PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan
harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang
lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan pembangunan. Peningkatan
kualitas pendidikan harus dipenuhi melalui peningkatan kualitas dan kesejahteraan
pendidik dan tenaga kependidikan lainnya.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (UU
SPN No.20 tahun 2003). Dengan tidak bermaksud mengecilkan kontrbusi komponen yang
lainnya, komponen tenaga kependidikan atau guru merupakan salah satu faktor yang
sangat esensi dalam menentukan kualitas peserta didiknya.
Guru merupakan jabatan professional yang memberikan layanan ahli dan menuntut
persyaratan kemampuan yang secara akademik dan pedagogic dapat diterima oleh pihak
penerima jasa layanan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, guru harus
dipersiapkan melalui progam pendidikan yang relatif panjang dan dirancang berdasarkan
standar kompetensi guru.
Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang
– Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun
2008 tentang Guru, mewajibkan guru memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan
sertifikat pendidik. Pada pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 ditegaskan
bahwa sertifikat pendidik bagi guru diperoleh melalui program pendidikan profesi yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan salah satu usaha perbaikan proses
pembelajaran di sekolah yang dapat dilakukan adalah dengan memahami perilaku siswa
dalam belajar. Usaha untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses belajar
mengajar dan pembelajaran di sekolah terus-menerus dilaksanakan dan diaplikasikan
dengan bentuk mata kuliah dengan praktik mengajar di sekolah langsung atau yang dikenal
dengan sebutan magang II. Kegiatan magang ini berdasarkan landasan hokum Undang-
Undang No.20 Tahun 2003, tentang system pendidikan nasional, Undang-Undang no.14
tahun 2005 tentang guru dan dosen, dan lain-lain.
Program magang II merupakan salah satu program akademis yang wajib
dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu. Mata kuliah magang II
pada dasarnya dapat memberikan “life skills” bagi mahasiswa, yaitu pengalaman belajar
yang kaya, dapat memperluas wawasan, melatih dan mengembangkan kompetensi yang
diperlukan dalam bidangnya, meningkatkan keterampilan, kemandirian, tanggung jawab,
dan kemampuan dalam memecahkan masalyah pembelajaran.
Magang II atau sekarang dikenal Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP2)
merupakan suatu bentuk program aplikatif dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya
dalam bentuk kegiatan latihan mengajar maupun tugas keguruan lainnya. Dengan kegiatan
inilah diharapkan agar nantinya mahasiswa PLP2 mampu mengaplikasikan ilmu-ilmu yang
didapat di bangku perkuliahan agar dapat diterapkan pada kegiatan PLP2 di sekolah
dimana dia ditempatkan. Dalam pelaksanaan PLP2 ini, unit magang UNIB sebagai
penyelenggara bekerja sama dengan beberapa sekolah yang terdapat di kota/kabupaten
provinsi Bengkulu. Dalam pelaksanaannya mahasiswa yang telah siap mengikuti praktik
lapangan akan ditempatkan di sekolah- sekolah yang telah bekerja sama dengan pihak
Universitas Bengkulu tersebut.
Kegiatan magang di FKIP Universitas Bengkulu ini dilaksanakan secara secara
gradual atau berjenjang dari magang I hingga PLP2. PLP2 dapat dilaksanakan pada
semester 7 dengan persyaratan mahasiswa yang akan mengambil mata kuliah PLP2 telah
mengikuti kegiatan magang I. Tujuan dari kegiatan PLP2 ini adalah pemantapan
kemampuan profesional guru dari pengalaman belajar dari teori yang di dapatkan di kelas
dan pengalaman lapangan pada kegiatan magang sebelumnya; mendemonstrasikan
kompetensi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran; melakukan
perbaikan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan potensi peserta didik;
mendalami karakteristik peserta didik; mengidentifikasi permasalahan pembelajaran di
kelas dan mengatasi permasalahan tersebut; menerapkan pembelajaran inovatif yang
bertolak dari sutau permasalahan pembelajaran; menindaklanjuti hasil penilaian dengan
melakukan pembimbing dan pelatih peserta didik; mendalami kegiatan non mengajar
meliputi manajemen sekolah, dan kegiatan ekstrakurikuler.
Saat ini dunia sedang digemparkan dengan adanya virus baru yang bernama Corona
Virus. Virus ini menjadi ancaman besar bagi dunia karena penyebarannya yang begitu
pesat. Bayangkan saja virus ini dapat meyebar hanya dengan melakukan kontak fisik
dengan penderita. Oleh karena itulah pemerintah menetapkan segala bentuk kegiatan
dilakukan secara dalam jaringan(daring) dan tanpa terkecuali bidang pendidikan. Sistem
pendidikan saat ini dilakukan secara daring dimana guru memanfaatkan media
pembelajaran online dalam meyampaikan materi dan peserta didik dapat menerima materi
dari rumah masing-masing.
Berdasarkan uraian di atas, kegiatan PLP2 diperlukan sebagai upaya peningkatan
kualitas calon guru agar kedepannya bisa menjadi guru yang profesional.
2. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan PLP2 ini dilaksanakan selama ± dua bulan pada tanggal 5 Oktober s/d 5
Desember 2020.