Dosen :
Disusun Oleh :
PENDIDIKAN OLAHRAGA
PROGRAM MAGISTER PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah dan kasih sayang-Nya kepada kita. Sehingga penulis
PJOK.” Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat tugas dalam Mata
Kuliah Strategi dan Media Pembelajaran Penjas. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Walaupun demikian, penulis
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan merupakan satu mata ajar yang diberikan di suatu jenjang sekolah
tertentu yang merupakan salah satu bagian dari pendidikan keseluruhan yang
dan perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan
seimbang.1
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap
sportif dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara saksama untuk
1
Depdiknas. 2006. Standar Komptensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs. Jakarta. Depdiknas.
2
Samsudin. 2008. Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Edisi pertama. Jakarta:
Litera
1
Penjas diistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh yang baik bagi
tempat pikiran atau jiwa”. Artinya, dalam tubuh yang baik, diharapkan pula
terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan pepatah Romawi Kuno: Men sana in
yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih
khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah
menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani
Gambar 1.1. Titik perhatian Penjas memang fisik, tetapi tujuan akhirnya perkembangan aspek lain
(Sumber: Physical Best, AAHPERD, 1999)
bisa terjadi mungkin dari gurunya sendiri, yang kurang inovatif dalam mengajar. 3
3
Mutohir, Toho Cholik, dkk. 1996. Pengembangan Model Pengajaran Pendidikan Jasmani di SD.
Surabaya: IKIP Surabaya.
2
Model praktik pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan oleh
guru cenderung tradisional, dan berpusat pada guru. Proses pembelajaran hampir
tidak pernah dilakukan atas inisiatif anak sendiri. Di samping itu, anak sering
layaknya orang dewasa. Guru mengajarkan olahraga baku kepada anak yang
orang dewasa. Jadi dapat diramalkan bahwa tingkat keberhasilan siswa dalam
sesuai bagi siswa di sekolah. Dari hasil modifikasi ini, menunjukkan bahwa model
sumber-sumber pembelajaran yang ada di lingkungan sekitar, hal lain dari temuan
penelitian ini adalah anak merasa senang dan gembira dalam mengikuti proses
pembelajaran.4
4
Mutohir, Toho Cholik, dkk. 1996. Pengembangan Model Pengajaran Pendidikan Jasmani di SD.
Surabaya: IKIP Surabaya.
Maksum, A, dkk. 1996. Pengembangan Model Pembelajaran Bagi Siswa di Tingkat Pendidikan Dasar,
Lembaga Penelitian: IKIP Surabaya.
3
Pendidikan secara keseluruhan yang menggunakan aktivitas jasmani
sebagai media atau alat untuk mencapai tujuan, pendidikan jasmani bertujuan
B. Rumusan Masalah
pembelajaran PJOK ?
C. Tujuan
pembelajaran PJOK
pembelajaran PJOK
pembelajaran PJOK
4
BAB II
PEMBAHASAN
lapangan yang sesuai dengan kondisi siswa dan sekolah. Guru yang kreatif akan
mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi sesuatu yang telah ada
tetapi disajikan dalam bentuk yang lebih menarik, sehingga anak lebih senang
dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran lebih mudah mencapai tujuan
belajar.5
Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para
mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak biasa menjadi
bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih
tinggi.6
5
Saputra, Iwan. https://jurnal.unimed. ac.id/2012/index.php/JIK/article/view/6112/5414
6
Bahagia, Yoyo. 2000. Prinsip-prinsip pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
5
“Guru dapat menambah/mengurangi tingkat kompleksitas dan kesulitan
tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk aktivitas
modifikasi, maka proses belajar mengajar akan lebih efektif dan penataan ruang
gerak siswa juga dapat lebih mudah untuk dilakukan oleh seorang guru
6
Pengertian Modifikasi secara umum adalah mengubah atau
perlengkapan) maupun dalam tujuan dan cara (metoda, gaya, pendekatan, aturan
melakukan pola gerak secara benar”.11 Yang menjadi tujuan atau sasaran dalam
Penjasharus dilakukan setiap guru, fasilitas yang ada disekolah tidak akan
10
Bahagia, Yoyo. 2000. Prinsip-prinsip pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
11
Rusli Lutan. 2001. Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas
12
Soepartono, 2000. Sarana dan Prasarana Olah Raga. Depdiknas.
7
Dari hasil pengamatan selama ini, pengembangan model pembelajaran
Penjas yang dilakukan oleh para guru Penjas dapat membawa suasana
mengeksploitasi gerak secara luas dan bebas, sesuai tingkat kemampuan yang
1. Tujuan Modifikasi
yaitu:13
13
Husdarta. (2011). Menejemen pendidikan. Bandung : Alfabeta.
14
Bahagia, suherman, MA, 2000. Prinsip-prinsip pengembangan dan Modifikasi cabang olahraga.
Jakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat jenderal pendidikan dasar dan
menengah bagian proyek penataran guru SLTP Setara D-III
8
a. Modifikasi Tujuan Pembelajaran
pembelajaran, dari mulai tujuan yang paling rendah sampai dengan tujuan
9
e) Siswa mengetahui standar kemampuan yang sudah dimilikinya
dibandingkan derngan standar yang seharus nya ia miliki.
Aspek lain yang perlu diperhatikan guru adalah, siswa tidak harus
Sebaliknya guru juga tidak selalu memberikan aktivitas belajar yang terlalu
mudah bagi siswa terampil, akan tetapi selalu memberikan aktivitas sesuai
10
3) Kondisi penampilan.
Guru dapat memodifikasi kondisi penampilan (skill) dengan cara
mengurangi atau menambah tingkan kompleksitas dan kesulitannya.
Misalnya tinggi rendahnya kecepatan penampilan, tinggi rendahnya
kekuatan penampilan, melakukan di tempat atau bergerak, maju ke depan
atau ke segala arah, dikurangi atau ditambah peraturannya. Contoh
tersebut seringkali didapat dalam gerak manipulatif misalnya: melempar,
menangkap, atau memukul dan permainan.
4) Jumlah Keterampilan.
Guru dapat memodifikasi pembelajaran dengan jalan menambah atau
mengurangi jumlah keterampilan yang dilakukan siswa dengan cara
mengkombinasikan gerakan atau keterampilan. Misalnya: dalam
permainan basket siswa hanya diperbolehkan : lari, lempar, tangkap, dan
menembak (shooting) berupa:
a) Lari ke tempat kosong tanpa bertabrakan
b) Melempar bola pada sasaran tanpa direbut lawan
c) Menangkap bola pada daerah yang aman
d) Menembak bola ke ring basket.
5) Perluasan jumlah perbedaan respon.
Guru dapat menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar
dengan cara menambah jumlah perbedaan respon terhadap konsep yang
sama. Cara seperti ini dimaksudkan untuk mendorong terjadinya “
transfer of learning”. Perluasan aktivitas belajarnya berkisar antara
aktivitas yang bertujuan untuk membantu siswa mendefinisikan konsep
sampai pada macam-macam aktivitas yang memiliki konsep dasar sama.
Misalnya konsep panjang awalan dan kekuatan. Pada awalnya bentuk
aktivitas berupa pembelajaran lompat jauh tanpa awalan, awalan satu
langkah, awalan tiga langkah, dst. Setelah siswa memiliki konsep bahwa
panjang awalan mempengaruhi kekuatan, maka konsep ini bisa ia
terapkan misal pada : lompat jangkit, lompat tinggi, melempar,
menendang bola dan lain sebagainya.
bawah ini.
1) Peralatan
Peralatan yang dimiliki sekolah-sekolah, biasanya kurang memadai
dalam arti kata kuantitas maupun kualitasnya. Peralatan yang adapun dan
sangat sedikit jumlahnya itu biasanya peralatan standar untuk orang
dewasa. Guru dapat menambah/mengurangi tingkat kompleksitas dan
kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan
11
untuk aktivitas pendidikan jasmani. Misalnya memodifikasi berat
ringannya, besar kecilnya, panjang pendeknya. maupun menggantinya
dengan peralatan lain sehingga dapat digunakan untuk berbagai bentuk
kegiatan penjas.
2) Penataan ruang gerak.
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan
kesulitan tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam
kegiatannya. Misalnya : melakukan dribbling, pas bawah atau lempar
tangkap di tempat, atau bermain di ruang kecil atau besar.
3) Jumlah siswa yang terlibat.
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan
kesulitan tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah
siswa yang terlibat dalam melakukan tugas ajar tersebut. Misal: belajar
pas bawah sendiri, berpasangan, bertiga, berempat dst.
15
Abdulkadir Ateng. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud
12
d. Modifikasi Evaluasi Pembelajaran
aktivitas belajar yang terfokus pada evaluasi skill yang sudah dipelajari
bagaimana skill itu digunakan atau apa tujuan skill itu. Oleh karena itu guru
meningkatkan penampilan siswa yang sudah memiliki skill dan percaya diri
yang memadai. Namun sebaliknya dapat merusak skill siswa yang belum
meraih kemampuan atau percaya diri yang memadai. Untuk itu, bentuk
belajarnya.
2. Konsep Modifikasi
Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh guru agar
materi pelajaran dengan cara meruntunnya dalam bentuk aktivitas belajar yang
16
Samsudin .2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Litera
Prenada Media Group.
13
a. Apa yang dimodifikasi
b. Mengapa dimodifikasi
1) Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, kematangan fisik dan
mental anak belum selengkap orang dewasa
2) Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani selama ini kurang efektif,
hanya bersifat lateral dan monoton
3) Fasilitas pembelajaran penjas yang ada sekarang hampir semuanya di
desain untuk orang dewasa.
ceria“.18
17
Husdarta. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta
18
Samsudin .2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Litera
Prenada Media Group.
.
14
Pengembangan modifikasi di Australia dilakukan dengan pertimbangan :19
dewasa
anak lebih cepat dibandingkan degan peralatan dan standar untuk orang
dewasa
Media adalah kata jamak dari medium, berasal dar Bahasa Latin yang
mendefenisikan bahwa media adalah segala hal yang dapat dimanipulasi, dilihat,
19
Samsudin .2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Litera
Prenada Media Group.
20
Soepartono, (2000), Media Pembelajaran, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran guru SLTP Setara D III.
15
Media sering juga disebut sebagai perangkat lunak yang bukan saja
memuat pesan atau bahan ajar untuk disalurkan melalui alat tertentu tetapi juga
terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media atau alat bantu dalam
proses pembelajaran sangat bermanfaat bukan hanya untuk siswa saja melainkan
bermanfaat juga bagi guru. Media itu sangat bermanfaat dalam proses
8. Peran guru dapat berubah kea rah yang lebih positif dan profuktif.
peserta didik yang dapat memotivasi peserta didik untuk belajar. Dan dapat
dipahami juga sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari guru kepada peserta didik (ataupun sebaliknya) sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, minat serta perhatian peserta didik agar proses
21
Soepartono, (2000), Media Pembelajaran, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran guru SLTP Setara D III.
22
Priansa. 2017. Pengembangan Strategi & Model Pembelajaran. Bandung : Pustaka Setia.
16
Media pembelajaran pendidikan jasmani adalah alat atau sarana untuk
mau melakukan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani secara aktif dan benar.
efektif dan efisien. Mengapa? Karena dengan pemikiran secara logika untuk
mengajari jumlah siswa kurang lebih 30 orang tanpa menggunakan media atau
alat bantu, sangat kecil kemungkinannya semua siswanya dapat menangkap apa
Media pendidikan jasmani ialah segala sesuatu yang dapat mempermudah dan
terdiri dari dua macam, yakni media yang ada di dalam ruangan (indoor media)
sebagian kecil sekolah saja mempunyai ruangan serba guna, dan sebagian
Walaupun ada, guru penjas akan menyulap ruangan kelas untuk kegiatan
17
penjas, itupun bila perlu sekali misalnya karena hujan sehingga tidak
taman, lorong lorong, kebun, parit, bukit yang semuanya ada di sekitar
renang dasar gaya dada dalam bentuk pembelajaran yang dimodifikasi dengan
18
Tujuan :
Sarana prasarana :
Langkah-langkah :
19
Tujuan :
a. Untuk melatih kayuhan dan kekuatan pada pergelangan tangan dan untuk
memperkaya gerak anak diantaranya gerak lokomotor (mengayuh), non
lokomotor (menjaga keseimbangan saat berada di air).
Sarana prasarana :
Langkah-langkah :
a. Siswa dibagi menjadi 5 grup setiap grup terdiri dari 5-7 orang kemudian 1
grup bersiap siap mengambil posisi berdiri di pinggir kolam sedangkan grup
yang lain berdiri dibelakangnya.
b. Siswa berdiri dipinggir kolam dengan kaki bersiap mendorong dinding
sedangkan tangan disilang pada pergelangan tangannya kemudian siswa
meluncur tanpa menggerakkan kaki tapi hanya tangan saja yang bergerak
mendorong air dengan bentuk tangan seperti kepakan sayap burung.
Tujuan :
a. Agar siswa terbiasa dan mampu untuk memberikan dorongan pada tubuhnya
melalui gerakan kaki
b. Untuk melatih kayuhan kaki dan untuk memperkaya gerak anak diantaranya
gerak lokomotor (mengayuh), non lokomotor (menjaga keseimbangan saat
berada di air).
20
Sarana prasarana :
Langkah-langkah :
a. Siswa bersiap siap dipinggir kolam dengan posisi tangan diatas kepala
seperti pocong kemudian setelah diberi aba-aba siswa berenang dengan
hanya kaki yang bergerak tapi tangan tetap dikunci diatas kepala seperti
pocong.
pada siswa sekolah dasar ini ditulis dalam bentuk naskah yang dapat disajikan
modifikasi pembelajaran.
21
d. Setiap siswa yang berpasangan sambil berlari di lingkaran holahop berusaha
untuk menjadi tercepat dengan kerja sama mencapai garis finish.
e. Setia kelompok atau teman partnernya diberikan waktu dua menit untuk
mencapai garis finish.
f. Gerakan yang di lakukan adalah gerakan lokomotor.
22
Langkah-langkah melakukan permainan ini adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan media atau alat bantu berupa bola kasti atau bola plastik, atau
bisa juga menggunakan batu kecil sebesar bola kasti, serta kardus bekas
untuk membuat kotak, atau bisa juga dengan membuat kotak di tanah
dengan menggunakan kapur
b. Permainan ini dimainkan dengan memindahkan bola yang ada dikantong
awal ke kantong kosong yang ada di belakang garis depan
c. Ketika ada aba-aba dari guru, orang pertama melompat masuk ke dalam tiap
kotak yang ada di depannya sampai ujung garis dan meletakkan timun yang
dibawanya ke dalam kotak kosong
d. Ketika timun sudah diletakkan, maka orang kedua langsung melompat
mengikuti orang pertama
e. Demikian seterusnya sampai orang yang ada di barisan awal telah
menyeberang semua ke depan
f. Pemenang dilihat dari regu mana yang pertama kali menyelesaikan tugasnya
mempermudah dalam penyampaian materi kepada siswa kita. Berikut ini beberapa
penjas.
23
Tujuan :
Langkah-langkah :
Tujuan :
24
Langkah-langkah :
Tujuan :
Langkah-langkah :
25
4. Modifikasi Media Pembelajaran Senam
Banyak sarana pembelajaran senam yang bisa dimodifikasi oleh para guru
penjas agar sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan fasilitas yang ada
cara, misalnya dibuat dari karung goni yang berisikan jerami, serabut kelapa atau
ada, guru dapat memodifikasinya dengan menggunakan kayu atau papan. Untuk
ukurannya disesuaikan dengan kayu atau papan yang ada, misalnya panjang antara
sebagainya, tergantung dari guru tersebut harus berinovasi, kreatif, memiliki ide-
menyenangkan jauh dari kata bosan yang menyebabkan anak-anak terpacu dan
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap
merupakan satu mata ajar yang diberikan di suatu jenjang sekolah tertentu yang
aktivitas jasmani.
fasilitas yang ada disekolah tidak akan mencukupi dengan jumlah peserta didik,
bola, dan lain-lain. Hal yang dilakukan dengan cara menambah banyak atau
dalam berpartisipasi, siswa dapat melakukan pola gerak dasar secara benar, dan
27
Sekolah diyakini akan membantu proses pembelajaran yang lebih efektif dan
efisien.
B. Saran
sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara
sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani, serta anak didik akan merasa senang
disekeliling kita, oleh karena itu guru penjas harus lebih kreatif dan inovatif dalam
hal tersebut, contohnya: kotak kardus mie, galon air, paralon kertas yang biasa
28
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir Ateng. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud
29
Soepartono, (2000), Media Pembelajaran, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran
guru SLTP Setara D III.
30