Anda di halaman 1dari 41

Konsep Dasar Bimbingan

dan Konseling (1)


1. Kedudukan Bimbingan dalam Pendidikan
2. Pengertian Bimbingan dan Konseling
3. Ragam Bimbingan Menurut Masalah
4. Tujuan Bimbingan
5. Fungsi Bimbingan
6. Prinsip-prinsip Bimbingan
Fungsi Pendidikan (1)
 Fungsi Pengembangan
Pendidikan bertanggung jawab untuk
mengembangkan potensi atau keunikan individu,
baik yang terkait dengan aspek intelektual,
emosional, sosial, maupun moral-spiritual.
 Fungsi Integratif

Fungsi pokok pendidikan lainnya adalah


mengintegrasikan nilai-nilai sosial budaya ke dalam
kehidupan para peserta didik, seperti menyangkut
tata krama, solidaritas, toleransi, kooperasi,
kolaborasi dan empati, sehingga mereka dapat
belajar hidup bermasyarakat secara harmonis.
Fungsi Pendidikan (2)
 Fungsi Penyesuaian
Keragaman kemampuan, minat, dan tujuan peserta didik
tercermin dalam perilaku atau kematangan individu.
Pendidikan harus dapat memfasilitasi perkembangan
karakteristik individu yang beragam tersebut. Misalnya
dengan:
1. Menerapkan metode pembelajaran yang variatif,

2. Menyelenggarakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang


sesuai dengan minat peserta didik,
3. Menyelenggarakan kelompok-kelompok belajar sesuai
dengan keunikan kemampuan masing-masing peserta didik,
4. Menyelenggarakan program pengayaan dan remedial
teaching, dan
5. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk
memfasilitasi semua upaya tersebut.
Tiga Bidang Utama Pendidikan
 1) Bidang Administratif dan Kepemimpinan
Bidang ini menyangkut kegiatan pengelolaan program secara efisien.
Pada bidang ini terletak tanggung jawab kepemimpinan (kepala
sekolah dan staf administrasi lainnya), yang terkait dengan kegiatan
perencanaan, organisasi, deskripsi jabatan atau pembagian tugas,
pembiayaan, penyediaan fasilitas atau sarana prasarana (material),
supervisi, dan evaluasi program.
 2) Bidang Instruksional dan Kurikuler
Bidang ini terkait dengan kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk
memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap.
Pihak yang bertanggung jawab secara langsung terhadap bidang ini
adalah para guru.
 3) Bidang Pembinaan Siswa (Bimbingan dan Konseling)
Bidang ini terkait dengan program pemberian layanan bantuan
kepada peserta didik (siswa) dalam upaya mencapai perkembangan-
nya yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungan-
nya. Personel yang paling bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
bidang ini adalah guru pembimbing atau konselor.
Pengertian Bimbingan (1)
 Secara harfiah istilah Bimbingan "guidance" dari
akar kata "guide" berarti: (1) mengarahkan (to
direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola
(to manage), dan (4) menyetir (to steer).
 Shertzer dan Stone (1971: 40) mengartikan
bimbingan sebagai "... process of helping an
individual to understand himself and his world
(proses pemberian bantuan kepada individu
agar mampu memahami diri dan
lingkungannya)."
Pengertian Bimbingan (2)
 Sunaryo Kartadinata (1998: 3) mengartikannya sebagai
"proses membantu individu untuk mencapai
perkembangan optimal." Sementara Rochman Natawidjaja
(1987: 37) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan
dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga,
masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Dengan
demikian dia akan dapat menikmati kebahagiaan
hidupnya, dan dapat memberi sumbangan yang berarti
kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan
membantu individu mencapai perkembangan diri secara
optimal sebagai makhluk sosial.
Pengertian Bimbingan (3)
 a. Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambungan,
bukan kegiatan yang seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan
serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan berencana yang
terarah kepada pencapaian tujuan.
 b. Bimbingan merupakan "helping," yang identik dengan "aiding,
assisting, atau availing" yang berarti bantuan atau pertolongan.
Makna bantuan dalam bimbingan menunjukkan bahwa yang aktif
dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah, atau mengambil
keputusan adalah individu atau peserta didik sendiri. Dalam proses
bimbingan, pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri,
tetapi berperan sebagai fasilitator. Istilah bantuan dalam bimbingan
dapat juga dimaknai sebagai upaya untuk (a) menciptakan
lingkungan (fisik, psikis, sosial, dan spiritual) yang kondusif bagi
perkembangan siswa, (b) memberikan dorongan dan semangat, (c)
mengembangkankeberanian bertindak dan bertanggung jawab, dan
(4) mengem-bangkan kemampuan untuk memperbaiki dan
mengubah perilakunya sendiri.
Tujuan Bimbingan
 Tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal, yaitu
perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai
tentang kehidupan yang baik dan benar. Perkembangan optimal
bukan-lah semata-semata pencapaian tingkat kemampuan
intelektual yang tinggi, yang ditandai dengan penguasaan
pengetahuan dan keterampilan, melainkan suatu kondisi
dinamik, di mana individu (1) mampu mengenal dan memahami
diri; (2) berani menerirna kenyataan diri secara objektif; (3)
mengarahkan diri sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan
sistem nilai; dan (4) melakukan pilihan dan mengambil
keputusan atas tanggung jawab sendiri. Dikatakan sebagai
kondisi dinamik, karena kemampuan yang disebutkan di atas
akan berkembang terus dan hal ini terjadi karena individu
berada di dalam lingkungan yang terus berubah dan
berkembang.
Konseling
 Robinson (M. Surya dan Rochman N., 1986: 25)
mengartikan konseling adalah "semua bentuk
hubungan antara dua orang, di mana yang seorang,
yaitu klien dibantu untuk lebih mampu
menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya
sendiri dan lingkungannya." Suasana hubungan
konseling ini meliputi penggunaan wawancara
untuk memperoleh dan memberikan berbagai
informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan
kema-tangan, memberikan bantuan melalui
pengambilan keputusan dan usaha-usaha
penyembuhan (terapi).
Ciri-ciri Konseling Profesional
 a. Konseling merupakan suatu hubungan
profesional yang diadakan oleh seorang
konselor yang sudah dilatih untuk pekerjaannya
itu.
 b. Dalam hubungan yang bersifat profesional

itu, klien mempelajari keterampilan


pengambilan keputusan, pemecahan masalah,
serta tingkah laku atau sikap-sikap baru.
 c. Hubungan profesional itu dibentuk
berdasarkan kesukarelaan antara klien dan
konselor.
Konseling di Sekolah
 Boy dan Pine (Depdikbud, 1983:14) menyatakan bahwa
tujuan konseling adalah membantu siswa menjadi lebih
matang dan lebih mengaktualisasikan dirinya, membantu
siswa maju dengan cara yang positif, membantu dalam
sosialisasi siswa dengan memanfaatkan sumber-sumber dan
potensinya sendiri.
 Persepsi dan wawasan siswa berubah, dan akibat dari
wawasan baru yang diperoleh, maka timbulah pada diri siswa
reorientasi positif terhadap kepribadian dan kehidupannya.
Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif.
 Jika hal ini tercapai, maka individu mencapai integrasi,
penyesuaian, dan identifikasi positif dengan yang lainnya. la
belajar menerima tanggung jawab, berdiri sendiri, dan
memperoleh integrasi perilaku.
Jenis Bimbingan
 (1) bimbingan akademik,
 (2) bimbingan sosial-pribadi,
 (3) bimbingan karir, dan
 (4) bimbingan keluarga.
Bimbingan Akademik
 Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk
membantu para individu dalam menghadapi dan memecah
kan masalah-masalah akademik. Yang tergolong masalah-
masalah akademik yaitu: pengenalan kurikulum, pemilihan
jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas
dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar,
perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain.
 Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan
suasana belajar-mengajar yang kondusif agar terhindar dari
kesulitan belajar. Para pembimbing membantu individu
mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar
yang efektif, membantu individu agar sukses dalam belajar
dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan
program/pendidikan. Dalam bimbingan akademik, para
pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai
tujuan akademik yang diharapkan.
Bimbingan Sosial-Pribadi
 Bimbingan sosial-pribadi merupakan bimbingan untuk membantu
para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.
Yang tergolong dalam masalah-masalah sosial-pribadi adalah
masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf,
pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan
lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, dan
penyelesaian konflik.
 Bimbingan sosial-pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian
dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani
masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang
mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memper
hatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan
yang dialami oleh individu.
 Bimbingan sosial-pribadi diberikan dengan cara menciptakan
lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab,
mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang
positif, serta keterampilan-keterampilan sosial-pribadi yang tepat.
Bimbingan Karir
 Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu
individu dalam perencanaan, pengembangan dan
pemecahan masalah-masalah karir seperti: pemahaman
terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman
kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi
lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir,
penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-
masalah karir yang dihadapi.
 Bimbingan karir merupakan upaya bantuan terhadap
individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya,
mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa
depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya yang
diharapkan. Lebih lanjut dengan layanan bimbingan karir
individu mampu menentukan dan mengambil keputusan
secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang
diambilnya sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya
Bimbingan Keluarga
 Bimbingan keluarga merupakan upaya
pemberian bantuan kepada para individu
sebagai pemimpin/anggota keluarga agar
mereka mampu menciptakan keluarga yang
utuh dan harmonis, memberdayakan diri
secara produktif, dapat menciptakan dan
menyesuai-kan diri dengan norma keluarga,
serta berperan/berpartisipasi aktif dalam
mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.
Pergeseran Orientasi Bimbingan (1)
 Seiring dengan berkembangnya iklim
kehidupan yang semakin kompleks dan
sasaran bantuan yang semakin beragam,
maka dewasa ini telah terjadi pergeseran
orientasi bimbingan, yaitu dari yang bersifat
klinis (clinical approach) menjadi
perkembangan (developmental approach).
Bimbingan perkembangan ini bersifat
edukatif, pengembangan, dan outreach.
Pergeseran Orientasi Bimbingan (2)
 Edukatif, karena titik berat layanan bimbingan ditekankan
pada pencegahan dan pengembangan, bukan korektif atau
terapeutik, walaupun layanan tersebut juga tidak diabaikan.
Pengembangan, karena titik sentral sasaran bimbingan adalah
perkembangan optimal seluruh aspek kepribadian individu
dengan strategi/upaya pokoknya memberikan kemudahan
perkembangan melalui perekayasaan lingkungan
perkembangan.
 Outreach, karena target populasi layanan bimbingan tidak
terbatas kepada individu bermasalah, tetapi semua individu
berkenaan dengan semua aspek kepribadiannya dalam semua
konteks kehidupannya (masalah, target intervensi, setting,
metode, danlama waktu layanan). Teknik bimbingan yang
digunakan meliputi teknik-teknik pembelajaran, pertukaran
informasi, bermain peran, tutorial, dan konseling (Muro and
Kottman, 1995:5).
Tujuan Bimbingan
Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar
individu dapat:
1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi,
perkembangan karir serta kehidupannya di masa
yang akan datang;
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan
yang dimilikinya seoptimal mungkin;
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,
lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya;
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi
dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan
pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Syarat untuk Mencapai Tujuan Bimbingan
Individu harus mendapatkan kesempatan untuk:
1. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-
tugas perkembangannya,
2. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada
di lingkungannya,
3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya
serta rencana pencapaian tujuan tersebut,
4. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri

5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya,


kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat,
6. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari
lingkungannya; dan
7. Mengembangkan segala potensi dan kekuatannya yang
dimilikinya secara tepat dan teratur secara optimal.
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait
dengan aspek pribadi-sosial individu (1)
 1) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan
nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja,
maupun masyarakat pada umumnya.
 2) Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama
lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak
dan kewajibannya masing-masing.
 3) Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang
bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah)
dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu
meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama
yang dianut.
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait
dengan aspek pribadi-sosial individu (2)
 4) Memiliki pemahaman dan penerimaan diri
secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait
dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik
maupun psikis.
 5) Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri
sendiri dan orang lain.
 6) Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara
sehat.
 7) Bersikap respek terhadap orang lain,
menghormati atau menghargai orang lain, tidak
melecehkan martabat atau harga dirinya.
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait
dengan aspek pribadi-sosial individu (3)
 8) Memiliki rasa tanggung jawab, yang
diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap
tugas atau kewajibannya.
 ,9) Memiliki kemampuan berinteraksi sosial
(human relation­ship), yang diwujudkan dalam
bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan,
atau silaturahim dengan sesama manusia.
 10) Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan
konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri
sendiri) maupun dengan orang lain.
 11) Memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan secara efektif.
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan
aspek akademik (belajar) (1)

 1) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang


positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin
dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap
semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua
kegiatan belajar yang diprogramkan.
 2) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar
sepanjang hayat.
 3) Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang
efektif, seperti keterampilan membaca buku,
mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan
mempersiapkan diri menghadapi ujian.
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan
aspek akademik (belajar) (2)

 4) Memiliki keterampilan untuk menetapkan


tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas,
memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran
tertentu, dan berusaha memperoleh infor-masi
tentang berbagai hal dalam rangka
mengembangkan wawasan yang lebih luas.
 5) Memiliki kesiapan mental dan kemampuan
untuk menghadapi ujian.
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait
dengan aspek karir (1)
 1) Memiliki pemahaman diri (kemampuan dan
minat) yang terkait dengan pekerjaan.
 2) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja.
Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan
apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna
bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
 3) Memiliki kemampuan untuk membentuk
identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek
kerja, dan kesejahteraan kerja.
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait
dengan aspek karir (2)
 4) Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu
merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh
peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan
kondisi kehidupan sosial ekonomi.
 5) Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan
arah karir. Apabila seorang siswa bercita-cita menjadi seorang
guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada
kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan
tersebut.
 6) Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat.
Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat
dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh
karena itu, setiap orang perlu memahami kemampuan dan
minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan
apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
Fungsi Bimbingan (1)
 Pemahaman, yaitu membantu peserta didik (siswa) agar
memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma
agama). Berdasarkan pemahaman ini, individu
diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya
secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
 Preventif, yaitu upaya konselor untuk senantiasa
mengantisi-pasi berbagai masalah yang mungkin terjadi
dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami
oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor
memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang
membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat
digunakan adalah layanan orientasi, informasi, dan
bimbingan kelompok.
Fungsi Bimbingan (2)
 Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan siswa. Teknik bimbingan yang dapat digunakan di
sini adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah
pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
 Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat
kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan
kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut
aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat
digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
 Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu
memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam
melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerjasama dengan
pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
Fungsi Bimbingan (3)
 Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana
pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk
mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar
belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan
individu (siswa). Dengan menggunakan informasi yang
memadai mengenai individu. Pembimbing/konselor
dapat membantu para guru/dosen dalam memperlakukan
individu secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun
materi perkuliahan, memilih metode dan proses
perkuliahan, maupun mengadaptasikan bahan
perkuliahan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan
individu.
 Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu

individu (siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara


dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan,
peraturan sekolah, atau norma agama.
Prinsip-prinsip Bimbingan (1)
 a. Bimbingan diperuntukan bagi semua individu (guidance
is for all individuals). Prinsip ini berarti bahwa bimbingan
diberikan kepada semua individu atau peserta didik, baik
yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria
maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa.
Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam
bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari
pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik
kelompok dari pada perseorangan (individual).
 b. Bimbingan bersifat individualisasi.
Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya),
dan melalui bimbingan individu dibantu untuk memaksimal
kan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga
berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah
individu, meskipun layanan bimbingannya menggunakan
teknik kelompok.
Prinsip-prinsip Bimbingan (2)
 c. Bimbingan menekankan hal yang positif.
Dalam kenyataan masih ada individu yang memiliki per
sepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan
dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi.
Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan
sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan
kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan
cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap
diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk
berkembang.
 d. Bimbingan Merupakan Usaha Bersama.
Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab
konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah.
Mereka sebagai teamwork terlibat dalam proses bimbingan.
Prinsip-prinsip Bimbingan (3)
 e,Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial
dalam Bimbingan. Bimbingan diarahkan untuk membantu
individu agar dapat melakukan pilihan dan mengambil ke-
putusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan
informasi dan nasihat kepada individu, yang itu semua sangat
penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan
individu diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasi-
litasi individu untuk mernpertimbangkan, menyesuaikan diri,
dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan
yang tepat.
 f. Bimbingan Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan)
Kehidupan. Pemberian layanan bimbingan tidak hanya
berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga,
perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta,
danmasyarakat pada umumnya. Bidang layanan bimbingan
pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial,
pendidikan, dan pekerjaan.
18 prinsip khusus bimbingan di
lingkungan sekolah (1)
1. Bimbingan ditujukan bagi semua siswa.
2. Bimbingan membantu perkembangan siswa ke arah
kematangan.
3. Bimbingan merupakan proses layanan bantuan
kepada siswa yang berkelanjutan dan terintegrasi.
4. Bimbingan menekankan berkembangnya potensi
siswa secara maksimum.
5. Guru merupakan co-fungsionaris dalam proses
bimbingan
6. Konselor merupakan co-fungsionaris utama dalam
proses bimbingan.
18 prinsip khusus bimbingan di
lingkungan sekolah (2)
7. Administrator merupakan co-fungsionaris yang mendukung
kelancaran proses bimbingan.
8. Bimbingan bertanggung jawab untuk mengembangkan
kesadaran siswa akan lingkungan (dunia di luar dirinya) dan
mempelajarinya secara efektif.
9. Untuk mengimplementasikan berbagai konsep bimbingan
diperlukan program bimbingan yang terorganisasi dengan
melibatkan pihak administrator, guru, dan konselor.
10. Bimbingan perkembangan membantu siswa untuk mengenal,
memahami, menerima, dan mengembangkan dirinya sendiri.
11. Bimbingan perkembangan berorientasi kepada tujuan.

12. Bimbingan perkembangan menekankan kepada pengambilan


keputusan.
18 prinsip khusus bimbingan di
lingkungan sekolah (3)
13. Bimbingan perkembangan berorientasi masa depan.
14. Bimbingan perkembangan melakukan penilaian secara
periodik terhadap perkembangan siswa sebagai
seorang pribadi yang utuh.
15. Bimbingan perkembangan cenderung membantu
perkembangan siswa secara langsung.
16. Bimbingan perkembangan difokuskan kepada individu
dalam kaitannya dengan perubahan kehidupan sosial
budaya yang terjadi.
17. Bimbingan perkembangan difokuskan kepada
pengembangan kekuatan pribadi.
18. Bimbingan perkembangan difokuskan kepada proses
pemberian dorongan.
Lima Prinsip Bimbingan
 Bimbingan, baik sebagai konsep maupun proses merupakan
bagian integral program pendidikan di sekolah. Oleh karena itu
bimbingan dirancang untuk melayani semua siswa, bukan hanya
anak yang berbakat atau yang mempunyai masalah.
 Program bimbingan akan berlangsung dengan efektif apabila ada
upaya kerjasama antarpersonel sekolah, juga dibantu oleh perso-
nel dari luar sekolah, seperti orangtua siswa atau para spesialis.
 Layanan bimbingan didasarkan kepada asumsi bahwa individu
memiliki peluang yang lebih baik untuk berkembang melalui
pemberian bantuan yang terencana.
 Bimbingan berasumsi bahwa individu, termasuk anak-anak
memiliki hak untuk menentukan sendiri dalam melakukan
pilihan. Pengalaman dalam melakukan pilihan sendiri tersebut
berkontribusi kepada perkembangan rasa tanggung jawabnya.
 Bimbingan ditujukan kepada perkembangan pribadi setiap siswa,
baik menyangkut aspek akademik, sosial, pribadi, maupun
vokasional.
Jenis Layanan Bimbingan (1)
 Pelayanan Pengumpulan Data tentang Siswa dan
Lingkungannya. Pelayanan ini merupakan usaha
untuk menge-tahui diri individu atau siswa seluas-
luasnya, beserta latar belakang lingkungannya. Hal
ini meliputi aspek-aspek fisik, akademis,
kecerdasan, minat, cita-cita, sosial, ekonomi,
kepribadian, dan latar belakang keluarganya
(identitas orang­tua, sosial ekonomi, dan
pendidikan). Untuk mengumpulkan data siswa
dapat digunakan teknik tes dan non-tes. Teknik tes
meliputi: psiko tes dan tes prestasi belajar,
sementara yang non-tes meliputi: observasi,
angket, wawancara, sosiometri, dan autobiografi.
Jenis Layanan Bimbingan (2)
 Konseling.
Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam
program bimbingan. Layanan ini memfasilitasi
siswa untuk memperoleh bantuan pribadi secara
langsung, baik secara face to face maupun melalui
media (telepon atau internet) dalam memperoleh
(a) pemahaman dan kemampuan untuk mengem-
bangkan kematangan dirinya (aspek potensi
kemampuan, emosi, sosial, dan moral-spiritual),
dan (b) menanggulangi masalah dan kesulitan yang
dihadapinya, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karir.
Jenis Layanan Bimbingan (3)
 Penyajian Informasi dan Penempatan. Penyajian
informasi dalam arti menyajikan keterangan
(informasi) tentang berbagai aspek kehidupan yang
diperlukan individu, seperti menyangkut aspek (a)
karakteristik dan tugas-tugas perkembangan
pribadinya, (b) sekolah-sekolah lanjutan, (c) dunia
kerja, (d) kiat-kiat belajar yang efektif, (e) bahaya
merokok, minuman keras, dan obat-obat terlarang,
dan (f) pentingnya menyesuaikan diri dengan norma
agama atau nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi
masyarakat. Sementara layanan penempatan adalah
layanan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
rangka menyalurkan dirinya ke arah yang tepat
sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakatnya.
Jenis Layanan Bimbingan (4)
 Penilaian dan Penelitian.
Layanan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui tujuan
program bimbingan apa saja yang telah dilaksanakan dapat
dicapai. Selain itu dilakukan juga penilaian terhadap hasil
pelayanan kepada individu-individu yang mendapat pelayanan,
untuk kemudian dilakukan tindak lanjut (follow up) terhadap
hasil yang telah dicapai oleh individu yang bersangkutan.
Selain itu, hasil penilaian, baik terhadap program bimbingan
atau terhadap individu, dapat dipergunakan untuk bahan
penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan
program bimbingan dalam arti menelaah lebih jauh tentang
pelaksanaannya; menelaah tentang kebutuhan bimbingan yang
belum terpenuhi serta menelaah hakikat individu dan
perkembangannya. Hasil penelitian semacam itu merupakan
bahan yang sangat berguna untuk mengembangkan dan
memperbaiki program bimbingan yang akan dilaksanakan
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai