik dan
Jawaban sudah teralokasikan
sesuai kebutuhan
SMP N 27 Surakarta sekolah terutama
memiliki sistem dalam untuk
merencanakan anggaran menunjang sarana
menggunakan rapor mutu. dan prasarana
Rapor mutu memonitoring pembelajaran.
apa saja yang diperlukan guna
menunjang kebutuhan
sekolah dan peserta didik.
Selanjutnya bendahara dan
bagian sarpras membelikan
barang yang dibutuhkan.
Dana BOS, monitoring
anggaran dengan audit dengan
kewenangan kewenangan
kepala sekolah, SPJ
dirangkum kemudian
dirangkum dan dilaporkan ke
dinaspendidikan dan
inspektorat.
19
dengan dapodik, dan e-raport pembelajaran yang
yang bisa diakses secara tersistem yaitu
online sekolahdigital.
Jawaban
Jawaban
Memanfaatkan sarana
prasarana yang ada dengan
grup WA yang dilakukan
dengan blended learning.
Guru dan siswa melakukan
komunikasi lewat WA.
Memanfaatkan yang terbaik
termudah terenak terefektif.
25 oktober Manajemen Apa saja yang dimiliki satuan Berdasarkan hasil
2023 Ketatalaksanaan pendidikan untuk membantu observasi terkait
sistem administrasi? manajemen
ketatalaksanaan di
SMP Negeri 27
Jawaban
Surakarta,
dilaksanakan dengan
Yang dimiliki satuan
baik, mengusahakan
pendidikan untuk membantu setiap aspek dapat
sistem administrasi adalah diakomodir
personal atau sumber daya
20
manusia yang kompeten dan
profesional serta sarana dan
prasarana yang mengakomodir
sistem administrasi berupa
komputer dan rak.
Kesimpulan
Manajemen pengelolaan dan pelaksanaan di SMP Negeri 27 Surakarta sudah cukup
baik dan sesuai dengan peraturan Kemendikbud dan Pemerintah Kota Surakarta.
Manajemen pengelolaan sekolah menyesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
peserta didik. Manajemen pengelolaan dan pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan
sarana prasarana yang ada di sekolah.
Manajemen Sarana & Prasarana belum tersedia secara maksimal. Dari informasi yang
diperoleh, sekolah masih memiliki beberapa sarana dan prasarana yang kurang
lengkap, namun sekolah dapat mengoptimalkan fasilitas yang ada supaya
pembelajaran dan kegiatan lain dapat berjalan dengan maksimal.
Manajemen Anggaran SMP N 27 Surakarta bersumber dari dana BOS dan APBD.
Dana sudah termanajemen dengan baik dan sudah teralokasikan sesuai kebutuhan
sekolah terutama untuk menunjang sarana dan prasarana pembelajaran.
Manajemen Sistem Informasi pelaksanaannya belum maksimal. Pada tahun ini, tahun
ajaran 2023/2024 pembelajaran belum tersistem, hanya terdapat sistem informasi
seperti website dan media sosial. Tetapi untuk tahun depan, tahun ajaran 2024/2025
sudah terdapat rancangan untuk pembelajaran yang tersistem yaitu sekolah digital.
Manajemen Ketatalaksanaan, dilaksanakan maksimal dengan mengusahakan setiap
aspek dapat diakomodir, agar dapat membantu segala sistem administrasi
21
Tabel 2. Observasi Karakteristik Peserta Didik
Materi
Tanggal Hasil Observasi Interpretasi Hasil
Observasi*)
Observasi
22
31 Oktober Minat belajar Minat belajar peserta didik Minat belajar
2023 belum terlalu dirasakan, peserta peserta didik belum
didik memiliki minat belajar terlihat karena
hanya karena terdapat peserta didik minat
mahasiswa PPL yang ingin belajar hanya
mengajar saja. karena ada
mahasiswa PPL
saja.
23
31 Oktober Gaya belajar Gaya belajar peserta didik di Peserta didik di
2023 SMP Negeri 27 Surakarta SMP Negeri 27
bermacam-macam dilihat dari Surakarta memiliki
kegiatan pembelajaran yang gaya belajar
dilakukan oleh peserta didik. auditori, visual,
Ada yang memiliki gaya belajar dan kinestetik.
auditori, visual, maupun
kinestetik.
24
dengan mengaitkan
pembelajaran dengan kehidupan
sehari-hari sehingga peserta
didik mempunyai antusias
belajar karena mereka pernah
mengalaminya sendiri, selain itu
guru juga sering memberikan
umpan berupa pertanyaan-
pertanyaan agar siswa terlibat
menjawab.
25
yang senang dan sebagainya.
Meskipun demikian peran guru
sangat diperlukan dalam
mengamati perkembangan
emosi peserta didik melalui
ekspresi yang mereka berikan,
agar emosi tersebut tidak keluar
dari konteks sewajarnya
26
31 Oktober Perkembangan Perkembangan moral peserta Perkembangan
2023 moral dan didik SMPN 27 Surakarta masih moral peserta didik
sangat kurang hal tersebut dapat
spiritual perlu diperbaiki
dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti faktor lingkungan, lagi baik dari aspek
keluarga, dan status sosial. lingkungan,
Tetapi hampir seluruh peserta
keluarga, dan
didik masuk ke dalam ketiga
faktor tersebut, banyak peserta sekolah. Ketiga
didik yang berasal dari keluarga aspek tersebut
tidak mampu dan berasal dari
harus bekerjasama
keluarga broken home sehingga
dukungan moral mereka juga untuk mendukung
sangat kurang. Pada usia SMP penuh moral
juga termasuk usia labil peserta didik,
sehingga banyak peserta didik
yang terpengaruh oleh sehingga peserta
lingkungan temannya. didik yang berasal
Perkembangan spiritual peserta dari keluarga
didik sudah didukung penuh
broken home juga
oleh sekolah, dari diadakan jumat
religi dimana kegiatannya adalah memiliki
sholat dhuha berjamaah, selain sosok/pihak yang
itu sholat dzuhur dan sholat jumat
mendukung moral
juga diadakan di sekolah.
Sebelum awal pembelajaran mereka.
peserta didik juga memulainya
dengan doa dan mengakhirinya Sedangkan untuk
dengan doa juga sehingga perkembangan
perkembangan spiritual peserta
spiritual dinilai
didik sudah baik
dikembangkan sudah baik, sekolah
dan orang tua
hanya perlu terus
mendukung
kegiatan tersebut.
27
31 Oktober Perkembangan Perkembangan motorik peserta Sekolah sudah
2023 motorik peserta didik di SMP Negeri 27 memfasilitasi
kegiatan yang
didik Surakarta didukung dengan
mendukung
kegiatan hari jumat sehat dengan perkembangan
bersenam bersama atau jalan motorik peserta
sehat, kegiatan olahraga peserta didik. Terlihat dari
didik setiap mata pelajaran beberapa kegiatan
yang dilakukan
PJOK, dan kegiatan yaitu seperti
ekstrakurikuler. Kegiatan yang kegiatan jumat
mendorong peserta didik untuk sehat, kegiatan
mengembangkan motorik halus ekstrakurikuler
adalah dengan melakukan olahraga, seni, dan
ilmiah serta
kegiatan praktikum pada
pada kegiatan praktikum
pelajaran IPA, kegiatan
ataupun saat
menggambar, kegiatan membuat
kegiatan di kelas
poster dan melakukan tugas
berupa kegiatan
kliping. menggambar,
membuat poster
dan tugas kliping.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil observasi karakteristik peserta didik di SMPN 27 Surakarta pada
tingkatan kelas VII dapat disimpulkan bahwa dari aspek budaya kelas sudah memiliki
budaya kelas yang baik dan sudah diterapkan setiap hari di sekolah. Pada aspek status
sosial peserta didik SMP Negeri 27 Surakarta tergolong ke dalam golongan menengah ke
bawah. Aspek minat belajar peserta didik belum terlihat karena peserta didik hanya
tertarik belajar bersama mahasiswa PPL. Aspek kemampuan awal peserta didik tidak
bisa diukur dan dianalisis karena tidak ada hasil konkret yang menjadi acuan pemetaan
kemampuan awal. Aspek gaya belajar peserta didik berupa auditori, visual, dan
kinestetik. Aspek motivasi belajar masih sangat kurang dan perlu diperbaiki melalui
komunikasi antara wali murid dengan sekolah agar sama-sama mendukung peserta
didik dan memotivasi untuk belajar. Aspek perkembangan emosi peserta didik sudah
didukung dengan peran guru dalam memberi respon positif pada peserta didik yang
mengekspresikan emosinya.
28
Aspek perkembangan sosial sudah mampu saling menghargai dan menghormati sesama
peserta didik maupun dengan guru, membangun hubungan positif di dalam lingkungan
sekolah. Aspek perkembangan moral peserta didik perlu diperbaiki lagi dengan
menambahkan lebih banyak dukungan-dukungan moral kepada peserta didik, sedangkan
untuk perkembangan spiritual dinilai sudah berjalan baik. Aspek motorik peserta didik
sudah didukung dengan kegiatan yang dapat meningkatkan motorik peserta didik
melalui kegiatan olahraga, jumat sehat, ekstrakurikuler, praktikum, dan seni.
29
Tabel 3. Observasi Lingkungan Belajar
Interpretasi Hasil
Tanggal Sasaran Observasi*) Hasil Observasi
Observasi
30
untuk lingkungan
belajar belum kondusif
dan kedisiplinan siswa
masih kurang, tetapi
pembelajaran sudah
aktif dengan dipancing
pertanyaan oleh guru.
Untuk media
pembelajaran belum
menggunakan media
yang interaktif, hanya
menggunakan buku
dalam proses
pembelajaran.
Sedangkan untuk cara
mengajar guru sudah
disesuaikan dengan
kebutuhan dan
kemampuan peserta
didik, dimana
kemampuan berpikir
siswa SMPN 27
Surakarta masih
tergolong rendah,
sehingga guru perlu
menuntun satu -
persatu siswanya
31
30 4. Kepemimpinan Kepala sekolah Kepala sekolah
Oktober instruksional memiliki program memiliki 8 program
2023 Kemampuan kepala kerja kepala sekolah kerja dan kebijakan
satuan pendidikan guna meningkatkan yang mendukung
dalam menyusun dan mutu pembelajaran di guru dalam
mengkomunikasikan satuan pendidikan meningkatkan mutu
visi, misi, program, diantaranya : pembelajaran di
dan kebijakan yang 1. Kepala sekolah SMP Negeri 27
mendukung guru sebagai edukator Surakarta
dalam meningkatkan atau pendidik
mutu pembelajaran di 2. Kepala sekolah
satuan pendidikan. sebagai manajer
3. Kepala sekolah
sebagai
administrator
4. Kepala sekolah
sebagai supervisor
atau penyelia
5. Kepala sekolah
sebagai leader atau
pemimpin
6. Kepala sekolah
sebagai inovator
7. kepala sekolah
sebagai motivator
8. Kepala sekolah
sebagai
wirausahawan
32
perlindungan dan peserta didik selama di permasalahan yang
rasa aman bagi sekolah dan ada di antara peserta
warga satuan mengetahui berbagai didik
pendidikan, baik permasalahan yang
secara fisik maupun ada di antara peserta
psikologis. didik.
33
kesetaraan hak dalam
belajar walaupun
dengan latar belakang
yang berbeda-beda.
34
laki-laki juga bisa
menjadi juru masak
tidak harus perempuan
saja.
35
partisipasi murid Contoh partisipasi mendukung
dalam penyusunan orang tua, yaitu pada program sekolah.
program satuan saat gelar karya P5 dari Namun, keterlibatan
pendidikan. peserta didik, orang tua orangtua belum
datang ke sekolah maksimal karena
untuk mengikuti dan kesibukan bekerja
berpartisipasi dalam dan wali murid
melihat karya-karya digantikan oleh
dari peserta didik. keluarga lain.
sekolah juga
mengadakan rapat
pleno dengan orang tua
untuk
mensosialisasikan
program sekolah.
Kesimpulan:
Dari observasi lingkungan belajar dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan belajar
SMP Negeri 27 Surakarta dinilai cukup baik dalam proses pembelajaran. hal tersebut
dapat dilihat dari hasil masing-masing sasaran observasi. Kondisi sosial-ekonomi
peserta didik di SMP Negeri 27 Surakarta tergolong ke dalam kelas menengah ke
bawah. Kualitas pembelajaran di kelas dinilai cukup baik, tetapi masih dapat
ditingkatkan lagi agar pembelajaran semakin maksimal. Tugas kepala sekolah sudah
mencakup aspek yang mendukung guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran di
satuan pendidikan. Sistem keamanan sudah baik karena melibatkan seluruh warga
sekolah untuk mencegah dan mengawasi tindak kejahatan di dalam sekolah.
3. Asistensi Mengajar
36
LEMBAR OBSERVASI RANCANGAN PEMBELAJARAN 1
NIM : X902308822
Kelas VII
37
3. Achievable : Tujuan pembelajaran
dapat dicapai oleh peserta didik
melalui percobaan-percobaan yang
dilakukan dari pertemuan ke 1
sampai pertemuan ke 6 sehingga
peserta didik dapat menyimpulkan
sendiri tujuan pembelajaran
tersebut.
4. Relevant : Tujuan pembelajaran
tersebut sudah relevan dengan
kebutuhan peserta didik, tetapi
alangkah lebih baiknya tujuan
pembelajaran dapat dikembangkan
lagi menjadi lebih luas dan dalam
apabila dilihat dari banyaknya
pertemuan untuk bab Suhu dan
Kalor. Contohnya seperti
menambahkan tujuan agar peserta
didik memahami penerapan suhu
dan kalor dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Time : Tujuan pembelajaran pada
modul tersebut dapat dicapai
melalui enam kali pertemuan,
dimana setiap pertemuan
dialokasikan 80 menit dan 120
menit untuk semua kegiatan
pembelajaran.
2 Pemilihan materi ajar (kesesuaian Tujuan
tujuan pembelajaran
pembelajaran dengan
memuatkarakteristik
aspek peserta did
pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Pada modul ajar yang
digunakan, materi ajar sudah selaras
dengan tujuan pembelajaran.
38
Karakteristik peserta didik yang
meliputi kemampuan awal, minat
belajar dan gaya belajar
belum
terintegrasi dengan materi ajar. Tidak
ada pemetaan belajar peserta didik
berdasarkan kebutuhan, minat, dan
gaya belajar. Akan tetapi guru
memfasilitasi media pembelajaran
yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik.
3 Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, Pengorganisasian materi ajar sudah
sistematika baik. Langkah-langkah
materi dan kesesuaian dengan alokasi pembelajaran dari pertemuan 1
waktu) sampai 6 sudah runtut diawali
dengan kegiatan pembuka,
kegiatan inti, dan ditutup dengan
kegiatan penutup. Sistematika materi
sudah disusun secara sistematika.
Materi sudah disesuaikan dan dibagi
pada pertemuan 1 sampai 6 dengan
alokasi waktu 80 menit dan 120
menit per pertemuan.
Pertemuan 1 :
39
internet dan sumber lainnya
Pertemuan 2 :
40
lainnya.
Pertemuan 3 :
Pertemuan 4 :
Pertemuan 5 :
41
Lembar Kerja Siswa Aktivitas 5,
buku paket, internet, dan sumber
lainnya.
Pertemuan 6 :
42
tercermin strategi/metode
pembelajaran pada setiap tahap.
43
8 Kelengkapan instrumen (soal, kunci, Instrumen pada rancangan
pedoman pembelajaran belum lengkap.
penskoran) Instrumen hanya tercantum soal
dalam
LKPD dan rubrik penilaian saja
pada
setiap pertemuan. Pada pertemuan
terakhir terdapat asesmen sumatif
tetapi tidak terdapat kunci
jawaban
serta pedoman penskoran. LKPD
yang
tercantum belum terdapat kunci
jawaban serta tidak terdapat asesmen
diagnostik.
Kesimpulan/saran/lesson learned
Dalam prinsip penyusunan modul ajar terdapat 4 kriteria yang harus dipenuhi yaitu
esensial; menarik, bermakna, menantang; relevan dan kontekstual dan
berkesinambungan. Kriteria esensial mencakup pemahaman konsep dari setiap mata
pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin. Kriteria esensial terpenuhi
dengan metode percobaan (praktikum) yang memberikan peserta didik pengalaman
belajar secara langsung. Kriteria menarik, bermakna, dan menantang yaitu berhubungan
dengan menumbuhkan minat belajar untuk belajar peserta didik secara aktif dalam
proses belajar. Kriteria menarik, bermakna, dan menantang sudah sesuai dengan adanya
pertanyaan pemantik, media pembelajaran, dan metode pembelajaran yang digunakan.
Kriteria relevan dan kontekstual berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki sebelumnya sesuai dengan konteks dan waktu tempat peserta didik
berada. Pada modul ajar ini materi dan konten yang diajarkan sudah relevan dan
kontekstual sesuai dengan keadaan peserta didik. Kriteria berkesinambungan berkaitan
dengan alur kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan fase belajar peserta didik.
Dalam modul ajar ini alur kegiatan pembelajaran sudah saling berkesinambungan.
Secara umum, modul ajar yang disusun sudah memiliki ketentuan komponen minimum
sesuai dengan Panduan Pembelajaran dan Asesmen, yakni tujuan pembelajaran, rencana
asesmen di awal dan akhir pembelajaran, langkah pembelajaran, dan media
pembelajaran. Komponen modul ajar suhu, pemuaian,
44
dan kalor ini cukup lengkap hanya tidak terdapat asesmen awal diagnostik dan formatif
serta kelengkapan instrumen tes soal sumatif belum terdapat kunci jawaban dan
pedoaman penskoran
Saran :
Dalam modul ajar ini guru perlu menambahkan asesmen awal diagnostik untuk
mengetahui pemetaan kelompok belajar peserta didik, dapat berupa asesmen diagnostik
kognitif yang memetakan berdasarkan kemampuan awal peserta didik di tingkat rendah,
sedang, dan tinggi maupun asesmen diagnostik non kognitif yang memetakan
berdasarkan gaya ataupun minat belajar peserta didik. Guru juga perlu melengkapi
instrumen tes soal dan LKPD. Selain itu guru juga perlu menambahkan rubrik penilaian
pada setiap lembar asesmen serta pedoman penskorannya.
*) Rancangan pembelajaran yang disusun oleh guru pamong
45
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN 1
B. Siswa mana yang tidak dapat mengikut kegiatan pembelajaran pada hari ini?
(tuliskan fakta konkret yang diamati dengan disertai nama peserta didik)
Peserta didik yang tidak masuk sekolah dikarenakan sakit dan izin tidak dapat mengikuti
pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran pada hari ini. Peserta didik yang tidak
masuk yaitu ananda Fiko Fazza Aldafi, Nur Muhammad Yusuf Ferdiansyah, Putri Indah
Pratiwi, dan Renisha Rahelita.
46
C. Mengapa peserta didik tersebut tidak dapat belajar dengan baik? Menurut Anda
apa penyebabnya dan bagaimana alternatif solusinya?
(tuliskan alasan, analisis yang mendalam, dan jika mungkin dasar rujukan yangsesuai)
Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh, peserta didik yang tidak dapat belajar
dengan baik yaitu peserta didik yang memiliki keterbatasan fisik dan sebagian
peserta didik masih tidak bisa fokus dan konsentrasi terhadap pembelajaran dalam
waktu yanglama. Keterbatasan fisik peserta didik di SMP Negeri 27 Surakarta yaitu
penglihatan yang kurang normal dan adanya masalah pendengaran. Mereka lebih
pasif dan selalu tertinggal dari teman-teman yang lain pada saat mencatat materi
dan mengerjakan soal yang diberikan. Peserta didik yang memiliki keterbatasan
fisik harus mendapat perlakuan khusus seperti diberi pendampingan setelah proses
menjelaskan di kelas.
Peserta didik yang kurang fokus dan tidak bisa berkonsentrasi dalam waktu yang
lama disebabkan karena proses pembelajaran yang membosankan dan kurang
interaktif. Menurut artikel pada laman https://www.um-surabaya.ac.id/ kondisi
tersebut bisa dikatakan sebagai Gangguan konsentrasi belajar atau Gangguan Pemusatan
Perhatian (GPP). Faktor yang menyebabkan GPP antara lain genetik, asupan
makanan, motivasi belajar peserta didik, tidak adanya minat dan bakat, kondisi
lingkungan yang kurang kondusif, dan suasana belajar yang kurang menyenangkan.
Di dalam kelas, peserta didik kesulitan dalam memperhatikan instruksi yang
diberikan oleh guru dan kurang komitmen dalam mengerjakan tugasnya.
1. Pendekatan dengan peserta didik yang kurang fokus dan diberi motivasi
secara personal.
2. Memilah tugas menjadi beberapa bagian supaya peserta didik mendapat
kesempatan untuk memahami materi secara mendalam.
3. Menggunakan media pembelajaran yang interaktif seperti menggunakan
perangkat audio visual.
4. Meningkatkan kepercayaan diri peserta didik dengan meyakinkan mereka
bahwa
bisa menjawab dan memahami soal dengan baik.
D. Bagaimana usaha guru model dalam mendorong peserta didik yang tidak aktif
untuk belajar? Apakah usaha tersebut berhasil (tuliskan fakta konkrit upaya guru
dan hasilnya)
Usaha guru model dalam mendorong peserta didik yang tidak aktif adalah dengan
mengajak peserta didik belajar bersama. Guru membimbing satu-persatu peserta didik
yang tidak paham dari meja satu ke meja lain membuat peserta didik merasa
bersemangat untuk belajar sehingga peserta didik aktif dalam pembelajaran tersebut.
Selain itu guru juga meminta peserta didik yang sudah paham untuk mengajari sesama
teman yang belum paham atau tutor teman sebaya sehingga terjalin komunikasi di
kelas. Guru juga memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik saat menjelaskan
47
materi, sehingga peserta didik harus selalu siap dalam menjawab pertanyaan dan terlihat
aktif.
Usaha yang dilakukan tersebut dikatakan berhasil karena dalam materi suhu, kalor, dan
pemuaian ini peserta didik menunjukkan antusiasnya saat menjawab pertanyaan dan
menuliskan jawabannya di papan tulis.
E. Pelajaran berharga apa yang dapat Anda petik dari pengamatan pembelajaran
hari ini?
Sebagai calon pendidik profesional, mempersiapkan materi, media, dan asesmen
pembelajaran yang matang menjadi hal penting yang dipetik dari pembelajaran hari ini.
Karena kita mengetahui saat pembelajaran baik guru maupun peserta didik sulit dalam
menyatukan tujuan yang akan dicapai. Guru kurang maksimal dalam pemanfaatan
teknologi dan media pembelajaran di kelas, khususnya mata pelajaran IPA bab Suhu,
Kalor, dan Pemuaian. Guru hanya memberikan contoh perpindahan kalor menggunakan
lilin dan api kemudian menjelaskannya secara lisan di depan kelas. Peserta didik tidak
diberi kesempatan untuk mengeksplorasi pengalaman yang mereka miliki dan hanya
mengikuti instruksi guru yang cenderung membosankan.
Selain itu, pelajaran yang dapat dipetik yaitu sebagai guru kita harus sabar membimbing
peserta didik satu-persatu meskipun guru sedang lelah. Guru juga harus bersabar
menghadapi sikap siswa yang kurang menghargai dan susah diatur. Tetapi ada hal utama
yang harus kita tanamkan melalui pengamatan tersebut yaitu kita harus menyiapkan
materi dan media yang akan digunakan selama proses pembelajaran.
F. Lain-lain: Apakah rancangan pembelajaran telah dapat dilaksanakan dengan hasil
yang efektif? (berikan bukti keterlaksanaan/ketidakterlaksanaan rancangan
pembelajaran)
Rancangan pembelajaran yang telah disusun kurang sesuai dengan keterlaksanaan
pembelajaran di dalam kelas. Guru tidak menggunakan modul ataupun rancangan
pembelajaran untuk mengajar di kelas sehingga pembelajaran kurang mempunyai
tujuan yang jelas dan hasilnya kurang efektif.
Catatan: Aspek-aspek lain yang dapat dicermati oleh observer antara lain difokuskan
pada interaksi antar peserta didik dalam satu kelompok, interaksi peserta didik
antarkelompok, interaksi peserta didik-guru, interaksi peserta didik-media/sumber
belajar, serta interaksi peserta didik-lingkungan.
Jabatan : Mahasiswa
48
LEMBAR OBSERVASI RANCANGAN PEMBELAJARAN 2
NIM : X902308822
Kelas VII
49
dengan usaha yang wajar, karena
materi tentang gerak dan hukum
Newton sangat lekat dengan kehidupan
sehari-hari.
4. Relevan: Tujuan pembelajaran ini
kurang relevan dengan kebutuhan
peserta didik dan tujuan pembelajaran
yang lebih luas.
5. Berbatas waktu: Tujuan
pembelajaran ini tidak memiliki batas
waktu pencapaian karena belum
tersedia alokasi waktu pembelajaran.
2 Pemilihan materi ajar (kesesuaian Tujuan pembelajaran memuat aspek
tujuan pembelajaran dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
karakteristik peserta didik) Pada modul ajar yang digunakan, materi
ajar sudah selaras dengan tujuan
pembelajaran. Aspek pengetahuan sudah
memuat tentang konsep, teori, prinsip,
dan hukum tentang gerak dan gaya. Aspek
keterampilan sudah mencakup
keterampilan proses sains, seperti
mengamati, menggolongkan,
mengukur, menganalisis, dan
menyimpulkan yang diukur melalui
LKPD yang tersedia. Aspek sikap
mencakup sikap ilmiah, seperti
ketertarikan terhadap sains, sikap objektif,
sikap kritis, dan sikap teliti sudah
tercantum pada materi ajar.
50
peserta didik berdasarkan kebutuhan,
minat, dan gaya belajar.
https://www.youtube.com/watch
?v=RKQ4LDHV6KM
5 Kejelasan skenario pembelajaran (langkah- Skenario pembelajaran
langkah kegiatan pembelajaran: awal, inti, (langkah-langkah kegiatan
penutup) pembelajaran: awal, inti, penutup) belum
disajikan dengan jelas pada kegiatan
pembelajaran.
52
gaya terhadap gerak berdasarkan Hukum
Newton, dan penerapannya pada gerak
benda dan gerak makhluk hidup. Tujuan
selanjutnya yaitu menyajikan hasil
penyelidikan pengaruh gaya terhadap
gerak benda. Sudah sesuai dengan
pendekatan, model, dan metode
pembelajaran yang digunakan.
Kriteria yang harus dimiliki modul ajar mencakup esensial yang berupa pemahaman konsep
dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin, dalam modul ajar
yang disusun guru tidak memenuhi kriteria tersebut. Menarik, bermakna, dan menantang
menumbuhkan minat belajar dan
53
melibatkan murid secara aktif dalam proses belajar; berhubungan dengan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga
tidak terlalu mudah untuk tahap usianya, dalam modul ajar yang disusun guru tidak
cukup menarik dalam menumbuhkan minat belajar peserta didik. Metode yang
digunakan terlalu kompleks yang menyebabkan proses pembelajaran akan menjadi
kurang maksimal. Relevan dan kontekstual berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, serta sesuai dengan konteks waktu dan
lingkungan murid, dalam modul ajar yang disusun sudah sesuai dengan pengetahuan dan
pengalaman yang mereka miliki, namun dalam konteks waktu tidak tercantum dengan
jelas target capaian peserta didik. Berkesinambungan keterkaitan alur kegiatan
pembelajaran sesuai dengan fase belajar murid, dalam modul ajar sudah saling
berkesinambungan.
Saran: penyusunan modul ajar haruslah memenuhi kriteria modul ajar yaitu esensial,
menarik, bermakna, menantang, relevan dan kontekstual, serta berkesinambungan.
Komponen modul harus lengkap supaya dapat memudahkan guru dalam memandu
pelaksanaan pembelajaran di kelas. Teknik penilaian peserta didik disusun berdasarkan
tujuan yang akan dicapai. Materi ajar lebih baik disusun berdasarkan karakteristik
peserta didik.
*) Rancangan pembelajaran yang disusun oleh guru pamong
54
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2
Pada saat pembelajaran, guru memberikan materi dan latihan soal supaya mengetahui
peserta didik mana yang masih belum memahami konsep gerak dan gaya dan dibuktikan
peserta didik akan lebih merasa ingin tahu ketika disajikan soal-soal latihan.
B. Siswa mana yang tidak dapat mengikut kegiatan pembelajaran pada hari
ini?(tuliskan fakta konkret yang diamati dengan disertai nama peserta didik)
Berdasarkan hasil observasi, peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran
pada hari itu adalah peserta didik yang sakit, kebanyakan dari mereka tertular virus cacar
55
air. Pada minggu ke 2 dan ke 3, SMPN 27 Surakarta terjadi penularan virus cacar air
yang lumayan masif sehingga peserta didik kelas VII banyak yang terserang virus dan
suasana kelas terasa sepi karena banyak yang tidak masuk. Peserta didik kelas VII D
yang tidak masuk yaitu Alfiano Syahri Alfredo, Daffa Satria Ramadhani, Fiko Fazza
Ramadhani, dan Reza Andika Pratama.
C. Mengapa peserta didik tersebut tidak dapat belajar dengan baik? Menurut
Andaapa penyebabnya dan bagaimana alternatif solusinya?
(tuliskan alasan, analisis yang mendalam, dan jika mungkin dasar rujukan yang
sesuai)
Peserta didik yang tidak dapat belajar dengan baik pada materi gerak dan gaya karena
kurangnya motivasi awal sebelum pembelajaran dimulai. Motivasi awal sebelum
pembelajaran sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan
memastikan semua peserta didik siap untuk belajar. Walaupun motivasi terbesar peserta
didik supaya mau belajar secara serius berasal dari diri mereka sendiri, namun peran guru
adalah memberikan dorongan supaya memunculkan motivasi mereka sendiri. Menurut
jurnal yang diakses melalui https://ejurnal.pps.ung.ac.id/ yang disusun oleh Sunarti
Rahman, adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik
bersumber dari faktor internal berkaitan dengan; (1) karakter peserta didik, (2) sikap
terhadap belajar, (3) motivasi belajar, (4) konsentrasi belajar, (5) kemampuan mengolah
bahan belajar, (6) kemampuan menggali hasil belajar, (7) rasa percaya diri, (8) kebiasaan
belajar. Sedangkan dari faktor eksternal, dipengaruhi oleh; (a) faktor guru, (b)
lingkungan sosial, terutama termasuk teman sebaya, (c) kurikulum sekolah, (d) sarana
dan prasarana.
Dari hasil observasi, peran guru untuk memotivasi peserta didik masih kurang, karena
pada saat di kelas, guru langsung memberikan materi dan tidak memperhatikan kesiapan
peserta didik sebelum pelajaran dimulai. Guru terlalu fokus pada materi yang dibahas
dan interaksi di dalam kelas menjadi lebih pasif karena peserta didik tidak diberi
kesempatan untuk menyampaikan apa yang mereka rasakan sebelum pembelajaran.
Ketika peserta didik tidak paham materi yang disampaikan guru, konsentrasi mereka
langsung terganggudan menjadi tidak fokus dalam pembelajaran.
Berikut solusi yang dapat diterapkan untuk menumbuhkan motivasi peserta didik yaitu:
1. Memberikan apresiasi kepada peserta didik dalam bentuk angka atau hadiah
untukpeserta didik supaya mereka bisa mengukur kemampuan mereka sendiri.
2. Memberikan penilaian atau ulangan, karena peserta didik akan menjadi giat
belajar.
3. Bersikap adil kepada peserta didik tanpa membeda-bedakan tingkat
kemampuanpeserta didik dan latar belakang.
4. Menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata yang dekat dengan peserta
didik.
56
D. Bagaimana usaha guru model dalam mendorong peserta didik yang tidak
aktifuntuk belajar? Apakah usaha tersebut berhasil (tuliskan fakta konkrit
upaya
guru dan hasilnya)
Usaha guru model dalam mendorong peserta didik yang tidak aktif untuk belajar
dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang dilakukan guru adalah dengan
memberikan perhatian khusus kepada peserta didik tersebut. Guru dapat memberikan
perhatian secara individual, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Di dalam
kelas, guru dapat memanggil peserta didik tersebut untuk menjawab pertanyaan,
memberikan tugas individu, atau mengajaknya berdiskusi. Di luar kelas, guru dapat
mengajaknya mengobrol secara pribadi apa saja kendala mereka saat pembelajaran.
Usaha tersebut belum maksimal keberhasilannya karena kondisi peserta didik setiap
pembelajaran berbeda-beda, terutama rata-rata usia peserta didik 12-14 tahun yang
masih rentan sensitif dengan perubahan suasana hati. Sehingga, selain fokus pada
pendalaman materi, guru harus mampu memahami perubahan emosional peserta
didik yang naik turun.
E.Pelajaran berharga apa yang dapat Anda petik dari pengamatan pembelajaran
hari ini?
Sebagai guru, kita harus bisa memahami bahwa peserta didik SMP sedang mengalami
perubahan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang pesat. Guru menyesuaikan
pembelajarannya dengan perubahan-perubahan tersebut, misalnya dengan
menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan melibatkan peserta didik secara
aktif. Peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar jika mereka terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran seperti melalui diskusi, kerja kelompok, atau presentasi.
F. Lain-lain: Apakah rancangan pembelajaran telah dapat dilaksanakan dengan
hasil yang efektif? (berikan bukti keterlaksanaan/ketidakterlaksanaan
rancangan pembelajaran)
Jabatan : Mahasiswa
*) coret yang tidak sesuai
57
4. Praktek Pembelajaran Terbimbing
Pada siklus pertama mahasiswa mengajar materi gerak dan gaya pada topic jarak dan
perpindahan. Pada siklus kedua mahasiswa mengajar topic kecepatan, kelajuan, dan
perpindahan. Sedangkan pada siklus ketiga mahasiswa mengajar topic hukum newton.
Pada siklus ketiga mahasiswa juga menjadikannya sebagai bahan penilaian. Mahasiswa
melakukan praktek pembelajaran terbimbing yang dinilai langsung oleh guru pamong dan
Dosen Pembimbing Lapangan. Penilaian pembelajaran berlangsung dengan lancar. Setelah
melakukan penilaian DPL dan guru pamong memberikan refleksi dari cara kita mengajar.
Berikut hasil refleksi pada saat praktek pembelajaran terbimbing pada siklus ketiga.
58
JURNAL REFLEKSI PEMBELAJARAN
59
tersebut peserta didik jauh lebih memahami materi dan lebih
tertarik untuk belajar. Selain itu guru juga memberikan materi
menggunakan power point interaktif yang berisikan animasi-
animasi dari contoh Hukum Newton.
Guru juga mendapatkan pengalaman yang berguna dalam
penyusunan perangkat pembelajaran. Dalam penyusunan
membuat guru belajar dan meningkatkan pengetahuan dalam
membuat administrasi guru.
60
berguna?
Selama praktek pembelajaran pada siklus 3 tidak ditemukan
pengalaman belajar yang tidak menarik dan tidak berguna.
Karena pengalaman sekecil apapun akan tetap menarik dan
berguna bagi peserta didik maupun guru ditambah dengan
saran-saran yang diberikan oleh guru pamong dan dosen
pembimbing lapangan sehingga pembelajaran menjadi lebih
menarik dan sangat berguna.
Refleksi 1. Apa yang telah terjadi selama persiapan, pelaksanaan,
pengalaman belajar akhir pembelajaran?
Pada siklus ke 3 guru mempersiapkan pembelajaran dengan
sangat baik, mulai dari penyusunan perangkat pembelajaran,
instrumen pembelajaran, hingga materi pembelajaran. Guru
menyiapkan sarana untuk menunjang pembelajaran seperti
menyiapkan LCD tambahan untuk kelas yang LCD nya tidak
menyala. Dengan persiapan yang matang maka proses
pembelajaran juga berjalan dengan baik. Mulai dari guru
memberika tes diagnostic awal bagi peserta didik untuk
mengetahui gaya belajar mereka masing-masing.
Pengelompokkan gaya belajar peserta didik dibagi menjadi tiga
yaitu audio, visual, dan kinestetik. Tetapi berdasarkan proses
pembelajaran ternyata pengelompokkan seperti itu dianggap
tidak efektif sehingga pembelajaran kurang maksimal.
Selama proses pelaksanaan pembelajaran peserta didik
melakukan percobaan-percobaan untuk membuktikan hukum
newton I, II, dan III. Peserta didik terlihat sangat antusias
dengan percobaan tersebut. Tetapi dengan dibentuknya
kelompok belajar dengan pembagian materi yang berbeda-beda
membuat peserta didik susah untuk dikondisikan karena mereka
merasa iri dan penasaran dengan kelompok yang mendapatkan
percobaan hukum newton III yang lebih menarik karena
menggunakan api. Sehingga anak-anak dengan gaya belajar
kinestetik yang tidak mendapatkan percobaan tersebut akan
61
berlari ke kelompok yang membuat percobaan tersebut sehingga
kelas menjadi gaduh dan susah untuk dikondisikan.
Pada akhir pembelajaran situasi berjalan kurang kondusif
sehingga yang seharusnya siswa dapat membuat kesimpulan
pembelajaran secara mandiri tetapi dibantu oleh guru. Pada
akhirnya model pembelajaran kurang sesuai dengan hasil
pembelajaran yang diperoleh. Selain itu asesmen juga belum
sempat diberikan kepada siswa karena waktu telah habis.
62
kognitif dengan mengelompokkan peserta didik berdasarkan
kemampuan dan cara berpikir mereka. Dengan pengelompokkan
yang seperti itu diharapkan peserta didik dapat berkumpul secara
homogeny dan membuat peserta didik lebih bisa menuangkan
pemikirannya secara adil dibandingkan dikelompokkan secara
heterogen maka yang memiliki kemampuan berpikir secara rendah
akan mengandalkan temannya yang memiliki kemampuan berpikir
yang tinggi. Dengan pengelompokkan secara homogeny, guru juga
hanya perlu membimbing secara intens peserta didik yang memiliki
kemampuan berpikir rendah. Maka dengan begitu tujuan
pembelajaran akan lebih cepat tercapai dengan suasana yang lebih
kondusif.
Tanda Tangan
dan Nama
Lengkap
NIP.19901119201903202 NIP.197308291999031004
2
63
5. Diskusi Refleksi Akhir PPL I
Kegiatan PPL I diakhiri dengan kegiatan diskusi refleksi akhir PPL I. Hasil refleksi
dituangkan dalam bentuk tabel refleksi berikut ini.
LAPORAN HASIL REFLEKSI PPL I
Reviu Pengalaman
Belajar pada Refleksi Kegiatan Orientasi PPL I
Kegiatan Orientasi
1 . Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik?
Pengalaman belajar yang berguna dan menarik pada
kegiatan orientasi di SMP Negeri 27 Surakarta adalah
mahasiswa PPL dapat mengetahui latar belakang sekolah
dan sumber-sumber informasi sekolah dari administrasi,
bentuk gedung, hingga sumber keuangan. Tetapi terdapat
beberapa hal yang berguna dan menarik yaitu mengenai
keuangan di sebuah sekolah. Dapat diketahui bahwa
manajemen Anggaran SMP N 27 Surakarta bersumber
dari dana BOS dan APBD. Dana sudah termanajemen
dengan baik dan sudah teralokasikan sesuai kebutuhan
sekolah terutama untuk menunjang sarana dan prasarana
pembelajaran.
2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang
menarik? Pengalaman belajar yang berguna tetapi kurang
menarik bagi mahasiswa PPL pada masa kegiatan
orientasi adalah mahasiswa PPL diberikan jatah jam kerja
yang sama dengan guru karyawan pada umumnya, yaitu
masuk dari pukul 07.00 sampai pukul 16.00 sehingga
mahasiswa PPL merasa jenuh berada disekolahan ketika
belum melaksanakan praktek pembelajaran.
64
3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna?
Pengalaman belajar yang menarik tetapi kurang berguna
pada kegiatan orientasi adalah ketika mahasiswa sudah
masuk seperti guru karyawan. Mahasiswa PPL diberikan
waktu yang begitu panjang untuk berada disekolah tetapi
dengan kondisi belummelakukan kegiatan praktek belajar.
Sehingga mahasiswa PPL merasa hanya membuang waktu
saja karena kegiatan orientasi sudah selesai dengan cepat
pada waktu itu.
65
Review Pengalaman Refleksi Kegiatan Observasi
Belajar pada 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik?
Kegiatan Observasi Pengalaman belajar yang berguna dan menarik pada kegiatan
observasi adalah ketika mahasiswa melakukan kegiatan
observasi karakteristik peserta didik dan observasi
lingkungan belajar. Mahasiswa mengetahui bahwa observasi
karakteristik peserta didik dapat dilihat dari beberapa
segi seperi segi budaya kelas, status sosial peserta
didik, minat belajar, kemampuan awal, gaya belajar,
motivasi belajar, perkembangan emosi,
perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual,
serta perkembangan motoric peserta didik.
66
Refleksi Pengalaman Belajar
1. Apa yang telah terjadi selama kegiatan observasi?
Pada kegiatan observasi mahasiswa PPL mengetahui hasil
observasi karakteristik peserta didik. Berdasarkan hasil
observasi karakteristik peserta didik di SMPN 27 Surakarta
pada tingkatan kelas VII dapat disimpulkan bahwa dari aspek
budaya kelas sudah memiliki budaya kelas yang baik dan
sudah diterapkan setiap hari di sekolah. Pada aspek status
sosial peserta didik SMP Negeri 27 Surakarta tergolong ke
dalam golongan menengah ke bawah. Aspek minat belajar
peserta didik belum terlihat karena peserta didik hanya
tertarik belajar bersama mahasiswa PPL. Aspek kemampuan
awal peserta didik tidak bisa diukur dan dianalisis karena
tidak ada hasil konkret yang menjadi acuan pemetaan
kemampuan awal. Aspek gaya belajar peserta didik berupa
auditori, visual, dan kinestetik. Aspek motivasi belajar
masih sangat kurang dan perlu diperbaiki melalui
komunikasi antara wali murid dengan sekolah agar sama-
sama mendukung peserta didik dan memotivasi untuk
belajar.
Aspek perkembangan emosi peserta didik sudah didukung
dengan peran guru dalam memberi respon positif pada
peserta didik yang mengekspresikan emosinya. Aspek
perkembangan sosial sudah mampu saling menghargai dan
menghormati sesama peserta didik maupun dengan guru,
membangun hubungan positif di dalam lingkungan sekolah.
Aspek perkembangan moral peserta didik perlu diperbaiki
lagi dengan menambahkan lebih banyak dukungan-dukungan
moral kepada peserta didik, sedangkan untuk perkembangan
spiritual dinilai sudah berjalan baik. Aspek motorik peserta
didik sudah didukung dengan kegiatan yang dapat
meningkatkan motorik peserta didik melalui kegiatan
olahraga, jumat sehat, ekstrakurikuler, praktikum, dan seni.
Sedangkan untuk hasil observasi lingkungan belajar dapat
diketahui bahwa lingkungan belajar SMP Negeri 27
Surakarta dinilai cukup baik dalam proses pembelajaran. hal
tersebut dapat dilihat dari hasil masing-masing sasaran
observasi. Kondisi sosial-ekonomi peserta didik di SMP
Negeri 27 Surakarta tergolong ke dalam kelas menengah ke
bawah. Kualitas pembelajaran di kelas dinilai cukup baik,
tetapi masih dapat ditingkatkan lagi agar pembelajaran
semakin maksimal. Tugas kepala sekolah sudah mencakup
67
aspek yang mendukung guru dalam meningkatkan mutu
pembelajaran di satuan pendidikan. Sistem keamanan sudah
baik karena melibatkan seluruh warga sekolah untuk
mencegah dan mengawasi tindak kejahatan di dalam sekolah.
68
Reviu Pengalaman Refleksi Kegiatan Asistensi Mengajar
Belajar pada
Kegiatan Asistensi 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik?
Mengajar Pengalaman belajar yang berguna dan menarik pada
kegiatan asistensi mengajar adalah mahasiswa PPL
mendapatkan ilmu baru mengenai penyusunan rancangan
pembelajaran hingga proses pembelajaran. Mahasiswa
PPL mengamati kegiatan pembelajaran oleh guru pamong
pada materi suhu kalor dan gerak gaya. Mahasiswa PPL
menjadi paham bagaimana cara pembelajaran yang baik
dan cara mengkondisikan peserta didik.
69
2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Hal tersebut bisa terjadi karena mahasiswa PPL tidak
tahu apabila terjadi perubahan jadwal mengajar guru
pamong.
Refleksi Kegiatan Praktik Pembelajaran Terbimbing
1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik dari?
Pengalaman belajar yang berguna dan menarik yaitu
dalam menyusun rancangan pembelajaran harus disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik. Oleh sebab itu harus
dilakukan observasi karakteristik peserta didik terlebih
dahulu. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat menyusun
modul ajar dengan baik serta dapat mengaplikasikan ilmu
yang telah didapatkan dibangku kuliah. Terutama dalam
menerapkanmodel pembelajaran yang harus sesuai dengan
sintaksnya. Selain itu mahasiswa mendapat pengalaman
mulai dari bagaimana mengondisikan suatu kelas yang
didalamnya memiliki sikap dan kepribadian yang
bervariasi sehingga mahasiswa harus mampu
menghadirkan suatu pembelajaran yang menarik dan
kreatif
2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang
menarik? Pengalaman belajar yang berguna tetapi kurang
menarik bagi saya adalah ketika mendapatkan peserta
didik yang sulit menerima pelajaran, asyik main sendiri
dan bersikap kurang sopan. Saya harus sabar
membimbing dan memberikan pengertian.
70
Refleksi Pengalaman Belajar
71
Rumusan Hasil Berdasar pengalaman saya mengikuti kegiatan PPL I, dengan
mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang
Refleksi Berupa
berpusat kepada peserta didik, perubahan apa yang akan saya
Pembelajaran Bermakna
lakukan?
72
B. Analisis Hasil Observasi
1. Orientasi
Orientasi berjalan dengan baik, dengan adanya kegiatan orientasi mahasiswa PPL
menjadi terbiasa dengan lingkungan sekolah. Selain itu mahasiswa juga dapat mengetahui
manajemen sekolah dalam berbagai bidang, hal tersebut membuat mahasiswa belajar ilmu
baru mengenai tugas dan tanggung jawab lain seorang guru selain tugas mengajar di dalam
kelas.
73
2. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan pada minggu ke dua setelah masa orientasi selesai.
Kegiatan observasi bertujuan agar mahasiswa memiliki keterampilan menangkap dan
memaknai kejadian, fenomena, dan gejala yang nampak selama proses pembelajaran yang
berpotensi mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Selain itu, observasi juga
bertujuan agar mahasiswa memiliki pemahaman yang utuh tentang lingkungan akademik
dan non akademik di sekolah tempat PPL 1. Observasi ini dilakukan terhadap fakta,
kejadian, gejala atau perubahan di sekolah dengan menggunakan panca indera. Hasil
observasi selanjutnya dirumuskan dalam bentuk inferensi/kesimpulan sementara.
Kegiatan observasi pada PPL 1 mempunyai sasaran yang harus dicapai. Sasaran yang
harus dicapai berupa kegiatan observasi akademik dan non akademik. Sasaran observasi
akademik berupa observasi karakter peserta didik, perangkat pembelajaran, dan
pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan sasaran observasi non akademik berupa manajemen
sekolah dan lingkungan belajar di sekolah. Sasaran observasi tersebut akan dituangkan
dalam bentuk luaran akhir berupa laporan hasil observasi.
3. Asistensi Mengajar
Asistensi mengajar dilakukan pada minggu ketiga selama sepekan. Asistensi mengajar
merupakan kegiatan mahasiswa PPG membantu Guru Pamong melaksanakan tugas
keguruan di sekolah. Pada kegiatan asistensi ini mahasiswa mengambil peran yang lebih
sedikit dibandingkan dengan guru pamong dalam melaksanakan setiap tahap
pembelajaran. Secara detail langkah asistensi mengajar adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa mendapatkan informasi tentang tugas guru pamong di sekolah
b. Guru pamong dan DPL menetapkan lingkup tugas asistensi yang akan dilakukan oleh
mahasiswa
c. Guru pamong dan DPL menetapkan mata pelajaran dan kelas yang akan digunakan
mahasiswa melakukan asistensi mengajar.
d. Mahasiswa melaksanakan kegiatan asistensi mengajar dengan membantu Guru
pamong dalam menyusun atau menyempurnakan rancangan pembelajaran,
mempersiapkan bahan ajar, media pembelajaran, serta alat evaluasi, dan
melaksanakan pembelajaran di kelas atau di luar kelas, misalnya membantu Guru
74
pamong mengatur kelompok belajar, membagikan Lembar Kerja Siswa, atau
mengoreksi hasil tes peserta didik.
e. Mahasiswa mencatat dan mendokumentasikan semua bentuk kegiatan asistensi
mengajar yang dilakukan.
f. Mahasiswa melakukan refleksi atas hasil kegiatan asistensi mengajar dan
mendiskusikannya dengan Guru pamong dan DPL untuk membuat RTL.
Kegiatan asistensi mengajar dilakukan selama dua pekan dan berjalan dengan baik.
Selama kegiatan asistensi, guru pamong meminta mahasiswa PPL untuk membantu proses
pembelajaran seperti ikut membantu mengajari peserta didik selama proses berpikir dan
menghitung di dalam kelas.
Pada minggu terakhir PPL I, mahasiswa PPG bersama guru pamong dan DPL
melakukan diskusi untuk merefleksikan seluruh tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan.
Guru pamong dan DPL memberikan pertanyaan yang membantu mahasiswa untuk
merefleksikan aspek-aspek yang mencakup kompetensi guru profesional yang telah
dipelajari selama kegiatan PPL I. Diskusi refleksi akhir PPL I diakhiri dengan penarikan
mahasiswa PPL oleh DPL.
75
C. Faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Observasi
76