Anda di halaman 1dari 3

114 - Gel 2 - 1 - Filosofi Pendidikan Indonesia

Hawin Rahma Maulidia / Geografi


Pada Topik 1 saya belajar tentang pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara dimana
pemikiran KHD sebagai awal mula perjalanan Pendidikan Indonesia hingga akhirnya tercapai
pendidikan paradigma baru sebagai realisasi pemikiran KHD bahwa tujuan pendidikan adalah
menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun masyarakat. Hal tersebut
relevan terhadap pembelajaran paradigma baru yang berorientasi pada peserta didik dengan Profil
Pelajar Pancasila sebagai pedoman. Pada topik 1 saya juga belajar tentang perjalanan pendidikan
Indonesia sejak zaman colonial yang mana pendidikan hanya untuk kepentingan penjajah
kemudian dibangun sekolah Taman Siswa pada tahun 1922 sebagai bentuk perjuangan ki Hajar
Dewantara mewujudkan Pendidikan Indonesia untuk semua masyarakat. Ki Hadjar Dewantara
dan rekan yang terlibat banyak memperjuangkan nasib pendidikan di Indonesia hingga
kemerdekaan sehingga beliau diangkat sebagai bapak menteri pendidikan pertama di Indonesia.
Semboyan Ki Hadjar Dewantara adalah Tut wuri artinya “di belakang” atau “mengikuti dari
belakang” dan handayani yang berarti “memberikan semangat”. Pemikiran Ki Hajar Dewantara
mengenai pendidikan, yaitu upaya konkret untuk memerdekakan manusia secara utuh dan penuh.

Pada topik 2 saya belajar lebih dalam mengenai pemikiran dan strategi Ki Hadjar Dewantara
dibandingkan dengan topik 1. Paa topik 2 saya belajar mengenai buah dari pemikiran Ki Hajar
Dewantara berupa: budi pekerti, penjelasan sistem among, pendidikan keindonesiaan dan kodrat
alam & zaman.

1. Budi pekerti

Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif)
sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Keluarga adalah ekosistem pertama bagi anak untuk
mempelajari hal tersebut. Budi pekerti menjadi dasar anak untuk memiliki kecakapan social
sehingga dia mampu menjadi manusia merdeka. Selain keluarga budi pekerti dapat diajarkan
melalui system pendidikan. Hal tersebut erat kaitannya dengan konsep Trilogi KHD. Konsep ini
selaras dengan pendidikan Indonesia yang tidak hanya mengedepankan aspek kognitif namun juga
kecerdasan social dan karakter. Ki Hajar Dewantara juga mengajarkan pentingnya sistem Tri Pusat
pendidikan yang satu sama lain saling berkaitan yaitu pendidikan dalam keluarga, sekolah dan
masyarakat. Ketiga hal ini sangat berpengaruh dalam membentuk watak dan kepribadian anak.
Dalam mendidik anak harus diberi tuntunan dan dorongan agar tumbuh dan berkembang atas dasar
kodratnya sendiri

2. System among

Kita lihat dari kata “among” yang berarti menuntun. Hal tersebut dapat diartikan bahwa seorang
pendidik harus mampu membimbing peserta didik agar mereka dapat tumbuh dan berkembang
menjadi manusia sesuai dengan kodratnya. Dalam sistem among, anak-anak harus dibiasakan
untuk mendisiplin diri untuk mencari dan belajar sendiri. Ki Hadjar Dewantara di samping ilmu
yang umum, kesenian merupakan bagian yang penting dalam kurikulum pendidikan (Marisyah,
Firman & Rusdinal, 2019).

3. Pendidikan dengan kebudayaan


Pendidikan tidak hanya fokus dalam mengembangkan aspek kognitif saja namun juga
mengajarkan nilai-nilai dan kebudayaan yang ada pada masyarakat. Pendidikan merupakan tempat
persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Nilai tersebut ditanamkan melalui Profil
Pelajar Pancasila.

4. Kodrat alam dan zaman


Pendidikan menyesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik. Kodrat alam
berhubungan dengan dimana tempat tinggal peserta didik. Sehingga implementasi pendidikan
berdasarkan corak dan nilai-nilai yang berlaku di lingkungan peserta didik. Pendidikan sesuai
dengan kodrat zaman yaitu pendidikan berkaitan dengan perkembangan IPTEK agar kualitas
pendidikan di Indonesia tidak mengalami penurunan dan peserta didik memiliki keterampilan
abad 21

Pada topik 3 saya mempelajari manusia Indonesia berarti identitas manusia yang
menghayati niali-nilai kemanusiaan khas Indonesia. Kemanusiaan Indonesia meliputi nilai, jiwa,
hasrat, martabat, sosialitas, relasionalitas, genitas, dialogalitas, tradisi. Tiga hal hakiki nilai
kemanusiaan khas Indonesia yaitu kebhinekaan, pancasila, dan religiositas. Bhineka Tunggal Ika
adalah payung untuk hidup berdampingan bersama-sama memperkokoh nasionalisme Indonesia
(Hartoyo, 2010). Dalam kebhinekaan ada tiga wujud budaya menurut Koentjaraningrat yaitu ide,
gagasan, nilai atau norma. Kedua yaitu aktivitas atau pola tindakan sebagai sistem sosial.
Terakhir yaitu benda bernilai atau artifact. Ini juga memiliki tujuh unsur penting budaya yaitu;
Bahasa, kesenian, organisasi sosial, sistem religi, teknologi, mata pencaharian, ilmu
pengetahuan. Hal hakiki yang kedua yaitu pancasila sebagai identitas bangsa dan manusia
Indonesia. Pancasila juga sebagai djiwa bangsa Indonesia atau bisa juga intisari nilai-nilai jiwa
dan semangat menjunjung nilai gotong royong. Hal ketiga yaitu religiositas. Religiositas
diartikan sebagi inti dan daya agama. Karakteristik peserta didik meliputi etnik, kultural, status
social, minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan
emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, serta perkembangan motoric.
Setelah melihat karakteristik peserta didik materi pembelajaran juga diajarkan sesuai dengan
tingkat perkembangan usia peserta didik (Yanuarti, 2019).

Hubungan pada topik 1, 2 dan 3 yaitu pada topik satu membahas tentang perjalanan
pendidikan Indonesia sejak zaman colonial hinga setelah merdeka. Dijabarkan juga tentang
pemikiran dan Strategi Ki Hadjar Dewantara dalam pendidikan Indonesia. Ki Hajar Dewantara
memiliki prinsip pendidikan Indonesia berdasarkan system among, kodrat alam dan zaman, budi
pekerti. Hal tersebut relevan dengan pendidikan paradigm baru yang berpusat pada peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai