Anda di halaman 1dari 23

PROFESSIONAL LEARNING COMMUNITY

LAPORAN MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

Kebijakan dan Inovasi Pendidikan pada semester Genap tahun 2023

dengan Dosen Pengampu Dr.Cucun Cunaengsih,S.Pd.M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 8

1 Diaz Nilam Wangila 2103093


.
2 Kirana Anindia Giarini 2101238
.
2 Faizah Wahdah Aufa 21011
. 63

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG

PRAKATA

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur kehadiran Allah Swt. Karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
dosen yang kemudian dilanjutkan membuat sebuah makalah yang berjudul “Professional
Learning Community.” Tak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. kepada keluarganya, sahabatnya, serta umatnya yang senantiasa setia
hingga akhir zaman.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah kebijakan dan inovasi pendidikan . Disamping itu, diharapkan makalah ini dapat
dijadikan sarana pembelajaran untuk menambah pengetahuan mengenai Professional
Learning Community.

Dalam proses pembuatan makalah ini, kami mendapatkan banyak bantuan, masukan,
dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada
Ibu Cucun Sunaengsih,S.Pd. M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah kebijakan dan inovasi
pendidikan yang telah memberikan tugas terhadap kami sehingga dapat membuat wawasan
dan pengetahuan kami terhadap kebijakan dan inovasi pendidikan dapat bertambah.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan bagi para pembaca. Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari sisi penggunaan kata maupun dari segi
penulisannya. Kami dengan rendah hati dan tangan terbuka menerima berbagai masukan
ataupun saran yang nantinya bisa bermanfaat bagi seluruh pembaca di masa yang akan datang.

Sumedang, 17 Mei 2023


Penulis

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menjadi guru dan mengajar bukanlah hal yang mudah. Ini bukan hanya tentang
merencanakan dan memberikan pelajaran kepada siswa sebaliknya itu adalah keterampilan
artistik yang tinggi dalam menerapkan strategi pengajaran yang paling tepat untuk satu hal
tertentu di dalam konteks kelas. Hal ini menuntut guru untuk dapat menghubungkan
pemahaman mereka tentang siswa karakteristik pedagogi dan kurikulum dalam desain
praktik dan praktik pengajaran mereka. Demikian guru harus terus-menerus mengevaluasi
dan melakukan refleksi praktik mereka,memperbarui pengetahuan tentang berbagai metode
pengajaran, dan memahami karakteristik siswa di sebuah pembelajaran di dalam kelas.
(Darmawati, 2017).
Hal yang harus dilakukan untuk dapat memfasilitasi pembelajaran guru yang
berkelanjutan baik secara individu maupun berkolaborasi sekolah perlu menjadi komunitas
belajar profesional. Ketika sebuah sekolah adalah kelompok komunitas belajar ada
hubungan yang erat antara warga sekolah (kepala sekolah,guru,siswa, staf pendukung)
berdasarkan nilai-nilai bersama dan tanggung jawab bersama terhadap kualitas pembelajaran
siswa. Mereka sering berbagi pengetahuan, keterampilan,dan pengetahuan yang bertujuan
untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Menurut (Darmawati, 20117) PLC merupakan
salah satu faktor kunci sekolah efektif. Karena itu, komunitas ini dapat meningkatkan
praktik dan kemanjuran profesional guru dan akhirnya akan menjadi lebih baik dalam
pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi siswa.
Dalam implementasi PLC di sekolah dasar, tentunya terdapat permasalahan yang
dihadapi guru maupun sekolah. Permasalahan implementasi PLC sebagaimana telah
dilaksanakan program pendampingan pada guru, tetapi dalam hal ini guru masih belum
dapat meningkatkan prestasi peserta didik secara langsung. Kemudian guru masih belum
memahami strategi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Selain itu, guru belum
mampu memahami tentang cara belajar seperti apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh
peserta didik. Sehingga dalam hal ini, seharusnya guru menyiapkan dan memahami terhadap
kebutuhan dari peserta didik, oleh karena itu dalam hal ini ada beberapa kompetensi yang
harus dipahami oleh guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional dan kompetensi sosial.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari PLC?
2. Bagaimana tujuan dari PLC?
3. Bagaimana bentuk-bentuk PLC?
4. Bagaimana permasalahan implementasi PLC

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian PLC
2. Untuk mengetahui tujuan PLC
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk PLC
4. Untuk mengetahui permasalahan implementasi PLC
BAB II
ISI
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian PLC

Professional Learning Community merupakan konsep yang memadukan pendekatan


profesional, pembelajaran dan komunitas. Komunitas merupakan kelompok masyarakat
yang memiliki sistem nilai, tatanan, norma yang mengarahkan pola perilaku anggotanya.
PLC sebagai bagian dari manajemen sekolah dikendalikan dan didorong oleh fungsi seorang
pemimpin sekolah dalam hal Kepemimpinan Instruksional (Anggraeni, 2017). Hakikat dari
pada komunitas pembelajaran profesional yaitu bagaimana caranya belajar bersama untuk
mencapai tujuan pendidikan. Guru merefleksikan objek formal pendidikan serta objek
material pendidikan secara bersama-sama. Objek formal terkait dengan makna pendidikan
baik dalam arti luas, luas terbatas maupun sempit. Objek material yang menjadi refleksi dan
fokus pembelajaran adalah pendidikan sebagai sebuah sistem dengan fokus pada kegiatan
pendidikan.

Menurut (Anggraeni, 2017) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa kinerja mengajar


guru juga akan erat kaitannya dengan PLC (Professional Learning Community) dimana
nilai- dalam PLC seperti (1) adanya Share Value and Vision; (2) adanya nilai Respect and
Support, (3) adanya nilai collaboration learning and application, (4) adanya nilai Support
Condition, (5) More care (6) Fairness (7) Awareness.

2. Tujuan PLC
Tujuan dari Professional Learning Community (PLC) di satuan pendidikan atau
sekolah yaitu sebagai berikut :
a. Untuk memastikan seluruh guru memperbaiki strategi dan gaya
pembelajaran.
b. Menumbuhkan rasa percaya diri dan keyakinan guru atas kemampuannya
untuk berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran.
c. Membantu siswa dalam menjangkau level kompetensi yang lebih tinggi.
d. Membangun kepemimpinan serta manajemen yang baik.
e. Membantu guru dalam membuat pengalaman belajar yang konsisten bagi
siswa.
Selain beberapa poin diatas, bertukar pengalaman antara pendidik dan tenaga
kependidikan dengan beberapa pihak terkait pun merupakan tujuan dari PLC ini.
Adapun cara agar terjadinya hal tersebut yaitu dengan membangun budaya saling
memahami dan menghormati.
3. Bentuk-bentuk PLC
Berikut ini merupakan beberapa kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai PLC:

a. KKG/MGMP Sekolah

MGMP merupakan forum/wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran


sejenis di sanggar yang terdiri dari dua unsur yaitu Musyawarah dan Guru Mata
Pelajaran. Musyawarah mencerminkan kegiatan dari, oleh, dan untuk guru,
sedangkan Guru Mata Pelajaran adalah guru SMP dan SMA Negeri maupun Swasta
yang mengasuh dan bertanggung jawab mengelola mata pelajaran yang ditetapkan di
dalam kurikulum (Najri, 2020).

MGMP menjadi ujung tombak dari program pembelajaran guru yang dituntut
untuk memiliki kemampuan profesional yang tangguh. Peran Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Guru yang tergabung dalam wadah kegiatan tersebut bisa saling bertukar informasi
tentang pembelajaran. Dengan semakin banyaknya informasi pembelajaran yang
diperoleh, maka akan semakin meningkat pula mutu proses pembelajaran.
Pembelajaran meningkat, bila mutu guru meningkat. Untuk menjaga tetap
bermutunya MGMP, maka perlu adanya evaluasi di dalam program-programnya.
Analisis kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan teknik SWOT (strength,
weakness, opportunity, threat) harus terus dilakukan agar tetap aktual dengan
perkembangan ilmu pembelajaran (Najri, 2020).

b. PLC Level Satuan Pendidikan

Salah satu cara dalam membangun PLC di level sekolah yaitu melalui forum
rapat pembinaan yang dilakukan untuk memberikan keyakinan mengenai learning
action diantara para guru di sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah memahami
permasalahan apa saja yang terjadi selama KBM dengan masalah-masalah umum
yang sering dijumpai oleh para guru. Adapun pertemuan pada level sekolah ini dapat
dilaksanakan satu kali dalam sebulan.

c. Lesson Study

Lesson study merupakan kegiatan kajian terhadap pelaksanaan pembelajaran


yang dilaksanakan oleh guru. Lesson study bukan metode mengajar tetapi metode
berbasis praktek, walaupun dalam kegiatan kajian pembelajaran tersebut, para guru
pasti akan membicarakan metode mengajar, media, dan alat bantu pembelajaran
yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut. Lesson study diharapkan dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG)
dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai upaya untuk menemukan
proses pembelajaran yang dinilai paling efektif dan efisien untuk meningkatkan
kualitas proses pembelajaran, yang pada gilirannya dapat berdampak, baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan hasil belajar siswa (Tedjawati,
2011).

Lesson study dilaksanakan oleh kelompok guru yang sadar terhadap


pentingnya upaya peningkatan kompetensi mereka dalam proses belajar mengajar
(Tedjawati, 2011). Para guru ini sadar bahwa proses pembelajaran yang selama ini
telah dilaksanakan harus dikaji dari waktu ke waktu agar dapat lebih meningkat
efektivitasnya bagi upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Harapan ideal
yang ingin dicapai dalam kegiatan lesson study ini adalah membangun masyarakat
belajar, sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hayat (life long learning).

4. Permasalahan Implementasi PLC


Menurut Payong (2016:16) dalam penelitiannya pada tahun 2014, terdapat
persoalan pada sejumlah guru yang meliputi : (1) para guru belum siap menerapkan
inovasi pembelajaran, mereka cenderung kembali kepada pola- pola pembelajaran
konvensional, (2) Program peningkatan kualifikasi dan sertifikasi guru tidak
berdampak secara langsung terhadap peningkatan prestasi siswa, (3) Program
pengembangan keprofesian berkelanjutan tidak dilihat sebagai program strategis
yang memiliki nilai tambah pada pengayaan wawasan dan keterampilan guru, (4)
Guru terlibat politik praktis dalam pilkada langsung yang berpengaruh pada
kinerjanya dalam pembelajaran dan hubungan dengan teman sejawat, (5) Guru
terjebak dalam pola pikir birokrasi dalam menerapkan kurikulum dan (6) Dorongan
dan kemauan untuk belajar dan mengembangkan diri belum diutamakan oleh guru-
guru yang telah disertifikasi.
Implementasi PLC dalam pelaksanaannya, dapat menghadapi beberapa
tantangan atau permasalahan, diantaranya:
a) Kurangnya dukungan dari manajemen
Implementasi PLC membutuhkan dukungan dan komitmen dari manajemen
sekolah atau institusi. Namun jika manajemen tersebut tidak memberikan
dukungan dan pengakuan yang cukup terhadap implementasi PLC, maka
implementasi implementasi PLC dapat gagal.
b) Minat partisipasi yang kurang
Dalam implementasi PLC ini membutuhkan partisipasi aktif dari semua
anggota untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Akan tetapi
jika anggota tidak memiliki komitmen dan semangat yang cukup,
pelaksanaan implementasi PLC tidak akan maksimal.
c) Kurangnya waktu dan sumber daya
Implementasi PLC membutuhkan waktu dan sumber daya yang cukup dalam
pelaksanaannya. Seperti waktu untuk pertemuan dan diskusi, serta sumber
daya untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Tetapi jika waktu dan sumber
daya yang terbatas, maka implementasi PLC dapat terhambat atau tidak
efektif.
Selain dari beberapa faktor masalah dalam implementasi PLC di atas, terdapat juga beberapa
kendala lainnya yang dihadapi yaitu masalah jaringan, kesiapan mengajar, dan masalah waktu
dikarenakan adanya agenda tertentu yang dimiliki oleh masing-masing unit sehingga beberapa
anggota. Selain itu, kendala dalam implementasi PLC adalah belum adanya tindak lanjut dalam hal
evaluasi yang dilakukan terhadap perencanaan.

B. PEMBAHASAN
Menjadi guru di zaman ini semakin sulit, menuntut, dan penuh tantangan.
Memperoleh dan mengajar berbagai keterampilan akademik tidak hanya memiliki gelar
sarjana saja, tetapi guru harus memiliki kualifikasi dan sertifikasi sesuai dengan kriteria
masing-masing jenjang pendidikan. Kriteria atau persyaratan tersebut memaksa seorang
guru untuk memenuhi tugasnya dan tanggung jawabnya sebagai pendidik profesional yang
bertanggung jawab. Guru harus mampu melaksanakan tugas-tugas profesional agar dapat
menciptakan pembelajaran yang menarik, komunikatif, interaktif dan menyenangkan bagi
siswanya, meskipun demikian, sebagian besar guru terus memandang pekerjaan mereka
sebagai hobby daripada profesi. Tunjangan sertifikasi diberikan sejumlah guru yang tidak
serius mengemban tanggung jawabnya sebagai guru profesional. Metode dan model
pembelajaran yang tidak maksimal dan yang tidak sesuai dengan gaya belajar individu siswa
merupakan salah satu contoh bahwa guru tersebut belum siap menjadi guru yang
profesional. Berikut beberapa faktor yang menjadi penghambat implementasi PLC di satuan
pendidikan:
1. Guru dinilai kurang memiliki kemampuan mengelola pembelajaran.
Ketika guru dinilai kurang memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran,
maka hal ini dapat menjadi penghambat dalam implementasi PLC atau metode pembelajaran
lainnya. Kurangnya pelatihan atau mungkin guru tidak pernah mendapatkan pelatihan yang
memadai dalam mengelola pembelajaran. Kemudian dengan adanya kurikulum yang terlalu
padat dan banyak materi yang harus disampaikan, guru merasa kesulitan dalam mengelola
pembelajaran dengan baik.
Untuk mengatasi kendala ini, penting bagi lembaga pendidikan untuk menyediakan
pelatihan yang berkelanjutan dan mendalam kepada guru, mendukung pengembangan
kurikulum yang fleksibel, menyediakan sumber daya yang memadai, dan mempromosikan
kolaborasi dan pertukaran pengalaman antara guru. Selain itu, pemberian umpan balik dan
bimbingan yang terstruktur kepada guru juga dapat membantu mereka meningkatkan
kemampuan mengelola pembelajaran.
2. Guru masih merasa gagap untuk menguasai materi secara luas dan mendalam.
Tidak semua guru mendapatkan pelatihan dan pengembangan profesional yang
memadai karena pelatihan dan pengembangan profesional yang terbatas. Pelatihan dan
pengembangan profesional yang terbatas dapat membatasi kesempatan guru untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam bidang yang mereka ajarkan.
Selain itu, bidang pendidikan terus berkembang dan kurikulum serta materi pembelajaran
dapat mengalami pembaruan atau perubahan. Oleh karena itu, guru merasa kesulitan
mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang mereka dan mempelajari materi baru yang
harus diajarkan kepada siswa.
Dalam hal ini, penting bagi guru untuk terus mengembangkan diri dan meningkatkan
pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan. Ini dapat dilakukan melalui partisipasi
dalam pelatihan dan pengembangan profesional, membaca literatur terkait, berkolaborasi
dengan rekan guru lainnya, dan memanfaatkan sumber daya pendukung yang tersedia.
3. Distribusi guru yang kurang merata.
Distribusi guru yang kurang merata dapat terjadi ketika adanya ketidakseimbangan
antara permintaan dan penawaran guru di suatu wilayah. Beberapa daerah mungkin
mengalami kekurangan guru karena permintaan guru melebihi jumlah guru yang tersedia.
sedangkan di daerah lain mungkin terdapat kelebihan guru karena penawaran guru melebihi
permintaan. Kebijakan pemerintah dalam perekrutan, penempatan, dan insentif untuk guru
juga mempengaruhi distribusi guru. Jika tidak ada kebijakan yang memadai untuk mengatasi
ketidakmerataan distribusi guru, masalah ini dapat terus berlanjut.

C. RANGKUMAN
1) Professional Learning Community merupakan konsep yang memadukan pendekatan
profesional, pembelajaran, dan komunitas.
2) Komunitas merupakan kelompok masyarakat yang memiliki sistem nilai, tatanan,
norma yang mengarahkan pola perilaku anggotanya.
3) Hakikat dari pada komunitas pembelajaran profesional yaitu bagaimana caranya
belajar bersama untuk mencapai tujuan pendidikan.
4) PLC mempunyai beberapa di satuan pendidikan atau sekolah salah satunya yaitu
bertukar pengalaman antara pendidik dan tenaga kependidikan dengan membangun
budaya saling memahami dan menghormati.
5) Beberapa kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai PLC yaitu MGMP/KKG, PLC
Level Satuan Pendidikan, dan Lesson Study.
6) Implementasi PLC dalam pelaksanaannya, dapat menghadapi beberapa tantangan
atau permasalahan, seperti kurangnya dukungan dari manajemen, minat partisipasi
yang kurang, serta kurangnya waktu dan sumber daya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN

PLC atau Professional Learning Community (komunitas pembelajaran profesional)


adalah konsep yang memadukan pendekatan profesional, pembelajaran dan tentunya
komunitas. Adapun hakikat dari komunitas pembelajaran profesional yaitu bagaimana
caranya belajar bersama untuk mencapai tujuan pendidikan. Terdapat beberapa tujuan dari
PLC di satuan pendidikan atau sekolah yaitu : a). untuk memastikan seluruh guru
memperbaiki strategi dan gaya pembelajaran, b). menumbuhkan rasa percaya diri dan
keyakinan guru atas kemampuannya untuk berhasil dalam melaksanakan proses
pembelajaran, c) membantu siswa dalam menjangkau level kompetensi yang lebih tinggi, d)
membangun kepemimpinan serta manajemen yang baik, dan e) membantu guru dalam
membuat pengalaman belajar yang konsisten bagi siswa.

Terdapat beberapa kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai PLC misalnya


MGMP/KKG, PLC Level Satuan Pendidikan, dan Lesson Study. Dan tentunya dalam
pelaksanaan implementasi PLC terdapat beberapa kendala atau masalah yang dihadapi
seperti kurangnya dukungan dari manajemen, minat partisipasi yang kurang, dan juga
kurangnya waktu dan sumber daya yang tersedia sehingga implementasi PLC menjadi
terhambat atau tidak efektif.

B. SARAN
Makalah yang telah dibuat oleh penulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik yang membangun guna
menyempurnakan makalah ini. Penulis juga memberikan saran kepada para pembaca untuk
tidak hanya berpacu pada makalah ini saja agar memperluas pengetahuan dan juga wawasan
para pembaca mengenai Professional Learning Community atau PLC

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, P. (2017). Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah, Professional


Learning Community Terhadap Kinerja Mengajar Guru dan Dampaknya Terhadap
Efektivitas Pembelajaran di Madrasah Aliyah se-Bandung Raya. Jurnal Administrasi
Pendidikan, 24(2), 131–143.
Darmawati, A. (2017). Universitas Negeri Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta,
Profesi Ke(Bagian 1), 1–26. https://core.ac.uk/download/pdf/132421372.pdf

Di, S. M. A., & Dan, J. (2022). Implementasi Distributed Leadership dalam Praktek
Professional Learning Community : Studi Kasus di XYZ Senior. 6754, 14368–14373.

Najri, P. (2020). MGMP dalam meningkatkan keprofesionalan guru mata pelajaran.


AKTUALITA Jurnal Penelitian Sosial Dan Keagamaan, 10(1), 130–144.
www.ejournal.annadwahkualatungkal.ac.id

Payong, M. R. (2011). Sertifikasi Profesi Guru: Konsep dasar, Problematika dan


Implementasinya. Jakarta: PT Indeks.

Tedjawati, J. (2011). Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study: Kasus Di


Kabupaten Bantul. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 17(4), 480–489.
https://doi.org/10.24832/jpnk.v17i4.43
GLOSARIUM

Artistik : mempunyai nilai seni

Birokrasi : pengorganisasian yang ditujukan untuk memaksimalkan efisiensi dalam administrasi

Distribusi : perangkat hubungan sosial untuk mengalokasikan barang dan jasa yang dihasilkan
Efektif : tindakan yang tidak membicarakan mengenai penghematan biaya, tenaga dan waktu

Efisien : cara untuk mencapai suatu tujuan yang optimal (cepat dan tepat) serta sesuai keinginan,
dengan meminimalkan sumber daya yang dikeluarkan.

Fleksibel : cepat menyesuaikan diri

Ideal : sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki

Implementasi : pelaksanaan atau penerapan

Instruksional : bersifat pengajaran/mengandung pelajaran

Insentif : sifat yang tidak tergantung pada jumlah

Interaktif : bersifat saling melakukan aksi

Konteks : situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian

Konvensional : suatu keputusan yang dapat diterima secara umum

Komunikatif : mudah dipahami (dimengerti)

Kualifikasi : keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu


Pengayaan : program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang telah melampaui
Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM

Praktis : berdasarkan praktik; mudah dan senang memakainya

Refleksi : gerakan atau pantulan yang terjadi di luar kesadaran sebagai jawaban atas suatu hal atau
kegiatan yang datang dari luar.

Sejawat : sepekerjaan

Strategis : rencana tindakan yang cermat untuk mencapai tujuan tertentu

Sertifikasi : bukti atau tanda seseorang atau suatu lembaga telah berhasil lulus ujian maupun
sebuah kompetensi
INDEKS ( sebaiknya)
LAMPIRAN
PERTANYAAN PG 20 BESERTA KUNCI JAWABAN
ESSAY 5 BUAH

PILIHAN GANDA
1. PLC adalah kepanjangan dari …
a. Professional Learning Control
b. Professional Lesson Community
c. Professional Learning Community
d. Professional Lesson Control
Jawab : C
2. Hakekat dari pada komunitas pembelajaran profesional yaitu …
a. Bagaimana caranya belajar bersama untuk mencapai tujuan pendidikan
b. Bagaimana caranya memanusiakan manusia
c. Bagaimana caranya saling menghargai
d. Bagaimana caranya agar saling ketergantungan
Jawab : A
3. Ada … nilai yang terdapat dalam PLC.
a. 5
b. 7
c. 4
d. 8
Jawab : B
4. Terdapat beberapa tujuan dari PLC, salah satunya yaitu …
a. Membangun kepemimpinan serta manajemen yang baik.
b. Meningkatkan rasa malas guru dalam mengajar
c. Memberikan keuntungan untuk pihak sekolah
d. Menambah wawasan untuk siswa
Jawab : A
5. Bagaimanakah cara agar pendidik dengan tenaga kependidikan dapat bertukar
pengalamannya …
a. Dengan saling ketergantungan
b. Saling mengandalkan
c. Membangun budaya saling memahami dan menghormati.
d. Saling memberikan arahan
Jawab : C
6. MGMP merupakan kepanjangan dari …
a. Musyawarah Guru Mata Pelajaran
b. Musyawarah Guru Masyarakat Pendidik
c. Musyawarah Golongan Mata Pelajaran
d. Musyawarah Golongan Masyarakat Pendidik
Jawab : A
7. Yang termasuk ke dalam bentuk PLC adalah …
a. MGPS
b. Lesson Study
c. GPS
d. PLC
Jawab : B
8. Yang bukan merupakan bentuk dari PLC adalah …
a. MGMP
b. KKG
c. Lesson Study
d. KKN
Jawab : D
9. Salah satu cara dalam membangun PLC di level sekolah yaitu melalui …
a. Diskusi
b. Rapat luar biasa
c. Diskusi tenaga kependidikan
d. Forum rapat pembinaan
Jawab : D
10. Lesson study merupakan …
a. Belajar memahami
b. Metode mengajar
c. Kegiatan kajian terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
d. Kegiatan belajar bersama
Jawab : C
11. Harapan ideal yang ingin dicapai dalam kegiatan lesson study adalah …
a. Membangun kehidupan yang saling memahami
b. Membangun masyarakat belajar, sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hayat (life
long learning).
c. Membangun kehidupan masyarakat yang menyukai belajar
d. Membangun minat belajar masyarakat
Jawab : B
12. Dengan adanya PLC, maka akan membantu siswa dalam …
a. Menumbuhkan rasa percaya diri
b. Menyelesaikan masalah
c. Membantu belajar
d. Menjangkau level kompetensi yang lebih tinggi
Jawab : D
13. Selain membantu guru dalam membuat pengalaman belajar yang konsisten, PLC juga dapat
menumbuhkan …
a. Rasa percaya diri dan keyakinan guru
b. Minat guru dalam mengajar
c. Rasa ingin tahu guru
d. Minat membantu siswa
Jawab : B
14. Terdapat beberapa kendala dalam implementsi PLC, salah satunya yaitu …
a. Minat partisipasi yang kurang
b. Kurangnya harapan siswa
c. Terdapat banyak tenaga guru
d. Minat yang tinggi
Jawab : A
15. Berikut ini merupakan cara mengatasi kendala guru yang masih merasa gagap untuk
menguasai materi secara luas dan mendalam, kecuali …
a. Melalui pelatihan dan pengembangan profesional
b. Berkolaborasi dengan guru lainnya
c. Mencari materi dengan sumber yang sedikit
d. Membaca literatur terkait
Jawab : C
16. Apabila waktu dan sumber daya terbatas, maka implementasi PLC dapat …
a. Tidak mencapai tujuan
b. Berhasil
c. Sesuai tujuan
d. Terhambat atau tidak efektif
Jawab : D
17. Distribusi guru yang kurang merata terjadi karena …
a. Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran guru di suatu wilayah
b. Kurangnya kesadaran guru
c. Tidak adanya kesempatan yang lebih luas untuk guru
d. Kurangnya dana
Jawab : A
18. Salah satu contoh bahwa guru belum siap menjadi guru yang profesional yaitu …
a. Metode dan model pembelajaran yang tidak maksimal dan yang tidak sesuai dengan
gaya belajar individu siswa
b. Gaya belajar yang sudah sesuai dengan karakteristik siswa
c. Pembelajaran yang berjalan normal
d. Tidak menuruti keinginan siswa
Jawab : A
19. Yang akan terjadi apabila tidak ada kebijakan yang memadai untuk mengatasi
ketidakmerataan distribusi guru yaitu …
a. Masalah akan selesai
b. Masalah tersebut dapat terus berlanjut.
c. Tenaga guru akan bertambah
d. Siswa tidak mau belajar
Jawab : B.
20. Implementasi PLC membutuhkan dukungan dan komitmen dari …
a. Siswa
b. Orang tua
c. Pihak diluar sekolah
d. Manajemen sekolah atau institusi.
Jawab : D
ESSAY
1. Professional Learning Community atau PLC merupakan …
2. Sebutkan minimal 3 tujuan dari PLC!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan MGMP!
4. Sebutkan apa saja tantangan atau permasalahan implementasi PLC dalam pelaksanaannya!
5. Bagaimana cara mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut?

Anda mungkin juga menyukai