Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bimbingan dan Konseling bisa diartikan sebagai suatu proses untuk
membantu memahami diri dan dunianya. Suatu proses interaksi antara konselor
dan konseling untuk membantu mencapai tujuan serta membimbing dalam sebuah
masalah yang dihadapi.
Dalam memahami tentang apa itu bimbingan dan konseling tidak cukup
hanya mengetahui sebatas pengertiannya saja, melainkan juga harus mengerti apa
itu prinsip-prinsip, asas, jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling. Agar pada saat melakukan suatu bimbingan dan konseling, seorang
konselor sudah memahami betul mengenai prinsip, asas, jenis, dan kegiatan
pendukung yang tercakup didalamnya.

1.2 Rumusan Masalah


Dari judul diatas maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah:
1. Prinsip-prinsip apa saja yang terdapat dalam Bimbingan dan Konseling?
2. Apa asas-asas bimbingan dan konseling?
3. Apa jenis layanan pada bk?
4. Apa kegiatan yang mendukung bk?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
2. Untuk mengetahui asas-asas Bimbingan dan Konseling
3. Untuk mengetahui jenis layanan pada bk
4. Untuk mengetahui Apa kegiatan yang mendukung bk
1.4 Manfaat

Manfaat pembuatan makalah ini adalah:

1. Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan tentang prinsip dan


asas bimbingan dan konseling
2. Meningkatkan kualitas peserta didik dalam mengembangkan potensi
yang ada dalam dirinya

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan


Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu baik
secara perorangan ataupun kelompok, yang menjadi sasaran pelayanan pada
umumnya adalah perkembangan dan perikehidupan individu, namun secara lebih
nyata dan langsung dapat dirumuskan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
sebagai berikut :
1. BK melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin,
suku, agama dan status sosial ekonomi
2. BK berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan
dinamis.
3. BK memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai apek
perkembangan individu.
4. BK memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang
menjadi orientasi pokok pelayanannya.
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu
Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan
individu tidaklah selalu positif, namun faktor-faktor negatif pasti ada yang
berpengaruh dan dapat menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan
perkembangan dan kehidupan individu yang berupa masalah. Pelayanan BK
hanya mampu menangani masalah klien secara terbatas yang berkenaan dengan :
1. BK berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental
atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah, disekolah serta
dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya
pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.

2
2. Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor
timbulnya masalah pada invidu yang kesemuanya menjadi perhatian
utama pelayanan BK.

3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan


Adapun prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelayanan layanan BK itu
adalah sebgaai berikut :
1. BK merupakan bagian integrasi dari proses pendidikan dan
pengembangan, oleh karena itu BK harus diselaraskan dan dipadukan
dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
2. Program BK harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu,
masyarakat dan kondisi lembaga.
3. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan
Pelaksanaan pelayanan BK baik yang bersifat insidental maupun
terprogram, dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan, dan tujuan ini
akan diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga ahli
dalam bidangnya, yaitu konselor profesional.Prinsip-prinsip yang berkenaan
dengan hal tersebut adalah :
1. BK harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya
mampu membimbing diri sendiri dalm menghadapi permasalahannya.
2. Dalam proses BK keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh
individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri bukan karena
kemauan atau desakan dari pihak lain.
3. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
4. Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua anak
amat menentukan hasil pelayanan bimbingan.
5. Pengembangan program pelayanan BK ditempuh melalui pemanfaatan
yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu

3
yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan
konseling itu sendiri .

2.2 ASAS-ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING


1. Asas Kerahasiaan,
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakanya segenap
data dan keterangan tentang konseli yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data
atau keterangan yang tidak boleh diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru
pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan
keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
2. Asas kesukarelaan,
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan
dan kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang
diperlu-kan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan tersebut.
3. Asas keterbukaan,
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli
(konseli) yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak
berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri
maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna
bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban
mengembangkan keterbukaan konseli.Agar konseli dapat terbuka, guru
pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
4. Asas kegiatan,
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli
(konseli) yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing
perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan
dan konseling yang diperuntukan baginya.

4
5. Asas kemandirian
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum
bimbingan dan konseling, yakni: konseli sebagai sasaran pelayanan bimbingan
dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri
mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing
hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan konseling
yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli.
6. Asas Kekinian,
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli (konseli)
dalam kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan
atau kondisi masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan
kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.
7. Asas Kedinamisan,
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan
terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak
maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk
ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan.
Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
9. Asas Kenormatifan
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh
bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama,
hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang

5
berlaku. Bukanlah pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat
dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai
dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan konseli (konseli)
memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.

10. Asas Keahlian,


yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan
konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam
penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam
penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus,
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak
yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara
tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangankan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima
alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula
guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata
pelajaran/praktik dan lain-lain.
12. Asas Tutwuri Handayani,
yaitu walaupun berbeda – beda konseli yang dihadapi namun tujuan nya
tetap satu yaitu terentaskannya masalah konseli oleh konseli dengan dampingan
dari konselor.

6
2.3 JENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang
dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di
lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu
tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar
peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
2. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi diri, sosial,
belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah
membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentangs
esuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi
yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk
pencegahan dan pemahaman.
3. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi
belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan
kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya,
dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
4. Layanan Penempatan dan penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang
memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam
kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang,
kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan potensi, bakat, minat serta kondisi
pribadinya, denga ntujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap
bakat, minat dan segenap potensi lainnya..

7
5. Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten merupakan layanan yang membantu peserta
didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan  yang
berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
6. Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang memungkinan
peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan)
dengan guru pembimbing untuk membahas dan mengentaskan permasalahan
yang dihadapinya dan perkembangan dirinya.
7. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memungkinan
sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok
memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untu
menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai
individu maupun sebagai pelajar, kegiatan belajar, karir/jabatan, serta untuk
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.
8. Layanan Konsultasi
Layanan Konsultasi merupakan layanan yang membantu peserta didik dan
atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang
perlu dilaksanakan dalam menangai kondisi dan atau masalah peserta didik.
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses penyediaan
bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya
dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas
peserta didik atau sekolah konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak
merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada klien, tetapi secara tidak
langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.
9. Layanan Mediasi
Layanan mediasi merupakan layanan yang membantu peserta didik
menyelesaikan permasalahan ataupun perselisihan dan memperbaiki hubungan
antarpeserta didik dengan konselor sebagai mediator.

8
2.4 KEGIATAN PENDUKUNG LAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING
Untuk mendukung kelancaran lyanan bimbingan konseling seperti yang
dikemukakan pada pembahasan sebelumnya, maka perlu dilaksanakan kegiatan
pendukung.
Kegiatan pendukung ini pada umumnya tidak ditujukan secara langsung
untuk memecahkan ataumengentaskan masalah klien, melainkan untuk
memungkinkan diperolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-
kemudahan atau komitmen yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan
kegiatan layanan terhadap peserta didik atau klien. Kegiatan pendukung pada
umumnya dilaksanakan tanpa kontak langsung dengan sasaran layanan.
1.      Aplikasi instrumensi
Aplikasi instrumensi yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri
peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes
maupun non tes. Hasil pengumpulan data, digunakan secara optimal untuk
kepentiangan peserta didik. Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh kegiatan
penunjang aplikasi instrumensi ialah fungsi pemahaman. .
2.    Himpunan data
Himpunan data yaitu usaha-usaha untuk memperoleh data tentang peserta
didik, menganalisis dan menafsirkan serta menghimpunnya. Himpunan data dapat
juga diartikan sebagai suatu kegiatan menghimpun data yang relevan
dengan  pengembangan peserta didik yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia. Di mana fungsi utama
himpunan data ialah fungsi pemahaman.
Materi umum himpunan data melipuiti pokok-pokok data keterangan
tentang berbagai hal sebagai mana menjadi isi dari aplikasi intrumentasi tersebut
juga memuat berbagai karya tulis atau rekaman kemmpuan siswa, catatan
anekdot, laporan khusus dan informasi pendidikan dan jabatan
Materi himpunan data dalam bidang-bidang bimbingan :
a.       Himpunan data dalam bimbingan pribadi meliputi data atau keterangan
yang perlu dihimpun ialah berbagai hal yang menyangkut karakteristik dan
kondisi pribadi siswa dan perkembangan pribadi siswa.

9
b.      Himpunan data dalam bimbingan sosial meliputi data atau keterangan yang
perlu dihimpun ialah tentang berbagai hal yang menyangkut karakteristik,
kondisi dan perkembangan sosial siswa serta berbagai aspek penunjangnya.
c.       Himpunan data dalam bimbingan belajar meliputi data atau keterangan
tentang berbagai hal yang mencakup karakteristik, kondisi dan
perkembangan belajar siswa.
d.      Himpunan data dalam bimbingan karir meliputi data atau keterangan yang
perlu dihimpun ialah menyangkut karakteristik, kondisi dan perkembangan
pilihan jabatan dan karir siswa serta bahan-bahan yang menunjang.

3.      Konferensi Kasus
Konferensi kasus merupakan forum terbatas yang dilakukan oleh
pembimbing atau konselor guna membahas suatu permasalahan dan arah
permasalahannya.[8] Dalam arti lain,  yaitu kegiatan membahas permasalahan
peserta didik dalam pertemuan khusus yang dihdiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta
didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.[9] Tujuan konferensi kasus adalah untuk
memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan
memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan masalah klien.
Fungsi utama yang diemban oleh penyelenggaraan konferensi kasus ialah fungsi
pemahaman dan pengentasan.
Sesuai dengan sifatnya, pertemuan konferensi kasus bukan pertemuan
formal, tetapi penyelenggaraan tidak terikat pada jumlah peserta tertentu, waktu
tertentuserta keharusan membuat surat keputusan, melainkan konferensi kasus
adalah sebuah pertemuan terbuka
Materi konferensi kasus dalam bidang bimbingan adalah membicarakan
segenap aspek permasalahan baik menyangkut aspek aspek pribadi dan
penegmbanganya, aspek aspek hubungan sosial , aspek aspek pembelajran dan
aspek aspek pilihan serta pengembangan karier. ,eskipun demikian tidak setiap
konferensi kasus dikaji kesemua bidang bimbingan. Penyelenggaran konferensi
kasus dilakukan hanya untuk penangana suatu masalah siswa yang diperlukan
tambahan masukan dari berbagai pihak tertentu yang diyakini dapat membantu

10
penanganan masalah siswa seperti orang tua muruid, wali kelas, guru mata
pelajaran, kepala sekolah, dan pihak pihak lain yang bersangkutan.

4.      Kunjungan rumah
Kunjungan rumah yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan
orang tua dan atau keluarganya. Tujuan kunjungan rumah dalam bimbingan dan
konseling mempuanyai tujuan pertama untuk memperoleh berbagai keterangan
data yang dilakukan dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan siswa.
Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh kunjungan rumah yaitu fungsi
pemahaman dan pengentasan.

5.      Tampilan kepustakaan
Tampilan kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan
pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,
kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir atau jabatan.
Kegiatan pendukung tampilan kepustakaan membantu klien dalam
memperkaya dan memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami
dan dibahas bersama konselor pada khususnya, dan dalam pengembangan diri
pada umumnya. Pemanfaatan tampilan kepustakaan diarahkan oleh konselor
dalam rangka pelaksanaan pelayanaan dan atau klien secara mandiri mengunjungi
perpustakaan untuk mencari dan memanfaatkan sendiri bahan-bahan yang ada di
perpustakaan sesuai dengan keperlua. Tampilan kepustakaan merupakan kondisi
sangat memungkinkan klien memperkuat dan memperkaya diri dengan atau tanpa
bantuan konselor.
6.      Alih tangan kasus
Alih tangan kasus yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah
peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya. Di mana alih
tangan kasus merupakan kegiatan untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat
dan tuntasatas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan
penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti guru mata pelajaran
atau konselor, dokter setra ahli lainnyadengan tujuan agar peserta didik dapat

11
memperoleh penangananyang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang
dihadapinya melalui pihak yang lebih kometen. Fungsi kegiatan ini adalah
pengentasan.
Materi alih tangan kasus pada pokok kasus yang dialih tangankan adalah
keseluruhan kasus yang dialih tangankan. Secara khusus, materi alih tangan ialah
bagian permasalahan yang belum tuntas ditangani konselor sekolah dan materi itu
di luar bidang keahlian ataupun kewenangan konselor sekolah.
Penyelenggaraan alih tangan kasus hanya dilakukan apabila konselor
sekolah menjumpai kenyataan bahwa sebagian atau keseluruhan inti permasalahan
siswa berada di luar kemempuan atau kewenangan konselor sekolah.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam proses pelaksanaan


bimbingan dan konseling terdapat prinsip, asas, jenis layanan dan kegiatan yang
mendukung bk yang harus dan mutlak diketahui serta dipahami oleh pembimbing
(konselor) agar dalam melakukan praktek tidak terjadi kesalahpahaman kepada
klien yang dibimbing, banyak macam atau pembagian yang ada dalam
pembahasan prinsip dan asas bk serta jenis dan kegiatan pendukung bk. Jadi
sebagai calon konselor yang baik, maka penting mempelajari dan mengetahui
dasar-dasar tentang prinsip dan asas bimbingan konseling serta jenis dan kegiatan
pendukung bk. Prinsip bimbingan dan konseling terdiri dari prinsip prinsip yang
berkenaan dengan sasaran pelayanan,berkenaan dengan masalah individu,
berkenaan dengan program pelayanan,berkaitan dengan pelaksanaan
pelayanan,dan berkenaan dengan proinsip-prinsip bimbingan koseling di sekolah.
Sedangkan asas-asas layanan bimbingan dan konseling yaitu : asas
kerahasiaan,kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian,
kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, ahli tangan kasus dan asas tut
wuri handayani. Dan jenis layanan bimbingan dan konseling ialah : Layanan
Orientasi, Layanan Informasi, Layanan Pembelajaran, Layanan Penempatan dan
penyaluran , Layanan Penguasaan Konten, Layanan Konseling Perorangan,
Layanan Bimbingan Kelompok, Layanan Konsultasi,dan Layanan Mediasi.
Kegiatan pendukung layanan bimbingan dan konseling ialah : Aplikasi
instrumensi, Himpunan data, .      Konferensi Kasus, Kunjungan rumah, Tampilan
kepustakaan dan Alih tangan kasus.

3.2 saran
Dari uraian tersebut di atas, sudah seharusnya semua pihak yang terlibat
sebagai pelaksana pendidikan atau bisa disebut sebagai seorang guru
(pembimbing) dan calon guru (mahasiswa jurusan pendidikan) dapat memahami
jenis dan kegiatan pendukung layanan bimbingan dan konseling agar para
konselor/ guru pembimbing dalam memberikan pelayanan pada konseli/ siswa
sesuai dengan prinsip dan asas bimbingan dan konseling.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://siputsenja.blogspot.co.id/2015/11/kegiatan-pendukung-bimbingan-dan.html

http://inspirasikonselor.weebly.com/jenis-ndash-jenis-bimbingan-dan-
konseling.html

Nurihsan, A. Juntika. 2007. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar


Kehidupan. Bandung: Rafika Aditama.
Prayitno & Amti, Erman. 1999. Dasar Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
PT Rineka Cipta Jakarta.
Sukitman, Tri. 2015. Bimbingan Konseling BerbasisPendidikan Karakter.
Yogyakarta: DIVA Press.

14

Anda mungkin juga menyukai