1
dan unik. Oleh karena itu, pelayanan bimbingan dan konseling perlu
menjangkau keunikan dan kekompleksan pribadi individu.
c) Untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai
dengan kebutuhan individu itu sendiri, perlu dikenali dan dipahami
keunikan setiap individu dengan berbagai kekuatan, kelemahan, dan
permasalahannya.
d) Setiap aspek pola kepribadian yang kompleks seorang individu
mengandung faktor-faktor yang secara potensial mengarah kepada sikap
dan pola-pola tingkah laku yang setimbang. Oleh karena itu pelayanan
bimbingan konseling yang bertujuan mengembangkan penyesuain
individu terhadap segenap bidang pengalaman harus
mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan invidu.
e) Meskipun individu yang satu dan lainnya serupa dalam berbagai hal,
tetapi perbedaan individu harus dipahami dan dipertimbangkan dalam
upaya yang bertujuan memberikan bantuan atau bimbingan kepada
individu-individu tertentu, baik anak-anak, remaja, ataupun orang
dewasa.
2
• Konselor perlu membangun rapport dan menciptakan suasana yang
aman dan nyaman agar peserta didik merasa bebas untuk
mengekspresikan diri dan mencari bantuan.
2. Kerahasiaan
• Informasi pribadi peserta didik harus dijaga kerahasiaannya. Konselor
harus memastikan bahwa informasi yang diperoleh dari peserta didik
tidak dibagikan kepada orang lain tanpa persetujuan mereka.
• Hal ini penting untuk membangun kepercayaan antara konselor dan
peserta didik, dan agar peserta didik merasa aman untuk berbagi
informasi sensitif.
3. Keterbukaan
• Peserta didik harus terbuka dan jujur dalam proses BK. Konselor perlu
menciptakan suasana yang kondusif agar peserta didik merasa nyaman
untuk mengungkapkan diri mereka.
• Konselor juga harus menghormati privasi peserta didik dan tidak
memaksa mereka untuk mengungkapkan informasi yang tidak ingin
mereka bagikan.
4. Kepercayaan
• Peserta didik harus merasa aman dan nyaman dalam proses BK.
Konselor harus membangun hubungan yang positif dan saling percaya
dengan peserta didik.
• Kepercayaan adalah landasan yang penting untuk hubungan yang
efektif antara konselor dan peserta didik.
5. Individualitas
• Layanan BK harus mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik
individu peserta didik. Konselor harus memahami bahwa setiap peserta
didik adalah unik dan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
• Layanan BK yang individualis akan lebih efektif dalam membantu
peserta didik mencapai potensi mereka.
3
C. PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING YANG BERKAITAN
DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN
Prinsip-prinsip yang berkenaan denga hal tersebut adalah :
a) Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian setiap individu.
Oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk
mengembangkan konseli agar mampu membimbing diri sendiri dalam
menghadapi kesulitan atau permasalahan yang dihadapinya.
b) Dalam proses konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh
konseli hendaknya atas kemauan konseli sendiri, bukan karena kemauan atau
desakan dari konselor.
c) Permasalahan khusus yang dialami konseli harus ditangani oleh tenaga ahli
dalam bidang yang relevan dengan permasalaha khusus tersebut.
d) Bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional. Oleh jarena itu
dilaksanakan oleh tenaga ahli yang telah memperoleh pendidikan dan latihan
latihan khusus dalam bidang bimbingan konseling.MGuru dan orang tua
memiliki tanggung jawab yang berkaitan dengan pelayanan bimbingan
konseling. Oleh karena itu kerjasama antar konselor dengan orang tua dan guru
sangat diperlukan.
e) Guru dan konselor berada dalam satu kerangka upaya pelayanan. Oleh karena
itu keduanya harus mengembangkan peranan yang saling melengkapi untuk
mengurangi hambatan-hambatan yang menyebabkan terganggunya aktivitas
belajar mengajar disekolah maupun interaksi peserta didik terhadap
lingkungan dimana ia berada.
f) Untuk mengelola pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik dan sejauh
mungkin memenuhi tuntutan individu, sebaiknya didakan program penilaian
dan himpunan data yang memuat hasil pengukuran dan penilaian
g) Untuk mengelola pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik dan sejauh
mungkin memenuhi tuntutan individu, sebaiknya didakan program penilaian
dan himpunan data yang memuat hasil pengukuran dan penilaian
4
D. PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING YANG BERKAITAN
DENGAN PERMASALAHAN
Berikut beberapa prinsip bimbingan dan konseling (BK) yang berkaitan dengan
permasalahan:
5
• Konselor hanya boleh membagikan informasi pribadi individu kepada pihak
lain dengan persetujuan individu tersebut.
• Kerahasiaan ini membangun rasa percaya antara individu dan konselor,
sehingga individu lebih terbuka untuk sharing permasalahannya.
5. Pendekatan Holistik
6
• Etika profesional ini membantu menjaga kepercayaan publik terhadap
profesi BK.
Prinsip-prinsip BK tersebut diterapkan dalam proses membantu individu
menyelesaikan permasalahannya. Berikut beberapa contohnya:
1. Koordinasi
7
lembaga lain untuk memberikan layanan yang lebih komprehensif kepada
peserta didik.
• Kolaborasi akan memungkinkan konselor untuk memanfaatkan keahlian
dan sumber daya dari berbagai pihak untuk membantu peserta didik dengan
lebih efektif.
3. Akuntabilitas
8
• Menyesuaikan program dan layanan BK sesuai dengan kebutuhan dan
situasi yang ada
9
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoretik dan telaah lapangan yang
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang di maksudkan. Dalam
pelayanan bimbingan dan konseling prinsip- prinsip yang di gunakannya bersumber
dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat
manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya,
pengertian, tujuan, fungsi, dan proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah pemaduan hasil-hasil kajian
teoritik dan praktik yang dirumuskan dan digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan suatu pelayanan. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling
prinsipprinsip yang digunakannya bersumber dari kajian filosofis, hasil-hasil
penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan
kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya, pengertian, tujuan, fungsi, dan
proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, sekolah
menjadi suatu lembaga yang wajah dan sosoknya sangat jelas. Pelaksanaan program
bimbingan dan konseling di sekolah diharapkan dapat tumbuh dan berkembang
secara baik, hal ini mengingat bahwa sekolah merupakan lahan yang secara potensial
sangat subur, keadaan sekolah semakin cenderung menuntut adanya pelayanan
bimbingan dan konseling yang lebih tinggi. Kondisi siswa yang sedang mengalami
tahap perkembangan yang “meranjak” memerlukan berbagai jenis layanan
bimbingan dan konseling dalam segenap fungsinya.