Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

DALAM KURIKULUM

DISUSUN OLEH :

Nama : Wina Fatima M Simanjuntak

NIM : 1183111112

Mata Kuliah : Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling

Dosen Pengampu : Armita Sari, S.Pd, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa penyusun juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman penyusun, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, november 2018

Penulis

    
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bimbingan konseling merupakan salah satu komponen penyelenggaraan


pendidikan di sekolah yang keberadaannya sangat dibutuhkan, khususnya untuk
membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan
belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Bimbingan dan konseling
akan sangat membantu lancarnya proses pembelajaran dalam suatu lembaga
pendidikan.

Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah berupaya


memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Hal yang menimbulkan kebutuhan akan
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah demokratisasi dalam bidang
pendidikan yang mengakibatkan peserta didik dari berbagai lapisan  dan suku
dalam masyarakat akan saling bertemu di gedung sekolah serta dihadapkan pada
tuntunan untuk saling mengerti dan saling menerima. Perkembangan teknologi,
yang mengakibatkan variasi besar dalam kesempatan dan tempat mendapat
pekerjaan serta dapat menyebabkan pengangguran karena tenaga manusia diganti
dengan tenaga  mesin.

Program pelayanan bimbingan dan konseling berusaha untuk dapat


mempertemukan antara kemampuan individu dengan cita-citanya serta dengan
situasi dan kebutuhan masyarakat.  Dalam kondisi yang seperti inilah dirasakan
perlunya pelayanan bimbingan dan konseling yang memfokuskan kegiatannya
dalam membantu para peserta didik secara pribadi agar mereka dapat berhasil
dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya. Melalui program pelayanan
bimbingan dan konseling yang baik, maka setiap peserta didik mendapat
kesempatan untuk megembangkan setiap potensi yang dimilikinya seoptimal
mungkin, sehingga mereka dapat menemukan kebahagiaan pribadi dan
kemanfaatan sosial.
1.2 Rumusan Masalah

Dari judul diatas maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah: Seperti
apa kedudukan bimbingan konseling dalam kurikulum tahun 1975, tahun 1984,
tahun 1994, tahun 2004 (KBK), tahun 2007 (KTSP) dan kurikulum tahun 2013?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana kedudukan bimbingan konseling dalam


kurikulum tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 2004 (KBK), tahun 2007
(KTSP) dan kurikulum tahun 2013.

1.4 Manfaat

Manfaat pembuatan makalah ini adalah:

1. Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan tentang kedudukan


bimbingan konseling di dalam kurikulum
2. Meningkatkan kualitas peserta didik dalam mengembangkan potensi yang ada
dalam dirinya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan Bimbingan dan Konseling Dalam Kurikulum


Landasan pelayanan konseling dalam kurikulum sekolah disebutkan dalam
undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni:
1. Pasal 1 butir 6,yang mengemukakan bahwa konselor adalah pendidik.
2. Pasal 3, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik
3. Pasal 4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran.
4. Pasal 12 ayat (1b) yang menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap
satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuannya.
Sedangkan kedudukan bimbingan dan konseling dalam kurikulum itu sendiri
adalah:
2.1.1 Kedudukan BK dalam kurikulum 1975 dan PPSP
Dalam kurikulum 1975 mengenai pedoman mengenai pedoman bimbngan
yang dipakai di sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA). Bimbingan dan penyuluhan
berfungsi sebagai:
 Penyaluran, yang memberikan bantuan kepada siswa untuk mendapatkan
lingkungn yang sesuiai dengan keadaan dirinya.
 Pengadaptasian, yang memberikan bantuan kepada sekolah untuk
menyesuaikan program pengajaran dengan dirinya.
 Penyesuaian, yang memberikanbantuan kepada siswa untukmeyesuaiakan diri
terhadap lingkungan yang baru.
 Pencegahan, yang memberikan bantuan kepada siswa untuk meenghindari
kemungkinan terjadinya hambatan dalam perkembanganya.
 Perbaikan, yang memberikan bantuan kepada siswa untuk memperbaiki
kondisi yang dipandang kurang sesuai.
 Perkembangan, yang membantu siswa untuk melalui proses perkembangan
secara wajar
Metode layanan dipakai dalam kurikulum ini adalah dengan menggunakan
pendekatan system dengan berorientasi kepada tujuan.Adapun Tugas-tugas
konselor antara lain:
a.      Bertanggung jawab tentang keseluruhan pelaksanaan layanan konseling
disekolah
b.     Mengumpulkan, menyusun, mengelola, serta menafsirkan data, yang
kemudian dapat dipergunakan oleh semua staf bimbingan di sekolah.
c.      Memilih dan mengunakan sebagai instrument psikologis untuk memperoleh
berbagai informasi mengenai bakat khusus, minat, kepribadian, dan intelegensi
untuk masing-masing siswa.
d.     Melaksanakan bimbingan kelompok maupun bimbingan individual.
e. Mengumpulkan, menyusun dan mempergunakan informasi tentang berbagai
permasalahan pendidikan, pekerjaan, yang dibutuhkan oleh guru bidang studi.
f.      Melayani orang tua wali murid ingin mengadakan konsultasi tentang anak-
anak.

2.1.2 Kedudukan BK dalam kurikulum 1984


Dalam kurikulum 1984 bk memiliki peranan yang sangat penting dalam
membantu mengembangkan kemampuan karir siswa. Konselor berperan sebagai
seseorang pendidik dalam hal pengembangan keterampilan karir siswa.
Bimbingan karir tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-
masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan.
Pada tahun 1984 bersama dangan diberlakuakanya Kurikulum 1984, bimbingan
karir cukup terasa mendominasi dalam layanan bimbingan dan penyuluhan.
Metode layanan yang dipakai pada kurikulum ini adalah pendekatan keterampilan
proses.
2.1.3 Kedudukan BK dalam kurikulum 1994
Perkembangan dunia bimbingan dan konseling di Indonesia mengalamii
proses yang berliku hingga pada tahun 1994. Melalui kurikulum 1994, istilah
bimbingan penyuluhan diganti dengan bimbingan koseling (BK), perubahan
mendasar dari istilah penyuluhan menjadi konseling didasari pada paradigma
bahwa konselor tidak melakukan penyuluhan yang berkonotasi sebagai pekerja
lapangan (jenis penyuluh pertanian atau penyuluh KB) tetapi lebih pada usaha
membantu Konseling siswa sesuai dengan karakteristik siswa.
Dalam kurikulum ini Guru BP harus diberikan kesempatan mengajar bidang
studi bimbingan dan konseling di kelas. Guru BP juga harus membuat program
tahunan dan program semester. Membuat program jangka panjang dan jangka
pendek, membuat daftar anak didik yang bermasalah untuk di bimbing dan daftar
materi bimbingan dan konseling yang berkaitan denga jenis layanan atau kegiatan
pendukung. Terakhir guru BP harus membuat juga laporan kepada madarsah dan
pengawas yang ditunjuk.Adapun Metode layananyang diapakai dalam kurikulum
ini disesuaikan dengan jenis layanan yang diberikan. Kadang-kadang sering
memakai metode lapangan atau metode pendekatan proses.

2.1.4 Kedudukan BK dalam kurikulum 2004(KBK)


Pada tahun 2004 ini mulai diperkenakan kurikulum pendidikan yang baru
dengan sebutan kurikum berbasis kompetensi (KBK), kurikulum ini dilaksanakan
secara menyeluruh di Indonesia pada atahun jaran baru 2004/2005 pelaksanan
kurikulum KBK ini secara langsung berdampak pada program layanan BK di
sekolah. Depdiknas menyebutkan beberapa ciri atau karakteristik kurikulum KBK
sebagai berikut:
a. Menekankan pada ketercapaian, kompetensi siswa baik secara individual
maupan klasikan
b. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman.
c. Penyampaian dalam pembelajaran mengunakan pendekatan dan metode yang
berfariasi.
d. Sumber belajar bukan hanya guru,tepai juga sumber belajar lainya yang
mempunyai unsusr edikatif 
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dala upaya penguasaan
atau penempatan suatu kompetensi
Implentasi kegiatan BK dalam pelaksanaan KBK sangat menentukan
keberhasilan PBM. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan
kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian
pembelajaran yang dirumuskan.

2.1.5 Kedudukan BK dalam kurikulum 2007 (KTSP)


Pada kurikulum KTSP orientasi layan BK adalah mensukseskan atau
membantu pengembangan diri pada siswa .Metode layanan yang diadakan dalam
pelaksanaan layanan adalah dengan metode klsikal, partisipasi, tanya jawab dan
diskusi, dan metode ceramah. BK adalah bagian integral dari KTSP yang sesuai
dengan UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 dan 6 , dan PP 19 tahun 2005 serta
PERMEN  No. 22,23 dan 24 tahun 2006. Layanan konseling yang diberikan
memberikan kesempatan kapada peserta didik untuk mengembangkan potensinya
seoptimal mugkin.

2.1.6 Kedudukan BK dalam kurikulum 2013


Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dalam pendidikan
yang memposisikan kemampuan peserta didik untuk mengeksplorasi, memilih,
berusaha meraih, dan mempertahankan karier yang ditumbuh-kembangkan secara
komplementer oleh guru bimbingan dan konseling dan oleh guru mata pelajaran
dalam setting pendidikan. Peminatan peserta didik yang difasilitasi oleh
bimbingan dan konseling, tidak berakhir pada penetapan pilihan dan keputusan
bidang keahlian yang dipilih peserta didik, melainkan harus diikuti layanan
pembelajaran yang mendidik, aksesibilitas perkembangan yang luas, dan
penyiapan lingkungan perkembangan belajar yang mendukung.
Untuk itu, bimbingan dan konseling berperan secara kolaboratif dalam hal sebagai
berikut:
a.       Menguatkan pembelajaran yang mendidik
b.      Memfasilitasi advokasi dan aksesibilitas
c.       Menyelenggarakan fungsi outreach
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam sistem penyelenggaraan pendidikan bimbingan Konseling berada
dalam posisi kunci dalam sebuah lembaga pendidikan, yaitu institusi sekolah
sebagai pendukung maju atau mundurnya mutu pendidikaan. Selain
itu, semua lembaga pendidikan sekolah berpedoman pada tujuan pendidikan
nasional bangsa dan usaha dasar pembangunan nasional. Adapun kedudukan BK
dalam kurikulum adalah untuk melaksanakan tercapainya rencana pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan
tertentu.
Dalam pelayanan BK d sekolah beberapa bidang dikaitkan dengan
kesiswaan, kurikulum, administrasi dan kepemimpinan. Selain itu konselor
disekolah harus bertanggung jawab akan profesinya, bertanggung jawab pada
sekolah, siswa, orang tua, kepada teman sejawat,masyarakat dan diri sendiri.
Sedangkan pelayanan BK di luar sekolah mencakup pada BK keluarga dan BK
dalam lingkup yang lebih luas

3.2 SARAN
Dari uraian tersebut ,sudah seharusnya semua pihak yang terlibat sebagai
pelaksana pendidikan atau bisa disebut sebagai seorang guru(pembimbing) dan
calon guru dapat memahami dan mengetahui mengenai kedudukan bimbingan dan
konseling di kurikulum.Agar setiap pelaksanaan layanan bk dapat terarah dan
sesuai dengan peraturan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

http://opiseo-baca.blogspot.co.id/2017/07/kedudukan-bk-dalam-pendidikan-dan_30.html
http://zadrianardi.blogspot.co.id/2010/07/kedudukan-pelayanan-konseling-
dalam.html

Anda mungkin juga menyukai