Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang
WHO menyatakan sehat adalah salah satu hak dari individu untuk dapat
melaksanakan segala bentuk kegiatan atau rutinitas sehari-hari. Agar hidup
sehat dapat terlaksana, maka setiap orang harus mampu memiliki perilaku yang
baik, yaitu Perilaku Hidup Bersih dan sehat. PHBS merupakan strategi yang
digunakan untuk menciptakan kemandirian dalam menciptakan dan meraih
kesehatan dan merupakan suatu perilaku yang diterapkan berdasarkan
kesadaran yang merupakan hasil dari pembelajaran yang dapat membuat
individu atau anggota keluarga bisa meningkatkan taraf kesehatannya di
bidang kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2010). PHBS adalah salah satu
esensi dan hak asasi manusia untuk tetap mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Hal ini selaras dengan yang tercakup dalam konstitusi WHO tahun
1948. WHO dalam Maryunani, dkk (2012), menyatakan bahwa derajat
kesehatan yang tinggi merupakan hak yang mendasar bagi individu. Hak ini
berlaku bagi semua orang tanpa membedakan asal-usul, agama, ras, politik
dan tingkat ekonomi. Derajat kesehatan yang tinggi tersebut dapat diperoleh
apabila setiap orang memiliki perilaku yang memperhatikan kesehatan.

Sehat adalah hak asasi setiap manusia.Sehat juga merupakan karunia Tuhan
yang harus disyukuri, sebab dengan kesehatan segalanya akan tampak indah
serta tanpa kesehatan segalanya akan sia-sia. Kondisi sehat dapat dicapai bila
mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan
menciptakan lingkungan sekolah yang sehat.Ins titus i pendidikan dipa nda ng
sebagai sebua h tempat yang strategis untuk mempromosika n kesehatan
sekolah juga merupakan institus i yang efektif untuk mewujudkan pendidika n
ke sehatan, dimana peserta didik dapat diajarkan tentang maksud perilaku sehat
dan tidak sehat sert a konsekuensinya. Selain itu, usia sekolah (termasuk ke
lompok us ia dini) merupakan masa keemasan untuk mena-na mkan nilai-nilai

1
PHBSdan berpotensi sebagai agentof change untuk mempromosikan PHBS
baik dilingkunga n sekolah, keluarga, maupun masyarakat. PHBS di Sekolah
adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan Sekolah Sehat.

B. Tujuan umum
Tujuan dari program promosi kesehatan ini adalah
1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap siswa, guru ,
dan masyarakat lingkungan sekolah
2. Meningkatan peran serta aktif setiap siswa, guru , dan masrakat
dilingkungan sekolah

C. Manfaat
1. Dafat meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit
2. Dapat meningkatkan produktifitas belajar.
3. Dafat meningkatkan semangat belajar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi PHBS di Sekolah


Sekolah Dasar Bersih Sehat(SDBS) adalah Sekolah Dasar yang warganya
secara terus-menerus membudayakan PHBS, dan memiliki lingkungan sekolah
yang bersih, indah, sejuk, segar, rapih, tertib, dan aman. PHBS di lingkungan
sekolah mempunyai delapan indikator, yaitu mencuci tangan menggunakan air
mengalir dan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah,
menggunakan fasilitas jamban bersih dan sehat, melaksanakan olahraga secara
teratur, memberantas jentik nyamuk di sekolah, tidak merokok di lingkungan
sekolah, mengkur berat badan dan tinggi badan, serta membuang sampah pada
tempat yang telah disediakan. Kedelapan indikator ini harus dilakukan dengan
baik agar tercipta perilaku sehat di lingkungan sekolah.

Sekolah merupakan institusi pendidikan yang menjadi target PHBS, sehingga


penerapan perilaku tersebut menjadi lebih baik. Hal ini disebabkan karena
terdapatnya banyak data yang menampilkan bahwa sebagian besar penyakit
yang sering diderita anak usia sekolah (usia 6–10) ternyata berkaitan dengan
PHBS. Selain itu, masih kurangnya pelaksanaan PHBS di lingkungan sekolah
dapat menyebabkan dampak lain, yaitu kurang nyamannya suasana belajar
akibat lingkungan kelas yang kotor, menurunnya prestasi dan semangat belajar
siswa, serta dapat membuat citra sekolah menjadi buruk. Oleh sebab itu, sangat
perlu pemberian pemahaman tentang nilai-nilai PHBS sejak dini di sekolah
melalui program Usaha Kesehatan sekolah (UKS) (Proverawati, dkk, 2012).

B. Tujuan PHBS di Sekolah


Guna mencegah dan mengurangi berbagai permasalahan di atas diperlukan
perilaku hidup bersih dan sehat melalui pengembangan pola hidup bersih dan
sehat di Sekolah. Upaya tersebut tidak hanya mengandalkan proses belajar
mengajar pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, tetapi perlu didukung

3
oleh kebijakan, sarana dan prasarana, serta program yang tepat sehingga
perilaku hidup bersih dan sehat akan menjadi budaya di kalangan warga
sekolah. Sebagai lingkungan terkecil yang mempunyai otoritas dalam
mengelola dirinya sendiri, sekolah mempunyai peran yang penting dalam
memberikan pembelajaran di segala bidang bagi warga sekolah dan lingkungan
sekitar. Peserta didik, sebagai agen perubahan, diharapkan dapat membawa
pengaruh positif kepada keluarga mengenai perilaku hidup bersih dan sehat
yang mereka dapatkan di sekolah.

C. Tatanan PHBS disekolah


1. Berolahraga Teratur dan Terukur
Siswa/Guru/Masyarakat sekolah lainnya melakukan olahraga/aktivitas fisik
secarateratur minimal tiga kali seminggu selang sehari. Olahraga teratur
dapat memelihara kesehatan fisik dan mental serta meningkatkan kebugaran
tubuh sehingga tubuh tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit. Olahraga
dapat dilakukan di halaman secara bersama-sama, di ruangan olahraga
khusus (bila tersedia), dan juga di ruangan kerja bagi guru/ karayawan
sekolah berupa senam ringan dikala istirahat sejenak dari kesibukan kerja.
Sekolah diharapkan membuat jadwal teratur untuk berolahraga bersama
serta menyediakan alat/sarana untuk berolahraga.
2. Tidak Merokok di Sekolah
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah tidak merokok di lingkungan
sekolah. Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang yang berada
di sekitar perokok. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan
4000 bahan kimia berbahaya diantaranya: Nikotin (menyebabkan ketagihan
dan kerusakan jantung serta pembuluh darah); Tar (menyebabkan kerusakan
sel paru-paru dan kanker) dan CO (menyebabkan berkurangnya kemampuan
darah membawa oksigen sehingga sel-sel tubuh akan mati). Tidak merokok
di sekolah dapat menghindarkan anak sekolah/guru/masyarkat sekolah dari
kemungkinan terkena penyakit-penyakit tersebut diatas. Sekolah diharapkan
membuat peraturan dilarang merokok di lingkungan sekolah.

4
Siswa/guru/masyarakat sekolah bisa saling mengawasi diantara mereka
untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan diharapkan
mengembangkan kawasan tanpa rokok/kawasan bebas asap rokok.
3. Memberantas Jentik Nyamuk
Upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang dibuktikan
dengan tidak ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-tempat penampungan
air, bak mandi, gentong air, vas bunga, pot bunga/alas pot bunga, wadah
pembuangan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas, dan barang-
barang bekas/tempat yang bisa menampung air yang ada di sekolah.
Memberantas jentik di lingkungan sekolah dilakukan dengan pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan: menguras dan menutup tempat-
tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan menghindari
gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik diharapkan dapat
mencegah terkena penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam berdarah,
cikungunya, malaria, dan kaki gajah. Sekolah diharapkan dapat membuat
pengaturan untuk melaksanakan PSN minimal satu minggu sekali.
4. Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan jamban/WC/kakus
leher angsa dengan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai
pembuangan akhir saat buang air besar dan buang air kecil. Menggunakan
jamban yang bersih setiap buang air kecil ataupun buang air besar dapat
menjaga lingkungan di sekitar sekolah menjadi bersih, sehat, dan tidak
berbau. Disamping itu tidak mencemari sumber air yang ada disekitar
lingkungan sekolah serta menghindari datangnya lalat atau serangga yang
dapat menularkan penyakit seperti: diare, disentri, tipus, kecacingan, dan
penyakit lainnya. Sekolah diharapkan menyediakan jamban yang memenuhi
syarat kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk seluruh siswa serta
terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan. Perbandingan jamban dengan
pemakai adalah 1:30 untuk laki-laki dan 1:20 untuk perempuan

5
5. Mencuci Tangan dengan Air Mengalir dan Memakai Sabun
Sekolah/guru/masyarakat sekolah selalu mencuci tangan sebelum makan,
sesudah buang air besar/sesudah buang air kecil, sesudah beraktivitas, dan
atau setiap kali tangan kotor dengan memakai sabun dan air bersih yang
mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang kuman-kuman yang
ada pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan kotoran
juga dapat membunuh kuman yang ada di tangan. Diharapkan tangan
menjadi bersih dan bebas dari kuman serta dapat mencegah terjadinya
penularan penyakit seperti: diare, disentri, kolera, tipus, kecacingan,
penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan flu burung.
6. Membuang Sampah ke Tempat Sampah yang Terpilah
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah membuang sampah ke tempat
sampah yang tersedia. Diharapkan tersedia tempat sampah yang terpilah
antara sampah organik, non-organik, dan sampah bahan berbahaya. Sampah
selain kotor dan tidak sedap dipandang juga mengandung berbagai kuman
penyakit. Membiasakan membuang sampah pada tempat sampah yang
tersedia akan sangat membantu anak sekolah/guru/masyarakat sekolah
terhindar dari berbagai kuman penyakit.
7. Mengkonsumsi jajanan sehat dan bersih di kantin
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah mengkonsumsi jajanan sehat dari
kantin/warung sekolah atau bekal yang dibawa dari rumah. Sebaiknya
sekolah menyediakan warung sekolah sehat dengan makanan yang
mengandung gizi seimbang dan bervariasi, sehingga membuat tubuh sehat
dan kuat, angka absensi anak sekolah menurun, dan proses belajar berjalan
dengan baik.
8. Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan Setiap Bulan
Siswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan agar
diketahui tingkat pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan pengukuran
dibandingkan dengan standar berat badan dan tinggi badan sehingga
diketahui apakah pertumbuhan siswa normal atau tidak normal.

6
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1. Judul Penyuluhan : PHBS di Sekolah
2. Hari/Tanggal : Kamis, 24 januari 2019
3. Jam : Pukul 08.00 s/d selesai
4. Tempat : STIKes Payung Negeri Pekanbaru

B. Metode
Kegiatan penyuluhan Kesehatan ini akan dilaksanakan dengan menggunakan
media PPT dan lain-lain. Metode pelaksanaan kesehatan dilakukan dengan
cara menyampaikan program kepada siswa-siswi di Sekolah Dasar.

C. Susunan Panitia
Adapun susunan panita adalah sebagai berikut :

1. Koordinator : Kursiah Warti Ningsih, M.Kes


2. Dosen Pembimbing : Desi Nindia Kirana, M. Kes
3. Pemateri : -
4. Peserta : Anak Sekolah

D. Susunan Acara Pelaksanaan Kegiatan


No Kegiatan
1 Persiapan materi penyuluhan kesehatan
2 Memperkenalkan diri
3 Penyuluhan dengan media PPT
4 Penutupan

7
E. Anggran Biaya Pelaksanaan
Harga
No Uraian Kuantitas Jumlah Total
Satuan

1 Perlengkapan

Proposal 1 Buah Rp. 13.000

Ppt 1 Buah Rp. 1.000 Rp. 2.000

Jilid 1 Buah Rp. 3.000 Rp. 3.000

Total Rp. 18.000

Total Keseluruhan Rp. 18.000

Terbilang Delapan Belas Ribu Rupiah

8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak usia sekolah sangat peka terhadap stimulus yang diberikan. Oleh sebab
itu anak usia ini mudah untuk dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan kebiasaan
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Untuk itu sangat diperlukan peran
serta dari berbagai pihak baik itu orang tua, guru, tenaga kesehatan, komite
sekolah dan masyarakat.Siswa sekolah pada hakekatnya merupakan kelompok
usia yang paling mudah dan cepat untuk menerima perubahan yang diberikan.
Diharapkan dengan pemberian pemahaman tentang hidup bersih dan sehat
pada anak sekolah ini dapat menimbulkan kebiasaan yang positif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2010.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga.Jakarta:


Departemen kesehatan.
Depkes RI. 2010.Menkes Himbau Terapkan PHBS di Sekolah. Majalah
PromkesDewi N. 2012.Gizi Anak Sekolah. Jakarta: PT. Kompas Media
Nusantara.
Marlina, R. L. 2011. Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Kota Padang
Tahun 2011.Padang. Universitas andalas.
Maryunani, A. 2012.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.Jakarta:CV Trans Info
Media.

10
11

Anda mungkin juga menyukai