Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN HASIL OBSERVASI

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 1


DI SMP NEGERI 27 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Disusun oleh:
Septi Handayani
NIM: X902308822

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL OBSERVASI
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 1
DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Laporan akhir praktik pengalaman lapangan ini telah diterima, disetujui dan
disahkan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Program Profesi Guru, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta di SMA Negeri 2 Surakarta
tahun Pelajaran 2023/2024 yang disusun oleh:
Nama : Septi Handayani
NIM : X902308822
Telah disahkan pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 08 Desember 2023

Menyetujui,
Kepala Prodi PPG, Kepala Sekolah,

Dr. A.G. Tamrin, M.Pd., M.Si. (……………………..)


NIP. 196701021991031002 NIP. ……………….

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan
sayang sehingga kami dapat melaksanakan dan menyelesaikan laporan Hasil Observasi
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 1.
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas Praktik Pengenalan Lapangan (PPL) 1
Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2023 di Universitas
Sebelas Maret. Kami menyadari bahwa laporan ini dapat selesai dengan bantuan, dukungan,
bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan
terima kasih kepada:

1. Prof. Dr.rer.nat Sajidan, M.Si. Selaku rektor Universitas Sebelas Maret


2. Dr. A.G. Tamrin, M.Pd., M.Si. Selaku kepala prodi PPG Universitas Sebelas Maret
3. Ibu Annisa Nur Khasanah, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing Lapangan di SMP
Negeri 27 Surakarta
4. Ibu Ria Widyawati, S.Kom., M.Pd. Selaku kepala sekolah SMP Negeri 27
Surakarta
5. Bapak Agus Budi Susilo, S.Pd., M.Si. Selaku guru pamong PPL IPA kelas VII
6. Ibu Wahyu Hidayati, S.Pd. Selaku guru pamong PPL IPA kelas VIII
7. Segenap warga sekolah SMP Negeri 27 Surakarta yang telah membantu kelancaran
kegiatan PPL PPG UNS 2023.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan pelaksanaan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
laporan ini. Akhirnya, penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca terutama di lingkungan SMA Negeri 2 Surakarta serta pihak-pihak lain yang
memerlukan.

Surakarta, 08 Desember 2023


Penulis

Septi Handayani

3
DAFTAR ISI

4
DAFTAR TABEL

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu hal yang krusial berkenaan dengan kemajuan sebuah
bangsa dan negara. Pendidikan merupakan awal seseorang dapatkan di rumah, orang tua
yang berperan mendidik anak-anaknya. Pendidikan dilanjutkan di jenjang formal, yaitu
sekolah, sebagai perwujudan kepedulian negara, lingkungan terhadap dunia pendidikan,
dan gurulah yang menjadi pemeran utama. Guru sebagai tenaga kependidikan merupakan
salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sehingga dituntut untuk
memiliki kompetensi pedagogik, professional, sosial, dan kepribadian.

Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (UUGD). mengamatkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya dalam Pasal 8 UUGD
menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Sesuai dalam Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi bahwa pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah
program sarjana yang menyiapkan Mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan
persyaratan keahlian khusus.

Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan merupakan program pendidikan yang


menyiapkan guru sebagai sumber daya manusia berkualitas untuk memenuhi kondisi ideal
guru di Indonesia yang meliputi aspek kuantitas, distribusi, kualifikasi, dan kompetensi.
PPG Prajabatan bertujuan menghasilkan guru profesional pemula yang mengamalkan
nilai-nilai Pancasila, semangat gotong royong, dan mampu menggunakan teknologi digital,
serta melahirkan hal-hal yang inovatif dan kreatif. Selain itu, PPG Prajabatan menekankan
pada konsep Merdeka Belajar, yang berpusat kepada peserta didik dan pembelajarannya,
berkomitmen menjadi teladan dan pembelajar sepanjang hayat serta memiliki dasar-dasar
kepemimpinan.

6
Untuk mencapai tujuan tersebut, PPG Prajabatan mengedepankan penguatan
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional melalui clinical practice atau program praktik lapangan yang diintegrasikan
dalam perkuliahan. Sebagai calon guru pemula, mahasiswa PPG Prajabatan perlu dibekali
pengalaman pembelajaran yang bermakna yang nantinya akan bermanfaat ketika mengajar
di kelas. Hal ini dilaksanakan dengan perkuliahan berbasis kegiatan dan refleksi yang
dikombinasikan dengan praktik lapangan, termasuk di sekolah tempat guru pemula akan
ditugaskan. Pelaksanaan PPG Prajabatan melibatkan pengajar dari unsur akademisi,
praktisi pendidikan, dan Guru Penggerak. Keterlibatan pengajar dari berbagai unsur ini
bertujuan untuk menjembatani teori dan praktik di lapangan.

Maka dari itu terdapat Mata Kuliah PPL I yang memfasilitasi calon guru
mengembangkan dan memperkuat kompetensinya dalam memahami peserta didik, proses
dan lingkungan belajar peserta didik, merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
pembelajaran secara kontekstual, serta mampu mengambil keputusan profesional.
Pengembangan kompetensi dilakukan secara bertahap: (1) melakukan observasi
lingkungan akademik dan non akademik; (2) membantu guru pamong melaksanakan
pembelajaran; (3) merancang perangkat pembelajaran, melaksanakan pembelajaran
terbimbing, melaksanakan evaluasi & refleksi atas pembelajaran pembelajaran yang
dilakukan, serta melakukan tindaklanjut untuk mengembangkan pembelajaran berikutnya.
Dengan ini laporan dibuat untuk menyajikan secara terinci tahapan kegiatan PPL I
tersebut.

B. Tujuan Observasi

Tujuan observasi yang dilakukan pada PPL I adalah untuk membentuk mahasiswa PPL
PPG yang unggul agar menjadi calon guru dan calon tenaga kependidikan yang
profesional, sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan berdasarkan kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional, dan sosial. Kemudian jika ditinjau dari tujuan khusus, PPL I
bertujuan agar mahasiswa PPL PPG dapat :
1. Terampil mengidentifikasi karakter peserta didik dan lingkungan pembelajaran
2. Mampu mengevaluasi karakteristik peserta didik dan lingkungan belajar
3. Terampil memecahkan masalah pembelajaran
4. Terampil menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

7
5. Terampil melakukan praktek pembelajaran secara terbimbing sesuai dengan RPP yang
disusun
6. Terampil melakukan penilaian hasil belajar sesuai prinsip penilaian
7. Terampil melakukan refleksi diri secara terus menerus
8. Mampu melakukan penilaian hasil belajar yang beragam
9. Mampu melakukan refleksi dan inovasi pembelajaran secara berkelanjutan

C. Manfaat Observasi
Pelaksanaan PPL I diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap semua komponen yang
terkait dalam PPL I seperti mahasiswa PPL PPG, sekolah, dan perguruan tinggi yang
bersangkutan:

a. Manfaat bagi mahasiswa


1. Meningkatkan kemampuan praktikan dalam menyusun perangkat pembelajaran
serta menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa praktikan tentang model
pembelajaran yang efektif dan efisien.
2. Mengetahui cara menghadapi berbagai karakter pada peserta didik serta
mengetahui bagaimana cara mengelola kelas.
3. Menjalin hubungan kerjasama yang baik antar sesama mahasiswa PPL dengan
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), guru pamong, serta semua komponen
tempat PPL berlangsung.
4. Dapat melakukan refleksi diri secara terus menerus dan refleksi terhadap inovasi
pembelajaran secara berkelanjutan.
b. Manfaat bagi sekolah
1. Mendapatkan informasi terbaru seputar dunia pendidikan yang telah diperoleh
praktikan dari perkuliahan.
2. Sekolah mendapat masukan dan saran yang dapat membangun sekolah ke arah
yang lebih maju.
3. Memperluas jaringan dan kerjasama dengan perguruan tinggi
c. Manfaat bagi Universitas Sebelas Maret
1. Memperoleh masukan tentang kasus pendidikan sebagai bahan pertimbangan
penelitian, perkembangan pelaksanaan PPL, sehingga kurikulum, metode dan
pengelolaan proses belajar-mengajar dapat disesuaikan dengan tuntutan yang ada
di lapangan.

8
2. Memperluas dan meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan sekolah terkait.

D. Sasaran Observasi

Sasaran observasi pada PPL I utamanya adalah agar Mahasiswa PPG Prajabatan
mendapatkan pengalaman di lapangan untuk meningkatkan profesionalitas sebagai guru.
Mahasiswa PPL diharapkan dapat mengikuti kegiatan orientasi dengan baik. Selanjutnya
mahasiswa diharapkan mampu memenuhi sasaran-sasaran observasi, sasaran tersebut
dapat diidentifikasi dalam pengamatan mahasiswa pada beberapa aspek akademik seperti
karakteristik peserta didik, perangkat pembelajaran, dan pelaksanaan pembelajaran.
Sedangkan sasaran observasi mahasiswa pada aspek non-akademik adalah manajemen
sekolah dan lingkungan belajar di sekolah. Mahasiswa juga diminta untuk melakukan
asistensi mengajar, praktek pembelajaran terbimbing, dan yang terakhir adalah mahasiswa
mampu melakukan refleksi pada PPL I.

9
BAB II
HASIL OBSERVASI

A. Hasil Observasi

Kegiatan PPL I dilaksanakan di SMP Negeri 27 Surakarta selama 36 hari. Kegiatan


yang dicapai pada PPL I adalah orientasi, observasi, asistensi mengajar, praktek
pembelajaran terbimbing, dan diskusi refleksi akhir PPL I. Luaran hasil kegiatan selama
PPL I akan dituangkan dalam hasil observasi berikut:

1. Orientasi

Berdasarkan hasil kegiatan orientasi di SMP Negeri 27 Surakarta dapat diketahui


kegiatan orientasi dilaksanakan selama satu pekan. Selama kegiatan orientasi, SMP Negeri
27 Surakarta terdapat acara penerimaan raport hasil ulangan tengah semester peserta didik
yang dibarengkan dengan penutupan kegiatan P5 yaitu market day oleh kelas VII.
Mahasiswa PPL ikut berperan membantu jalannya kegiatan penerimaan raport. Mahasiswa
PPL juga ikut membantu proses panen budidaya hidroponik bersama guru di SMP Negeri
27 surakarta. Kegiatan orientasi berjalan dengan baik dan lancar karena kerjasama seluruh
anggota warga sekolah.

2. Observasi

Kegiatan PPL I sasaran observasi yang harus dicapai adalah observasi manajemen sekolah,
karakter peserta didik, dan lingkungan belajar. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

Tabel 1. Observasi Manajemen Sekolah

Tanggal Sasaran Hasil Observasi Interpretasi Hasil


Observasi Observasi

25 Oktober Manajemen Apa saja kebutuhan siswa Kegiatan observasi


2023 Kesiswaan yang menjadi prioritas berjalan dengan baik dan
sekolah? lancar. Mahasiswa
Jawaban mendapatkan banyak
informasi yang
Kebutuhan siswa yang dibutuhkan dan
menjadi prioritas sekolah mengetahui mengenai

10
adalah ekstrakurikuler. pemetaan minat dan
Terdapat ekstrakurikuler karakter peserta didik
wajib dan umum, SMPN 27 Surakarta
Ekstrakurikuler wajib seperti melalui kegiatan
pramuka untuk kelas 7, ekstrakurikuler.
sedangkan untuk
ekstrakurikuler umum yang
paling diminati adalah futsal.
Untuk ekstrakurikuler
dikelola oleh kesiswaan.

Apa yang sudah


diupayakan satuan
pendidikan untuk memenuhi
kebutuhan
tersebut?
Jawaban
Sekolah sudah berusaha
mengakomodir kebutuhan
siswa seperti untuk ekstra
yang paling diminati adalah
futsal tetapi sarana di
sekolah tidak memenuhi,
lapangan futsal tidak
tersedia sehingga sekolah
menggunakan dana BOS
untuk menyewa lapangan
futsal agar ekstrakurikuler
tetap berjalan dan minat
peserta didik tetap
tersalurkan

Bagaimana kebutuhansiswa
ini tercermin dalam analisis
karakteristik satuan
pendidikan?
Jawaban
Kebutuhan siswa tercermin
dalam analisis karakteristik
satuan pendidikan sudah

11
termuat dalam rapor mutu.
Rapor mutu adalah
instrumen penjaminan
mutu internal berupa
evaluasi diri satuan
pendidikan, di mana
indikatornya mengukur
delapan capaian standar
nasional. Data yang ada
pada Rapor Mutu
bersumber dari Data
Pokok Pendidikan
(Dapodik) dan juga hasil
pengisian (input) langsung
oleh satuan pendidikan
melalui aplikasi Rapor
Mutu.

Bagaimana kebutuhan
peserta didik ini tercermin
dalam tujuan satuan
pendidikan?
Jawaban

Salah satu tujuan sekolah


adalah mendukung secara
penuh minat dan bakat
siswanya selama hal tersebut
positif. Sehingga apapun
kegiatannya tetapi apabila
sarana prasarananya kurang
akan tetap diprioritaskan oleh
pihak sekolah dan bisa
diambilkan oleh dana BOS.

12
25 oktober Manajemen Bagaimana satuan Dari kegiatan
2023 Kurikulum pendidikan mengelola observasi yang sudah
pembelajarannya? dilakukan mengenai
Jawaban manajemen kurikulum
Satuan pendidikan didapatkan informasi
mengelola pembelajaran tentang perencanaan
dengan dibentuk KOSP. kurikulum di SMP
Pembentukan KOSP Negeri 27 Surakarta.
dimaksudkan untuk Kegiatan perencanaan
merencanakan kegiatan tersebut dilaksanakan
yang akan dilakukan dalam dengan melakukan
pembelajaran selama analisis SWOT untuk
setahun. Setelah KOSP kurikulum 13 dengan
disusun diturunkan ke jam analisis SWAR untuk
pembagian tugas yang kurikulum merdeka
diturunkan menjadi kemudian dituangkan
pembagian jam mengajar dalam KOSP.
diteruskan dengan
penyusunan jadwal
pembelajaran yang
kemudian diserahkan ke
guru mata pelajaran.

Bagaimana proses
perencanaan dan desain
kurikulum?
Jawaban
Proses perencanaan dan
desain kurikulum berpijak
pada kurikulum nasional
yang disesuaikan dengan
karakter sekolah dan
keadaan peserta didik.
Kelas 9 menggunakan
kurikulum 13 dengan
analisis SWOT dan kelas7,
8 menggunakan kurikulum
merdeka dengan analisis
SWAR. Kemudian
dituangkan dalam KOSP.

Seberapa jauh/rutin sekolah

13
melakukan monitoring
terhadap pelaksanaan
kurikulum?
Jawaban
Monitoring pelaksanaan
kurikulum dengan bantuan
wali kelas dilakukan
dengan rutin setiap hari
senin. Monitoring dilihat
dari hasil tes sumatif
peserta didik yaitu tes
sumatif harian, tengah
semester dan sumatif akhir
tahun.

Seberapa jauh penggunaan


data dalam proses refleksi
kurikulum?
Jawaban
Penggunaan data berpijak
pada rapor pendidikan. Rapor
pendidikan dijadikan acuan
untuk melakukan refleksi
kurikulum. Pada SMP N 27
Surakarta kemampuan
literasi dan numerasi masih
rendah maka untuk
mengatasinya dengan
dioptimalkannya fungsi
perpustakaan dan adanya
pojok literasi.

14
Bagaimana proses Berdasarkan hasil
25 Oktober Manajemen penerimaan guru dalam observasi terkait
2023 Sumber Daya satuan pendidikan? manajemen Sumber Daya
Manusia Jawaban Manusia di SMP Negeri
27 Surakarta, manajemen
Proses penerimaan guru di Sumber Daya Manusia
SMP Negeri 27 Surakarta sudah baik dibuktikan
dituangkan dalam R10. Pihak dengan dilakukannya
SMP akan melaporkan kegiatan khusus untuk
kebutuhan guru ke Dinas membekali guru yang
Pendidikan untuk baru mengajar, dan
mengakomodir guru yang kegiatan khusus untuk
dibutuhkan. Misal di SMP pengembangan
Negeri 27 Surakarta profesional guru.
membutuhkan Guru Agama
Islam, pihak SMP akan
melampirkan format R10
yang akan dikirim ke Dinas
Pendidikan.

Yang melakukan
penyaringan format R10
yaitu PK-LPK (Pendidikan
Khusus dan Pendidikan
Layanan Khusus), kemudian
direkrut oleh Dinas
Pendidikan, dan guru
tersebut dikontrak dalam
sekian tahun. Untuk Guru
ASN tetap melampirkan
format R10 sesuai dengan
kebutuhan.

Apakah ada kegiatan khusus


untuk membekali guru yang
baru mengajar?

Jawaban

Kegiatan khusus untuk


membekali guru yang baru
mengajar yang dilakukan
oleh SMP Negeri 27
Surakarta yaitu Humas
memberikan gambaran

15
tentang sekolah agar guru
yang baru mengajar memiliki
pandangan tentang iklim
sekolah.

Guru yang baru juga


diharuskan untuk dapat
bersosialisasi dengan guru
yang sudah terlebih dahulu
mengajar di SMP Negeri
27 Surakarta agar tidak ada
kendala selama
melaksanakan kegiatan
pembelajaran

Apakah ada kegiatan


khusus untuk
pengembangan
professional guru?
Jawaban
Ada kegiatan khusus untuk
pengembangan profesional
guru, antara lain diklat,
diseminasi, dan IHT (In
House Training).

Kegiatan desiminasi yang


dilakukan di SMP Negeri
27 Surakarta antara lain,
Guru Penggerak
memberikan materi yang
sudah didapatkan selama
Pendidikan Guru Penggerak
kepada Guru yang lain. IHT
(In House Training)
dilakukan ketika peserta
didik sedang libur sekolah
akhir semester. IHT
dilakukan untuk
menyamakan persepsi, dan
mengeluarkan guru dari
zona nyaman agar
mengikuti perkembangan
zaman.

16
25 Manajemen Apa saja data yang digunakan Dari informasi yang
Oktober Sarana & untuk perencanaan sarana dan diperoleh, sekolah
2023 Prasarana prasarana? masih memiliki
beberapa sarana dan
Jawaban prasarana yang
kurang lengkap,
Data yang digunakan untuk namun sekolah
perencanaan sarana dan dapat
prasarana yaitu berdasarkan mengoptimalkan
rapor mutu. Rapor mutu fasilitas yang ada
tersebut di unduh pada setiap supaya
tahun sebagai bahan evaluasi pembelajaran dan
sarana prasarana yang sudah kegiatan lain dapat
ada dan menjadi bahan acuan berjalan dengan
untuk melengkapi sarana maksimal.
prasarana yang
dibutuhkan. Jika rapor mutu
literasi tidak baik, maka akan
dilakukan pengembangan
saranaprasarana dengan
perpustakaan ataupun pojok
literasi

Apakah penggunaan sarana


dan prasarana sudah efektif
untuk mendukung proses
pembelajaran?

Jawaban
Sudah efektif dimanfaatkan
semaksimal mungkin.
Sebagai guru harus bisa
memanfaatkan apapun sarana
prasarana yang ada di
sekolah. Contoh ruang kelas
bisa dijadikan aula untuk
menunjang kegiatan
pembelajaran siswa, bazar p5
cukup dilaksanakan di lobby
karena keterbatasan
tempat dengan jumlah siswa
kelas VII yang sangat
banyak.

17
Apakah ada sarana dan
prasarana di sekitar sekolah
yang dapat dimanfaatkan
untuk mendukung
pembelajaran?

Jawaban

Banyak yang dapat


dimanfaatkan untuk
mendukung pembelajaran
seperti hidroponik yang
terdapat di sekolahan dapat
dimanfaatkan untuk
pembelajaran langsung pada
materi IPA, dan hasil dari
hidroponik berupa pakcoy
sama sawi caisim dapat dijual
juga sebagaimata pelajaran
kewirausahaan dan juga
terdapat kolam yang terdapat
dibawahhidroponik dapat
dimanfaatkan juga pada
prakarya.

18
25 Manajemen Apakah satuan pendidikan Anggaran SMP N
Oktober Anggaran memiliki sistem dalam 27 Surakarta
2023 merencanakan, bersumber dari dana
melaksanakan, dan BOS dan APBD.
memonitor anggaran dan Dana sudah
penggunaannya? termanajemen
dengan baik dan
Jawaban sudah teralokasikan
sesuai kebutuhan
SMP N 27 Surakarta sekolah terutama
memiliki sistem dalam untuk
merencanakan anggaran menunjang sarana
menggunakan rapor mutu. dan prasarana
Rapor mutu memonitoring pembelajaran.
apa saja yang diperlukan guna
menunjang kebutuhan
sekolah dan peserta didik.
Selanjutnya bendahara dan
bagian sarpras membelikan
barang yang dibutuhkan.
Dana BOS, monitoring
anggaran dengan audit dengan
kewenangan kewenangan
kepala sekolah, SPJ
dirangkum kemudian
dirangkum dan dilaporkan ke
dinaspendidikan dan
inspektorat.

25 Manajemen Apa saja informasi/data yang Pada tahun ini,


Oktober Sistem Informasi dikumpulkan dalam tahun ajaran
2023 mendukung proses 2023/2024
pembelajaran? pembelajaran belum
tersistem, hanya
Jawaban terdapat sistem
informasi seperti
Informasi/ data yang
website dan
dikumpulkan dalam
media sosial. Tetapi
mendukung proses
untuk tahun depan,
pembelajaran yaitu pendataan
tahun ajaran
umum berupa dapodik,
2024/2025 sudah
bantuan dilakukan dengan
terdapat
website PIP yang terkoneksi
rancangan untuk

19
dengan dapodik, dan e-raport pembelajaran yang
yang bisa diakses secara tersistem yaitu
online sekolahdigital.

Bagaimana informasi dikelola


sehingga pembelajaran bisa
dilakukan berbasis data?

Jawaban

Informasi yang dikelola saat


ini masih tersentral ke grup
whatsapp, komunikasi
dilakukan sudah dua arah
tetapi belum tersistem dalam
aplikasi atauwebsite

Sejauh mana guru bisa


mengakses dan menggunakan
data tersebut untuk
mendukung proses
pembelajaran?

Jawaban

Memanfaatkan sarana
prasarana yang ada dengan
grup WA yang dilakukan
dengan blended learning.
Guru dan siswa melakukan
komunikasi lewat WA.
Memanfaatkan yang terbaik
termudah terenak terefektif.
25 oktober Manajemen Apa saja yang dimiliki satuan Berdasarkan hasil
2023 Ketatalaksanaan pendidikan untuk membantu observasi terkait
sistem administrasi? manajemen
ketatalaksanaan di
SMP Negeri 27
Jawaban
Surakarta,
dilaksanakan dengan
Yang dimiliki satuan
baik, mengusahakan
pendidikan untuk membantu setiap aspek dapat
sistem administrasi adalah diakomodir
personal atau sumber daya

20
manusia yang kompeten dan
profesional serta sarana dan
prasarana yang mengakomodir
sistem administrasi berupa
komputer dan rak.

Kesimpulan
Manajemen pengelolaan dan pelaksanaan di SMP Negeri 27 Surakarta sudah cukup
baik dan sesuai dengan peraturan Kemendikbud dan Pemerintah Kota Surakarta.
Manajemen pengelolaan sekolah menyesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
peserta didik. Manajemen pengelolaan dan pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan
sarana prasarana yang ada di sekolah.

Manajemen kesiswaan terkelola dengan baik karena sudah memperhatikan


karakteristik dan minat peserta didik dalam kegiatan sekolah dibuktikan dengan
pemetaan ekstrakurikuler dan kokurikuler sesuai dengan minat dan potensi peserta
didik. Pengelolaan rapor mutu menjadi tolak ukur untuk mengevaluasi setiap proses
pelaksanaan kegiatan yang melibatkan peserta didik supaya dapat meningkatkan
kualitas peserta didik.

Manajemen Kurikulum di SMP N 27 Surakarta sudah berjalan dengan baik.


Dibuktikan dengan adanya evaluasi rutin setiap hari senin dengan wali kelas untuk
memonitoring kondisi peserta didik. Hasil dalam kurikulum dituangkan dalam rapor
pendidikan. Rapor pendidikan dijadikan acuan untuk melakukan refleksi kurikulum.

Manajemen Sumber Daya Manusia sudah baik dibuktikan dengan dilakukannya


kegiatan khusus untuk membekali guru yang baru mengajar, dan kegiatan khusus
untuk pengembangan profesional guru.

Manajemen Sarana & Prasarana belum tersedia secara maksimal. Dari informasi yang
diperoleh, sekolah masih memiliki beberapa sarana dan prasarana yang kurang
lengkap, namun sekolah dapat mengoptimalkan fasilitas yang ada supaya
pembelajaran dan kegiatan lain dapat berjalan dengan maksimal.

Manajemen Anggaran SMP N 27 Surakarta bersumber dari dana BOS dan APBD.
Dana sudah termanajemen dengan baik dan sudah teralokasikan sesuai kebutuhan
sekolah terutama untuk menunjang sarana dan prasarana pembelajaran.

Manajemen Sistem Informasi pelaksanaannya belum maksimal. Pada tahun ini, tahun
ajaran 2023/2024 pembelajaran belum tersistem, hanya terdapat sistem informasi
seperti website dan media sosial. Tetapi untuk tahun depan, tahun ajaran 2024/2025
sudah terdapat rancangan untuk pembelajaran yang tersistem yaitu sekolah digital.
Manajemen Ketatalaksanaan, dilaksanakan maksimal dengan mengusahakan setiap
aspek dapat diakomodir, agar dapat membantu segala sistem administrasi
21
Tabel 2. Observasi Karakteristik Peserta Didik

Materi
Tanggal Hasil Observasi Interpretasi Hasil
Observasi*)
Observasi

31 Oktober Budaya kelas Guru dan peserta didik Guru


dan peserta
melakukan kesepakatan kelas didik memiliki
2023
di awal pertemuan budaya kelas yang
pembelajaran. Kesepakatan baik dan sudah
yang ada di dalam kelas yaitu diterapkan
menjaga kebersihan kelas setiap hari di
sebelum dan setelah sekolah. Namun
pembelajaran di mulai nyaman sebagian peserta
belajar, peserta didik menjaga didik masih ada
ketertiban kelas dengan tidak yang belum tertib
berlarian di dalam kelas dan terhadap peraturan
sekolah.
memperhatikan guru ketika
sedang menerangkan pelajaran,
kehadiran peserta didik
sebelum pembelajaran
disepakati tidak boleh
terlambatmasuk kelas, jika
terlambat akan mendapat
konsekuensi. Profil pelajar
pancasila diterapkan di dalam
kelas seperti menghormati
sesama teman dan guru,
menghargai pendapat
Status sosial peserta didik di
31 Oktober Status sosial Status sosial peserta
SMP Negeri 27 Surakarta
2023 peserta didik didik di SMP Negeri
tergolong ke dalam golongan 27 Surakarta
menengah ke bawah. Orangtua tergolong ke dalam
peserta didik mayoritas bekerja golongan menengah
sebagai buruh. ke bawah.

22
31 Oktober Minat belajar Minat belajar peserta didik Minat belajar
2023 belum terlalu dirasakan, peserta peserta didik belum
didik memiliki minat belajar terlihat karena
hanya karena terdapat peserta didik minat
mahasiswa PPL yang ingin belajar hanya
mengajar saja. karena ada
mahasiswa PPL
saja.

31 Oktober Kemampuan Kemampuan awal peserta didik Kemampuan awal


dalam pembelajaran setiap mata
2023 awal peserta didik tidak
pelajaran dinilai masih sangat
kurang, sehingga guru bisa diukur dan
membutuhkan usaha ekstra dianalisis karena
untuk memberikan kemampuan tidak ada hasil
serta dalam kemampuan awal
serta pengetahuan awal dalam konkret yang
pembelajaran. Guru juga belum menjadi acuan
menganalisis kemampuan awal pemetaan
peserta didik berdasarkan
kemampuan awal.
asesmen diagnostik.
Karena di dalam
kelas banyak
peserta didik yang
masih sangat
kurang dalam
memahami materi
prasyarat.

23
31 Oktober Gaya belajar Gaya belajar peserta didik di Peserta didik di
2023 SMP Negeri 27 Surakarta SMP Negeri 27
bermacam-macam dilihat dari Surakarta memiliki
kegiatan pembelajaran yang gaya belajar
dilakukan oleh peserta didik. auditori, visual,
Ada yang memiliki gaya belajar dan kinestetik.
auditori, visual, maupun
kinestetik.

31 Oktober Motivasi belajar Terdapat beberapa peserta didik Motivasi belajar


2023 yang termotivasi dalam belajar, peserta didik dinilai
tetapi mayoritas peserta didik masih sangat
tidak mempunyai motivasi kurang, hal tersebut
untuk belajar, hal tersebut bisa bisa diperbaiki
jadi dipengaruhi oleh melalui komunikasi
lingkungan sekitar, keluarga, antara wali murid
ataupun faktor dari dalam diri. dengan
Tetapi denah tempat duduk di sekolah agarsam
dalam kelas juga sangat
mempengaruhi karena peserta
didik laki-laki akan berkumpul
dengan yang sesama jenis dan
mereka lebih asik ngobrol
sendiri daripada semangat
belajar.

Agar peserta didik ikut terlibat


dalam pembelajaran, guru
memberikan motivasi belajar

24
dengan mengaitkan
pembelajaran dengan kehidupan
sehari-hari sehingga peserta
didik mempunyai antusias
belajar karena mereka pernah
mengalaminya sendiri, selain itu
guru juga sering memberikan
umpan berupa pertanyaan-
pertanyaan agar siswa terlibat
menjawab.

31 Oktober Perkembangan Berdasarkan hasil observasi, Perkembangan


2023 emosi perkembangan emosi emosi peserta didik
peserta didik terlihat dari sudah didukung
dengan peran guru
suasana kelas dan ruang
dalam memberi
pembelajaran. Kelas dan ruang respon positif
pembelajaran lainnya dapat pada setiap peserta
menjadi ekspresi diri yang sehat didik yang
untuk peserta didik. Ketika guru mengekspresikan
membuat suasana belajar emosinya. Ada
menyenangkan, suasana ruang beberapa peserta
didik Yang diam
kelas sejuk dengan pencahayaan
tidak
yang baik maka peserta didik mengungkapkan
merasa nyaman selama proses ekspresi
belajar mengajar. Perkembangan emosionalnya.
emosi peserta didik di SMPN 27
Surakarta sudah mampu
mengekspresikan emosi mereka
dengan baik, saat mereka tidak
senang menunjukkan ekspresi
yang marah, saat mereka suka
sesuatu menunjukkan ekspresi

25
yang senang dan sebagainya.
Meskipun demikian peran guru
sangat diperlukan dalam
mengamati perkembangan
emosi peserta didik melalui
ekspresi yang mereka berikan,
agar emosi tersebut tidak keluar
dari konteks sewajarnya

31 Oktober Perkembangan Perkembangan sosial peserta Perkembangan


2023 sosial didik di SMPN 27 Surakarta sosial peserta
dipengaruhi oleh beberapa didik sudah
mampu saling
faktor, yaitu, lingkungan belajar,
menghargai dan
kondisi peserta didik, peran guru menghormati sesama
sebagai fasilitator, dan peran peserta didik
orangtua/wali murid. maupun dengan
Perkembangan sosial di SMPN guru, membangun
27 Surakarta berupa saling hubungan yang
positif di dalam lteman
menghargai dan menghormati
memberikan
sesama peserta didik maupun kesempatan
dengan guru, membangun kepada peserta
hubungan yang positif di dalam didik untuk
lingkungan sekolah, mampu belajar secara
berinteraksi dengan teman sebaya berkelompok dan
dan warga sekolah. Cara melalui kegiatan
membangun perkembangan diskusi.
sosial peserta didik yaitu dengan
memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar
secara berkelompok dan melalui
kegiatan diskusi.

26
31 Oktober Perkembangan Perkembangan moral peserta Perkembangan
2023 moral dan didik SMPN 27 Surakarta masih moral peserta didik
sangat kurang hal tersebut dapat
spiritual perlu diperbaiki
dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti faktor lingkungan, lagi baik dari aspek
keluarga, dan status sosial. lingkungan,
Tetapi hampir seluruh peserta
keluarga, dan
didik masuk ke dalam ketiga
faktor tersebut, banyak peserta sekolah. Ketiga
didik yang berasal dari keluarga aspek tersebut
tidak mampu dan berasal dari
harus bekerjasama
keluarga broken home sehingga
dukungan moral mereka juga untuk mendukung
sangat kurang. Pada usia SMP penuh moral
juga termasuk usia labil peserta didik,
sehingga banyak peserta didik
yang terpengaruh oleh sehingga peserta
lingkungan temannya. didik yang berasal
Perkembangan spiritual peserta dari keluarga
didik sudah didukung penuh
broken home juga
oleh sekolah, dari diadakan jumat
religi dimana kegiatannya adalah memiliki
sholat dhuha berjamaah, selain sosok/pihak yang
itu sholat dzuhur dan sholat jumat
mendukung moral
juga diadakan di sekolah.
Sebelum awal pembelajaran mereka.
peserta didik juga memulainya
dengan doa dan mengakhirinya Sedangkan untuk
dengan doa juga sehingga perkembangan
perkembangan spiritual peserta
spiritual dinilai
didik sudah baik
dikembangkan sudah baik, sekolah
dan orang tua
hanya perlu terus
mendukung
kegiatan tersebut.

27
31 Oktober Perkembangan Perkembangan motorik peserta Sekolah sudah
2023 motorik peserta didik di SMP Negeri 27 memfasilitasi
kegiatan yang
didik Surakarta didukung dengan
mendukung
kegiatan hari jumat sehat dengan perkembangan
bersenam bersama atau jalan motorik peserta
sehat, kegiatan olahraga peserta didik. Terlihat dari
didik setiap mata pelajaran beberapa kegiatan
yang dilakukan
PJOK, dan kegiatan yaitu seperti
ekstrakurikuler. Kegiatan yang kegiatan jumat
mendorong peserta didik untuk sehat, kegiatan
mengembangkan motorik halus ekstrakurikuler
adalah dengan melakukan olahraga, seni, dan
ilmiah serta
kegiatan praktikum pada
pada kegiatan praktikum
pelajaran IPA, kegiatan
ataupun saat
menggambar, kegiatan membuat
kegiatan di kelas
poster dan melakukan tugas
berupa kegiatan
kliping. menggambar,
membuat poster
dan tugas kliping.

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil observasi karakteristik peserta didik di SMPN 27 Surakarta pada
tingkatan kelas VII dapat disimpulkan bahwa dari aspek budaya kelas sudah memiliki
budaya kelas yang baik dan sudah diterapkan setiap hari di sekolah. Pada aspek status
sosial peserta didik SMP Negeri 27 Surakarta tergolong ke dalam golongan menengah ke
bawah. Aspek minat belajar peserta didik belum terlihat karena peserta didik hanya
tertarik belajar bersama mahasiswa PPL. Aspek kemampuan awal peserta didik tidak
bisa diukur dan dianalisis karena tidak ada hasil konkret yang menjadi acuan pemetaan
kemampuan awal. Aspek gaya belajar peserta didik berupa auditori, visual, dan
kinestetik. Aspek motivasi belajar masih sangat kurang dan perlu diperbaiki melalui
komunikasi antara wali murid dengan sekolah agar sama-sama mendukung peserta
didik dan memotivasi untuk belajar. Aspek perkembangan emosi peserta didik sudah
didukung dengan peran guru dalam memberi respon positif pada peserta didik yang
mengekspresikan emosinya.

28
Aspek perkembangan sosial sudah mampu saling menghargai dan menghormati sesama
peserta didik maupun dengan guru, membangun hubungan positif di dalam lingkungan
sekolah. Aspek perkembangan moral peserta didik perlu diperbaiki lagi dengan
menambahkan lebih banyak dukungan-dukungan moral kepada peserta didik, sedangkan
untuk perkembangan spiritual dinilai sudah berjalan baik. Aspek motorik peserta didik
sudah didukung dengan kegiatan yang dapat meningkatkan motorik peserta didik
melalui kegiatan olahraga, jumat sehat, ekstrakurikuler, praktikum, dan seni.

29
Tabel 3. Observasi Lingkungan Belajar

Interpretasi Hasil
Tanggal Sasaran Observasi*) Hasil Observasi
Observasi

30 1. Latar belakang sosial- Kondisi sosial-ekonomi Terdapat


Oktober ekonomi murid peserta didik di SMP keberagaman
2023 Negeri 27 Surakarta kondisi sosial-
Murid dengan kondisi tergolong ke dalam ekonomi peserta
sosial-ekonomi yang kelas menengah ke didik di SMPN 27
berbeda memiliki hak bawah. Akan tetapi, Surakarta
yang sama dalam walaupun dalam
mengakses dan kondisi tersebut,
memperoleh layanan peserta didik tetap
pendidikan yang memiliki hak yang
berkualitas, seperti sama dalam mengakses
tingkat pendidikan dan memperoleh
orang tua dan fasilitas layanan pendidikan
belajar yang tersedia yang berkualitas.
di rumah.

30 2. Kualitas Kualitas pembelajaran Kualitas


Oktober pembelajaran di kelas di kelas mengenai pembelajaran di
2023 Seluruh kegiatan indikator manajemen kelas dinilai cukup
belajar mengajar di kelas sudah baik jika dilihat dari
kelas, mencakup dalam aspek hubungan aspek indikator
indikator manajemen antara guru ke siswa di pembelajaran di
kelas, dukungan dalam kelas, tetapi kelas. Tetapi
afektif, pembelajaran siswa belum terlalu kualitas
interaktif dan mengenal baik pembelajaran masih
penyesuaian cara gurunya dikarenakan bisa diperbaiki lagi
mengajar dengan masih setengah menjadi lebih baik,
tingkat kemampuan semester satu. bisa dari
murid. pendekatan guru kedisiplinan dan
kepada siswa sudah media
bagus guru pembelajarannya
memperhatikan
kekurangan siswa
dalam pembelajaran.

30
untuk lingkungan
belajar belum kondusif
dan kedisiplinan siswa
masih kurang, tetapi
pembelajaran sudah
aktif dengan dipancing
pertanyaan oleh guru.
Untuk media
pembelajaran belum
menggunakan media
yang interaktif, hanya
menggunakan buku
dalam proses
pembelajaran.
Sedangkan untuk cara
mengajar guru sudah
disesuaikan dengan
kebutuhan dan
kemampuan peserta
didik, dimana
kemampuan berpikir
siswa SMPN 27
Surakarta masih
tergolong rendah,
sehingga guru perlu
menuntun satu -
persatu siswanya

30 3. Refleksi dan Guru melakukan Kendala yang


Oktober perbaikan refleksi pembelajaran dihadapi saat
2023 pembelajaran oleh dengan memberikan pembelajaran di
guru soal konversi suhu kelas yaitu
Kemampuan kemudian peserta kemampuan
pengembangan guru didik diminta untuk numerasi peserta
untuk terus mengerjakan di depan didik yang beragam,
meningkatkan kelas. Peserta didik sehingga guru perlu
kompetensi melalui yang kesulitan menerapkan strategi
belajar mandiri mengerjakan diberikan yang bisa
dengan merefleksi bimbingan di meja menjangkau seluruh
praktik pengajaran masing-masing supaya kemampuan peserta
yang telah diterapkan lebih memahami soal. didik.
dan juga belajar dari
rekan guru.

31
30 4. Kepemimpinan Kepala sekolah Kepala sekolah
Oktober instruksional memiliki program memiliki 8 program
2023 Kemampuan kepala kerja kepala sekolah kerja dan kebijakan
satuan pendidikan guna meningkatkan yang mendukung
dalam menyusun dan mutu pembelajaran di guru dalam
mengkomunikasikan satuan pendidikan meningkatkan mutu
visi, misi, program, diantaranya : pembelajaran di
dan kebijakan yang 1. Kepala sekolah SMP Negeri 27
mendukung guru sebagai edukator Surakarta
dalam meningkatkan atau pendidik
mutu pembelajaran di 2. Kepala sekolah
satuan pendidikan. sebagai manajer
3. Kepala sekolah
sebagai
administrator
4. Kepala sekolah
sebagai supervisor
atau penyelia
5. Kepala sekolah
sebagai leader atau
pemimpin
6. Kepala sekolah
sebagai inovator
7. kepala sekolah
sebagai motivator
8. Kepala sekolah
sebagai
wirausahawan

30 5. Iklim keamanan di Keamanan lingkungan Iklim keamanan di


Oktober satuan pendidikan di sekolah dilakukan SMP Negeri 27
2023 Satuan pendidikan bersama sama dari Surakarta sudah
yang memiliki satpam, guru, peserta baik karena sekolah
kebijakan, didik, dan seluruh sudah memberikan
pemahaman, dan warga sekolah untuk pengawasan dan
program terkait memberikan pencegahan
perundungan, pengawasan dan terhadap tindakan
hukuman fisik, pencegahan terhadap kejahatan, dan BK
kekerasan seksual tindak kejahatan. secara rutin
dan narkotika Sekolah melakukan mengontrol
sehingga bimbingan konseling psikologis peserta
memberikan secara rutin untuk didik untuk
mengontrol psikologis mengetahui

32
perlindungan dan peserta didik selama di permasalahan yang
rasa aman bagi sekolah dan ada di antara peserta
warga satuan mengetahui berbagai didik
pendidikan, baik permasalahan yang
secara fisik maupun ada di antara peserta
psikologis. didik.

30 6. Iklim kebhinekaan di Berdasarkan hasil SMPN 27 Surakarta


Oktober satuan pendidikan observasi, kondisi memiliki iklim
2023 Lingkungan satuan lingkungan satuan kebhinekaan yang
pendidikan yang pendidikan di SMP baik dengan
menghargai Negeri 27 Surakarta menghargai
keragaman agama sudah menghargai keragaman agama
maupun sosial-budaya keragaman agama maupun sosial-
dan dukungan maupun sosial-budaya budaya dan
kesetaraan hak. dan dukungan dukungan
kesetaraan hak. Bentuk kesetaraan hak
menghargai
keragaman agama
dibuktikan dari mata
pelajaran yang ada di
sekolah dengan adanya
guru mata pelajaran
agama islam, kristen,
dan katolik. Peserta
didik memperoleh
kesetaraan hak dalam
belajar agama sesuai
dengan agama yang
dianutnya. Bentuk
menghargai
keragaman sosial-
budaya terlihat dari
adanya ekstrakulikuler
tari nusantara yang
sudah ditampilkan
dalam acara
KREASSO (Kreasi
AnaK Sekolah Solo)
dan berbagai pentas
seni yang lainnya.
Peserta didik juga
memperoleh

33
kesetaraan hak dalam
belajar walaupun
dengan latar belakang
yang berbeda-beda.

30 7. Iklim kesetaraan Lingkungan satuan Lingkungan satuan


Oktober gender pendidikan berperilaku pendidikan sudah
2023 Bagaimana adil, memberikan berperilaku adil dan
lingkungan satuan kesempatan yang sama memberikan
pendidikan bagi warga satuan kesempatan yang
berperilaku adil, pendidikan, baik laki- sama bagi warga
memberikan laki maupun satuan pendidikan,
kesempatan yang perempuan dalam baik laki-laki
sama bagi warga menjalankan peran maupun perempuan
satuan pendidikan, publik seperti dalam menjalankan
baik laki-laki maupun dukungan kepala kegiatan di sekolah.
perempuan dalam satuan pendidikan dan
menjalankan peran guru atas kesetaraan
publik.seperti gender dengan cara
dukungan kepala memberikan
satuan pendidikan dan kesempatan yang sama
guru atas kesetaraan baik kepada peserta
gender. didik laki-laki maupun
perempuan.
Contohnya peserta
didik laki-laki dan
perempuan memiliki
kesempatan yang sama
dalam mencalonkan
menjadi ketua kelas
atau menjadi ketua
OSIS. Saat kegiatan
piket baik peserta
didik laki-laki maupun
perempuan keduanya
sama-sama harus
mengerjakan bersama-
sama tidak ada lagi
istilah kegiatan piket
hanya dilakukan oleh
perempuan. Contoh
lain yaitu saat ada
kegiatan lomba masak,

34
laki-laki juga bisa
menjadi juru masak
tidak harus perempuan
saja.

30 8. Iklim inklusivitas Berdasarkan hasil Guru mengetahui,


Oktober Pengetahuan, observasi tidak menerima, dan
2023 penerimaan dan ditemukan peserta mendukung peserta
dukungan guru didik dengan didik dengan
terhadap murid disabilitas, cerdas kondisi kesehatan
dengan disabilitas istimewa, maupun yang kurang
serta murid cerdas bakat istimewa. Akan ataupun peserta
istimewa dan murid tetapi pada kelas VII didik yang memiliki
bakat istimewa. masih ditemukan kondisi khusus.
peserta didik yang Guru mengatasi
mengalami gangguan peserta didik
penglihatan tetapi dengan gangguan
tidak mempunyai penglihatan dengan
kacamata untuk menempatkan
menunjang peserta didik
pembelajaran sehingga tersebut di barisan
terdapat siswa yang paling depan.
tidak paham dengan
materi pelajaran
karena tidak bisa
melihat tulisan di
papan tulis dengan
jelas. Selain itu juga
ditemukan salah satu
siswa yang mengalami
gangguan pendengaran
sehingga sedikit
menghambat proses
pembelajaran di kelas

30 9. Dukungan orangtua Salah satu bentuk Orangtua sudah


Oktober dan murid terhadap partisipasi orang tua berpartisipasi dalam
2023 program satuan dalam penyusunan kegiatan satuan
pendidikan program sekolah pendidikan, dan
Partisipasi orangtua adalah dengan urid dalam
dalam kegiatan satuan memberikan dukungan penyusunan
pendidikan, dan atas program yang program satuan
diadakan oleh sekolah. pendidikan

35
partisipasi murid Contoh partisipasi mendukung
dalam penyusunan orang tua, yaitu pada program sekolah.
program satuan saat gelar karya P5 dari Namun, keterlibatan
pendidikan. peserta didik, orang tua orangtua belum
datang ke sekolah maksimal karena
untuk mengikuti dan kesibukan bekerja
berpartisipasi dalam dan wali murid
melihat karya-karya digantikan oleh
dari peserta didik. keluarga lain.
sekolah juga
mengadakan rapat
pleno dengan orang tua
untuk
mensosialisasikan
program sekolah.

Kesimpulan:

Dari observasi lingkungan belajar dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan belajar
SMP Negeri 27 Surakarta dinilai cukup baik dalam proses pembelajaran. hal tersebut
dapat dilihat dari hasil masing-masing sasaran observasi. Kondisi sosial-ekonomi
peserta didik di SMP Negeri 27 Surakarta tergolong ke dalam kelas menengah ke
bawah. Kualitas pembelajaran di kelas dinilai cukup baik, tetapi masih dapat
ditingkatkan lagi agar pembelajaran semakin maksimal. Tugas kepala sekolah sudah
mencakup aspek yang mendukung guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran di
satuan pendidikan. Sistem keamanan sudah baik karena melibatkan seluruh warga
sekolah untuk mencegah dan mengawasi tindak kejahatan di dalam sekolah.

3. Asistensi Mengajar

Pada kegiatan asistensi mengajar, mahasiswa membuat lembar observasi mengenai


rancangan rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru pamong dan cara guru pamong
dalam proses pembelajaran. Kegiatan asistensi terdapat dua topic materi yang akan
diuraikan dalam hasil observasi berikut ini.

36
LEMBAR OBSERVASI RANCANGAN PEMBELAJARAN 1

Nama Mahasiswa : Septi Handayani

NIM : X902308822

Prodi/ Bidang Studi : Pendidikan Profesi Guru/Pendidikan IPA

Penyusun Rancangan Pembelajaran*) : Agus Budi Susilo, S.Pd., M.Si Mata

Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas VII

KD/CP : Peserta didik mampu mengukur besaran


suhu yang diakibatkan oleh energi kalor yang diberikan, sekaligus dapat membedakan
isolator dan konduktor kalor.

No Aspek yang Diobservasi Analisis Kritis

1 Kejelasan tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran yang tertera


memenuhi kriteria SMART (Specific, pada modul kurang memenuhi
Measurable, Achievable, Relevant, dan kriteria SMART dikarenakan :
Time) atau tidak menimbulkan
1. Specific : Tujuan pembelajaran
penafsiran ganda dan mengandung
tidak spesifik karena hanya
perilaku hasil belajar
menyebutkan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan pada
pembelajaran tanpa menyebutkan
kriteria capaian pada peserta didik.
2. Measurable : Tujuan pembelajaran
dapat diukur melalui LKPD hasil
percobaan peserta didik dan soal
sumatif diakhir pembelajaran,
tetapi pada modul belum
dicantumkan rubrik penilaian
untuk alat ukur
tersebut.

37
3. Achievable : Tujuan pembelajaran
dapat dicapai oleh peserta didik
melalui percobaan-percobaan yang
dilakukan dari pertemuan ke 1
sampai pertemuan ke 6 sehingga
peserta didik dapat menyimpulkan
sendiri tujuan pembelajaran
tersebut.
4. Relevant : Tujuan pembelajaran
tersebut sudah relevan dengan
kebutuhan peserta didik, tetapi
alangkah lebih baiknya tujuan
pembelajaran dapat dikembangkan
lagi menjadi lebih luas dan dalam
apabila dilihat dari banyaknya
pertemuan untuk bab Suhu dan
Kalor. Contohnya seperti
menambahkan tujuan agar peserta
didik memahami penerapan suhu
dan kalor dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Time : Tujuan pembelajaran pada
modul tersebut dapat dicapai
melalui enam kali pertemuan,
dimana setiap pertemuan
dialokasikan 80 menit dan 120
menit untuk semua kegiatan
pembelajaran.
2 Pemilihan materi ajar (kesesuaian Tujuan
tujuan pembelajaran
pembelajaran dengan
memuatkarakteristik
aspek peserta did
pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Pada modul ajar yang
digunakan, materi ajar sudah selaras
dengan tujuan pembelajaran.

38
Karakteristik peserta didik yang
meliputi kemampuan awal, minat
belajar dan gaya belajar
belum
terintegrasi dengan materi ajar. Tidak
ada pemetaan belajar peserta didik
berdasarkan kebutuhan, minat, dan
gaya belajar. Akan tetapi guru
memfasilitasi media pembelajaran
yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik.
3 Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, Pengorganisasian materi ajar sudah
sistematika baik. Langkah-langkah
materi dan kesesuaian dengan alokasi pembelajaran dari pertemuan 1
waktu) sampai 6 sudah runtut diawali
dengan kegiatan pembuka,
kegiatan inti, dan ditutup dengan
kegiatan penutup. Sistematika materi
sudah disusun secara sistematika.
Materi sudah disesuaikan dan dibagi
pada pertemuan 1 sampai 6 dengan
alokasi waktu 80 menit dan 120
menit per pertemuan.

4 Pemilihan sumber/media pembelajaran Sumber/media


(sesuai dengan tujuan,
pembelajaran
materi, dan
sudah
karakteristik pesert
sesuai dengan tujuan, materi dan
karakteristik peserta didik.

Pertemuan 1 :

● Media : Gambar anak demam


yang diukur suhunya dengan
menggunakan tangan dan
termometer
● Alat & Bahan: Laptop/Hp,
termometer, air dengan suhu yang
berbeda
● Sumber Belajar : Lembar Kerja
Siswa Aktivitas 1, buku paket,

39
internet dan sumber lainnya

Pertemuan 2 :

● Media : Gambar rel kereta api


pada pagi hari, siang hari dan rel
kereta api yang melengkung,
gambar botol kemasan produk cair
yang tidak pernah terisi penuh,
gambar air mendidih, gambar
komposisi (kandungan gizi) pada
pembungkus makanan, dan
gambar air yang dipanaskan
dengan diukur suhunya memakai
termometer
● Alat & Bahan:
➔ Alat Musschenbroek
➔ Batang besi, aluminum, dan
kuningan
➔ Kapas
➔ Spiritus
➔ Termometer
➔ Labu didih
➔ Sumbat karet
➔ Pipa kapiler
➔ Bejana
➔ Botol plastik Balon karet
➔ Kaki tiga dan kasa
➔ Pembakar spiritus
➔ Statif dan klem
➔ Alkohol yang diberi pewarna
Air yang diberi pewarna
➔ Minyak goreng
● Sumber Belajar : Lembar Kerja
Siswa Aktivitas 2.1 dan 2.2, buku
paket, internet, dan sumber

40
lainnya.

Pertemuan 3 :

● Media : Gambar kandungan gizi


pada makanan kemasan dan
gambar air yang dipanaskan

dengan diukur suhunya


menggunakan termometer
● Alat & Bahan: Laptop/Hp,
termometer, gelas, sendok logam,
dan air panas
● Sumber Belajar : Lembar Kerja
Siswa Aktivitas 3, buku paket,
internet, dan sumber lainnya

Pertemuan 4 :

● Alat & Bahan: Laptop/Hp


termometer, gelas ukur, labu
erlenmeyer, kaki tiga, kasa,
pembakar spiritus, stopwatch,
statif, klem air dan minyak goreng
● Sumber Belajar : Lembar Kerja
Siswa Aktivitas 4, buku paket.
internet. dan sumber lainnya.

Pertemuan 5 :

● Media : Video air mendidih dan


gambar pakaian yang dijemur
● Alat & Bahan: Laptop/Hp,
termometer, labu erlenmeyer, kaki
tiga, kasa, pembakar spiritus,
statif, klem, stopwatch, dan air.
● Sumber Belajar :

41
Lembar Kerja Siswa Aktivitas 5,
buku paket, internet, dan sumber
lainnya.

Pertemuan 6 :

● Media : Gambar peralatan masak


yang memiliki pegangan dari kayu
atau plastik Gambar setrika
● Alat & Bahan: sendok
logam,
sendok kayu, sendok plastik,
paku

payung, labu erlenmeyer, teko


berisi air mendidih, mentega, dan
air
● Sumber Belajar : Lembar Kerja
Siswa Aktivitas 6, buku paket,
internet, dan sumber lainnya.
5 Kejelasan skenario pembelajaran Skenario pembelajaran pada modul
(langkah-langkah kegiatan pembelajaran: ajar cukup jelas dan runtut yaitu dari
awal, inti, penutup) kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup.
6 Kerincian skenario pembelajaran (pada Pada setiap langkah pembelajaran
setiap langkah tercermin strategi/metode terdapat alokasi waktu tetapi hanya
dan alokasi waktu pada setiap tahap) secara keseluruhan yaitu tahapan
kegiatan awal (10 menit), kegiatan
inti (60 menit), dan kegiatan penutup
(10 menit). Pada langkah
pembelajaran kegiatan inti sudah
rinci yaitu terdapat sintaks model
pembelajaran discovery learning.
Skenario pembelajaran sudah

42
tercermin strategi/metode
pembelajaran pada setiap tahap.

7 Kesesuaian teknik dengan tujuan Tujuan pembelajaran menyebutkan


pembelajaran
bahwa :

1. Melalui kegiatan percobaan, siswa


dapat bernalar kritis dan kreatif
dalam melakukan pengukuran
besaran suhu yang diakibatkan
oleh energi kalor yang diberikan
2. Melalui kegiatan percobaan, siswa
dapat bernalar kritis dan kreatif
dalam membedakan isolator dan
konduktor

Tujuan yang telah disebutkan sudah


sesuai dengan teknik pembelajaran
yang digunakan di dalam modul
yaitu
dengan menggunakan model
discovery learning dengan metode
praktikum percobaan dan
menggunakan LKPD untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa.

43
8 Kelengkapan instrumen (soal, kunci, Instrumen pada rancangan
pedoman pembelajaran belum lengkap.
penskoran) Instrumen hanya tercantum soal
dalam
LKPD dan rubrik penilaian saja
pada
setiap pertemuan. Pada pertemuan
terakhir terdapat asesmen sumatif
tetapi tidak terdapat kunci
jawaban
serta pedoman penskoran. LKPD
yang
tercantum belum terdapat kunci
jawaban serta tidak terdapat asesmen
diagnostik.
Kesimpulan/saran/lesson learned

Dalam prinsip penyusunan modul ajar terdapat 4 kriteria yang harus dipenuhi yaitu
esensial; menarik, bermakna, menantang; relevan dan kontekstual dan
berkesinambungan. Kriteria esensial mencakup pemahaman konsep dari setiap mata
pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin. Kriteria esensial terpenuhi
dengan metode percobaan (praktikum) yang memberikan peserta didik pengalaman
belajar secara langsung. Kriteria menarik, bermakna, dan menantang yaitu berhubungan
dengan menumbuhkan minat belajar untuk belajar peserta didik secara aktif dalam
proses belajar. Kriteria menarik, bermakna, dan menantang sudah sesuai dengan adanya
pertanyaan pemantik, media pembelajaran, dan metode pembelajaran yang digunakan.
Kriteria relevan dan kontekstual berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki sebelumnya sesuai dengan konteks dan waktu tempat peserta didik
berada. Pada modul ajar ini materi dan konten yang diajarkan sudah relevan dan
kontekstual sesuai dengan keadaan peserta didik. Kriteria berkesinambungan berkaitan
dengan alur kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan fase belajar peserta didik.
Dalam modul ajar ini alur kegiatan pembelajaran sudah saling berkesinambungan.

Secara umum, modul ajar yang disusun sudah memiliki ketentuan komponen minimum
sesuai dengan Panduan Pembelajaran dan Asesmen, yakni tujuan pembelajaran, rencana
asesmen di awal dan akhir pembelajaran, langkah pembelajaran, dan media
pembelajaran. Komponen modul ajar suhu, pemuaian,

44
dan kalor ini cukup lengkap hanya tidak terdapat asesmen awal diagnostik dan formatif
serta kelengkapan instrumen tes soal sumatif belum terdapat kunci jawaban dan
pedoaman penskoran

Saran :

Dalam modul ajar ini guru perlu menambahkan asesmen awal diagnostik untuk
mengetahui pemetaan kelompok belajar peserta didik, dapat berupa asesmen diagnostik
kognitif yang memetakan berdasarkan kemampuan awal peserta didik di tingkat rendah,
sedang, dan tinggi maupun asesmen diagnostik non kognitif yang memetakan
berdasarkan gaya ataupun minat belajar peserta didik. Guru juga perlu melengkapi
instrumen tes soal dan LKPD. Selain itu guru juga perlu menambahkan rubrik penilaian
pada setiap lembar asesmen serta pedoman penskorannya.
*) Rancangan pembelajaran yang disusun oleh guru pamong

45
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN 1

(untuk mahasiswa sebagai Observer)

Mata Pelajaran/Topik Ilmu Pengetahuan Alam / Suhu, Kalor, dan Pemuaian

Sekolah/Kelas SMP Negeri 27 Surakarta/ VII

Nama Guru Model Agus Budi Susilo, S.Pd., M.Si

Kompetensi Peserta didik mampu mengukur besaran suhu yang


Dasar/Capaian diakibatkan oleh energi kalor yang diberikan, sekaligus dapat
membedakan isolator dan konduktor kalor
Pembelajaran

A. Apakah semua peserta didik benar-benar telah belajar tentang


topikpembelajaran hari ini? Bagaimana proses mereka belajar? (tuliskan fakta
kongkrit dan alasannya)
Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran berlangsung, seluruh peserta didik
kelas VII sudah belajar mengenai topik suhu dan kalor kecuali peserta didik yang tidak
berangkat sekolah karena sakit atau izin. Peserta didik belajar dengan cara yang berbeda-
beda. Sebagian peserta didik di dalam kelas sudah belajar dengan baik karena mampu
mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir dan aktif selama pembelajaran.
Mereka memahami penjelasan dari guru ditandai dengan mampu menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan dan bertanya ketika masih ada materi yang sulit dipahami.
Peserta didik yang tidak mengikuti pembelajaran dengan baik cenderung pasif dan
mengganggu teman yang lain dengan mengajak bercanda maupun mengobrol.

B. Siswa mana yang tidak dapat mengikut kegiatan pembelajaran pada hari ini?
(tuliskan fakta konkret yang diamati dengan disertai nama peserta didik)
Peserta didik yang tidak masuk sekolah dikarenakan sakit dan izin tidak dapat mengikuti
pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran pada hari ini. Peserta didik yang tidak
masuk yaitu ananda Fiko Fazza Aldafi, Nur Muhammad Yusuf Ferdiansyah, Putri Indah
Pratiwi, dan Renisha Rahelita.

46
C. Mengapa peserta didik tersebut tidak dapat belajar dengan baik? Menurut Anda
apa penyebabnya dan bagaimana alternatif solusinya?
(tuliskan alasan, analisis yang mendalam, dan jika mungkin dasar rujukan yangsesuai)

Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh, peserta didik yang tidak dapat belajar
dengan baik yaitu peserta didik yang memiliki keterbatasan fisik dan sebagian
peserta didik masih tidak bisa fokus dan konsentrasi terhadap pembelajaran dalam
waktu yanglama. Keterbatasan fisik peserta didik di SMP Negeri 27 Surakarta yaitu
penglihatan yang kurang normal dan adanya masalah pendengaran. Mereka lebih
pasif dan selalu tertinggal dari teman-teman yang lain pada saat mencatat materi
dan mengerjakan soal yang diberikan. Peserta didik yang memiliki keterbatasan
fisik harus mendapat perlakuan khusus seperti diberi pendampingan setelah proses
menjelaskan di kelas.

Peserta didik yang kurang fokus dan tidak bisa berkonsentrasi dalam waktu yang
lama disebabkan karena proses pembelajaran yang membosankan dan kurang
interaktif. Menurut artikel pada laman https://www.um-surabaya.ac.id/ kondisi
tersebut bisa dikatakan sebagai Gangguan konsentrasi belajar atau Gangguan Pemusatan
Perhatian (GPP). Faktor yang menyebabkan GPP antara lain genetik, asupan
makanan, motivasi belajar peserta didik, tidak adanya minat dan bakat, kondisi
lingkungan yang kurang kondusif, dan suasana belajar yang kurang menyenangkan.
Di dalam kelas, peserta didik kesulitan dalam memperhatikan instruksi yang
diberikan oleh guru dan kurang komitmen dalam mengerjakan tugasnya.

Solusi yang dapat diterapkan yaitu:

1. Pendekatan dengan peserta didik yang kurang fokus dan diberi motivasi
secara personal.
2. Memilah tugas menjadi beberapa bagian supaya peserta didik mendapat
kesempatan untuk memahami materi secara mendalam.
3. Menggunakan media pembelajaran yang interaktif seperti menggunakan
perangkat audio visual.
4. Meningkatkan kepercayaan diri peserta didik dengan meyakinkan mereka
bahwa
bisa menjawab dan memahami soal dengan baik.
D. Bagaimana usaha guru model dalam mendorong peserta didik yang tidak aktif
untuk belajar? Apakah usaha tersebut berhasil (tuliskan fakta konkrit upaya guru
dan hasilnya)
Usaha guru model dalam mendorong peserta didik yang tidak aktif adalah dengan
mengajak peserta didik belajar bersama. Guru membimbing satu-persatu peserta didik
yang tidak paham dari meja satu ke meja lain membuat peserta didik merasa
bersemangat untuk belajar sehingga peserta didik aktif dalam pembelajaran tersebut.
Selain itu guru juga meminta peserta didik yang sudah paham untuk mengajari sesama
teman yang belum paham atau tutor teman sebaya sehingga terjalin komunikasi di
kelas. Guru juga memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik saat menjelaskan

47
materi, sehingga peserta didik harus selalu siap dalam menjawab pertanyaan dan terlihat
aktif.

Usaha yang dilakukan tersebut dikatakan berhasil karena dalam materi suhu, kalor, dan
pemuaian ini peserta didik menunjukkan antusiasnya saat menjawab pertanyaan dan
menuliskan jawabannya di papan tulis.
E. Pelajaran berharga apa yang dapat Anda petik dari pengamatan pembelajaran
hari ini?
Sebagai calon pendidik profesional, mempersiapkan materi, media, dan asesmen
pembelajaran yang matang menjadi hal penting yang dipetik dari pembelajaran hari ini.
Karena kita mengetahui saat pembelajaran baik guru maupun peserta didik sulit dalam
menyatukan tujuan yang akan dicapai. Guru kurang maksimal dalam pemanfaatan
teknologi dan media pembelajaran di kelas, khususnya mata pelajaran IPA bab Suhu,
Kalor, dan Pemuaian. Guru hanya memberikan contoh perpindahan kalor menggunakan
lilin dan api kemudian menjelaskannya secara lisan di depan kelas. Peserta didik tidak
diberi kesempatan untuk mengeksplorasi pengalaman yang mereka miliki dan hanya
mengikuti instruksi guru yang cenderung membosankan.

Selain itu, pelajaran yang dapat dipetik yaitu sebagai guru kita harus sabar membimbing
peserta didik satu-persatu meskipun guru sedang lelah. Guru juga harus bersabar
menghadapi sikap siswa yang kurang menghargai dan susah diatur. Tetapi ada hal utama
yang harus kita tanamkan melalui pengamatan tersebut yaitu kita harus menyiapkan
materi dan media yang akan digunakan selama proses pembelajaran.
F. Lain-lain: Apakah rancangan pembelajaran telah dapat dilaksanakan dengan hasil
yang efektif? (berikan bukti keterlaksanaan/ketidakterlaksanaan rancangan
pembelajaran)
Rancangan pembelajaran yang telah disusun kurang sesuai dengan keterlaksanaan
pembelajaran di dalam kelas. Guru tidak menggunakan modul ataupun rancangan
pembelajaran untuk mengajar di kelas sehingga pembelajaran kurang mempunyai
tujuan yang jelas dan hasilnya kurang efektif.
Catatan: Aspek-aspek lain yang dapat dicermati oleh observer antara lain difokuskan
pada interaksi antar peserta didik dalam satu kelompok, interaksi peserta didik
antarkelompok, interaksi peserta didik-guru, interaksi peserta didik-media/sumber
belajar, serta interaksi peserta didik-lingkungan.

Hari/Tanggal : Kamis, 9 November 2023

Nama Observer : Septi Handayani

Jabatan : Mahasiswa

*) coret yang tidak sesuai

48
LEMBAR OBSERVASI RANCANGAN PEMBELAJARAN 2

Nama Mahasiswa : Septi Handayani

NIM : X902308822

Prodi/ Bidang Studi : Pendidikan Profesi Guru/ Ilmu Pengetahuan Alam

Penyusun Rancangan Pembelajaran*) : Agus Budi Susilo, S.Pd., M.Si

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas VII

KD/CP : Peserta didik mampu melakukan


pengukuran terhadap aspek fisis yang mereka temui dan memanfaatkan ragam gerak dan
gaya (force).

No Aspek yang Diobservasi Analisis Kritis

1 Kejelasan tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran pada modul ajar


memenuhi kriteria SMART (Specific, gerak dan gaya yang disusun oleh guru
Measurable, Achievable, Relevant, dan SMPN 27 Surakarta belum memenuhi
Time) atau tidak menimbulkan kriteria SMART, karena:
penafsiran ganda dan mengandung
1. Spesifik: Tujuan pembelajaran ini
perilaku hasil belajar.
tidak spesifik karena hanya
Tujuan Pembelajaran Dalam Modul: menyebutkan materi yang
1. Memahami konsep gerak, dipelajari, perilaku hasil belajar
kecepatan dan percepatan. yang diharapkan, namun tidak
2. Memahami hukum Newton. menunjukan kriteria pencapaiannya.
2. Terukur: Tujuan pembelajaran ini
dapat diukur dengan memberikan
soal dan eksperimen LKPD tentang
konsep gerak dan hukum Newton.
3. Dapat dicapai: Tujuan pembelajaran
ini dapat dicapai oleh peserta didik

49
dengan usaha yang wajar, karena
materi tentang gerak dan hukum
Newton sangat lekat dengan kehidupan
sehari-hari.
4. Relevan: Tujuan pembelajaran ini
kurang relevan dengan kebutuhan
peserta didik dan tujuan pembelajaran
yang lebih luas.
5. Berbatas waktu: Tujuan
pembelajaran ini tidak memiliki batas
waktu pencapaian karena belum
tersedia alokasi waktu pembelajaran.
2 Pemilihan materi ajar (kesesuaian Tujuan pembelajaran memuat aspek
tujuan pembelajaran dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
karakteristik peserta didik) Pada modul ajar yang digunakan, materi
ajar sudah selaras dengan tujuan
pembelajaran. Aspek pengetahuan sudah
memuat tentang konsep, teori, prinsip,
dan hukum tentang gerak dan gaya. Aspek
keterampilan sudah mencakup
keterampilan proses sains, seperti
mengamati, menggolongkan,
mengukur, menganalisis, dan
menyimpulkan yang diukur melalui
LKPD yang tersedia. Aspek sikap
mencakup sikap ilmiah, seperti
ketertarikan terhadap sains, sikap objektif,
sikap kritis, dan sikap teliti sudah
tercantum pada materi ajar.

Karakteristik peserta didik yang meliputi


kemampuan awal, minat belajar dan gaya
belajar belum terintegrasi dengan materi
ajar. Tidak ada pemetaan belajar

50
peserta didik berdasarkan kebutuhan,
minat, dan gaya belajar.

3 Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, Keruntutan materi ajar sesuai dengan


sistematika materi dan kesesuaian dengan prinsip dari mudah ke sulit, contohnya
alokasi waktu) pada materi gerak dan gaya, dalam modul
menyajikan pengertian gerak dan gaya
secara general yang akan memudahkan
peserta didik untuk memahami konsep
awal sebelum mereka akan memasuki ke
materi yang lebih kompleks lagi.

Sistematika materi ajar gerak dan gaya


pada modul saling memiliki keterkaitan
dengan materi yang lain yang saling
berhubungan sehingga memudahkan
untuk pembelajaran yang menekankan
pada proses.

Modul ajar belum mengorganisasikan


materi ajar dengan alokasi waktu padahal
alokasi waktu dapat mengukur proses
belajar secara efektif dan efisien.

4 Pemilihan sumber/media pembelajaran Pemilihan sumber/media pembelajaran


(sesuai dengan tujuan, materi, sudah sesuai dengan tujuan, materi, dan
dan karakteristik peserta didik) karakteristik. Namun materi belum
dilampirkan pada modul ajar yang disusun
oleh guru.

Sarana dan prasarana:


a. Sumber Belajar : Buku paket IPA
SMP/MTs Kelas VII
Kemendikbud 2021, internet dan
sumber lainnya
b. Laptop, LCD, Power Point dan
Smartphone
51
c. Video Pembelajaran Youtube
https://www.youtube.com/watch
?v=JlEBIQcpSrQ&t=256s
https://www.youtube.com/watch
?v=mEpoiwMUxNw&t=255s
https://youtu.be/G73CIitm9K0

https://www.youtube.com/watch
?v=RKQ4LDHV6KM
5 Kejelasan skenario pembelajaran (langkah- Skenario pembelajaran
langkah kegiatan pembelajaran: awal, inti, (langkah-langkah kegiatan
penutup) pembelajaran: awal, inti, penutup) belum
disajikan dengan jelas pada kegiatan
pembelajaran.

Pada modul ajar tidak menggunakan


istilah kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Istilah yang digunakan
yaitu tujuan pembelajaran, apersepsi,
aktivitas pemantik, aktivitas utama,
alternatif kegiatan, pengayaan aktivitas
utama, refleksi, penilaian, kunci jawaban,
dan interaksi guru dengan orangtua/wali.
6 Kerincian skenario pembelajaran (pada Skenario pembelajaran pada setiap
setiap langkah tercermin strategi/metode langkah tidak tercermin strategi/metode
dan alokasi waktu pada setiap tahap) pembelajaran yang digunakan. Alur
pembelajaran tidak mencantumkan sintaks
model pembelajaran yang digunakan.
Skenario pembelajaran juga tidak
menyajikan alokasi waktu pada setiap
tahapnya.
7 Kesesuaian teknik dengan tujuan Teknik yang digunakan sudah sesuai
pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran pada materi ini yaitu
menganalisis gerak lurus, pengaruh

52
gaya terhadap gerak berdasarkan Hukum
Newton, dan penerapannya pada gerak
benda dan gerak makhluk hidup. Tujuan
selanjutnya yaitu menyajikan hasil
penyelidikan pengaruh gaya terhadap
gerak benda. Sudah sesuai dengan
pendekatan, model, dan metode
pembelajaran yang digunakan.

Pendekatan yang digunakan yaitu


pendekatan saintifik, model
pembelajaran yang digunakan yaitu
discovery learning. Metode
pembelajaran yang digunakan yaitu
diskusi, presentasi, demonstrasi, project,
eksperimen, eksplorasi, permainan,
ceramah, dan simulasi.
8 Kelengkapan penskoran instrumen soal, Asesmen mencakup instrumen serta cara
kunci, pedoman melakukan penilaian. Kriteria pencapaian
harus ditentukan dengan jelas sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang
ditetapkan. Kelengkapan instrumen di
dalam modul ajar belum lengkap. Tidak
terdapat soal formatif baik kunci jawaban
dan rubrik penilaian. Asesmen dapat
berupa asesmen formatif maupun asesmen
sumatif. Namun, kedua jenis asesmen
tersebut belum tercantum di dalam modul
ajar.
Kesimpulan/saran/lesson learned:

Kriteria yang harus dimiliki modul ajar mencakup esensial yang berupa pemahaman konsep
dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin, dalam modul ajar
yang disusun guru tidak memenuhi kriteria tersebut. Menarik, bermakna, dan menantang
menumbuhkan minat belajar dan

53
melibatkan murid secara aktif dalam proses belajar; berhubungan dengan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga
tidak terlalu mudah untuk tahap usianya, dalam modul ajar yang disusun guru tidak
cukup menarik dalam menumbuhkan minat belajar peserta didik. Metode yang
digunakan terlalu kompleks yang menyebabkan proses pembelajaran akan menjadi
kurang maksimal. Relevan dan kontekstual berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, serta sesuai dengan konteks waktu dan
lingkungan murid, dalam modul ajar yang disusun sudah sesuai dengan pengetahuan dan
pengalaman yang mereka miliki, namun dalam konteks waktu tidak tercantum dengan
jelas target capaian peserta didik. Berkesinambungan keterkaitan alur kegiatan
pembelajaran sesuai dengan fase belajar murid, dalam modul ajar sudah saling
berkesinambungan.

Komponen modul ajar sekurang-kurangnya berisi tujuan pembelajaran, langkah


pembelajaran (yang mencakup media pembelajaran yang akan digunakan), asesmen,
serta informasi dan referensi belajar lainnya yang dapat membantu guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Modul ajar yang disusun oleh guru tidak berisi teknik
asesmen yang digunakan dan tidak memuat alokasi waktu yang dapat mengontrol target
capaian peserta didik.

Saran: penyusunan modul ajar haruslah memenuhi kriteria modul ajar yaitu esensial,
menarik, bermakna, menantang, relevan dan kontekstual, serta berkesinambungan.
Komponen modul harus lengkap supaya dapat memudahkan guru dalam memandu
pelaksanaan pembelajaran di kelas. Teknik penilaian peserta didik disusun berdasarkan
tujuan yang akan dicapai. Materi ajar lebih baik disusun berdasarkan karakteristik
peserta didik.
*) Rancangan pembelajaran yang disusun oleh guru pamong

54
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2

(untuk mahasiswa sebagai observer)

Mata Pelajaran/Topik Ilmu Pengetahuan Alam/ Gerak dan Gaya

Sekolah/Kelas SMP Negeri 27 Surakarta/VII

Nama Guru Model Agus Budi Susilo, S.Pd., M.Si

Kompetensi Peserta didik mampu melakukan pengukuran terhadap aspek


Dasar/Capaian fisis yang mereka temui dan memanfaatkan ragam gerak dan
Pembelajaran gaya (force).

A.Apakah semua peserta didik benar-benar telah belajar tentang topik


pembelajaran hari ini? Bagaimana proses mereka belajar? (tuliskan fakta
kongkrit dan alasannya)
Berdasarkan hasil observasi di kelas, tidak semua peserta didik mengikuti pembelajaran
dengan baik. Beberapa mampu memperhatikan dan mengikuti pembelajaran dari awal
hingga akhir dan beberapa yang lain kurang memperhatikan pembelajaran pada topik
gaya dan gerak. Peserta didik yang memperhatikan pembelajaran dengan baik dapat
mengerjakan soal dan menjawab pertanyaan dengan benar dan menunjukan antusiasme
ketika pembelajaran berlangsung. Peserta didik yang kurang memperhatikan disebabkan
oleh gangguan teman yang lain dan mengajak bercanda sepanjang pembelajaran
berlangsung. Peserta didik cenderung mulai tidak fokus pembelajaran ketika memasuki
jam ke 2 dan ke 3.

Pada saat pembelajaran, guru memberikan materi dan latihan soal supaya mengetahui
peserta didik mana yang masih belum memahami konsep gerak dan gaya dan dibuktikan
peserta didik akan lebih merasa ingin tahu ketika disajikan soal-soal latihan.
B. Siswa mana yang tidak dapat mengikut kegiatan pembelajaran pada hari
ini?(tuliskan fakta konkret yang diamati dengan disertai nama peserta didik)
Berdasarkan hasil observasi, peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran
pada hari itu adalah peserta didik yang sakit, kebanyakan dari mereka tertular virus cacar

55
air. Pada minggu ke 2 dan ke 3, SMPN 27 Surakarta terjadi penularan virus cacar air
yang lumayan masif sehingga peserta didik kelas VII banyak yang terserang virus dan
suasana kelas terasa sepi karena banyak yang tidak masuk. Peserta didik kelas VII D
yang tidak masuk yaitu Alfiano Syahri Alfredo, Daffa Satria Ramadhani, Fiko Fazza
Ramadhani, dan Reza Andika Pratama.
C. Mengapa peserta didik tersebut tidak dapat belajar dengan baik? Menurut
Andaapa penyebabnya dan bagaimana alternatif solusinya?
(tuliskan alasan, analisis yang mendalam, dan jika mungkin dasar rujukan yang
sesuai)
Peserta didik yang tidak dapat belajar dengan baik pada materi gerak dan gaya karena
kurangnya motivasi awal sebelum pembelajaran dimulai. Motivasi awal sebelum
pembelajaran sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan
memastikan semua peserta didik siap untuk belajar. Walaupun motivasi terbesar peserta
didik supaya mau belajar secara serius berasal dari diri mereka sendiri, namun peran guru
adalah memberikan dorongan supaya memunculkan motivasi mereka sendiri. Menurut
jurnal yang diakses melalui https://ejurnal.pps.ung.ac.id/ yang disusun oleh Sunarti
Rahman, adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik
bersumber dari faktor internal berkaitan dengan; (1) karakter peserta didik, (2) sikap
terhadap belajar, (3) motivasi belajar, (4) konsentrasi belajar, (5) kemampuan mengolah
bahan belajar, (6) kemampuan menggali hasil belajar, (7) rasa percaya diri, (8) kebiasaan
belajar. Sedangkan dari faktor eksternal, dipengaruhi oleh; (a) faktor guru, (b)
lingkungan sosial, terutama termasuk teman sebaya, (c) kurikulum sekolah, (d) sarana
dan prasarana.

Dari hasil observasi, peran guru untuk memotivasi peserta didik masih kurang, karena
pada saat di kelas, guru langsung memberikan materi dan tidak memperhatikan kesiapan
peserta didik sebelum pelajaran dimulai. Guru terlalu fokus pada materi yang dibahas
dan interaksi di dalam kelas menjadi lebih pasif karena peserta didik tidak diberi
kesempatan untuk menyampaikan apa yang mereka rasakan sebelum pembelajaran.
Ketika peserta didik tidak paham materi yang disampaikan guru, konsentrasi mereka
langsung terganggudan menjadi tidak fokus dalam pembelajaran.

Berikut solusi yang dapat diterapkan untuk menumbuhkan motivasi peserta didik yaitu:

1. Memberikan apresiasi kepada peserta didik dalam bentuk angka atau hadiah
untukpeserta didik supaya mereka bisa mengukur kemampuan mereka sendiri.
2. Memberikan penilaian atau ulangan, karena peserta didik akan menjadi giat
belajar.
3. Bersikap adil kepada peserta didik tanpa membeda-bedakan tingkat
kemampuanpeserta didik dan latar belakang.
4. Menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata yang dekat dengan peserta
didik.

56
D. Bagaimana usaha guru model dalam mendorong peserta didik yang tidak
aktifuntuk belajar? Apakah usaha tersebut berhasil (tuliskan fakta konkrit
upaya
guru dan hasilnya)
Usaha guru model dalam mendorong peserta didik yang tidak aktif untuk belajar
dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang dilakukan guru adalah dengan
memberikan perhatian khusus kepada peserta didik tersebut. Guru dapat memberikan
perhatian secara individual, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Di dalam
kelas, guru dapat memanggil peserta didik tersebut untuk menjawab pertanyaan,
memberikan tugas individu, atau mengajaknya berdiskusi. Di luar kelas, guru dapat
mengajaknya mengobrol secara pribadi apa saja kendala mereka saat pembelajaran.

Usaha tersebut belum maksimal keberhasilannya karena kondisi peserta didik setiap
pembelajaran berbeda-beda, terutama rata-rata usia peserta didik 12-14 tahun yang
masih rentan sensitif dengan perubahan suasana hati. Sehingga, selain fokus pada
pendalaman materi, guru harus mampu memahami perubahan emosional peserta
didik yang naik turun.
E.Pelajaran berharga apa yang dapat Anda petik dari pengamatan pembelajaran
hari ini?
Sebagai guru, kita harus bisa memahami bahwa peserta didik SMP sedang mengalami
perubahan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang pesat. Guru menyesuaikan
pembelajarannya dengan perubahan-perubahan tersebut, misalnya dengan
menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan melibatkan peserta didik secara
aktif. Peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar jika mereka terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran seperti melalui diskusi, kerja kelompok, atau presentasi.
F. Lain-lain: Apakah rancangan pembelajaran telah dapat dilaksanakan dengan
hasil yang efektif? (berikan bukti keterlaksanaan/ketidakterlaksanaan
rancangan pembelajaran)

Rancangan pembelajaran yang telah disusun kurang sesuai dengan keterlaksanaan


pembelajaran di dalam kelas. Guru tidak menggunakan modul ataupun rancangan
pembelajaran untuk mengajar di kelas sehingga pembelajaran kurang mempunyai tujuan
yang jelas dan hasilnya kurang efektif.
Catatan: Aspek-aspek lain yang dapat dicermati oleh observer antara lain difokuskan
pada interaksi antar peserta didik dalam satu kelompok, interaksi peserta didik
antarkelompok, interaksi peserta didik-guru, interaksi peserta didik-media/sumber
belajar,serta interaksi peserta didik-lingkungan.

Hari/Tanggal : Kamis, 16 November 2023

Nama Observer : Septi Handayani

Jabatan : Mahasiswa
*) coret yang tidak sesuai

57
4. Praktek Pembelajaran Terbimbing

Pada praktek pembelajaran terbimbing, mahasiswa melakukan 3 kali siklus


pembelajaran, dimana setiap siklus pembelajaran mahasiswa diminta untuk mencapai
luaran observasi karakter peserta didik, observasi rancangan pembelajaran yang dibuat
oleh mahasiswa, observasi pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa, dan melakukan
refleksi dari masing-masing siklus. Luaran dibuat menjadi bentuk lembar laporan yang
baik. Setiap siklus mahasiswa mengajar dalam satu materi tetapi berbeda topic.

Pada siklus pertama mahasiswa mengajar materi gerak dan gaya pada topic jarak dan
perpindahan. Pada siklus kedua mahasiswa mengajar topic kecepatan, kelajuan, dan
perpindahan. Sedangkan pada siklus ketiga mahasiswa mengajar topic hukum newton.
Pada siklus ketiga mahasiswa juga menjadikannya sebagai bahan penilaian. Mahasiswa
melakukan praktek pembelajaran terbimbing yang dinilai langsung oleh guru pamong dan
Dosen Pembimbing Lapangan. Penilaian pembelajaran berlangsung dengan lancar. Setelah
melakukan penilaian DPL dan guru pamong memberikan refleksi dari cara kita mengajar.
Berikut hasil refleksi pada saat praktek pembelajaran terbimbing pada siklus ketiga.

58
JURNAL REFLEKSI PEMBELAJARAN

Nama Mahasiswa : Septi Handayani

NIM Mahasiswa : X902308822

Sekolah/Kelas SMP Negeri 27 Surakarta / VII

Mata Pelajaran/Topik IPA / Hukum Newton

Kompetensi Peserta didik mampu melakukan pengukuran


Dasar/Capaian terhadap aspek fisis yang mereka temui dan
Pembelajaran memanfaatkan ragam gerak dan gaya (force)

Tanggal Pelaksanaan 21 November 2023


Pembelajaran

Materi Refleksi Pertanyaan Refleksi

Reviu pengalaman Mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi


belajar pembelajaran yang dilakukan:

1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik?


Pengalaman belajar yang menarik dan berguna bagi peserta
didik pada siklus 3 adalah pada pembelajaran ini digunakan
guru PPL sebagai pembelajaran penilaian, dimana proses
praktek pembelajaran akan dinilai oleh guru pamong dan dosen
pembimbing lapangan. Guru PPL membuat pembelajaran
menjadi lebih menarik dan terstruktur. Guru membuat tes
diagnostic non kognitif kepada peserta didik untuk
mengelompokkan peserta didik berdasarkan gaya belajar
mereka. Peserta didik tampak antusias terhadap
pengelompokkan tersebut. Guru juga memberikan LKPD yang
berguna dan manarik yang berisikan percobaan-percobaan
untuk membuktikan adanya Hukum Newton I, II, dan III.
Peserta didik sangat tertarik dengan adanya percobaan yang
menggunakan api. Dengan diberikan percobaan-percobaan

59
tersebut peserta didik jauh lebih memahami materi dan lebih
tertarik untuk belajar. Selain itu guru juga memberikan materi
menggunakan power point interaktif yang berisikan animasi-
animasi dari contoh Hukum Newton.
Guru juga mendapatkan pengalaman yang berguna dalam
penyusunan perangkat pembelajaran. Dalam penyusunan
membuat guru belajar dan meningkatkan pengetahuan dalam
membuat administrasi guru.

2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang


menarik?
Pengalaman belajar yang berguna tetapi kurang menarik adalah
ketika guru memberikan LKPD untuk membuktikan Hukum
Newton II kepada peserta didik. Berbeda dengan pembuktian
hukum newton I dan III, pembuktian hukum newton II hanya
berisikan soal-soal yang harus dipecahkan oleh peserta didik.
Hal tersebut dirasa kurang menarik bagi peserta didik. Selain
itu, guru juga mendapatkan pengalaman yang berguna ketika
peserta didik saling membentuk kelompok, disaat pembentukan
kelompok suasana kelas menjadi gaduh dan tidak terkendali.
Dengan bantuan guru pamong dan dosen pembimbing guru PPL
menjadi belajar cara mengkondisikan peserta didik dengan baik.

3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang


berguna?
Pada siklus ke 3 peserta didik memiliki pengalaman yang
menarik dari segi pembelajaran bagi peserta didik maupun
administrasi bagi guru. Pada siklus ke 3 tidak ada pengalaman
yang kurang berguna karena pada siklus ini guru dan peserta
didik saling bekerjasama untuk menjalankan proses
pembelajaran sebaik mungkin sehingga manfaat yang didapat
guru dan peserta didik akan saling berguna.

4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan tidak

60
berguna?
Selama praktek pembelajaran pada siklus 3 tidak ditemukan
pengalaman belajar yang tidak menarik dan tidak berguna.
Karena pengalaman sekecil apapun akan tetap menarik dan
berguna bagi peserta didik maupun guru ditambah dengan
saran-saran yang diberikan oleh guru pamong dan dosen
pembimbing lapangan sehingga pembelajaran menjadi lebih
menarik dan sangat berguna.
Refleksi 1. Apa yang telah terjadi selama persiapan, pelaksanaan,
pengalaman belajar akhir pembelajaran?
Pada siklus ke 3 guru mempersiapkan pembelajaran dengan
sangat baik, mulai dari penyusunan perangkat pembelajaran,
instrumen pembelajaran, hingga materi pembelajaran. Guru
menyiapkan sarana untuk menunjang pembelajaran seperti
menyiapkan LCD tambahan untuk kelas yang LCD nya tidak
menyala. Dengan persiapan yang matang maka proses
pembelajaran juga berjalan dengan baik. Mulai dari guru
memberika tes diagnostic awal bagi peserta didik untuk
mengetahui gaya belajar mereka masing-masing.
Pengelompokkan gaya belajar peserta didik dibagi menjadi tiga
yaitu audio, visual, dan kinestetik. Tetapi berdasarkan proses
pembelajaran ternyata pengelompokkan seperti itu dianggap
tidak efektif sehingga pembelajaran kurang maksimal.
Selama proses pelaksanaan pembelajaran peserta didik
melakukan percobaan-percobaan untuk membuktikan hukum
newton I, II, dan III. Peserta didik terlihat sangat antusias
dengan percobaan tersebut. Tetapi dengan dibentuknya
kelompok belajar dengan pembagian materi yang berbeda-beda
membuat peserta didik susah untuk dikondisikan karena mereka
merasa iri dan penasaran dengan kelompok yang mendapatkan
percobaan hukum newton III yang lebih menarik karena
menggunakan api. Sehingga anak-anak dengan gaya belajar
kinestetik yang tidak mendapatkan percobaan tersebut akan

61
berlari ke kelompok yang membuat percobaan tersebut sehingga
kelas menjadi gaduh dan susah untuk dikondisikan.
Pada akhir pembelajaran situasi berjalan kurang kondusif
sehingga yang seharusnya siswa dapat membuat kesimpulan
pembelajaran secara mandiri tetapi dibantu oleh guru. Pada
akhirnya model pembelajaran kurang sesuai dengan hasil
pembelajaran yang diperoleh. Selain itu asesmen juga belum
sempat diberikan kepada siswa karena waktu telah habis.

2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?


Pengelompokkan peserta didik berdasarkan gaya belajar audio,
visual, dan kinestetik dianggap tidak berjalan dengan baik
karena dengan pembagian secara heterogen peserta didik yang
memiliki gaya belajar kinestetik ia akan lebih mengandalkan
temannya yang memiliki gaya belajar audio dan visual sehingga
yang memiliki gaya belajar kinestetik enggan bekerja apabila
diberikan tugas dalam bentuk soal.
Pembelajaran juga menjadi kurang kondusif karena sarana yang
tidak memadai yang seharusnya melakukan percobaan dengan
api dilakukan di dalam laboratorium karena tidak mempunyai
laboratorium sehingga percobaan dilakukan di dalam kelas
dengan pengawasan guru.
Pada akhir pembelajaran peserta didik juga belum sampai
membuat kesimpulan secara mandiri karena keterbatasab waktu.
Alokasi yang diberikan untuk penilaian adalah hanya 1 JP
sehingga dengan waktu yang sangat singkat membuat
pembelajaran menjadi kurang kondusif.
Rumusan hasil Apabila saya mengajar atau membahas topik ini atau topik yang
refleksi berupa serupa dengan topik ini, dengan mempertimbangkan prinsip
pembelajaran pembelajaran bermakna yang berpusat kepada peserta didik,
bermakna perubahan apa yang akan saya lakukan?

Perubahan yang akan saya lakukan adalah dengan mengganti


asesmen diagnostic non kognitif menjadi asesmen disgnostik

62
kognitif dengan mengelompokkan peserta didik berdasarkan
kemampuan dan cara berpikir mereka. Dengan pengelompokkan
yang seperti itu diharapkan peserta didik dapat berkumpul secara
homogeny dan membuat peserta didik lebih bisa menuangkan
pemikirannya secara adil dibandingkan dikelompokkan secara
heterogen maka yang memiliki kemampuan berpikir secara rendah
akan mengandalkan temannya yang memiliki kemampuan berpikir
yang tinggi. Dengan pengelompokkan secara homogeny, guru juga
hanya perlu membimbing secara intens peserta didik yang memiliki
kemampuan berpikir rendah. Maka dengan begitu tujuan
pembelajaran akan lebih cepat tercapai dengan suasana yang lebih
kondusif.

Menyetujui DPL Guru Pamong Catatan

Tanggal : 1 Desember 2023 1 Desember 2023

Tanda Tangan
dan Nama
Lengkap

Annisa Nur Agus Budi Susilo, S.Pd.,


Khasanah,M.Pd. M.Si.

NIP.19901119201903202 NIP.197308291999031004
2

63
5. Diskusi Refleksi Akhir PPL I

Kegiatan PPL I diakhiri dengan kegiatan diskusi refleksi akhir PPL I. Hasil refleksi
dituangkan dalam bentuk tabel refleksi berikut ini.
LAPORAN HASIL REFLEKSI PPL I

Nama dan NIM Mahasiswa PPG Septi Handayani / X902308822

Nama Sekolah SMP Negeri 27 Surakarta

Tanggal Pelaksanaan Pembelajaran Tanggal 23 Oktober sampai tanggal 01


Desember 2023

Materi Refleksi Pertanyaan Refleksi

Reviu Pengalaman
Belajar pada Refleksi Kegiatan Orientasi PPL I
Kegiatan Orientasi
1 . Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik?
Pengalaman belajar yang berguna dan menarik pada
kegiatan orientasi di SMP Negeri 27 Surakarta adalah
mahasiswa PPL dapat mengetahui latar belakang sekolah
dan sumber-sumber informasi sekolah dari administrasi,
bentuk gedung, hingga sumber keuangan. Tetapi terdapat
beberapa hal yang berguna dan menarik yaitu mengenai
keuangan di sebuah sekolah. Dapat diketahui bahwa
manajemen Anggaran SMP N 27 Surakarta bersumber
dari dana BOS dan APBD. Dana sudah termanajemen
dengan baik dan sudah teralokasikan sesuai kebutuhan
sekolah terutama untuk menunjang sarana dan prasarana
pembelajaran.
2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang
menarik? Pengalaman belajar yang berguna tetapi kurang
menarik bagi mahasiswa PPL pada masa kegiatan
orientasi adalah mahasiswa PPL diberikan jatah jam kerja
yang sama dengan guru karyawan pada umumnya, yaitu
masuk dari pukul 07.00 sampai pukul 16.00 sehingga
mahasiswa PPL merasa jenuh berada disekolahan ketika
belum melaksanakan praktek pembelajaran.

64
3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna?
Pengalaman belajar yang menarik tetapi kurang berguna
pada kegiatan orientasi adalah ketika mahasiswa sudah
masuk seperti guru karyawan. Mahasiswa PPL diberikan
waktu yang begitu panjang untuk berada disekolah tetapi
dengan kondisi belummelakukan kegiatan praktek belajar.
Sehingga mahasiswa PPL merasa hanya membuang waktu
saja karena kegiatan orientasi sudah selesai dengan cepat
pada waktu itu.

4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan tidak


berguna?
Pada kegiatan orientasi tidak terdapat pengalaman belajar
yang tidak menarik dan tidak berguna, karena sekecil
apapun pengalaman dan kegiatannya tetap berguna bagi
mahasiswa PPL. Karena memang tujuan mahasiswa PPL
diterjunkan ke sekolahan adalah untuk belajar dan mencari
pengalaman.

Refleksi Pengalaman Belajar

1. Apa yang telah terjadi selama kegiatan orientasi?


Kegiatan orientasi berjalan dengan lancar dan baik mulai dari
kegiatan penyerahan mahasiswa PPL oleh DPL kepada guru
pamong SMP Negeri 27 surakarta. Dilanjutkan dengan
kegiatan mahasiswa PPL disekolahan. Selama kegiatan
orientasi mahasiswa PPL juga sempat merasakan kegiatan
penerimaan rapot, dimana kegiatan penerimaan rapot juga
dibarengi dengan kegiatan P5 dengan tema market day di
SMP Negeri 27 Surakarta. Mahasiswa PPL ikut membantu
peserta didik menyiapkan dagangannya dan ikut
memanen hasil tanaman hidroponik di sekolahan. Dengan
kegiatan-kegiatan tersebut mahasiswa PPL menjadi paham
karakteristik peserta didik dan lingkungan sekolah dengan
baik. Maka kegiatan orientasi berjalan dengan baik.

2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?


Hal tersebut bisa terjadi karena mahasiswa PPL sudah
diterjunkan di sekolahan tersebut, maka mahasiswa PPL
sudah menjadi bagian dari SMP Negeri 27 Surakarta dan
wajib ikut derta dalam berbagai kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah.

65
Review Pengalaman Refleksi Kegiatan Observasi
Belajar pada 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik?
Kegiatan Observasi Pengalaman belajar yang berguna dan menarik pada kegiatan
observasi adalah ketika mahasiswa melakukan kegiatan
observasi karakteristik peserta didik dan observasi
lingkungan belajar. Mahasiswa mengetahui bahwa observasi
karakteristik peserta didik dapat dilihat dari beberapa
segi seperi segi budaya kelas, status sosial peserta
didik, minat belajar, kemampuan awal, gaya belajar,
motivasi belajar, perkembangan emosi,
perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual,
serta perkembangan motoric peserta didik.

Sedangkan untuk observasi lingkungan belajar terdapat


beberapa sasaran observasi seperti latar belakang sosial
ekonomi peserta didik, kualitas pembelajaran dikelas,
refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru,
kepemimpinan instruksional, iklim keamanan di satuan
pendidikan, iklim kebhinekaan di satuan pendidikan, iklim
kesetaraan gender, iklim inklusivitas, hingga dukungan orang
tua dan murid terhadap program satuan pendidikan.
2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang menarik?
Pengalaman belajar yang berguna tetapi kurang menarik
adalah ketika menyusun pertanyaan mengenai
wawancara/observasi yang dilakukan di lingkungan sekolah.

3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna?


Pengalaman yang menarik dan kurang berguna menurut saya
adalah pada saat melakukan proses mengamati lingkungan
ataupun fasilitas yang ada disekolah secara langsung.

4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan tidak


berguna?
Pada kegiatan observasi tidak terdapat pengalaman belajar
yang tidak menarik dan tidak berguna, karena sekecil apapun
pengalaman dan kegiatannya tetap berguna bagi mahasiswa
PPL. Karena memang tujuan mahasiswa PPL diterjunkan ke
sekolahan adalah untuk belajar dan mencari pengalaman

66
Refleksi Pengalaman Belajar
1. Apa yang telah terjadi selama kegiatan observasi?
Pada kegiatan observasi mahasiswa PPL mengetahui hasil
observasi karakteristik peserta didik. Berdasarkan hasil
observasi karakteristik peserta didik di SMPN 27 Surakarta
pada tingkatan kelas VII dapat disimpulkan bahwa dari aspek
budaya kelas sudah memiliki budaya kelas yang baik dan
sudah diterapkan setiap hari di sekolah. Pada aspek status
sosial peserta didik SMP Negeri 27 Surakarta tergolong ke
dalam golongan menengah ke bawah. Aspek minat belajar
peserta didik belum terlihat karena peserta didik hanya
tertarik belajar bersama mahasiswa PPL. Aspek kemampuan
awal peserta didik tidak bisa diukur dan dianalisis karena
tidak ada hasil konkret yang menjadi acuan pemetaan
kemampuan awal. Aspek gaya belajar peserta didik berupa
auditori, visual, dan kinestetik. Aspek motivasi belajar
masih sangat kurang dan perlu diperbaiki melalui
komunikasi antara wali murid dengan sekolah agar sama-
sama mendukung peserta didik dan memotivasi untuk
belajar.
Aspek perkembangan emosi peserta didik sudah didukung
dengan peran guru dalam memberi respon positif pada
peserta didik yang mengekspresikan emosinya. Aspek
perkembangan sosial sudah mampu saling menghargai dan
menghormati sesama peserta didik maupun dengan guru,
membangun hubungan positif di dalam lingkungan sekolah.
Aspek perkembangan moral peserta didik perlu diperbaiki
lagi dengan menambahkan lebih banyak dukungan-dukungan
moral kepada peserta didik, sedangkan untuk perkembangan
spiritual dinilai sudah berjalan baik. Aspek motorik peserta
didik sudah didukung dengan kegiatan yang dapat
meningkatkan motorik peserta didik melalui kegiatan
olahraga, jumat sehat, ekstrakurikuler, praktikum, dan seni.
Sedangkan untuk hasil observasi lingkungan belajar dapat
diketahui bahwa lingkungan belajar SMP Negeri 27
Surakarta dinilai cukup baik dalam proses pembelajaran. hal
tersebut dapat dilihat dari hasil masing-masing sasaran
observasi. Kondisi sosial-ekonomi peserta didik di SMP
Negeri 27 Surakarta tergolong ke dalam kelas menengah ke
bawah. Kualitas pembelajaran di kelas dinilai cukup baik,
tetapi masih dapat ditingkatkan lagi agar pembelajaran
semakin maksimal. Tugas kepala sekolah sudah mencakup

67
aspek yang mendukung guru dalam meningkatkan mutu
pembelajaran di satuan pendidikan. Sistem keamanan sudah
baik karena melibatkan seluruh warga sekolah untuk
mencegah dan mengawasi tindak kejahatan di dalam sekolah.

2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?


Hal tersebut bisa terjadi karena mahasiswa PPL sudah
diterjunkan di sekolahan tersebut, maka mahasiswa PPL
sudah menjadi bagian dari SMP Negeri 27 Surakarta dan
wajib ikut derta dalam berbagai kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah.

68
Reviu Pengalaman Refleksi Kegiatan Asistensi Mengajar
Belajar pada
Kegiatan Asistensi 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik?
Mengajar Pengalaman belajar yang berguna dan menarik pada
kegiatan asistensi mengajar adalah mahasiswa PPL
mendapatkan ilmu baru mengenai penyusunan rancangan
pembelajaran hingga proses pembelajaran. Mahasiswa
PPL mengamati kegiatan pembelajaran oleh guru pamong
pada materi suhu kalor dan gerak gaya. Mahasiswa PPL
menjadi paham bagaimana cara pembelajaran yang baik
dan cara mengkondisikan peserta didik.

2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang


menarik? Mahaiswa harus ikut mengajar guru
pamong selama pembelajaran berlangsung. Ketika
guru pamong mengajar selama 3 JP maka mahasiswa
PPL juga harus menunggui selama 3 JP. Hal tersebut
berguna karena kita jadi paham proses pembelajaran tetapi
kurang menarik karena menunggu terlalu lama

3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna?


Pengalaman yang menarik tetapi tidak berguna adalah
ketika melakukan asistensi pembelajaran, terdapat peserta
didik di kelas yang tidur ataupun silih paham dengan teman
yang lain sehingga menimbulkan kegaduhan. Disana
mahasiswa PPL sangat tertarik melihat cara penyelesian
guru pamong dalam menghadapi masalah tersebut.

4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan


tidak berguna?
Pada kegiatan asistensi mengajar tidak terdapat pengalaman
belajar yang tidak menarik dan tidak berguna, karena sekecil
apapun pengalaman dan kegiatannya tetap berguna bagi
mahasiswa PPL. Karena memang tujuan mahasiswa PPL
diterjunkan ke sekolahan adalah untuk belajar dan mencari
pengalaman
Review Pengalaman Refleksi Pengalaman Belajar
Belajar pada
Kegiatan Praktik 1. Apa yang telah terjadi selama kegiatan asistensi mengajar?
Pembelajaran Selama kegiatan asistensi mengajar berjalan dengan baik
Terbimbing dan lancar. Hanya saja mahasiswa PPL pernah terlambat
dalam sistensi mengajar dan hampir tidak
mengikuti kegiatan tersebut.

69
2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Hal tersebut bisa terjadi karena mahasiswa PPL tidak
tahu apabila terjadi perubahan jadwal mengajar guru
pamong.
Refleksi Kegiatan Praktik Pembelajaran Terbimbing
1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik dari?
Pengalaman belajar yang berguna dan menarik yaitu
dalam menyusun rancangan pembelajaran harus disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik. Oleh sebab itu harus
dilakukan observasi karakteristik peserta didik terlebih
dahulu. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat menyusun
modul ajar dengan baik serta dapat mengaplikasikan ilmu
yang telah didapatkan dibangku kuliah. Terutama dalam
menerapkanmodel pembelajaran yang harus sesuai dengan
sintaksnya. Selain itu mahasiswa mendapat pengalaman
mulai dari bagaimana mengondisikan suatu kelas yang
didalamnya memiliki sikap dan kepribadian yang
bervariasi sehingga mahasiswa harus mampu
menghadirkan suatu pembelajaran yang menarik dan
kreatif
2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang
menarik? Pengalaman belajar yang berguna tetapi kurang
menarik bagi saya adalah ketika mendapatkan peserta
didik yang sulit menerima pelajaran, asyik main sendiri
dan bersikap kurang sopan. Saya harus sabar
membimbing dan memberikan pengertian.

3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna?


Pengalaman menarik tetapi kurang berguna ketika
mendalami materi yang diajarkan. Namun pada proses
pembelajaran, guru bertugas membimbing
peserta didik hingga memperoleh konsep
bukan hanya menjelaskan materi menggunakan
ceramah saja.

4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan tidak


berguna?
Pada kegiatan praktek pembelajaran terbimbing tidak
terdapat pengalaman belajar yang tidak menarik dan tidak
berguna, karena sekecil apapun pengalaman dan
kegiatannya tetap berguna bagi mahasiswa PPL. Karena
memang tujuan mahasiswa PPL diterjunkan ke sekolahan
adalah untuk belajar dan mencari pengalaman.

70
Refleksi Pengalaman Belajar

1. Apa yang telah terjadi selama kegiatan praktik


pembelajaran terbimbing?
Yang terjadi selama persiapan adalah guru mempersiapkan
modul ajar yang akan digunakan sebagai pedoman dalam
proses pembelajaran. Modul ajar yang dirancang disertai
dengan instrument - instrumen penilaiannya. Pelaksanaan
mencakup berbagai kegiatan seperti penggunaan
metode pembelajaran yang tepat, memfasilitasi
pembelajaran. Pada
pelaksanaannya siswa antusias dalam mengikuti
pembelajaran namun konsentrasi peserta didik menurun
ketika jadwal pelajaran di jam terakhir. Seorang guru harus
mampu dalam memanajemen waktu agar pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yng telah
ditentukan. Selama akhir pembelajaran dilakukan evaluasi
untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memahami
materi yang diajarkan. Selain itu guru melakukan refleksi
bagaimana rancangan pembelajaran yang digunakan apakah
sudah efektif atau belum.

2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?


Hal tersebut terjadi agar proses pembelajaran yang
dilakukan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dari pengalaman tersebut saya dapat mengetahui
kemampuan saya merancang modul ajar dan kemampuan
mengajar di kelas secara langsung. Saya mendapatkan
bimbingan dan saran dari Guru Pamong dan Dosen
Pembimbing sehingga saya mengetahui kelebihan dan
kekurangan selama melaksanakan praktik pembelajaran
terbimbing praktik pembelajaran terbimbing yang harus saya
yang harus saya perbaiki supaya pembel perbaiki supaya
pembelajaran selanjutnya dapat berjalan efektif dan efisien.

71
Rumusan Hasil Berdasar pengalaman saya mengikuti kegiatan PPL I, dengan
mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang
Refleksi Berupa
berpusat kepada peserta didik, perubahan apa yang akan saya
Pembelajaran Bermakna
lakukan?

Beberapa perubahan yang akan saya lakukan dalam kegiatan


PPL 1 antara lain:

a. Lebih menjalin komunikasi dengan pihak sekolah agar


tidak terjadi miskomunikasi seperti dalam acara orientasi
yang dilakukan.

b. Memanajemen waktu pelaksanaan pembelajaran agar


lebih baik lagi dan menyiapkan strategi untuk
mengantisipasi adanya kegiatan sekolah yang mendadak
yang memotong waktu pelaksanaan pembelajaran

c. Pembelajaran yang dirancang berisi kegiatan yang


mampu menarik perhatian dan minat belajar peserta
peserta didik dengan memberikan memberikan
pembelajaran yang memfasilitasi kebutuhan belajar
peserta didik. Hal ini diperlukan guru yang kreatif dan
inovatif dalam memilih metode, model dan media
pembelajaran untuk membuat proses belajar mengajar
menyenangkan dan efektif mencapai tujuan
pembelajaran.

72
B. Analisis Hasil Observasi

Kegiatan PPL I dilaksanakan di SMP Negeri 27 Surakarta dilakukan secara


berkelompok yang dimulai dari tanggal 23 Oktober sampai 04 Desember 2023. Kelompok
PPL yang diterjunkan di SMP Negeri 27 Surakarta terdapat tujuh mahasiswa PPL PPG.
Dimana ke tujuh mahasiswa tersebut PPL pada bidang studi yang sama yaitu IPA.
Kegiatan PPL dilakukan tanpa adanya pembekalan oleh universitas dan langsung diadakan
penerjunan mahasiswa PPL oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Setelah diterjunkan
ke lapangan, mahasiswa PPL diberikan uraian tugas yang harus dicapai. Capaian yang
harus dipenuhi mahasiswa setiap minggunya adalah sebagai berikut : 1) Orientasi, 2)
Observasi, 3) Asistensi mengajar, 4) Praktek pembelajaran terbimbing, 5) Diskusi refleksi
akhir PPL I. Capaian-capaian tersebut akan diuraikan pada analisis hasil observasi.

1. Orientasi

Sebelum melakukan kegiatan observasi, mahasiswa mengikuti kegiatan orientasi yang


dimaksudkan untuk mengenalkan mahasiswa PPG dengan berbagai hal terkait sekolah, di
antaranya manajemen pendidikan yang berlaku di sekolah tersebut, kultur sekolah serta
berbagai kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan non akademik lainnya yang diterapkan di
SMP Negeri 27 Surakarta. Kegiatan orientasi dilakukan pada tanggal 24 Oktober hingga
27 Oktober 2023 dan orientasi PPL diberikan oleh Kepala Sekolah atau Penanggungjawab
PPL PPG Prajabatan di sekolah.

Kegiatan orientasi dilakukan dengan mewawancarai narasumber yang sesuai dengan


topik pertanyaan. Wawancara dilakukan dengan wakil kepala bidang akademik SMP
Negeri 27 Surakarta. Adapun sasaran wawancara pada kegiatan orientasi tersebut adalah
mahasiswa dituntut untuk mengetahui manajemen pengelolaan dan pelaksanaan,
manajemen kesiswaan, manajemen kurikulum, manajemen sumber daya manusia,
manajemen sarana dan prasarana, manajemen anggaran, manajemen sistem informasi,
serta manajemen ketatalaksanaan.

Orientasi berjalan dengan baik, dengan adanya kegiatan orientasi mahasiswa PPL
menjadi terbiasa dengan lingkungan sekolah. Selain itu mahasiswa juga dapat mengetahui
manajemen sekolah dalam berbagai bidang, hal tersebut membuat mahasiswa belajar ilmu
baru mengenai tugas dan tanggung jawab lain seorang guru selain tugas mengajar di dalam
kelas.
73
2. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan pada minggu ke dua setelah masa orientasi selesai.
Kegiatan observasi bertujuan agar mahasiswa memiliki keterampilan menangkap dan
memaknai kejadian, fenomena, dan gejala yang nampak selama proses pembelajaran yang
berpotensi mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Selain itu, observasi juga
bertujuan agar mahasiswa memiliki pemahaman yang utuh tentang lingkungan akademik
dan non akademik di sekolah tempat PPL 1. Observasi ini dilakukan terhadap fakta,
kejadian, gejala atau perubahan di sekolah dengan menggunakan panca indera. Hasil
observasi selanjutnya dirumuskan dalam bentuk inferensi/kesimpulan sementara.

Kegiatan observasi pada PPL 1 mempunyai sasaran yang harus dicapai. Sasaran yang
harus dicapai berupa kegiatan observasi akademik dan non akademik. Sasaran observasi
akademik berupa observasi karakter peserta didik, perangkat pembelajaran, dan
pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan sasaran observasi non akademik berupa manajemen
sekolah dan lingkungan belajar di sekolah. Sasaran observasi tersebut akan dituangkan
dalam bentuk luaran akhir berupa laporan hasil observasi.

3. Asistensi Mengajar

Asistensi mengajar dilakukan pada minggu ketiga selama sepekan. Asistensi mengajar
merupakan kegiatan mahasiswa PPG membantu Guru Pamong melaksanakan tugas
keguruan di sekolah. Pada kegiatan asistensi ini mahasiswa mengambil peran yang lebih
sedikit dibandingkan dengan guru pamong dalam melaksanakan setiap tahap
pembelajaran. Secara detail langkah asistensi mengajar adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa mendapatkan informasi tentang tugas guru pamong di sekolah
b. Guru pamong dan DPL menetapkan lingkup tugas asistensi yang akan dilakukan oleh
mahasiswa
c. Guru pamong dan DPL menetapkan mata pelajaran dan kelas yang akan digunakan
mahasiswa melakukan asistensi mengajar.
d. Mahasiswa melaksanakan kegiatan asistensi mengajar dengan membantu Guru
pamong dalam menyusun atau menyempurnakan rancangan pembelajaran,
mempersiapkan bahan ajar, media pembelajaran, serta alat evaluasi, dan
melaksanakan pembelajaran di kelas atau di luar kelas, misalnya membantu Guru

74
pamong mengatur kelompok belajar, membagikan Lembar Kerja Siswa, atau
mengoreksi hasil tes peserta didik.
e. Mahasiswa mencatat dan mendokumentasikan semua bentuk kegiatan asistensi
mengajar yang dilakukan.
f. Mahasiswa melakukan refleksi atas hasil kegiatan asistensi mengajar dan
mendiskusikannya dengan Guru pamong dan DPL untuk membuat RTL.
Kegiatan asistensi mengajar dilakukan selama dua pekan dan berjalan dengan baik.
Selama kegiatan asistensi, guru pamong meminta mahasiswa PPL untuk membantu proses
pembelajaran seperti ikut membantu mengajari peserta didik selama proses berpikir dan
menghitung di dalam kelas.

4. Praktek Pembelajaran Terbimbing

Pada praktik pembelajaran terbimbing mahasiswa PPG berlatih mengajar di bawah


bimbingan intensif guru pamong dan atau DPL. Setiap mahasiswa minimal melakukan 3
siklus praktik pembelajaran terbimbing. Setiap siklus pembelajaran mencakup kegiatan
menyiapkan/membuat rencana pembelajaran dan perangkatnya (plan), melaksanakan
pembelajaran (do), melakukan evaluasi dan refleksi pembelajaran (evaluation and
reflection), serta menyusun RTL (follow up plan).

Selama kegiatan praktek pembelajaran terbimbing di SMP Negeri 27 Surakarta,


mahasiswa PPL menyusun rancangan dan instrumen pembelajaran dengan di
konsultasikan kepada guru pamong. Pada kegiatan asistensi saya mendapat jatah mengajar
kelas VII A, sehingga rancangan pembelajaran yang saya buat adalah materi gerak dan
gaya. Praktek pembelajaran terbimbing berjalan dengan lancar dan diakhri dengan
penilaian pembelajaran oleh guru pamong dan DPL.

5. Diskusi Refleksi Akhir PPL I

Pada minggu terakhir PPL I, mahasiswa PPG bersama guru pamong dan DPL
melakukan diskusi untuk merefleksikan seluruh tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan.
Guru pamong dan DPL memberikan pertanyaan yang membantu mahasiswa untuk
merefleksikan aspek-aspek yang mencakup kompetensi guru profesional yang telah
dipelajari selama kegiatan PPL I. Diskusi refleksi akhir PPL I diakhiri dengan penarikan
mahasiswa PPL oleh DPL.

75
C. Faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Observasi

76

Anda mungkin juga menyukai