Anda di halaman 1dari 6

FORUM DISKUSI MODUL 1 KB 3

HUSNIAR, S.Pd

Topik :
Dalam pelayan BK disekolah, pada umumnya dilaksanakan secara langsung sepert
konseling individual, bimbingan atau konseling kelompok, dan bimbingan klasikal. Pertmbangan
apa yang menjadi dasar bagi guru pembimbing untuk menetapkan bentuk layanan tersebut
( Konseling Individual, BK Kelompok, dan Bimbingan Klasikal.
Penyelesaian :

A. Pertimbangan-pertimbangan dalam Bimbingan Konseling Individual

Layanan Konseling perorangan atau Individual, yaitu peserta didik memperoleh layanan secara
langsung bertatap muka dengan Guru Bimbingan Konseling atau Konselor. Dengan demikian
diupayakan terbantu fungsi pengentasan dari permasalahan yang dialami. Konseling individu sebagai
pendekatan efektf bagi peserta didik, dimana peserta didik bebas mengekspresikan diri, pengalaman
dan perasaan tanpa beban, sehingga dapat diharapkan adanya perubahan perilaku ke arah
membangun diri dan lingkungan, dimana peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara
optmal dan mampu mengambil keputusan secara mandiri.

Konseling merupakan sistem dan proses bantuan untuk mengentaskan masalah yang
terbangun dalam suatu hubungan tatap muka antara dua orang individu (klien yang menghadapi
masalah dengan konselor yang memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan).

Bantuan dimaksud diarahkan agar klien mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan
mampu tumbuh kembang ke arah yang dipilihnya, sehingga klien mampu mengembangkan dirinya
secara efektf. Hubungan dalam proses konseling terjadi dalam suasana profesional dengan
menyediakan kondisi yang kondusif bagi perubahan dan pengembangan diri klien.Konseling
perorangan merupakan layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap
seorang klien dalam rangka pengentasan masalah klien. kemudian yang menjadi pertmbangan dasar
bagi guru BK/ Konselor sebelum melaksanakan layanan konseling individual adalaha sebagai berikut
1. Klien adalah individu yang memiliki kemampuan untuk memilih tujuan, membuat
keputusan, dan secara umum mampu menerima tanggung jawab dari tngkah lakunya,

2. Konseling berfokus pada saat ini dan masa depan, tdak berfokus pada masa lalu,

3. Wawancara merupakan alat utama dalam keseluruhan kegiatan konseling,

4. Tanggung jawab pengambilan keuputusan berada pada klien,

5. Konseling memfokuskan pada perubahan tngkah laku dan bukan hanya membantu klien
menyadari masalahnya.

B. Pertimbangan-pertimbangan dalam Bimbingan Konseling Kelompok

1. Kelebihan dan Kelemahan Konseling Kelompok


Konseling kelompok memiliki kelebihan-kelebihan dalam pelaksanaannya, yaitu: (a)
bersifat prakts, (b) anggota belajar berlath perilakunya yang baru, (c) kelompok dapat
digunakan untuk belajar mengekspresikan perasaan, perhatan dan pengalaman (d) anggota
belajar ketrampilan sosial dan belajar berhubungan antarpribadi secara lebih mendalam, dan
(e) mendapat kesempatan diterima dan menerima di dalam kelompok. Disamping kelebihan-
kelebihan yang diperoleh dalam konseling kelompok, terdapat kelemahan-kelemahan konseling
kelompok yang perlu diperhatkan, antara lain: (a) tdak semua orang cocok dalam kelompok,
(b) perhatan konselor lebih menyebar atau meluas, (c) mengalami kesulitan dalam membina
kepercayaan, (d) konseli mengharapkan terlalu banyak tuntutan dari kelompok, dan (e)
kelompok bukan dijadikan sebagai sarana berlath untuk melakukan perubahan namun sebagai
tujuan.
2. Konseli yang Tidak Direkomendasikan
Pertmbangan-pertmbangan yang berhubungan dengan kondisi-kondisi konseli yang
tdak direkomendasikan untuk terlibat di dalam pelaksanaan konseling kelompok, ialah: (1)
konseli dalam keadaan krits, (2) konseli sangat takut berbicara dalam kelompok, (3) konseli
menunjukkan perilaku yang menyimpang, (4) konseli dalam keadaan psikotk akut, (5) konseli
sangat agresif, dan (6) konseli sangat tdak menyadari akan perasaannya, motvasinya, dan
perilakunya.
3. Hak dan Kewajiban Konseli
Pada saat konselor menjelaskan hak dan kewajiban konseli sebelum konseling kelompok
dimulai, maka konselor akan dipandang sebagai pemimpin yang jujur dan terbuka. Hal tersebut
akan merupakan kredit yang besar untuk keberhasilan konseling kelompok itu. Lebih dari itu,
adalah hak dasar setap konseli untuk memahami apa yang akan dilakukannya dalam kelompok
sebelum konseli membuat komitmen untuk menjadi bagian dari anggota konseling kelompok.
4. Masalah Kerahasiaan
Kerahasiaan merupakan pokok yang paling pentng dalam konseling kelompok. Ini bukan
hanya berart bahwa konselor harus memelihara kerahasiaan tentang apa yang terjadi dalam
konseling kelompok itu, melainkan juga konselor sebagai pemimpin kelompok harus
menekankan kepada semua konseli akan pentngnya pemeliharaan kerahasiaan itu. Para konseli
harus diingatkan bahwa segala sesuatu yang terjadi selama konseling kelompok berlangsung itu
merupakan rahasia bersama sebagai kelompok.

5. Konseling Kelompok di Sekolah Menengah


Konseling kelompok di sekolah menengah adalah suatu layanan yang diberikan kepada
para siswa sebagai bagian dari suatu program layanan bimbingan dan konseling di sekolah
menengah lanjutan yang komprehensif. Implementasi layanan konseling kelompok dijelaskan
sebagai satu intervensi yang efektf, dan terdapat temuan bahwa banyak konselor sekolah
menengah yang secara efektf merencanakan dan menerapkan layanan konseling kelompok
secara berkelanjutan.
Perencanaan dan penerapan layanan konseling kelompok difokuskan pada kebutuhan-
kebutuhan para siswa pada saat ini dalam parameter sekolah. Fokus layanan bagi siswa
digolongkan pada pencegahan, pengembangan, dan beorientasi krisis. Contoh konseling
kelompok di sekolah menengah mencakup permasalahan-permasalahan kesadaran tentang
obat- obatan terlarang (narkoba), hubungan-hubungan efektf dalam hubungan sosial,
keterampilan-keterampilan belajar, perencanaan karir, perubahan masa-masa transisi, masalah
broken home, kesedihan akibat perceraian orang tua, dan sebagainya. Tema-tema tersebut
disesuaikan dengan tngkat kedewasaan siswa atau tahapan dan tugas-tugas perkembangan
remaja serta disesuaikan dengan jadwal dan kurikulum sekolah.
Dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok di sekolah menengah, jumlah konseli
yang terlibat antara 4-10 orang. Durasi waktu yang diperlukan selama konseling kelompok
berlangsung berkisar antara 60-90 menit dalam satu pertemuan.

C. Pertimbangan-pertimbangan dalam Bimbingan Konseling Klasikal

Bimbingan klasikal digunakan sebagai strategi pemberian informasi tentang jenis


persyaratan, criteria, kuota disatuan sekolah. Bisa juga sebagai strategi menyelesaikan
permasalahan yang dialami oleh banyak peserta didik. Layanan peminatan peserta didik
merupakan program BK yang berada dalam komponen program layanan perencanaan individual
atau berada dalam lingkup bidang bimbingan karir.
Layanan ini meliput layanan pemilihan dan penempatan, layanan pendampingan,
pengembangan dan penyaluran, serta evaluasi dan tndak lanjut.
Layanan bimbingan klasikal merupakan layanan preventf sebagai upaya pencegahan
terjadinya masalah yang secara spesifik diarahkan pada proses yang proaktf. Berdasarkan
model ASCA (asosiasinya konselor sekolah konselor di Amerika) bimbingan klasikal merupakan
bentuk kegiatan yang termasuk kedalam komponen layanan dasar. Komponen layanan dasra
bersifat developmental, sistematk, terstruktur dan disusun untuk meningkatkan kompetensi
belajar, pribadi, sosial dan karir. Layanan dasar merupakan layanan yang terstruktur untuk
semua peserta didik, tanpa mengenal perbedaan gender, rasa atau agama, mulai taman kanak-
kanak sampai tngkat kelas 3 SLTA (K-12) disajikan melalui kegiatan kelas untuk memenuhi
kebutuhan perkembangan dalam bidang belajar, pribadi, sosial, dan karir peserta didik.

Pemberian layanan bimbingan klasikal dilakukan oleh guru BK meliput materi bimbingan
belajar karir, pribadi dan sosial. Isi materi sajian berupa informasi yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan pencapaian tujuan pendidikan nasional sebgaimana yang
dituangkan dalam undang-undang sisdiknas No.20 tahun 2003 yaitu, pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatf, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokrats serta bertanggung jawab. Disamping itu perlu diperhatkan tentang falsafah
negara yaitu pancasila yang didalamnnya terkandung nilai-nilai luhur dalam sila-sila pancasila
serta agama.
Kondisi mendesak bimbingan klasikal dapat diberikan oleh konselor sesuai dengan tuntutan
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dalam proses perencanaan dan pelaksanaannya dapat
dilakukan dalam lima langkah, yaitu menentukan tujuan, melakukan pra asessmen, membuat
program yang objektf dan konkrit, membuat desain aktvitas intruksional, dan melakukan
evaluasi
Peserta didik sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses perkembangan
yaitu perkembangan ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan
tersebut, peserta didik memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki
pemahaman/wawasan tentang diri dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan
arah hidupnya. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tdak selalu berjalan dalam alur
linear, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai – nilai yang dianut.

Perkembangan peserta didik tdak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis
maupun sosial. Sifatyang melekat pada lingkuangan adalah perubahan yang terjadi dalam
lingkungan dan dapat mempengaruhi gaya hidup. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit
diprediksi, atau diluar jangkauan kemampuan, maka akan lahirlah kesenjangan perkembangan
perilaku peserta didik, sepert stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah – masalah
pribadi atau penyimpangan perilaku. Kesenjangan perkembangan tersebut diantaranya:
pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kota – kota, kesenjangan tngkat
sosial ekonomi masyarakat, revolusi teknologi informasi, pergeseran fungsi atau struktur
keluarga, dan perubahan struktur masyarakat.

Penampilan perilaku remaja yang menyimpang sepert maraknya tayangan pornografi di


televisi dan VCD, penyalahgunaan alat kontrasepsi, minuman keras, dan obat – obatan terlarang
yang tak terkontrol, ketdakharmonisan dalam keluarga, dan dekadensi moral orang dewasa
sangat tdak diharapkan, karena tdak sesuai dengan sosok pribadi manusia Indonesia yang
dicita – citakan, sepert tercantum dalam tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003,
yaitu: (1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3)
memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5)
memiliki kepribadian yang mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatf (yang mengaharuskan) bagi semua
tngkat satuan pendidikan untuk senantasa dalam proses pendidikannya secara bermutu ke
arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut.

Upaya menangkal dan mencegah perilaku – perilaku yang tdak diharapkan sepert
mengambangkan potensi peserta didik dan memfasilitasi mereka secara sistematk dan
terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian.

Bimbingan klasikal diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan bimbingan klasikal


oleh karena itu, penggunaan metode bimbingan klasikal seharusnya dipilih dengan
mempertmbangkan tngkat efisiensi dan efektfitasnya dalam mendukung siswa belajar agar
mampu mencapai tujuan bimbingan klasikal. Jenis pengetahuan yang disampaikan harus
meliput pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan
pengetahuan metakognitf. Pemilihan metode hendaknya mempertmbangkan jenis
pengetahuan yang akan disajikan kepada siswa. Pertmbangan tentang bagaimana siswa belajar,
hal ini terkait dengan pengetahuan yang disajikan dalam bimbingan klasikal.
Mempertmbangkan bagaimana proses kognitf yang akan terjadi untuk memeprlajari suatu
jenis pengetahuan tertentu yang disajikan dalam bimbingan klasikal

Anda mungkin juga menyukai