Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KONSELING

PERAN KONSELOR DAN LANGKAH KONSELING

Oleh :

Monalisa
154010017

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKT


STIKes PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2018/2019
Peneliti : Caraka Putra Bhakti, Nindiya Eka Safitri, Ariadi Nugraha dan Fuad Aminur
Rahman
Volume : Jurnal Konseling Gusjigang Vol 3 No 1 (Januari0Juni 2017).
Judul : -Peran bimbingan dan konseling untuk menghadapi generasi Z dalam
perspektif bimbingan dan konseling perkembangan

Konseling adalah suatu proses yang sistematik guna membantu seseorang untuk
belajar menyelesaikan masalah interpersonal dan emosionalnya. Selain itu untuk
mengetahui kemampuan dan keterampilan seseorang dalam pengambilan keputusan.
Konseling juga merupakan suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat
mata atau tatap muka antara konselor dank lien yang berisi usaha yang selaras unik
dan manusiawi (human) yang dilakukan dalam suasana keahlian serta didasarkan atas
norma-norma yang berlaku, agar klien memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri
sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin pada masa
yang akan datang. Konselor sering kali memiliki keinginan untuk bertindak sebagai
konsultan bagi guru-guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif bagi
siswa, namun kebanyakan konselor tidak memberikan layanan konsultasi yang
sistematis dan berkesinambungan, biasanya dalam bekerja dengan siswa secara
peroraganan.
Bimbingan Konseling merupakan proses bantuan yang diberikan oleh konselor
kepada konseli. Dalam proses bimbingan konseling terdapat beberapa langkah yang
digunakan dan berfungsi untuk melancarkan proses konseling yang dilaksanakan
sehingga sesuai dengan prosedur dan tersusun dengan baik sesuai dengan peraturan
yang sudah disampaikan. Dalam proses Konseling tentu saja dibutuhkan teknik-
teknik yang digunakan sebagai strategi yang disusun peneliti dalam usahanya untuk
membantu konseli. Teknik-teknik konseling dapat dijadikan pilihan sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi klien. Teknik-teknik diharapkan akan membuat konseli
lebih bisa menghadapi permasalahannya dan menjadi pribadi yang mandiri yang
bertanggung jawab sepenuhnya kepada hidupnya
Peran guru bimbingan dan konselor adalah suatu peran yang inhern dan
disandang seseorang yang berfungsi sebagai konselor dan peran juga dikatakan
sebagai apa yang diharapkan dari posisi yang dijalani oleh seorang konselor. konselor
juga berperan untuk mencapai sasaran interpersonal dan intrapersonal, mengatasi
divisit pribadi dan kesulitan perkembangan peserta didik, membuat keputusan dan
rencana tindakan perubahan dan pertumbuhan, dan meningkatkan kesehatan serta
kesejahteraan.
Dalam penelitian ini Konselor berperan sebagai pemberi motivasi, sebagai
media informasi dan komunikasi, sebagai tempat berdiskusi, dan juga sebagai media
bagi anak-anak generasi Z untuk menyampaikan keluh-kesah dalam dirinya. Hal ini
dilakukan kepada anak-anak generasi Z agar memiliki masa depan yang cemerlang,
dengan memberikan layanan konseling mengenai studi lanjut untuk setiap anak,
pengembangan bakat dan minat, kemudian kerja sama sekolah dengan pihak luar
misalnya perusahaan, agar dapat memberikan wawasan kerja dimasa depan nanti
pada anak-anak sesuai dengan potensi dan keahlian masing-masing.
Bentuk peranan guru bimbingan dan konseling itu seperti tugas dari guru
bimbingan dan konseling sebagai wujud tanggung jawab atas profesi yang
disandangnya. Guru bimbingan dan konseling memiliki tugas dan tanggung jawab
dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap siswa. Berdasarkan
pada pedoman pelaksanaan tugas guru bimbingan dan konseling dan pengawas, tugas
guru bimbingan dan konseling terkait dengan pengembangan dan pembinaan pada
siswa yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat dan kepribadian siswa di
sekolah.
Adapun beberapa peran yang dapat dilakukan oleh bimbingan dan konseling
adalah sebagai berikut:
1. Layanan bimbingan dan konseling diselenggarakan untuk memberikan motivasi
sukses kepada anak-anak generasi Z sehingga memiliki masa depan studi dan karir
yang cemerlang. Adapun layanan yang dapat diberikan berupa layanan peminatan
tentang studi lanjut untuk setiap anak, layanan pengembangan bakat dan minat,
kemudian juga kolaborasi sekolah dengan instansi kerja (perusahaan/lembaga)
untuk memberikan wawasan kerja sesuai dengan potensi dan keahlian siswa.
2. Bimbingan dan konseling memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi serta
media interaktif yang mudah diakses oleh siswa, seperti video, film, macromedia
flash, educative games, dan sebagainya.
3. Layanan bimbingan dan konseling difokuskan pada pengembangan kepercayaan
diri, ketrampilan pemecahan pemecahan masalah, ketrampilan berpikir kritis dan
inovatif. Layanan yang dapat diselenggarakan berupa layanan bimbingan
kelompok teknik diskusi, FGD, problem solving atau simulation games. Untuk
layanan yang bersifat kuratif, guru BK bisa melakukan dengan sistem e-
counseling, sehingga siswa dapat memanfaatkan layanan BK dengan sebaik-
baiknya, tanpa harus bertatap muka dengan guru BK. Misalnya dengan
menggunakan aplikasi Facebook, Twitter, WhatsApp, Instagram, dan sebagainya.
4. Dalam memberikan layanan BK, guru BK menggunakan media/sarana yang
mendukung dsn disukai oleh siswa, seperti LCD proyektor, laptop yang terkoneksi
internet, MP3/MP4 player, dan sebagainya.
Adapun Tujuan konseling itu sendiri yaitu pertama menyediakan fasilitas untuk
perubahan prilaku. Perubahan prilaku yang dikehendaki ialah perubahan yang
bagaimana dan bagaimana melakukan perubahan dengan bantuan dari konselor.
Konselor yang menemukankan berbagai macam cara agar klien mengubah hal-hal
yang diperlukan untuk pengembangan dan pemantapan dirinya. Kedua meningkatkan
keterampilan untuk menghadapi sesuatu. Seseorang melalui proses interaksinya
dengan dunia luar, bias belajar sesuatu, memperoleh sesuatu sebagai cara untuk
menghadapi dan mengatasi masalah. Hal ini tergantung dari kemampuan dan
keterampilan dasar yang dimiliki, apakah dia mampu atau tidak mengatasinya. Ketiga
meningkatkan kemampuan dalam menentukan keputusan. Keputusan yang diambil
harus merupakan keputusan yang ditentukan oleh klien sendiri dengan bantuan dari
konselor. Keempat meningkatkan dalam hubungan antar perorangan. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan seseorang sehingga pandangan dan
penilaian terhadap diri sendiri bias lebih objektif serta meningkatkan keterampilan
dalam penyesuaian diri agar lebih efektif. Kelima menyediakan fasilitas untuk
prngambangan kemampuan klien. Konseling berupaya memaksimalkan kebebasan
pribadi sesuai dengan kemungkinannya dalam batas-batas yang diperoleh dari dirinya
sendiri atau lingkungan .
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral proses pendidikan
memiliki kontribusi dalam penyiapan SDM generasi Z yang bermutu. Dalam
perspektif bimbingan dan konseling, peserta didik merupakan individu sedang berada
dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah
kematangan atau kemandirian. Bimbingan dan konseling itu sendiri seharusnya juga
tidak hanya berfokus pada perkembangan siswa tetapi juga memperhatikan keadaan
lingkungan sekitar siswa. Dengan demikian, bimbingan dan konseling perkembangan
nampaknya menjadi strategi alternatif dalam menyelesaikan masalah ini. Bimbingan
dan konseling saat ini juga sudah berorientasi perkembangan semenjak tahun 1970-
an, terutama di negara-negara.
Bimbingan dan konseling merupakan perkembangan yang dirancang dalam
pencapaian tujuan. Keberhasilan implementasi bimbingan dan konseling
perkembangan perlu memperhatikan prinsip-prinsip seperti: bimbingan
perkembangan bagi semua siswa, bimbingan perkembangan memiliki suatu
kurikulum yang terorganisasi dan terencana, bimbingan perkembangan adalah
bentuk yang berurutan dan fleksibel, bimbingan perkembangan merupakan bagian
terintegrasi dari proses pendidikan secara keseluruhan, bimbingan perkembangan
melibatkan semua personil sekolah, bimbingan perkembangan membantu para siswa
belajar lebih efektif dan efisen, bimbingan perkembangan melibatkan para konselor
yang menyediakan layanan konseling khusus dan intervensi.
Bimbingan dan konseling komprehensif merupakan model bimbingan dan
konseling yang berprinsip pada konsep bimbingan dan konseling perkembangan.
Dalam penyusunan program bimbingan dan konseling komprehensif, harus
memahami desain dan cara implemantasinya. Program bimbingan dan konseling
harus memiliki ciri seperti:
a. Holistik
Program bimbingan dan konseling komprehensif berorientasi pada upaya
pengembangan seluruh aspek perkembangan siswa, tanpa terkecuali. Bidang yang
dikembangkan adalah bidang akademik, karir, dan pribadi-sosial.
b. Sistematik
Untuk memfasilitasi perkembangan siswa yang optimal dipengaruhi oleh sistem
lingkungan. Sistematik yang dimaksud adalah seluruh aktivitas layanan bimbingan
tersusun secara sistematik, dimana dalam prosesnya melibatkan semua elemen
atau pihak terkait, yang signifikan dalam kehidupan siswa.
c. Seimbang
Seimbang dalam perspektif kompehensif adalah aktivitas konselor harus
seimbang pada layanan dasar, perencanaan individual, dan layanan responsif, dan
dukungan sistem. Keseimbangan juga terdapat antara waktu dan tugas utama
konselor, seperti konseling, edukasi, konsultasi dan kolaborasi, kepemimpinan,
koordinasi dan advokasi.
d. Proaktif
Proaktf dalam program bimbingan dan konseling komprehensif yaitu konselor
proaktif terahadap masalah kemungkinan timbul yang dapat menghambat
kesuksesan siswa melalui tindakan preventif.
e. Terintegrasi
Dalam kurukulum sekolah Program bimbingan dan konseling komprehensif
bukan bagian terpisah dari kurikulum sekolah, namun bagian dari kurikulum
sekolah untuk mencapai visi dan misi sekolah. Program BK harus masuk dalam
program sekolah, selaras dengan tujuan sekolah.
f. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk menganalisa efektivitas kerja konselor dan
efektifitas program bimbingan dan konseling komprehensif. Kegiatan ini untuk
mengetahui sejauhmana pengaruh layanan bimbingan dan konseling dalam
kehidupan dan perkembangan siswa.
Program bimbingan dan konseling sekolah tidak hanya bersifat komprehensif
dalam ruang lingkup, namun juga harus bersifat preventif dalam desain, dan bersifat
pengembangan dalam tujuan. Pertama, bersifat komprehensif berarti program
bimbingan dan konseling harus mampu memfasilitasi capaian-capaian perkembangan
psikologis peserta didik dalam totalitas aspek bimbingan (pribadisosial, akademik,
dan karir). Layanan bimbingan dan konseling ditujukan untuk seluruh pesera didik
tanpa terkecuali. Kedua, bersifat preventif dalam desain mengandung arti bahwa pada
dasarnya tujuan pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah bersifat
preventif. Melalui cara yang preventif tersebut diharapkan pesera didik mampu
memilah tindakan dan sikap yang tepat dan mendukung pencapaian perkembangan
psikologis ke arah ideal dan positif. Dan ketiga, bersifat pengembangan dalam tujuan
bahwa program yang didesain konselor sekolah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
para peserta didik sesuai dengan tahap perkembangan.
layanan bimbingan dan konseling hendaknya diarahkan pada bagaimana
membekali generasi Z dengan karakter-karakter unggul dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi, sehingga dapat mengantarkan mereka menuju
masa depan yang cemerlang.
Adapun langkah yang dilakukan konseling yaitu melakukan kerjasama atau
kolaborasi antara guru BK dengan stakeholder sekolah dan juga yang dari luar
sekolah misalnya seperti dengan orang tua untuk kegiatan edukasi dan pengawasan,
penyedia jasa layanan internet, dengan guru mata pelajaran dalam hal pengembangan
ketrampilan pemecahan masalah, berpikir kritis dan inovatif, dengan wali kelas dalam
memberikan motivasi sekaligus nasehat, dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang
Sarana dan Prasarana.
Langkah Bimbingan dan Konseling adalah tahapan-tahapan dan cara atau
metode yang dilakukan untuk membantu, mengarahkan atau memandu seseorang atau
sekelompok orang agar menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta
mampu mengambil sebuah keputusan dan menentukan tujuan hidupnya dengan cara
berinteraksi atau bertatap muka.
Dalam penelitian ini layanan bimbingan dan konseling dapat melakukan
berbagai strategi layanan BK, yang dimana tentunya guru BK tidak dapat bekerja
sendirian. Guru BK memerlukan partner kerja agar dapat melakukan pendampingan
terhadap siswa generasi Z. Dalam kontek bimbingan dan konseling komprehensif,
sangat ditekankan adanya kolaborasi, yaitu kerjasama guru BK dengan stakeholder
sekolah dan luar sekolah untk menyelenggarakan layanan BK.
Adapun bentuk kolaborasi yang bisa dilakukan oleh guru BK dalam
menyiapkan generasi Z ini adalah sebagai berikut:
1. Kolaborasi dengan orang tua untuk kegiatan edukasi dan pengawasan.
Ketika di sekolah, maka guru yang mengedukasi dan mengontrol
penggunaan media yang berlebihan (negatif) oleh siswa. Sedangkan ketika
di rumah maka itu menjadi tanggungjawab orang tua.
2. Kolaborasi dengan penyedia jasa layanan internet (provider) untuk kegiatan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling secara online, yaitu
penyediaan jaringan yang stabil serta tahan virus dan telah memiliki filter
untuk situs-situs yang negatifa bagi siswa.
3. Kolaborasi dengan guru mata pelajaran dalam hal pengembangan
ketrampilan pemecahan masalah, berpikir kritis dan inovatif. Dimana guru
mata pelajaran diminta untuk melakukan kegiatan mengajar dengan
mneggunakan teknik/metode berbasis teknologi informasi dan komunikasi
yang dapat merangsang perkembangan ketrampilan siswa.
4. Kolaborasi dengan wali kelas dalam memberikan motivasi sekaligus nasehat
pada siswa tentang rambu-rambu penggunaan alat komunikasi dan internet.
5. Kolaborasi dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana
untuk pengadaan media/alat pendukung pelaksaaan layanan seperti LCD
proyektor, screen, speaker, MP3/MP4 player, laptop yang terkoneksi
internet, dan lain-lain.
Layanan bimbingan dan konseling sebaiknya menggunakan teknik dan media
berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk menyampaikan sejumlah pesan.
Teknik yang dapat dilakukan yaitu diskusi, FGD, problem solving, dan simulation
games. Adapun media yang bisa diimplikasikan yaitu media jejaring sosial
(Facebook, Instagram, Twitter, Whats App, Telegram, dan sebagainy), video, film
atau macromedia flash, yang didukung dengan sarana seperti laptop, LCD proyektor,
screen, speaker, dan MP3/MP4 Players. Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan
tentunya harus mendukung bimbingan dan konseling berbasis teknologi informasi
dan komunikasi dengan cara menyediakan fasilitas yang mendukung
penyelenggaraan layanan.
Layanan bimbingan dan konseling (guidance services) tidak hanya disediakan
bagi siswa, tetapi juga bagi semua pihak yang akan terlihat dalam proses tumbuh
kembang siswa. Dengan kata lain, semua pihak yang penting bagi proses
perkembangan siswa berhak menerima layanan bimbingan dan konseling. Bagi guru
BK/konselor sekolah agar meningkatkan lagi kerjasamanya dengan sesama guru di
sekolah; agar berusaha memasuki setiap organisasi profesi BK yang ada dan agar
meningkatkan lagi kerjasama dengan tenaga profesi lain. Kolaborasi yang aktif dan
positif antara orangtua dan konselor sekolah untuk menyukseskan dan menyelaraskan
program pendidikan yang dikembangkan sekolah, termasuk pendidikan budi pekerti
anak-anak kita.
Program bimbingan dan konseling sekolah juga menekankan adanya
kolaborasi. Adapun kolaborasi dalam bimbingan itu sendiri melibatkan berbagai
stakeholder, mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator BK, guru
BK, guru mata pelajaran, wali kelas, staf administrasi, komite sekolah sampai dengan
orang tua. Orang tua sejatinya merupakan pendidik utama bagi siswa ketika berada
di luar lingkungan sekolah. Orang tua terlibat dalam proses komunikasi timbal balik
tentang program BK dan perkembangan peserta didik. Orang tua juga membantu
dalam pengumpulan data dan informasi, serta membantu kesuksesan layanan BK
dengan monitoring di luar sekolah. Berbagai peranan di atas menjadi kontribusi
penting dalam penyelenggaraan program BK di sekolah secara efektif dan efisien.
Sehingga berbagai keterlibatan orangtua di sekolah tersebut dapat memberikan
dukungan serta hal positif bagi perkembangan siswa di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai