Disusun Oleh :
NIM : 1183311024
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kelimpahan rahmat-Nya
sehingga rekayasa ide yang berjudul “Meningkatkan Perkembangan Gerak dan Keterampilan
Sosial Siswa dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga” ini dapat tersusun dengan baik. Tidak
lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak dan terutama Bapak Drs. Demmu
Karo-Karo, S.Pd. selaku dosen mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan Olahraga UNIMED
yang telah membimbing saya dalam memberikan materi dan tugas ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasa dalam rekayasa ide ini.
Akhir kata, saya berharap semoga rekayasa ide ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi para pembaca.
Lisbeth D. Siburian
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Memenuhi tugas mata kuliah dasar-dasar pendidikan olahraga
Meingkatkan perkembangan gerak dan keterampilan sosial siswa
Meningkatkan prestasi siswa di bidang olahraga.
1.3 Manfaat
Mampu berprestasi di keluarga, sekolah, dan lingkungan
Menambah dan memahami wawasan pembaca
4
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Uraian Permasalahan
Hingga saat ini, masih banyak hambatan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan di sekolah, terutama di Sekolah Dasar (SD). Salah satu penyebabnya
adalah bahwa mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan masih dipandang
sebelah mata oleh guru lain (guru kelas) karena mata pelajaran ini dianggap hanya sebagai mata
pelajaran selingan/pelengkap saja agar siswa tidak jenuh menerima pelajaran di kelas. Apalagi,
banyak di antara guru Sekolah Dasar masih berpandangan bahwa Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan dalam praktiknya tidak banyak melibatkan otak, sehingga hanya dengan berbekal
kekuatan otot saja pelajaran sudah dapat berjalan. Masih adanya stigma bahwa anak yang
prestasi Penjasnya bagus, pasti ia bodoh atau nilai rapotnya rendah untuk mata pelajaran lain.
Umumnya para guru kelas lupa bahwa Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan mempunyai
peran dan fungsi strategis dalam mengembangkan anak didik secara totalitas, bukan hanya
menyangkut aspek fisik tetapi juga perkembangan psikis dan keterampilan sosial. Artinya, bila
mata pelajaran ini ditekuni secara serius, tidak hanya memberi manfaat tubuh yang sehat dan
kuat, tetapi juga dapat dijadikan media untuk menunjukkan prestasi sekaligus pengembangan
bakat siswa.
5
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Metode Penelitian
Rekayasa ide ini menggunakan metode penelitian dengan melakukan pendekatan kuantitaif
dengan penyebaran angket (kuesioner) yaitu dengan menyebarkan angket berupa pertanyaan
terstruktur yang ditujukan kepada peserta didik. Dalam rekayasa ide ini juga berlandasan kepada
sumber bahan ajar mata kuliah Dasar-dasar Pendidikan Olahraga.
Langkah-langkah rekayasa ide ini adalah mengidentifikasi dan merumuskan masalah,
melakukan pencarian data-data dari kajian yang ada di setiap buku, menentukan rancangan dan
desain rekayasa ide, menentukan dan mengembangkan instrumen rekayasa ide, menentukan
subjek rekayasa ide, melakukan analisis data, merumuskan hasil rekayasa ide dan pembahasan,
baru dilakukan penyusunan laporan rekayasa ide. Tekhnik pengumpulan datanya dilakukan
observasi partisipan (participant observation).
6
BAB IV
PEMBAHASAN
Keterampilan sosial ini merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu
yang diperoleh dari proses belajar dan pengalaman individu itu sendiri, untuk menjalin
komunikasi dan berinteraksi dengan sesama dalam lingkungan sekitar. Penerapan
keterampilan sosial ini sendiri dalam pembelajaran PJOK di sekolah dasar, seperti
kekompakan antar siswa saat mempelajari permainan bola kecil dimana didalam permainan
bola kecil tersebut siswa dituntut untuk bekerjasama sesama tim dan mengatur strategi yang
bagus agar dapat mencetak skor yang baik.
Dari kuesioner yang telah saya sebarkan kepada responden dan juga observasi di lapangan,
saya mendapati bahwa perkembangan gerak siswa dan keterampilan sosial siswa dalam mata
pelajaran PJOK masih dalam rentang sedang. Hal ini terbukti dengan masih adanya sedikit
siswa yang masih kurang dalam interaksi dengan teman sebayanya saat praktek olahraga.
Kurang interaksi ini seperti siswa yang egois, mau menang sendiri bahkan berlaku kasar
terhadap teman sebayanya.
Menyikapi hal tersebut, saya memberikan solusi alternatif sebagai output dari rekayasa ide
ini seperti berikut.
7
didalamnya untuk lebih banyak bergerak aktif dan untuk lebih menumbuhkan
keterampilan sosial dengan lingkungan sekitar dan teman sebaya, dimana anak bisa
belajar arti kerjasama tim yang baik, belajar untuk lebih menerima sifat teman sebaya
yang berbeda dengan sifatnya.
3. Guru yang bersangkutan harus lebih ekstra dalam mengenali sifat psikologis siswa
Guru sebagai pendidik siswa di sekolah harus bisa mengenali dengan detail sifat psikis
ank didiknya. Guru harus pandai dalam bersikap kepada anak didiknya, seperti beda
perlakuan terhadap anak didik yang kurang intelektualnya dibandingkan perlakuan
terhadap anak didik yang memang unggul intelektualnya. Begitu juga terhadap anak
didik yang tidak begitu menyukai aktifitas bergerak (praktek PJOK), guru yang
bersangkutan bisa mencoba memotivasi anak didik tersebut agar mau ikut praktek atau
memberi tugas teori tambahan untuknya atau bisa juga dengan menugasi nya sesuai
dengan bakat dan minat yang dia miliki dalam mata pelajaran PJOK.
8
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan memiliki peran yang tidak kecil dalam
mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan sosial siswa yang secara langsung maupun
tidak langsung berpengaruh positif terhadap upaya peningkatan sumber daya menusia Indonesia
yang sehat, kuat, terampil, pantang menyerah, kerja keras dan memiliki kemampuan beradaptasi
dengan berbagai perubahan masa depan. Hal tersebut membuktikan bahwa Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan sangat berguna bagi anak.
5.2 Saran
Guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan harus mengupayakan
agar mata pelajaran ini dapat lebih optimal dalam berperan merangsang pertumbuhan dan
perkembangan siswa. Selain itu, guru mata pelajaran ini diharapkan dapat bekerja sama dengan
guru lain sehingga mata pelajarannya dapat didukung oleh guru kelas atau guru-guru pengampu
mata pelajaran lainnya di sekolah. Bila ini dapat dilakukan, tentu stigma terhadap mata pelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sebagai mata pelajaran pelengkap akan segera
berakhir.
9
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisna., Wawan (2008). “Pendidikan Jasmani, Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Didik”.
Nyiar Ilmu. http://www.infogue.com Waktu Akses, Jumat 15 Agustus 2008.
Khomsin. (2000). “Paradigma Baru Pendidikan Jasmani di Indonesia dalam Era Reformasi”
Makalah Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia. Hotel Indonesia, Jakarta 19 – 27
September 2000.
10