Anda di halaman 1dari 12

5 PESAN DASAR CARA HIDUP SEHAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH

TIM program promosi kesehatan beberapa puskesmas di Kota Kendari, sejak minggu pertama bulan Maret 2010, telah melakukan penyuluhan kesehatan di sekolah dasar (SD) yang ada pada wilayah kerja masing-masing puskesmas. Hal ini dilakukan sebagai kegiatan rutin dengan sasaran siswa SD, sekaligus koordinasi pembinaan program upaya kesehatan sekolah (UKS) dengan guru Pembina UKS tingkat SD. Pesan kesehatan yang disampaikan terutama menyangkut pola hidup bersih dan sehat (PHBS), khususnya yang bisa diterapkan oleh murid-murid SD sesuai tingkat perkembangannya. Secara singkat ada 5 (lima) pesan mendasar yang perlu diupayakan dalam pembinaan hidup sehat bagi siswa SD, seperti sering ditayangkan di media massa elektronika. 1. Mencuci Tangan dan Menggosok Gigi Dengan Bersih

Memberitahu cara mencuci tangan, sebelum dan setelah melakukan kegiatan Menyampaikan teknik menggosok gigi yang baik dan benar, sebanyak dua kali sehari.

2. Mengkonsumsi Makanan Yang Bergizi


Menganjurkan agar berhati-hati mengkonsumsi jajanan, makanan dan minuman Menghimbau siswa untuk mengkomsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna

3. Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah


Membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia Mengadakan upaya kebersihan di ruangan kelas dan sekitar halaman sekolah

4. Melakukan Olahraga Secara Teratur

Melalui pembinaan oleh guru UKS, para siswa melaksanakan senam kesegaran jasmani (SKJ)

5. Mengatur Waktu Istirahat Dengan Baik

Membiasakan diri untuk istirahat dan tidur malam secara teratur.

Topik pesan utama cara hidup sehat khususnya di lingkungan sekolah dapat dikembangkan menjadi rincian informasi lainnya yang lebih detail, menyesuaikan indikator perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Dengan penyampaian informasi yang sederhana dan menggiatkan upaya kesehatan sekolah (UKS), para siswa diajak turut serta secara aktif melaksanakan

PHBS dimulai dari lingkungan sekolah kemudian berlanjut di lingkungan tempat tinggal bersama keluarganya.

10 INDIKATOR PHBS TATANAN RUMAH TANGGA


Tanggal : 15 November 2009 Kategori : PROMOTIF, Sehat Global|Terdapat : 8 Komentar

Untuk mencapai visi Indonesia Sehat 2010, Pusat Promosi Kesehatan, Departemen Kesehatan, telah melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dengan melakukan sosialisasi mengenai pentingnya PHBS pada tingkatan rumah tangga. Apa dan bagaimana upaya PHBS tersebut, berikut rangkuman sumber pustaka dari Pusat Promosi Kesehatan (Promkes), Depkes RI. Apa itu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) ?

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, member bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang samapah pada tempatnya, membersihkan lingkungan. Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.

Apa itu PHBS di Rumah Tangga?

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS di Rumah Tangga yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi ASI ekslusif 3. Menimbang bayi dan balita 4. Menggunakan air bersih 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6. Menggunakan jamban sehat 7. Memberantas jentik di rumah 8. Makan buah dan sayur setiap hari 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari 10. Tidak merokok di dalam rumah

(Sumber referensi : Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan, Depkes RI, Jakarta, 2007, hal.2) Bagaimana upaya penerapan 10 (sepuluh) indikator PHBS di tingkat rumah tangga, tentu sangat tergantung lagi dengan kesadaran dan peran serta aktif masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. Sebab upaya mewujudkan lingkungan yang sehat akan menunjang pola perilaku kehidupan rakyat yang sehat secara berkelanjutan. Bagaimana menurut pendapat para sejawat dan sahabat?

HAKIKAT 5 NILAI DASAR PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS


Tanggal : 18 September 2009 Kategori : PROMOTIF, Sehat Global|Terdapat : 1 Komentar

Ada lima nilai dasar dalam aspek pelayanan kesehatan yang sebaiknya selalu dijunjung tinggi oleh para pegawai dan aparat kesehatan, dalam upaya memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Lima nilai dasar tersebut kami coba ulas kembali berdasarkan pemahaman pengalaman kami dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di wilayah kerja puskesmas.< 1. BERTINDAK CEPAT DAN TEPAT :

Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan atau tindakan kesehatan, terhadap kasus/masalah yang bisa bersifat mendadak (emergency) maupun mendesak (urgency) Tepat dalam melaksanakan proses pelayanan kesehatan sesuai prosedur tetap (protap) atau standar operasional prosedural (SOP) yang telah ditentukan.

2. BERPIHAK KEPADA MASYARAKAT :


Masyarakat sebagai subyek pelayanan, berhak menentukan jenis pelayanan kesehatan yang terbaik sesuai masalah yang dihadapinya. Masyarakat sebagai obyek pelayanan, wajib diberikan pelayanan kesehatan yang bermutu agar mencapai derajat kesehatan yang optimal.

3. MENEGAKKAN KEDISIPLINAN :

Disiplin Kerja : menegakkan semangat kerja dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau sasaran pelayanaan Disiplin Administrasi : melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan pelayanan secara tertib, teratur, terarah, terbuka dan terukur

4. MENUNJUKKAN TRANSPARANSI :

Menunjukkan keterbukaan pelayanan, dengan aturan kerja yang jelas, ringkas dan tuntas, sehingga bisa dipahami oleh sasaran pelayanan Menunjukkan keterbukaan anggaran, sesuai tata hukum dan peraturan yang berlaku dalam lingkup pelayanan kesehatan

5. MEWUJUDKAN AKUNTABILITAS :

Hasil kegiatan pelayanan diarahkan secara bertanggungjawab terhadap institusi internal didalam lingkup pelayanan kesehatan dan kepada institusi eksternal diluar lingkungan pelayanan kesehatan. Tanggungjawab terhadap masyarakat, sangat penting sekali karena menyangkut upaya peningkatan pemberdayaan derajat kesehatan masyarakat secara holistik.

Bagaimana menurut pendapat para sejawat? Kalau ada tambahan ulasan dari masing-masing nilai itu, silakan komentarnya. Terimakasih

Artikel
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di Institusi Pendidikan

1. LATAR BELAKANG

Anak sekolah perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi dari berbagai gangguan/ ancaman penyakit. Anak sekolah adalah aset (modal utama) pembangunan masa depan perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah adalah tempat pembelajaran, dapat terancam terjadinya penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Usia awal sekolah baik untuk menanamkan nilai PHBS. Banyak sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk menanamkan nilai PHBS melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan intrakurikuler. Guru menjadi mitra penerapan PHBS, Anak sekolah menjadi kader kesehatan bagi keluarga dan masyarakat DEFINISI PHBS DI INSTITUSI PENDIDIKAN/SEKOLAH adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat MANFAAT PENERAPAN PHBS DI SEKOLAH

Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit

Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi belajar peserta didik Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua (masyarakat) Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain

3 Upaya Penjaringan Kesehatan Anak Usia Sekolah


Tanggal : 14 October 2010 | Oleh : Putu Sudayasa | Skip ke Komentar | SESUAI hasil pertemuan bidang promosi kesehatan dengan para petugas koordinator program promosi kesehatan (promkes) di puskesmas, diarahkan untuk melaksanakan upaya penjaringan kesehatan anak sekolah dasar (SD) khususnya yang masuk kelas satu. TERPILIH tiga puskesmas yang ditugaskan menjalankan tugas ini, yakni: Puskesmas Benu benua, Puskesmas Mata, dan Puskesmas Perumnas. Setiap puskesmas tersebut, menjaring siswa SD kelas satu pada tiga sekolah di wilayah kerja masing-masing. KEGIATAN tersebut diselenggarakan mulai tanggal 13 sampai 15 Oktober 2010, sesuai jadwal programnya. Satu tim inti upaya penjaringan kesehatan, terdiri dari 5 orang yakni: dokter umum, dokter gigi, guru sekolah, koordinator promkes, paramedis. JENIS upaya pemeriksaan yang dilakukan saat penjaringan siswa tersebut antara lain : 1. Pemeriksaan Kesehatan UMUM

Status gizi, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pemeriksaan mata, pemeriksaan pendengaran, pemeriksaan kesehatan jasmani.

2. Pemeriksaan Kesehatan GIGI dan MULUT

Memeriksa keadaan gigi geligi anak siswa, adakah kelainan bentuk ataukah penyakit.

3. Pemeriksaan Kesehatan MENTAL EMOSIONAL

Menilai kondisi mental, emosi dan tanggapan interaksi berkomunikasi siswa.

SETELAH dilaksanakan upaya penjaringan itu, setiap koordinator promkes puskesmas, diwajibkan melaporkan hasil kegiatannya tersebut sebagai umpan balik dalam penentuan pelaksanaan program upaya kesehatan sekolah (UKS) di tingkat sekolah dasar.

2 MANFAAT UTAMA RUMAH TANGGA SEHAT


Tanggal : 18 November 2009 | Oleh : Putu Sudayasa | Skip ke Komentar |

Menerapkan beberapa indikator perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnya pada tingkatan rumah tangga, memerlukan upaya yang berkesinambungan. Program PHBS mesti dilaksanakan secara terpadu oleh seluruh lapisan masyarakat dengan instansi kesehatan, sebagai sektor pelopor. Jika masyarakat telah berhasil mewujudkan suatu pola hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga, sehingga menjadi rumah tangga sehat, maka banyak manfaat yang akan bisa dirasakan pada masa kini dan ke masa depan, baik di tingkat rumah tangga maupun di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. 1. Manfaat Bagi Rumah Tangga :

Setiap anggota keluarga menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit. Anak-anak akan tumbuh sehat dan cerdas, sehingga kualitas generasi penerus lebih bermutu. Anggota keluarga lebih giat bekerja, berarti produktifitas kerja bisa ditingkatkan. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

2. Manfaat Bagi Masyarakat :


Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat secara mandiri dan menyeluruh Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan disekitarnya Masyarakat bisa memanfaatkan pelayanan kesehatan kesehatan yang ada. Masyarakat mampu mengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.

(Sumber referensi : Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan, Depkes RI, Jakarta, 2007, hal.3) Perwujudan manfaat lainnya dari rumah tangga sehat, tentu akan berdampak luas terhadap keberadaan derajat kesehatan bangsa dan negara kita. Upaya hidup sehat khususnya pada tatanan rumah tangga mesti terus dipromosikan dan dibudayakan bersama, mulai dari tempat tinggal masing-masing. Secara bertahap, jika hal ini sudah menjadi kebiasaan bersama, sehingga lingkungan tempat tinggal menjadi sehat, maka derajat kesehatan bangsa dan negara akan meningkat. Bagaimana menurut pendapat para sejawat dan sahabat?

5 Prinsip Alat Bantu Pengambilan Keputusan

Tanggal : 21 August 2010 | Oleh : Putu Sudayasa | Skip ke Komentar | Pekan lalu telah dilakukan pelatihan bagi para bidan koordinator puskesmas se Sultra di Bapelkes, Kendari. Topik yang dibahas mengenai bagaimana membantu akseptor KB dalam mengambil keputusan untuk melaksanakan program keluarga berencana. Pelatihan konseling KB dengan metode Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) ini diikuti 23 peserta bidan dari seluruh kabupaten/kota se Sulawesi Tenggara. Tujuan dari pelatihan ini, agar para bidan mampu membantu klien dengan kebutuhan yang berbeda dalam mengambil keputusan dengan mengunakan ABPK berupa lembar balik (flipchart), dengan memperhatikan, Kondisi, Kemungkinan, Konseling, dan Keputusan. Ada 5 prinsip yang harus dijalankan dalam menerapkan ABPK, antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. Klien lah yang harus mengambil keputusan Bidan membantu klien mempertimbagkan dan membuat keputusan yang paling sesuai Petugas bidan harus menghargai keinginan klien Bidan menannggapi pernyataan, pertanyaan serta kebutuhan klien Bidan harus mendengarkan apa yang disampaikan klien sehngga tahu langkah selanjutnya yang harus dilakukan.

Status Kesehatan Lingkungan Sekolah


1. Pengertian umum lingkungan sekolah adalah salah satu kesatuan lingkungan fisik, mental dan sosial dari sekolah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan sehingga dapat mendukung proses belajar mengajar dengan baik dan menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan murid secara optimal. 2. Faktor lingkungan sekolah dapat mempengaruhi proses belajar mengajar, juga kesehatan warga sekolah. Kondisi dari komponen lingkungan sekolah tertentu dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan. Faktor resiko lingkungan sekolah tersebut antara lain kondisi atap, dinding, lantai, dan aspek lainnya sebagai berikut : 1. Kondisi atap dan talang : Atap dan talang yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan tikus. Kondisi ini mendukung terjadinya penyebaran dan penularan penyakit demam berdarah dan leptospirosis. 2. Kondisi dinding : Dinding yang tidak bersih dan berdebu selain mengurangi estetika juga berpotensi merangsang timbulnya gangguan pernafasan seperti asthma atau penyakit saluran pernafasan. 3. Kondisi lantai : Dinding yang tidak rata, licin dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, sedangkan lantai yang kotor dapat mengurangi

kenyamanan dan estetika. Lantai yang tidak kedap air dapat menyebabkan kelembaban. Kondisi ini mengakibatkan dapat berkembang biaknya bakteri dan jamur yang dapat meningkatkan resiko penularan penyakit seperti TBC, ISPA dan lainnya. 4. Kondisi tangga :Tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti kemiringan, lebar anak tangga, pegangan tangga berpotensi menimbulkan kecelakaan bagi peserta didik. Tangga yang memenuhi syarat adalah lebar injakan > 30 cm, tinggi anak tangga maksimal 20 cm, lebar tangga > 150 cm serta mempunyai pegangan tangan. 5. Pencahayaan :Pencahayaan alami di ruangan yang tidak memenuhi syarat kesehatan mendukung berkembang biaknya organisme seperti bakteri dan jamur. Kondisi ini berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kesehatan. Selain itu pencahayaan yang kurang menyebabkan ruang menjadi gelap sehingga disenangi oleh nyamuk untuk beristirahat (rasting habit). 6. Ventilasi : Ventilasi di ruangan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan menyebabkan proses pertukaran udara tidak lancar, sehingga menjadi pengap dan lembab, Kondisi ini mengakibatkan berkembang biaknya bakteri, virus dan jamur yang berpotensi menimbulkan gangguan penyakit seperti TBC, ISPA, cacar dan lainnya. 7. Kepadatan Kelas :Perbandingan jumlah peserta didik dengan luas ruang kelas yang tidak memenuhi syarat kesehatan menyebabkan menurunnya prosentase ketersediaan oksigen yang dibutuhkan oleh peserta didik. Hal ini akan menimbulkan rasa kantuk, menurunkan konsentrasi belajar dan resiko penularan penyakit. Perbandingan ideal adalah 1 orang menempati luas ruangan 1,75 M2. 8. Jarak Papan tulis : Jarak papan tulis dengan murid terdepan < 2,5 meter akan mengakibatkan debu kapur atau spidol beterbangan dan terhirup ketika menghapus papan tulis, sehingga untuk jangka waktu lama akan berpengaruh terhadap fungsi paru-paru. Bila jarak papan tulis dengan murid paling belakang > 9 meter akan menyebabkan gangguan konsentrasi belajar. 9. Ketersediaan tempat cuci tangan : Tangan yang kotor berpotensi menularkan penyakit. Kebiasaan cuci tangan dengan sabun mampu menurunkan kejadian penyakit diare 30%. Tersedianya tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun bertujuan untuk menjaga diri dan melatih kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan atau sesudah buang air besar merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan ketentuan Departemen Kesehatan maka setiap 2 (dua) ruang kelas harus terdapat satu wastafel yang terletak di luar ruangan. 10. Kebisingan : Kebisingan adalah suara yang tidak disukai, bisa berasal dari luar sekolah maupun dari dalam lingkungan sekolah itu sendiri, suara

bising dapat menimbulkan gangguan komunikasi mengurangi konsentrasi belajar dan dapat menimbulkan stress.

sehingga

11. Air bersih : Ketersediaan air bersih baik secara kualitas maupun kuantitas muklak diperlukan untuk menjaga hygiene dan sanitasi perorangan maupun lingkungan. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air antara lain diare, kholera, hepatitis, penyakit kulit, mata dan lainnya. Idealnya ketersediaan air adalah 15 liter/orang/hari.

Kesehatan Lingkungan Sekolah 12. Toilet (kamar mandi, WC dan urinoir). Kamar mandi : Bak penampungan air dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, demikian juga kamar mandi yang pencahayaannya kurang memenuhi syarat kesehatan akan menjadi tempat bersarang dan beristirahatnya nyamuk. WC dan urinoir : Tinja dan urine merupakan sumber penularan penyakit perut (diare, cacingan, hepatitis ). Penyakit ini ditularkan melalui air, tangan, makanan dan lalat. Untuk perlu diperhatikan ketersediaan WC dalam hal jumlahnya. Perbandingannya adalah : 1 WC untuk 25 siswi dan 1 WC untuk 40 siswa. 13. Pengelolaan sampah : Penanganan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat, tikus, kecoak. Selain itu dapat juga menyebabkan pencemaran tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika. Untuk itu disetiap ruang kelas harus terdapat 1 buah tempat sampah dan di sekolah tersebut harus tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS). 14. Sarana pembuangan air limbah : Sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat kesehatan ataupun tidak dipelihara akan menimbulkan bau, mengganggu estetika dan menjadi tempat perindukan dan bersarangnya tikus. Kondisi ini berpotensi menyebabkan dan menularkan penyakit seperti leptospirosis dan filariasis (kaki gajah). 15. Pengendalian vector : Termasuk dalam pengertian vektor ini, terutama adalah tikus dan nyamuk : Tikus : Tikus merupakan vektor penyakit pes, leptospirosis, selain sebagai vektor penyakit, tikus juga dapat merusak bangunan dan instalasi listrik. Hal ini meningkatkan resiko penularan

penyakit dan juga menimbulkan terjadinya arus pendek pada aliran listrik. Nyamuk : Nyamuk merupakan vektor penyakit, jenis nyamuk tertentu menularkan jenis penyakit yang berbeda. Nyamuk Aedes Aegypti dapat menyebabkan demam berdarah. Anak-anak usia sekolah merupakan kelompok resiko tinggi terjangkit penyakit demam berdarah. Nyamuk demam berdarah senang berkembang biak pada tempat -tempat penampungan air maupun non penampungan air. Beberapa tempat perindukan yang harus diwaspadai antara lain bak air, saluran air, talang, barang-barang bekas dan lainnya. 16. Kantin/warung sekolah : Kantin/warung sekolah sangat dibutuhkan oleh peserta didik untuk tempat memenuhi kebutuhan makanan jajanan pada saat istirahat. Makanan jajanan yang disajikan tersebut harus memenuhi syarat kesehatan, karena pengelolaan makanan jajanan yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan penyakit bawaan makanan dan berpengaruh terhadap kesehatan sehingga akan mempengaruhi proses belajar mengajar. 17. Kondisi halaman sekolah : Halaman sekolah pada musim kemarau akan berdebu, sehingga menyebabkan penyakit ISPA dan pada musim hujan akan menimbulkan becek sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan. Halaman sekolah yang kotor dapat mengganggu estetika dan menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit. 18. Perilaku Kebiasaan yang dilakukan sehari hari dapat mempengaruhi terjadinya penularan dan penyebaran penyakit. Sekolah merupakan tempat pembelajaran bagi peserta didik untuk membiasakan diri berperilaku hidup bersih dan sehat, untuk menurunkan resiko terkena penyakit tertentu. Beberapa perilaku hidup bersih dan sehat itu antara lain : tidak merokok, buang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan diri, cuci tangan pakai sabun, menjaga kebersihan lingkungan dan lainnya.

A.CARA MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH

CARA MENJAGA KEBERSIHAN LIMHKUNGAN SEKOLAH Sering kali kita melihat murid-murid membuang sampah sembarangan. Beberapa kali bapak ibu guru menasehati kepada murid-murid untuk membuang sampah pada tempatnya, tetapi apa kenyataannya? murid-murid tidak mematuhinya. Tentu saja kita sebagai penghuni sekolah merasa tidak nyaman melihat sampah dimanamana. Sampah tadi juga dapat mencemari lingkungan sekolah baik di dalam kelas maupun diluar kelas selain itu juga dapat menjadikan suasana belajar kita tidak nyaman.

Demi tercapainya lingkungan yang bersih dan nyaman untuk belajar kita, perlu sekali dilakukan tindakan yang bersifat mengajak kesadaran kita untuk menjaga kebersihan dan bersifat mengatasi masalah di atas. Tindakan-tindakan tersebut antara lain: 1. Para siswa di harap kan mempunyai kesadaran dari hati nuraninya untuk menjaga kebersihan

lingkungan sekolahnya. 2. 3. 4. 5. petugas piket harus membersihkan kelas serta lingkungan sekitarnya. guru wajib menegur siswa yang membuang sampah sembarangan. mencatat pada buku pelanggaran. memberi sanksi tersendiri bagi siswa yang melakukan pelanggaran terutama membuang

sampah sembarangan.

Dengan ini diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk menjaga kebersihan. Kebersihan berpengaruh besar tehadap kesehatan maka dari itu kebesihan perlu di jaga.

B.Kebersihan rumah

Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteri patogen, dan bahan kimia berbahaya.

Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higiene yang baik. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi, menyikat gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih.

Mencuci adalah salah satu cara menjaga kebersihan dengan memakai air dan sejenis sabun atau deterjen. Mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan produk kebersihan tangan merupakan cara terbaik dalam mencegah penularan influenza dan batuk-pilek.

Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan berbagai sarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara melap jendela dan perabot rumah tangga, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan (misalnya dengan abu gosok), membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan selokan, dan membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.

Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang dilakukan manusia. Kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan kamar bedah di rumah sakit, sedangkan kebersihan di pabrik makanan berbeda dengan kebersihan di pabrik semikonduktor yang bebas debu

Anda mungkin juga menyukai