Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MODEL PENDIDIKAN OLAHRAGA


Disusun untuk memenuhi tugas Kurikulum Pembelajaran Penjas
Dosen pengampu: Rafdal Saepul B, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 1
Bahrul Ulum
Dodi Yansyah
Dimas Chandra
M Isman Abdillah
Rizki Muhamad Saputra

STKIP BINA MUTIARA KAMPUS II SURADE


PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunianya sehingga tugas
mata kuliah Kurikulum Pembelajaran Penjas ini dapat selesai dengan tepat waktu.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas makalah dengan tema
Model Pendidikan Olahraga. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan
penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

SURADE, 31 OKTOBER 2022

Disusun

KELOMPOK 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii


DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
A. Pengertian Pendidikan.............................................................................................4
B. Model Pendidikan....................................................................................................4
C. Model Pendidikan Olahraga....................................................................................4
D. Pendidikan Olahraga Dalam Pendidikan Jasmani...................................................5
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................6
A. Kesimpulan .............................................................................................................6
B. Saran .......................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar serta keseluruhan yang terpadu dari
sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan melaksanakan fungsi-fungsi tertentu
dalam rangka membantu anak didik agar menjadi manusia terdidik dan mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki setiap individu. Hal ini dilandasi menurut
Pendapat ahli mengenai pengertian pendidikan juga dikemukakan oleh Mudyahardjo
(2001:11) yang dikutip oleh Somarya dan Nuryani (2007:27) mengatakan bahwa:
Pendidikan dalam arti luas terbatas adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan,
yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah sepanjang hayat untuk menyiapkan
peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara
tepat dimasa yang akan datang.
Sedangkan, tujuan pendidikan berkaitan erat dengan hal yang ingin dicapai
dalam program pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan nasional berkaitan erat dengan
filsafat negara yang dianut. Pendidikan merupakan suatu proses pembinaan yang
berlangsung seumur hidup. Undang-undang Sistem Nasional No. 20 Tahun 2003
menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan prestasi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, demokratis serta bertanggung
jawab.
Sekolah merupakan salah satu tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan
oleh karena itu, kegiatan pendidikan di sekolah diharapkan lebih dari sekedar belajar.
Kegiatan pembelajaran atau pengajaran merupakan bagian kegiatan yang paling
pokok di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya
proses pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa. Sekolah sebagai tempat dalam proses
pendidikan/pembelajaran berlangsung dapat di tunjukan dengan adanya proses
transformasi melalui berbagai macam interaksi yang bersifat edukasi. Oleh karena itu,
dalam kegiatan pembelajaran harus dikombinasikan dan disusun berdasarkan materi,
media atau fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang tercantum dalam
kurikulum di sekolah. Pendidikan jasmani merupakan salah satu pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas jasmani sebagai media untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sesuai dengan yang dijelaskan oleh Abdul jabar (2008:27) yang menjelaskan bahwa
pendidikan jasmani adalah “Proses pendidikan yang memiliki tujuan untuk
mengembangkan penampilan manusia melalui media aktivitas jasmani yang terpilih
untuk mencapai tujuan pendidikan”. Sehingga pendidikan jasmani tidak saja
mengembangkan domain psikomotor, tetapi juga mendorong berkembangnya
kemampuan kognitif dan afektif siswa.
Dalam proses belajar pendidikan jasmani, siswa diberi pengalaman-
pengalaman gerak lewat aktivitas jasmani. Dengan aktivitas jasmani ini di harapkan
diharapkan akan berkembangnya kemampuan gerak dasar siswa. Hal ini sesuai
dengan yang dijelaskan dalam dokumen Pusat Kurikulum Depdiknas (2003:1) sebagai
berikut: Menurut penjelasan Pusat Kurikulum Depdiknas (2003:1) bahwa :
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan
motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran dan pembiasaan pola hidup sehat
yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas
jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Namun pada
prinsipnya, perolehan keterampilan dan perkembangan lainnya yang bersifat
jasmaniah itu juga sekaligus sebagai tujuan. Melalui pendidikan jasmani, siswa
disosialisasikan ke dalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan olahraga. Tidaklah
mengherankan, apabila banyak pakar yang meyakini dan mengatakan bahwa
pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan menyeluruh dan sekaligus
memiliki potensi yang strategis untuk mendidik jasmaniah sekaligus rohani dan
sosialnya.
Dalam penyelenggaraannya, pendidikan sebagai suatu proses pembinaan
manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani adalah sangat
penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam
aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang
dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk
membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Dengan pendidikan jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang
erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan
yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat
dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru diharapkan mampu
mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan
olahraga, internalisasi nilai-nilai olahraga seperti: sportivitas, jujur, kerja sama, serta
pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional
di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental,
intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus
mendapatkan sentuhan didaktik metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat
mencapai tujuan pengajaran.
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan media untuk
mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,
pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional,
sportivitas, spiritual, dan sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara
untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang
seimbang. Dalam konteks pendidikan, kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani dan
kesehatan di sekolah diberikan oleh pengajar (guru) bidang studi pendidikan jasmani.
Aktivitas olahraga banyak membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara
menyeluruh. Artinya kegiatan olahraga dapat memberikan dampak positif terhadap
unsur-unsur jasmaniah, rohani (kejiwaan) dan sosial. Dengan begitu diharapkan
kegiatan olahraga dapat membudaya dikalangan siswa sejak dari usia dini sehingga
akan terus berlanjut sampai waktu yang lama. Banyak sekali kegiatan olahraga yang
bisa dilakukan oleh siswa mulai dari hal yang kecil ketika berada di lingkungan
rumahnya sampai kegiatan di lingkungan sekolah yaitu dengan kegiatan belajar
mengajar pendidikan jasmani.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah model pembelajaran pendidikan olahraga memberikan pengaruh terhadap
hasil belajar?
2. Bagaimana dampak dari model pembelajaran terhadap hasil belajar?

C. Tujuan Penelitian
Untuk menambah pengetahuan tentang model pendidikan olahraga.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
KH Dewantara berpendapat bahwa pendidikan adalah segala usaha dari orang tua
terhadap anak-anak dengan maksud menyokong kemajuan hidupnya (1961: 471).
Berbeda dengan pendapat ahli pendidikan pada umumnya, KH Dewantara memberikan
definisi tentang pendidikan secara singkat namun memiliki makna yang luas. Di dalam
definisi pendidikan menurut KH Dewantara terdapat kata “tuntunan”, ini bisa berarti
acuan dasar untuk bisa melakukan sesuatu, tuntunan ini tentu tidak bersifat hanya sekali
pakai, tapi
bisa digunakan berkali-kali ketika diperlukan. Selain itu sumber tuntunan ini tidak
terpaku pada satu sumber saja, namun bisa juga diambil dari berbagai sumber yang
tentunya harus memiliki nilai yang baik di dalamnya, contohnya seperti tuntunan yang
diambil dari kebudayaan, agama, kebiasaan sebuah anggota keluarga, dan lainlain.
Selanjutnya ada kata “orang tua” yang bisa memiliki makna orangtua kandung, pendidik,
bahkan wali anak tersebut yang mengurusnya dari kecil, kemudian dilanjutkan dengan
kalimat “menjokong kemajuan hidupnja” ini bisa berarti bahwa orang tua yang sedang
berusaha memberikan tuntunan pada anaknya, harus memberikan tuntunan atau bekal
hidup yang membuat anak tersebut mampu berinteraksi secara baik dalam lingkungan
masyarakat yang lebih luas, serta kelak mampu menjalani kehidupannya secara mandiri.

B. Model Pendidikan
Model pendidikan adalah cara atau tekhnik yang digunakan oleh guru dalam
menyajikan materi pembelajaran dalam sebuah proses pembelajaran agar tujuan
pembelajaran yang sudah dirancang dapat tercapai. Sebenarnya sudah begitu
banyak model pendidikan yang sudah biasa diterapkan guru ketika mengajar, tidak
usah jauh-jauh kalo kita sedikit mau meluangkan waktu kita untuk membuka
kembali lembaran-lembaran sejarah bagaimana dahulu kala seorang figurnya kum
muslimin yang bernama Muhammad saw dan akan tetap eksis menjadi seorang
figure yang terbaik hingga akhir zaman memberikan teladan dalam segala hal salah
satunya dalam hal dunia pendidikan, dimana beliau sendiri mengatakan
bahwasannya beliau sendiri adalah sebagai seorang guru. Kehebatan dalam
menyampaikan matera kepada peserta didiknya diakuai oleh pakar-pakar
pendidikan muslim dan tidak sedikit pakar pendidikan non muslimpun yang
mengakuinya. Berbagai model pendidikan yang ia ajarkan sudah terbukti sangat
membantu pekerjaan para guru generasi berikutnya dikarenakan apa yang di
rancangkan tercapai seperti halnya para siswa dapat memahami, tahu, dan
mengerti sebuah pelajaran dengan mudah. Saat kita membahas masalah model
pendidikan saat ini tentu kita akan menemukan model-model pendidikan yang ada
saat ini sebenarnya sudah pernah dilakukakan oleh manusia tuntunan kita seperti
halnya metode ceramah, diskusi, studi kasus, demonstrasi dll.

C. Model Pendidikan Olahraga


(Metzler 2000: 14) menjelaskan, Models for planning, implementing, and assessing
instruction will provide us with the most active ways to reach our balanced aims for
learning within the great diversity of content now in school physical education program.
”Maksudnya bahwa model pendekatan pembelajaran adalah perencanaan, penerapan, dan
prediksi pembelajaran yang akan menjadi jalan efektif untuk mencapai tujuan belajar
dalam keanekaragaman isi dan" program pendidikan jasmani masa sekarang.
Menurut Siedentop (1994:4) ada 3 tujuan utama dalam model Pendidikan Olahraga
yaitu menciptakan atlet yang kompeten, memiliki literasi dan antusias.
a) Atlet kompeten (competent sportperson) memiliki skill/mampu mengikuti
pertandingan, memahami dan menjalankan strategi yang tepat, serta menjadi pemain
yang berpengatahuan luas.
b) Atlet yang literate (memiliki literasi) (literate sportperson) mampu memahami dan
menghargai aturan, ritual dan tradisi olahraga serta mampu membedakan praktik
olahraga yang baik dan jelek, baik dalam olahraga professional maupun amatir. Atlet
literate juga adalah partisipan dan konsumen olaraga yang bagus, baik sebagai fans
maupun penonton.
c) Atlet yang antusiasmenya tinggi (enthusiasitic sportperson mampu berpartisipasi
dan bersikap dengan baik sehingga bisa menjaga, melestarikan dan memperkaya
budaya olahraga, baik di tingkat lokal, nasional dan internasional.
Siedentop (1994 :4-5) merumuskan 10 tujuan pembelajaran dalam model
Pendidikan Olahraga, yaitu:
a. Mengembangkan skill dan kebugaran untuk olahraga tertentu.
b. Mengapresiasi dan mampu menjalankan strategi yang tepat dalam olahraga.
c. Berpartisipasi di level yang tepat bagi perkembangan siswa.
d. Berbagi dalam perencanaan dan administrasi olahraga.
e. Menciptakan kepemimpinan yang bertanggung jawab.
f. Bekerja secara efektif dalam sebuah grup demi tercapainya tujuan umum.
g. Mengapresiasi ritual dan kesepakatan olahraga.
h. Mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan olahraga.
i. Mengembangkan dan melaksanakan pengetahuan tentang perwasitan dan
pelatihan.
j. Mampu membuat keputusan untuk ikut ambil bagian secara sukarela dalam
event olahraga di luar sekolah.

D. Pendidikan Olahraga Dalam Pendidikan Jasmani


Pendidikan olahraga bukan berarti mengambil alih pendidikan jasmani.
Pendidikan olahraga bukan berarti untuk mengurangi perhatian pada kebugaran
jasmani, orang dewasa, penggunaan waktu senggang dan pendidikan petualangan.
Pendidikan olahraga sebagai salah satu bagian program pendidikan
jasmani. Saya tidak setuju secara menyeluruh dengan ide-ide bahwa olahraga
sebaiknya bukan bagian dari kurikulum pendidikan jasmani. Saya telah
mendengar ini dan mempertentangkan melalui guru pendidikan jasmani bahwa olahraga
sebaiknya bukan bagian dari kurikulum sebab olahraga terlalu
kompetitif, olahraga mengabaikan sebagian yang kurang memiliki keterampilan.
Olahraga adalah tanggung jawab masyarakat, olahraga mempromosikan orangorang elit
atau disebabkan keaneka ragaman dari kebanyakan kelas pendidikan jasmani membuat
olahraga terlalu rumit untuk diajarkan.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Model ini dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa pengajaran pendidikan
jasmani di sekolah tidak memberikan pengalaman yang menyeluruh dan nyata di
dalam kegiatan olahraga. Banyak peran yang bisa dilakukan oleh siswa diabaikan oleh
guru pendidikan jasmani, yang sesungguhnya peran itu sangat penting bagi anak.
Peran-peran tersebut adalah sebagai atlet, manajer, pelatih, wasit, pencatat skor,
penyiar dan peran peran lainnya.

B. Saran
Model pendidikan olahraga berupaya memberikan pengalaman dalam situasi
olahraga sesungguhnya dan mendidik para mahasiswa di semua aspek olahraga
dengan melibatkan mereka dalam berbagai peran. Jika mahasiswa telah mendapatkan
pengalaman olahraga yang positif dalam pembelajaran, diharapkan mereka mampu
memperluas partisipasi dan keterlibatan di luar proses perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang dan Darajat Jajat (2010). Modul Aplikasi Statiska dalam Penjas.
Bandung: FPOK UPI Bandung.
Dewantara, K. H. 1961. Karya Ki Hajar Dewantara bab I: Pendidikan. Jakarta: Majelis
Luhur Taman Siswa.
Mahendra, Agus. (2003). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta
Metzler, M. W. (2000). lntrictional Model For Physical Education. Massachusetts: Allyn
& Bacon.
Siedentop, Daryl. (1994). Sport Education : Quality PE Through Positive Sport
Experiences. Champaign : Human Kinetic.

Anda mungkin juga menyukai