Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH


Untuk memenuhitugas mata kuliah psikologi Pendidikan yang di ampu oleh Bapak Atot sugiri. M. PD.

Rizki Muhamad Saputra


604031421046

PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN


REAKREASI STKIP BINA MUTIARA SURADE
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Bimbingan dan
konsling sekolah” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran psikologi. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang psikologi Pendidikan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Atot Sugiri M. Pd selaku
guru Mata Pelajaran psikologi Pendidikan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

SUKABUMI, 22 JANUARI 2022


Disusun oleh

RIZKI MUHAMAD SAPUTRA


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………….. ii


DAFTAR ISI …………………………………………………………. iii

BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1
A. LATAR BELAKANG ……………………………………... 1
B. RUMUSAN MASALAH …………………………………... 1
C. TUJUAN PENELITIAN …………………………………... 1

BAB II
PEMBAHASAN ……………………………………………………… 2
A. Pengertian bimbingan dan konseling …………………..… 2
B. Prinsip bimbingan dan konseling ………………………… 2
C. Fungsi bimbingan konseling ……………………………… 3
D. Asas bimbingan dan konseling …………………….……… 4

BAB III
PENUTUP ……………………………………………………………... 6
A. Kesimpulan ……………………………………………………... 6
B. Saran ……………………………………………………………. 6

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 7


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan dan konseling di sekolah merupakan usaha membantu
peserta didik dalam pengembangan khidupan pribadi, khidupan sosial,
kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan
bimbingan dan konseling mempasilitasi pengembangan peserta didik
secara individual, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta
peluang-peluang yang dimiliki pelayanan ini juga membantu masalah
yang dihadapi peserta didik.dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan
dan konsling disekolah bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak
adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas,
namun yangn lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi
peserta didik yang selanjutnya disebut konseling, agar agar mampu
mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas
perkembangannya.
Konseling sebagai seorang individu yang sedang ada dalam proses
perkembangan atau menjadi (on becoming), yaitu perkembangan kearah
kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut,
konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki
pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga
pengalaman yang menentukan kehidupannya disamping itu, terdapat
proses perkembangan kenseli tidak selalu berkangsung secara mulus, atau
bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak
selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensi,
harapan, dan nilai-nilai yang dianut.

B. Rumusalah masalah
1. Bagaimana peran dan bimbingan konseling disekolah ?
2. Bagaimana cara meningkatkan mutu layanan bimbingan dan konseling
di sekolah ?
3.
C. Tujuan penelitian
Untuk mensosialisasikan peyuluhan bimbingan dan konseling sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Menurut Prayitno, bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan
untuk peserta didik, baik seacar perorangan maupun kelompok agar
mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi,
sosial, belajar maupun karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik
dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang
optimal, pengembangan prilaku yang efektif, pengembangan lingkungan,
dan meningkatkan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya.
Semua perubahan prilaku tersebut merupakan proses perkembangan
individu, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan
melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling
memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mengembangan
lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan
lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan merubah
dan memperbaiki prilaku.
Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalan
konteks adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai
pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks
memandirikan peserta didik.
Oleh karena itu, bimbangan dan konseling merupakan layanan ahli oleh
konselor (guru bimbingan dan konseling). Konselor adalah salah satu
kualifikasi Pendidikan, yaitu tenaga kependidikan yang memiliki
kekhususan pada bidang bimbingan dan konseling, yang berpartisipasi
dalam menyelenggarakan Pendidikan.

B. Prinsip bimbingan dan konseling


Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai pondasi atau
bagi pelayanan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip ini berasal dari
konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian
pelayanan bantuan atau bimbingan baik disekolah maupun diluar sekolah.
Prinsip prinsip tersebut yaitu:
1) Diperuntukan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan
diberikan kepada semua konseli, baik yang tidak bermasalah maupun
yang bermasalah, baik pria maupun wanita, baik anak-anak, remaja,
mapun dewasa.
2) Sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik dan melalui
bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan
keunikannya tersebut.
3) Menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli
yang memiliki presepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena
bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi.
4) Merupakan usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau
tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala
sekolah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing.
5) Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam
bimbingan dan konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu
konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan.
6) Berlangsung dalam berbagai setting khidupan. Pemberian pelayanan
bimbingan tidak hanya berlangsung di sekolah tetapi juga
dilingkungan keluarga, perusahaan, Lembaga-lembaga, pemerintah,
dan masyarakat pada umumnya.

C. Fungsi bimbingan konseling


Sepuluh fungsi bimbingan dan konseling: yaitu
1) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu
konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan
lingkungannya.
2) Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi dan dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tida dialami
oleh konseli.
3) Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa
berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan konseli.
4) Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian
bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, mapun karir.
5) Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau
program studi dan memantapkan penguasan karir dan jabatan sesuai
dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
6) Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidik,
kepala sekolah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan,
program Pendidikan terhadap latar Pendidikan, minat, kemampuan,
dan kebutuhan konseli.
7) Fungsi penyesuaian, yaitu bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungan nya
secara dinamis dan kontruktif.
8) Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam
berfikir, berperasaan dan bertindak.
9) Fungsi fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi,
selarasi dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
10) Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan
situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.

D. Asas bimbingan konseling


1) Asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan konseling yang menuntut
dirahasiakannya segenap data atau keterangan tentang konseli yang
menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak
boleh dan tidak layak diketahui orang lain.
2) Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli mengikuti/
menjalani pealayan/ kegiatan yang diperlukan baginya.
3) Asas keterbukaan, yaitu asas yang menghendaki agar konseli yang
menjadi sasaran pelayanan/ kegiatan bersifat terbuka dan tidak
berpura-pura, baik didalam memberikan keterangan tentang dirinya
sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari
luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.
4) Asas kegiatan, asas yang menghendaki agar konseli yang menjadi
sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif diadalam
penyelenggaraan kegaiatan bimbingan.
5) Asas kemandirian, asas yang menunjukan pada tujuan umum
bimbingan dan konseling, yakni; konseli sebagai sasaran pelayanan
bimbingan dan konseli diharapkan menjadi konseli-konseli yang
mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri.
6) Asas kekinian, yaitu asas yang menghendaki agar objek sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli dalam
kondisinya sekarang.
7) Asas kedinamisan, yaitu asas yang menghendaki agar isi pelayanan
terhadap sasaran pelayanan yang sama kehendaknya bergerak maju,
tidak mononton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai
dengan kebutuhan dan tahap perkembanganya dari waktu ke waktu.
8) Asas keterpaduan, yaitu asas yang menghendaki agar berbagai
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan
oleh guru bimbingan maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis
dan terpadu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan dan
konseling belum sepenuhnya menguasi dan memiliki kompetensi sebagai
konsoler.
Guru bimbingan dan konseling umumnya, belum menguasai pengetahuan
yang harus dimiliki oleh seorang konselor yang sesuai dengan undang-
undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (6); dan guru bimbingan dan
konseling masih bertugas rangkap.

B. Saran
Sebagai pendidik, hendaknya kita dapat memahami tentang bimbingan
dan konseling sekolah.
Daftar Pustaka

Kamaludin, H, “Bimbingan dan Konseling sekolah.” Jurnal Pendidikan


dan Kebudayaan 17.4 (2011): 447-454.

Anda mungkin juga menyukai