(PHBS)
A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 1. Pengertian PHBS
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas mahluk hidup yang
dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung yang dapat
diamati oleh pihak luar. Perilaku kesehatan adalah suatu respon
seseorang terhadap stimulus yang berhubungan dengan sakit,
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta
lingkungan (Notoatmodjo, 2007). Perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Kondisi sehat dapat
dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku
sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga oleh karena itu
kesehatan perlu dijaga, dipelihara, dan ditingkatkan oleh setiap anggota
rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Rumah tangga sehat
berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap
anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan
yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes, 2007).
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi
perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka
jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi guna
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan
advokasi, bina suasana (social support), dan gerakan masyarakat
(empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat
dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan
masyarakat. Aplikasi paradigma hidup sehat dapat dilihat dalam
program Perilaku Hidup Bersih Sehat (Depkes RI, 2006).
9
10
4. Manfaat PHBS
Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya
promotif dan preventif agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan
produktif. Pola hidup sehat merupakan perwujudan paradigma sehat yang
berkaitan dengan perilaku perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat yang berorientasi sehat dapat meningkatkan, memelihara,
dan melindungi kualitas kesehatan baik fisik, mental, spiritual maupun
sosial. Perilaku hidup sehat meliputi perilaku proaktif untuk:
a. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan cara olah raga
teratur dan hidup sehat;
b. Menghilangkan kebudayaan yang berisiko menimbulkan penyakit;
c. Usaha untuk melindungi diri dari ancaman yang menimbulkan
penyakit;
d. Berpartisipasi aktif daalam gerakan kesehatan masyarakat.
Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar terwujudnya
sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai ancaman penyakit,
meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak
pada prestasi belajar siswa, citra sekolah sebagai institusi pendidikan
semakin meningkat sehingga mampu minat orang tua dan dapat
mengangkat citra dan kinerja pemerintah dibidang pendidikan, serta
menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain (Depkes RI, 2008).
5. Sasaran PHBS
Sasaran PHBS menurut Depkes RI (2008) dikembangkan
dalam lima tatanan yaitu di rumah atau tempat tinggal, di tempat
kerja, di tempat-tempat umum, institusi pendidikan, dan di sarana
kesehatan. Sedangkan sasaran PHBS di institusi pendidikan adalah
seluruh warga institusi pendidikan yang terbagi dalam:
a. Sasaran primer
15
6. Strategi PHBS
Kebijakan Nasional Promosi kesehatan menetapkan tiga
strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu (Notoatmodjo, 2007):
a. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)
Merupakan proses pemberian informasi secara terus menerus dan
berkesinambungan agar sasaran berubah dari aspek knowledge,
attitude, dan practice. Sasaran utama dari pemberdayaan adalah
individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat.
b. Bina Suasana (Social Support)
Upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu
anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang
diperkenalkan. Terdapat tiga pendekatan dalam bina suasana antara
lain:
1) Pendekatan individu
2) Pendekatan kelompok
3) Pendekatan masyarakat umum
c. Advokasi (Advocacy)
16
air yang bersih, tempat pembuanga air besar (jamban) yang sehat,
tempat pembuangan sampah, tempat dan program olah raga yang
tepat, ketersediaan makanan bergizi di warung sekolah, UKS,
dan sebagainya.
2. Macam-macam Peran
Ada dua macam peran yaitu :
19
a. Peran Formal
Peran formal merupakan peran yang membutuhkan ketrampilan dan
kemampuan tertentu dalam menjalankan peran tersebut. Peran formal
yang standar terdapat dalam keluarga yaitu ayah sebagai pencari
nafkah, ibu sebagai pengatur ekonomi keluarga, di samping itu tugas
pokok sebagai pengasuh anak. Jika salah satu anggota keluarga tidak
dapat memenuhi suatu peran, maka anggota keluarga yang lainnya
mengambil alih kekosongan ini dengan memerankan perannya agar
tetap berfungsi dengan baik (Friedmen, 2003).
b. Peran Informal
Peran informal adalah peran yang mempunyai tuntutan yang berbeda,
tidak terlalu didasarkan pada usia, jenis kelamin dan lebih
berdasarkan pada atribut personalitas atau kepribadian individu.
Peran formal dapat mempermudah pandangan terhadap sifat
masalah yang dihadapi dan mendapatkan solusi yang tepat. Pelaksanaan
peran informal yang efektif dapat mempermudah pelaksanaan peran-
peran formal (Friedmen, 2003).
Adiwiryono (2010) menyatakan bahwa peran orang tua
merupakan faktor eksternal terhadap praktik PHBS di sekolah. Peranan
orang tua sangat kuat untuk mengubah perilaku anak ke arah yang lebih
baik sehingga bila orang tua memiliki pengetahuan yang baik dan waktu
yang cukup untuk memberikan contoh tentang PHBS dan memberikan
informasi tentang manfaat, tujuan dan arti penting PHBS bagi anak di
lingkungan sekolah maka praktik anak terhadap PHBS menjadi lebih
baik.
E. Kerangka Teori
Faktor-faktor predisposisi
(predisposing factors
):
• Pengetahuan,
• Sikap,
• Keyakinan,
• Kepercayaan,
• Nilai-nilai tradisi
Faktor-faktor pemungkinenabling
(
factors) :
• Tempat pembuangan air yang
bersih,
• Tempat pembuangan sampah, Perilaku Hidup Bersih dan
• Tempat olah raga yang Sehat (PHBS) di Sekolah
memadai,
• Ketersediaan makanan bergizi
di warung sekolah,
• KegiatanUKS
Faktor-faktor penguatreinforcing
(
factors):
• Orang tua
• Teman sekolah
• Guru
• Petugas kesehatan setempat
• Masyarakat sekitar
F. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
26
• Pengetahuan
• Sikap
Variabel Pengganggu
G. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah :
H1 : Terdapat hubungan yang bermakna antara peran orang tua dengan
praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) siswa di SDN
Kedungmundu Semarang.
H2 : Terdapat hubungan yang bermakna antara peran teman sekolah dengan
praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) siswa di SDN
Kedungmundu Semarang.
H3 : Terdapat hubungan yang bermakna antara peran guru dengan praktik
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) siswa di SDN
Kedungmundu Semarang.