Anda di halaman 1dari 10

RESUME MAKALAH

PRINSIP – PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

NAMA : RIFKI MARDAFI


NIM : 22063041
PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

A. PENGERTIAN PRINSIP BIMBINGAN KONSELING

Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah pemaduan hasil-hasil


kajian teoritik dan praktik yang dirumuskan dan digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan suatu pelayanan. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling
prinsipprinsip yang digunakannya bersumber dari kajian filosofis, hasil-hasil
penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan
kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya, pengertian, tujuan, fungsi, dan
proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling
Prinsip Bimbingan dan Konseling (BK) adalah pedoman atau landasan yang
mendasari pelaksanaan layanan BK. Prinsip-prinsip ini berfungsi untuk
memastikan bahwa layanan BK diberikan secara konsisten, profesional, dan etis.
Prinsip BK juga dapat didefinisikan sebagai rumusan atau pernyataan yang
mendasari pemikiran dan tindakan dalam layanan BK. Prinsip-prinsip ini
dirumuskan berdasarkan teori-teori BK, penelitian, dan pengalaman praktis para
konselor.

B. PRINSIP BK YANG BERKAITAN DENGAN PESERTA DIDIK


SEBAGAI LAYANAN
Adapun prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan itu,
antara lain:
a) Bimbingan dan konseling melayani semua individu, tanpa memandang
umur, jenis kelamin, suku, bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.
b) Bimbingan dan konseling berurusan dengan sikap dan tingkah laku
individu yang terbentuk dari berbagai aspek kepribadian yang kompleks

1
dan unik. Oleh karena itu, pelayanan bimbingan dan konseling perlu
menjangkau keunikan dan kekompleksan pribadi individu.
c) Untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai
dengan kebutuhan individu itu sendiri, perlu dikenali dan dipahami
keunikan setiap individu dengan berbagai kekuatan, kelemahan, dan
permasalahannya.
d) Setiap aspek pola kepribadian yang kompleks seorang individu
mengandung faktor-faktor yang secara potensial mengarah kepada sikap
dan pola-pola tingkah laku yang setimbang. Oleh karena itu pelayanan
bimbingan konseling yang bertujuan mengembangkan penyesuain
individu terhadap segenap bidang pengalaman harus
mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan invidu.
e) Meskipun individu yang satu dan lainnya serupa dalam berbagai hal,
tetapi perbedaan individu harus dipahami dan dipertimbangkan dalam
upaya yang bertujuan memberikan bantuan atau bimbingan kepada
individu-individu tertentu, baik anak-anak, remaja, ataupun orang
dewasa.

Dalam Bimbingan dan Konseling (BK), peserta didik merupakan fokus


utama layanan. Oleh karena itu, terdapat beberapa prinsip penting yang perlu
diperhatikan dalam melayani mereka. Prinsip-prinsip ini dirancang untuk
memastikan bahwa layanan BK diberikan dengan cara yang menghormati,
menghargai, dan memberdayakan peserta didik.
Berikut adalah beberapa prinsip BK yang berkaitan dengan peserta didik
sebagai layanan:
1. Kesadaran dan Kesukarelaan
• Peserta didik harus menyadari kebutuhannya dan bersedia untuk
menerima layanan BK. Konselor tidak boleh memaksakan layanan BK
kepada peserta didik.

2
• Konselor perlu membangun rapport dan menciptakan suasana yang
aman dan nyaman agar peserta didik merasa bebas untuk
mengekspresikan diri dan mencari bantuan.
2. Kerahasiaan
• Informasi pribadi peserta didik harus dijaga kerahasiaannya. Konselor
harus memastikan bahwa informasi yang diperoleh dari peserta didik
tidak dibagikan kepada orang lain tanpa persetujuan mereka.
• Hal ini penting untuk membangun kepercayaan antara konselor dan
peserta didik, dan agar peserta didik merasa aman untuk berbagi
informasi sensitif.
3. Keterbukaan
• Peserta didik harus terbuka dan jujur dalam proses BK. Konselor perlu
menciptakan suasana yang kondusif agar peserta didik merasa nyaman
untuk mengungkapkan diri mereka.
• Konselor juga harus menghormati privasi peserta didik dan tidak
memaksa mereka untuk mengungkapkan informasi yang tidak ingin
mereka bagikan.
4. Kepercayaan
• Peserta didik harus merasa aman dan nyaman dalam proses BK.
Konselor harus membangun hubungan yang positif dan saling percaya
dengan peserta didik.
• Kepercayaan adalah landasan yang penting untuk hubungan yang
efektif antara konselor dan peserta didik.
5. Individualitas
• Layanan BK harus mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik
individu peserta didik. Konselor harus memahami bahwa setiap peserta
didik adalah unik dan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
• Layanan BK yang individualis akan lebih efektif dalam membantu
peserta didik mencapai potensi mereka.

3
C. PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING YANG BERKAITAN
DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN
Prinsip-prinsip yang berkenaan denga hal tersebut adalah :
a) Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian setiap individu.
Oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk
mengembangkan konseli agar mampu membimbing diri sendiri dalam
menghadapi kesulitan atau permasalahan yang dihadapinya.
b) Dalam proses konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh
konseli hendaknya atas kemauan konseli sendiri, bukan karena kemauan atau
desakan dari konselor.
c) Permasalahan khusus yang dialami konseli harus ditangani oleh tenaga ahli
dalam bidang yang relevan dengan permasalaha khusus tersebut.
d) Bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional. Oleh jarena itu
dilaksanakan oleh tenaga ahli yang telah memperoleh pendidikan dan latihan
latihan khusus dalam bidang bimbingan konseling.MGuru dan orang tua
memiliki tanggung jawab yang berkaitan dengan pelayanan bimbingan
konseling. Oleh karena itu kerjasama antar konselor dengan orang tua dan guru
sangat diperlukan.
e) Guru dan konselor berada dalam satu kerangka upaya pelayanan. Oleh karena
itu keduanya harus mengembangkan peranan yang saling melengkapi untuk
mengurangi hambatan-hambatan yang menyebabkan terganggunya aktivitas
belajar mengajar disekolah maupun interaksi peserta didik terhadap
lingkungan dimana ia berada.
f) Untuk mengelola pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik dan sejauh
mungkin memenuhi tuntutan individu, sebaiknya didakan program penilaian
dan himpunan data yang memuat hasil pengukuran dan penilaian
g) Untuk mengelola pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik dan sejauh
mungkin memenuhi tuntutan individu, sebaiknya didakan program penilaian
dan himpunan data yang memuat hasil pengukuran dan penilaian

4
D. PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING YANG BERKAITAN
DENGAN PERMASALAHAN
Berikut beberapa prinsip bimbingan dan konseling (BK) yang berkaitan dengan
permasalahan:

1. Fokus pada Individu


a. Layanan BK berpusat pada individu yang dibimbing, dengan
memperhatikan kebutuhan, minat, bakat, dan kemampuannya.
b. Konselor membantu individu untuk memahami diri sendiri,
termasuk kekuatan, kelemahan, potensi, dan nilai-nilainya.
c. Layanan BK tidak hanya fokus pada permasalahan yang dihadapi
individu, tetapi juga pada pengembangan potensi diri.
2. Kesadaran Diri

• Individu dibantu untuk memahami diri mereka sendiri, termasuk kekuatan,


kelemahan, potensi, dan nilai-nilainya.
• Pemahaman diri ini membantu individu untuk membuat keputusan yang
tepat dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan permasalahan.
• Konselor membantu individu untuk mengembangkan kesadaran diri melalui
berbagai teknik, seperti refleksi, tes psikologis, dan aktivitas kelompok.
3. Penerimaan

• Individu diterima dan dihargai apa adanya, tanpa menghakimi.


• Konselor menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi individu
untuk mengekspresikan diri dan permasalahannya.
• Penerimaan ini membantu individu untuk merasa dihargai dan dihormati,
sehingga mereka lebih terbuka untuk menerima bantuan.
4. Kerahasiaan

• Informasi pribadi individu dijaga kerahasiaannya.

5
• Konselor hanya boleh membagikan informasi pribadi individu kepada pihak
lain dengan persetujuan individu tersebut.
• Kerahasiaan ini membangun rasa percaya antara individu dan konselor,
sehingga individu lebih terbuka untuk sharing permasalahannya.
5. Pendekatan Holistik

• Layanan BK mempertimbangkan semua aspek kehidupan individu,


termasuk aspek sosial, emosional, dan akademik.
• Permasalahan individu tidak dilihat secara terpisah-pisah, tetapi sebagai
bagian dari keseluruhan kehidupan individu.
• Pendekatan holistik membantu konselor untuk memahami permasalahan
individu secara lebih komprehensif dan memberikan solusi yang tepat.
6. Pengambilan Keputusan

• Individu dibantu untuk membuat keputusan yang tepat dan bertanggung


jawab.
• Konselor membantu individu untuk mempertimbangkan berbagai pilihan
dan konsekuensinya.
• Pengambilan keputusan ini membantu individu untuk menyelesaikan
permasalahan dan mencapai tujuannya.
7. Keterlibatan Orang Tua/Wali
• Orang tua/wali dilibatkan dalam proses BK, terutama untuk klien yang

masih di bawah umur.


• Orang tua/wali dapat memberikan informasi penting tentang individu dan
membantu konselor dalam memahami permasalahannya.
• Keterlibatan orang tua/wali membantu individu untuk mendapatkan
dukungan dari keluarga dalam menyelesaikan permasalahannya.
8. Etika Profesional

• Konselor mematuhi kode etik profesi BK dalam menjalankan tugasnya.


• Konselor menjaga profesionalisme dalam hubungannya dengan klien.

6
• Etika profesional ini membantu menjaga kepercayaan publik terhadap
profesi BK.
Prinsip-prinsip BK tersebut diterapkan dalam proses membantu individu
menyelesaikan permasalahannya. Berikut beberapa contohnya:

• Konselor membantu individu untuk memahami diri sendiri dan


permasalahannya dengan menggunakan berbagai teknik, seperti refleksi, tes
psikologis, dan aktivitas kelompok.
• Konselor menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi individu
untuk mengekspresikan diri dan permasalahannya tanpa rasa takut dihakimi.
• Konselor membantu individu untuk membuat keputusan yang tepat dan
bertanggung jawab dalam menyelesaikan permasalahannya.
• Konselor melibatkan orang tua/wali dalam proses BK, terutama untuk klien
yang masih di bawah umur.
• Konselor mematuhi kode etik profesi BK dalam menjalankan tugasnya.

E. PRINSIP BK BERKAITAN DENGAN PENGORGANISASIAN


Berikut adalah beberapa prinsip BK yang berkaitan dengan pengorganisasian:

1. Koordinasi

• Layanan BK harus dikoordinasikan dengan semua pihak terkait, seperti


guru, orang tua, dan wali kelas. Konselor harus bekerja sama dengan semua
pihak untuk memastikan bahwa layanan BK diberikan secara terpadu.
• Koordinasi yang baik akan membantu menghindari duplikasi dan
memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan layanan yang mereka
butuhkan.
2. Kolaborasi

• Layanan BK harus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencapai


tujuannya. Konselor dapat berkolaborasi dengan psikolog, psikiater, dan

7
lembaga lain untuk memberikan layanan yang lebih komprehensif kepada
peserta didik.
• Kolaborasi akan memungkinkan konselor untuk memanfaatkan keahlian
dan sumber daya dari berbagai pihak untuk membantu peserta didik dengan
lebih efektif.
3. Akuntabilitas

• Layanan BK harus bertanggung jawab kepada semua pihak terkait. Konselor


harus dapat menunjukkan hasil dan dampak dari layanan BK yang
diberikan.
• Akuntabilitas akan membantu memastikan bahwa layanan BK berkualitas
tinggi dan memberikan manfaat bagi peserta didik.
4. Efisiensi
• Layanan BK harus diselenggarakan secara efisien dengan menggunakan

sumber daya yang tersedia secara optimal. Konselor harus memastikan


bahwa layanan BK yang diberikan mencapai hasil yang maksimal dengan
biaya yang minimal.
• Efisiensi akan membantu memastikan bahwa layanan BK dapat diakses oleh
semua peserta didik yang membutuhkan.
5. Fleksibilitas

• Layanan BK harus fleksibel dan dapat beradaptasi dengan perubahan


kebutuhan peserta didik. Konselor harus siap untuk mengubah program dan
layanan BK sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang ada.
• Fleksibilitas akan membantu memastikan bahwa layanan BK tetap relevan
dan bermanfaat bagi peserta didik.
Prinsip-prinsip BK ini dapat diterapkan dalam berbagai cara, seperti:

• Membangun hubungan yang positif dengan semua pihak terkait


• Mengembangkan program dan layanan BK yang komprehensif dan terpadu
• Menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal
• Mengevaluasi hasil dan dampak layanan BK secara berkala

8
• Menyesuaikan program dan layanan BK sesuai dengan kebutuhan dan
situasi yang ada

9
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoretik dan telaah lapangan yang
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang di maksudkan. Dalam
pelayanan bimbingan dan konseling prinsip- prinsip yang di gunakannya bersumber
dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat
manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya,
pengertian, tujuan, fungsi, dan proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah pemaduan hasil-hasil kajian
teoritik dan praktik yang dirumuskan dan digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan suatu pelayanan. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling
prinsipprinsip yang digunakannya bersumber dari kajian filosofis, hasil-hasil
penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan
kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya, pengertian, tujuan, fungsi, dan
proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, sekolah
menjadi suatu lembaga yang wajah dan sosoknya sangat jelas. Pelaksanaan program
bimbingan dan konseling di sekolah diharapkan dapat tumbuh dan berkembang
secara baik, hal ini mengingat bahwa sekolah merupakan lahan yang secara potensial
sangat subur, keadaan sekolah semakin cenderung menuntut adanya pelayanan
bimbingan dan konseling yang lebih tinggi. Kondisi siswa yang sedang mengalami
tahap perkembangan yang “meranjak” memerlukan berbagai jenis layanan
bimbingan dan konseling dalam segenap fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai