PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah proses bantuan untuk mencapai kedewasaan pada diri anak yang
diberikan oleh orang dewasa. Dewasa memiliki arti lepas dari ketergantungan kepada orang
lain dan hidup mandiri. Proses pendidikan dapat dilaksanakan secara formal, informal, dan
nonformal. Anak membutuhkan bantuan orang dewasa untuk mencapai kedewasaan pada
dirinya, karena tidak mudah untuk mencapai kedewasaan itu sendiri. Anak berinteraksi
dengan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosiokultural dalam proses
pedewasaan dirinya. Ketika berinteraksi dengan lingkungan alam dan sosiokultural, anak
mendapatkan proses pendidikan atau pengaruh sosiokultural yang bermanfaat bagi
tercapainya perkembangan ke arah kedewasaanya secara optimal.
Bimbingan dan Konseling adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan
oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau
hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli mempunyai kemampuan atau
kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya
sendiri, atau proses pemberian bantuan atau pertolongan yang sistematis dari pembimbing
(konselor) kepada individu (konseli) melalui tatap muka atau hubungan timbal balik antara
keduanya untuk mengunggkap maslah konseli sehingga konseli mampu melihat masalah
sendiri sesuai dengan potensinya, dan mampu memecahkan sendiri masalah yang
dihadapinya.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha membantu peserta
didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta
perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi
pengembangan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal, sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang
dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah
yang dihadapi peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha
membantu siswa dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar,
serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan bimbingan dan konseling
memfasilitasi pengembangan siswa, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai
dengan kebutuhan, potensi bakat, minat, perkembangan, kondisi serta peluang-peluang yang
dimiliki (Depdiknas, 2016).
Melalui manajemen yang baik terhadap pelayanan bimbingan dan konseling, maka
diharapkan tercapai efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah. Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan bagian inti pendidikan
karakter yang dilaksanakan dengan berbagai strategi pelayanan dalam upaya
mengembangkan potensi peserta didik untuk mencapai kemandirian, dengan memiliki
karakter yang dibutuhkan saat ini dan masa depan. Untuk mendukung implementasi
pendidikan karakter agar sesuai dengan visi dan misi yang menjadi tujuan sekolah, perlu
proses kegiatan manajemen. Manajemen tentang bagaimana sekolah dalam perencanaan,
pengorganisasian, implementasi dan melakukan karakter pendidikan kegiatan pengawasan
tersebut melalui berbagai kegiatan pembangunan karakter dalam sekolah (Guntama &
Ningrum, 2019). Dengan demikian peranan bimbingan dan konseling dalam mengoptimalkan
pencapaian tujuan pendidikan dapat terlaksana sebagaimana mestinya.
Layanan bimbingan memberikan bantuan agar peserta didik mengetahui kebutuhan,
minat, bakat dan nilai-nilai yang dianut berdasarkan pengalaman penting dalam kehidupan
serta memberikan arah bagi individu menemukan cara belajar efektif sesuai bakat dan
kemampuannya. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat terlaksana dengan
mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan-kegiatan akan terlaksana dalam
kerangka program bimbingan (guidence program). Dalam program bimbingan terdapat
beberapa komponen, yaitu saluran-saluran formal untuk melayani para peserta didik,
orangtua, dan tenaga pendidikan (Winkel& Sri Hastuti 2012:775).
Pelayanan bimbingan dan konseling bertugas melayani individu-individu normal yang
sedang dalam proses memperkembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan yang dijalaninya. Pelayanan bimbingan dan konseling mengupayakan
pengembangan segenap potensi individu secara optimal pada setiap tahap perkembangan,
berperan aktif dalam pembentukan manusia produktif. Pengembangan ini akan dilengkapi
dan meningkatkan pengembangan kemampuan intelektual dan keterampilan dengan
pengembangan nilai dan sikap (Mungin Edi Wibowo, 2000).
Pelayanan bimbingan dan konseling juga memungkinkan individu terbebas dari
berbagai permasalahan yang dihadapi dalam proses perkembangan dan kehidupannya, baik
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam kaitan ini semua pelayanan bimbingan dan
konseling selain dapat menjembatani pengembangan intelektual, keterampilan dan
pengembangan sikap dan nilai, serta pencapaian tujuan pendidikan sekolah dan kebutuhan
masyarakat, juga dapat mengisi berbagai kekosongan dan mengatasi berbagai permasalahan
dan kehidupan individu. Dengan demikian, pelayanan bimbingan dan konseling merupakan
sarana strategis untuk meningkatkan pengembangan potensi individu berkualitas secara
penuh.
Manajemen layanan bimbingan dan konseling perlu dirumuskan secara siap baik dari
segi perencanaan program pelayanan bimbingan dan konseling, meneliti halhal apa sajakah
yang dibutuhkan oleh para siswa, materi-materi yang harus diajarkan untuk membentuk
kesiapan siswa, satuan layanan dan kegiatan dalam bimbingan dan konseling dapat
merumuskan dengan baik tatalaksana bimbingan dan konseling, dan mengevaluasi program
yang telah dilaksanakan.
Manajemen layanan bimbingan dan konseling yang baik bisa membantu sekolah
dalam meningkatkan mutu sekolah. Khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia
yang ada di lingkungan sekolah. Untuk itu diperlukan pemahaman mengenai managemen
layanan bimbingan dan konseling di sekolah ini terhadap tenaga pengajar yakni guru
terutama calon guru atau mahasiswa FKIP. Untuk memberikan pemahaman akan managemen
layanan bimbingan dan konseling di sekolah maka ditulislah makalah ini, yang mana
bertujuan untuk menambah pemahaman guru atau calon guru mengenai managemen layanan
bimbingan dan konseling di sekolah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, terdapat beberapa
rumusan masalah yaitu:
a. Apa yang dimasud dengan management pelayanan bimbingan dan konseling
disekolah?
b. Apakah tujuan management pelayanan bimbingan dan koseling disekolah?
c. Apa sajakah prinsip-prinsip management pelayanan bimbingan dan koseling
disekolah?
d. Bagaimana fungsi management pelayanan bimbingan dan koseling disekolah?
e. Apa sajakah permasalahan management pelayanan bimbingan dan koseling
disekolah?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan makalah ini adalah:
a. Menjelaskan pengertian management pelayanan bimbingan dan konseling
disekolah?
b. Menjelaskan tujuan management pelayanan bimbingan dan koseling disekolah?
c. Menjelaskan prinsip-prinsip management pelayanan bimbingan dan koseling
disekolah?
d. Menjelaskan fungsi management pelayanan bimbingan dan koseling disekolah?
e. Menjelaskan permasalahan management pelayanan bimbingan dan koseling
disekolah?
1.4 Metode Penulisan
Metode yangkami gunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan mempelajari
dan mengumpulkan berbagai informasi dan data yang berasal dari buku dan internet yang
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Management Layanan Bimbingan dan Konseling disekolah
Kata ‘manajemen’ berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata ‘manus’ yang berarti
tangan, dan agere’ yang berarti melakukan. Kata-kata ini digabung menjadi kata kerja
‘managere’ yang artinya menangani. Manajemen adalah suatu perangkat kegiatan yang saling
berkaitan (link), terpadu (integrated) dan berurutan (sequencing) satu sama lain untuk
mensinergikan sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan teknologi sesuai dengan
tujuantujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
1. Layanan orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan
baru.
2. Layanan Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir, dan pendidikan lanjut.
3. Layanan penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kulikuler.
4. Layanan Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai
konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam
kehidupan di sekolah, keluaga, dan masyarakat.
5. Layanan Konseling individual, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya
6. Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir, dan
pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika
kelompok.
7. Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
8. Layanan Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain
dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan
dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
9. Layanan Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka
Manajemen dalam konteks pelayanan bimbingan dan konseling (BK) dapat berarti
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan aktifitas-aktifitas
pelayanan bimbingan dan konseling, serta penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Djamarah (2011) menyatakan bahwa manajemen BK
yang diawali dari perencanaan kegiatan BK, pengorganisasian aktivitas dan semua unsur
pendukung BK, melaksanakan kegiatan BK, memotivasi sumber daya agar kegiatan BK
mencapai mengupayakan agar tercapainya evektifitas dan efisien serta tercapainya tujuan.
Perencanaan dimulai dengan menganalisis kebutuhan yang diperlukan peserta didik,
pengorganisasian merupakan kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang yang terlibat
kerjasama dalam sebuah kegiatan, actuating dalam organisasi sekolah adalah merangsang
guru dan personal sekolah melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan dengan penuh
semangat, monitoring/evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah pelayanan sudah
terlaksana semua sesuai rencana atau tidak.
Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan layanan ahli oleh konelor. Menurut
(Zamroni & Rahardjo, 2015) konselor bukanlah guru pada hakikat sebenarnya dalam konteks
keilmuan maka calon konseli di satuan pendidik adalah peserta didik, tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan yang ada di satuan pendidikan tersebut. Maka manajemen pelayanan
konseling di sekolah bukan hanya sekedar menangani peserta didik. Selain itu, orang tua dari
peserta didik juga mendapatkan pelayanan konseling dari konselor pendidikan dengan topik
permasalahan yang berkaitan dengan permasalahan yang dialami peserta didik tersebut.
2.2 Tujuan Management Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Setiap organisasi dan kegiatan mempunyai tujuan yang ingin dicapai, untuk
mencapainya maka diperlukan adanya kegiatan manajemen sehingga tujuan yang dicapai
secara efektif dan efisien. Tujuan manajemen dilakukan secara sistematis agar mencapai
produktif, berkualitas, efektif dan efisien. Manajemen bimbingan dan konseling bertujuan
untuk mengembangkan diri konseli (peserta didik) secara efektif dan efisien (Sugiyo 2014:
27).
Efektif berarti kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tujuan. Keefektifan dari
layanan bimbingan dan konseling adalah melihat dari ketercapaian layanan bimbingan dan
konseling, yaitu konseli mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Sedangkan efisien
apabila kesesuaian antara sumber daya dengan keluaran atau penggunaan sumber dana yang
minimal dapat dicapai tujuan yang diharapkan. Layanan bimbingan dan konseling dapat
dinyatakan efisien apabila tujuan bimbingan dan konseling yaitu pengembangan diri konseli
dapat segera dicapai dengan penggunaan sumber daya yang sedikit. Tujuan-tujuan
manajemen bimbingan dan konseling ini dapat dicapai secara efektif dan efisien apabila
memenuhi prinsip-prinsip manajemen