Anda di halaman 1dari 15

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Dosen ;
Dadang Budi H., M.pd.

Oleh ;
Muhammad Daffa’Ayyasy(230110321081)
Muhamad Elfasa Rasyid(230110321100)
Raka Shandy Adhitya Hidayat(230110321054)
Tyofanny Prasetia(230110321041)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS APRIL
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Dadang Budi H.,
M.pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Pembelajaran
Pendidikan Jasmani yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga
apa yang ditulis dapat bermanfaaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Sumedang, 20 Maret 2024

Kelompok 9
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN .......................................................................................
2.1 Konsep Dasar Pembelajaran Penjas.....................................................................
2.2 Karakteristik Pembelajaran Penjas.......................................................................
2.3 Sistematika Pembelajaran Penjas.........................................................................
2.4 Penggunaan Pendekatan ilmiah dalam Pembelajaran Penjas...............................
2.5 Keamanan dan Keselamatan dalam perjalanan Penjas .......................................
2.6 Pengayaan dan remedial Pembelajaran Penjas ....................................................
2.7 Penilaian Pendidikan jasmani dalam Pembelajaran Penjas..................................
BAB III : PENUTUP ...............................................................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem


pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan,
kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan
sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.
Di dalam intensifikasi penyelengaraan pendidikan sebagai suatu proses
pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan Pendidikan Jasmani
adalah sangat penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat
langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan
olahraga yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu
diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang
hayat.
Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan
keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai
(sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang
bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.
Dengan Pendidikan Jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang
erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan
yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat
dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru diharapkan mengajarkan
berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga,
internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan
pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam
kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual,
emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan
sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan
pengajaran.
1.2 Rumusan Masalah
Penulisan makalah kelompok saya ini meliputi ;
1. Konsep dasara pembelajaran penjas
2. Karakteristik pembelajaran penjas
3. Sistematika Pembelajaran penjas
4. Penggunaan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran penjas
5. Keamanan dan keselamatan dalam perjalanan penjas
6. Pengayaan dan remedial pembelajaran penjas
7. Penilaian pendidikan jasmani dalam pembelajaran penjas
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep dasar pembelajaran penjas


Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjas) memiliki peran yang
sangat penting dalam pengembangan fisik, mental, dan sosial siswa. Konsep dasar
dalam pembelajaran Penjas menjadi landasan yang membimbing proses pembelajaran
agar efektif dan menyeluruh. Makalah ini akan membahas beberapa konsep dasar
dalam pembelajaran Penjas beserta implementasinya dalam konteks pendidikan.
1. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan inti dari pembelajaran Penjas. Konsep ini menekankan
pentingnya melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan fisik sebagai bagian dari gaya
hidup sehat. Aktivitas fisik tidak hanya membantu menjaga kesehatan tubuh, tetapi
juga memiliki dampak positif terhadap kesejahteraan mental, kemampuan belajar, dan
interaksi sosial.
Implementasi: Guru Penjas dapat merancang program pembelajaran yang
menekankan partisipasi aktif siswa dalam aktivitas fisik, baik melalui olahraga,
permainan, atau latihan kebugaran. Diskusi tentang manfaat aktivitas fisik secara
teratur juga perlu diperkenalkan kepada siswa agar mereka memahami pentingnya
gaya hidup aktif.
2. Pengembangan Keterampilan Motorik
Pengembangan keterampilan motorik merupakan aspek penting dalam pembelajaran
Penjas. Konsep ini melibatkan pembelajaran dan pengembangan keterampilan motorik
dasar dan khusus yang penting dalam berbagai aktivitas fisik dan olahraga.
Implementasi: Guru Penjas dapat merancang rangkaian kegiatan yang
memungkinkan siswa untuk mempraktikkan dan meningkatkan keterampilan motorik
mereka. Latihan yang terstruktur dan berulang membantu siswa memperoleh keahlian
yang diperlukan dalam berbagai jenis olahraga dan aktivitas fisik.
3. Kesehatan dan Kesejahteraan
Konsep kesehatan dan kesejahteraan menyoroti pentingnya pemahaman tentang
kesehatan fisik dan mental serta upaya untuk memelihara dan meningkatkannya.
Implementasi: Guru Penjas dapat menyediakan informasi tentang pentingnya
makanan sehat, pola tidur yang baik, manajemen stres, dan kebiasaan hidup sehat
lainnya kepada siswa. Melalui pembelajaran ini, siswa dapat memahami betapa
pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan pikiran mereka.
4. Kerjasama dan Kompetisi
Pembelajaran Penjas juga menekankan pentingnya kerjasama dalam tim dan
kompetisi yang sehat. Konsep ini membantu siswa memahami nilai-nilai seperti
kejujuran, sportivitas, dan rasa tanggung jawab.
Implementasi: Guru Penjas dapat merancang kegiatan kelompok dan tim yang
mendorong kerjasama dan kompetisi yang sehat di antara siswa. Melalui partisipasi
dalam olahraga tim dan permainan kelompok, siswa belajar untuk bekerja sama,
berkomunikasi, dan menghargai kontribusi setiap individu.
5. Keterlibatan Aktif
Konsep keterlibatan aktif menekankan pentingnya partisipasi penuh siswa dalam
proses pembelajaran. Siswa didorong untuk aktif terlibat dalam aktivitas fisik, diskusi,
refleksi, dan penyelesaian masalah terkait dengan kesehatan dan aktivitas fisik.
Implementasi: Guru Penjas dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk secara aktif terlibat dalam setiap aspek pembelajaran.
Diskusi kelompok, simulasi situasi kehidupan nyata, dan latihan langsung merupakan
beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendorong keterlibatan aktif siswa.

2.2 Karakteristik pembelajaran penjas


Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjas) memiliki
karakteristik khusus yang membedakannya dari pembelajaran di bidang lain.
Karakteristik ini mencerminkan tujuan, pendekatan, dan metodologi pembelajaran
yang digunakan dalam konteks Penjas. Makalah ini akan menjelaskan karakteristik-
karakteristik kunci dari pembelajaran Penjas dan implikasinya dalam konteks
pendidikan.
1. Aktif, Dinamis, dan Praktis
Salah satu karakteristik utama pembelajaran Penjas adalah sifatnya yang aktif,
dinamis, dan praktis. Pembelajaran Penjas tidak hanya berfokus pada pengetahuan
teoritis, tetapi juga menekankan pengalaman langsung melalui aktivitas fisik dan
olahraga.
Implikasi: Guru Penjas perlu menciptakan lingkungan pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas fisik, permainan, dan
latihan. Melalui pengalaman praktis ini, siswa dapat memahami konsep-konsep
kesehatan dan kebugaran dengan cara yang konkret dan mudah dipahami.
2. Interdisipliner
Pembelajaran Penjas melibatkan berbagai disiplin ilmu, termasuk ilmu olahraga,
biomekanika, fisiologi, psikologi, dan nutrisi. Karakteristik interdisipliner ini
mencerminkan kompleksitas subjek Penjas dan pentingnya memahami hubungan
antara aktivitas fisik, kesehatan, dan kinerja olahraga.
Implikasi: Guru Penjas perlu mengintegrasikan berbagai konsep dan teori dari
berbagai disiplin ilmu dalam pembelajaran mereka. Ini dapat dilakukan melalui
penggunaan studi kasus, diskusi lintas disiplin, dan proyek kolaboratif yang
melibatkan berbagai aspek dari ilmu olahraga dan kesehatan.
3. Diferensiasi
Setiap siswa memiliki kebutuhan dan minat yang berbeda dalam pembelajaran Penjas.
Oleh karena itu, diferensiasi merupakan karakteristik penting dari pembelajaran
Penjas, di mana pendekatan dan strategi pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan
individu siswa.
Implikasi: Guru Penjas perlu memahami kebutuhan dan minat siswa mereka serta
merancang pembelajaran yang responsif terhadap keragaman tersebut. Ini dapat
dilakukan melalui penggunaan berbagai metode pengajaran, penilaian formatif, dan
pengaturan kelompok yang disesuaikan dengan tingkat keterampilan dan minat siswa.
2.3 Sistematika pembelajaran penjas
Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjas) memerlukan
pendekatan yang terstruktur dan sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Sistematika pembelajaran Penjas mencakup beberapa langkah yang terorganisir
untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran. Makalah ini
akan membahas sistematika pembelajaran Penjas dan penerapannya dalam konteks
pendidikan.

1. Identifikasi Tujuan Pembelajaran

Langkah pertama dalam sistematika pembelajaran Penjas adalah mengidentifikasi tujuan


pembelajaran yang jelas dan spesifik. Tujuan pembelajaran harus mencakup aspek-aspek
seperti keterampilan motorik, pemahaman konsep kesehatan, dan pengembangan karakter
siswa.

Implementasi: Guru Penjas perlu mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan tingkat perkembangan siswa mereka. Ini dapat dilakukan melalui analisis
kurikulum nasional atau lokal serta konsultasi dengan rekan sejawat.
2. Perencanaan Pembelajaran

Setelah tujuan pembelajaran ditetapkan, langkah berikutnya adalah merencanakan


pembelajaran secara terperinci. Ini mencakup pemilihan konten, strategi pembelajaran,
sumber daya, dan evaluasi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

Implementasi: Guru Penjas perlu merencanakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang


mencakup berbagai jenis aktivitas fisik, penjelasan konsep, diskusi, dan refleksi.
Pembelajaran juga harus dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan dan minat siswa.

3. Implementasi Pembelajaran

Setelah perencanaan selesai, langkah selanjutnya adalah melaksanakan pembelajaran sesuai


dengan rencana yang telah disusun. Guru perlu memfasilitasi aktivitas siswa, memberikan
arahan, memberikan umpan balik, dan memastikan bahwa pembelajaran berjalan dengan
lancar.

Implementasi: Guru Penjas perlu melibatkan siswa secara aktif dalam berbagai aktivitas
fisik dan kognitif. Mereka juga perlu mengelola waktu dengan efektif, memberikan arahan
yang jelas, dan memfasilitasi diskusi yang bermakna.

4. Evaluasi Pembelajaran

Langkah terakhir dalam sistematika pembelajaran Penjas adalah evaluasi pembelajaran untuk
mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dan mengidentifikasi area-area yang perlu
ditingkatkan. Evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif.

Implementasi: Guru Penjas perlu menggunakan berbagai metode evaluasi, termasuk


pengamatan langsung, penugasan tertulis, tes keterampilan, dan refleksi diri. Hasil evaluasi
ini dapat digunakan untuk memberikan umpan balik kepada siswa dan meningkatkan
pembelajaran di masa depan.

2.4 Penggunaan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran penjas

Pendekatan ilmiah memiliki peran penting dalam pembelajaran Penjas, karena


membantu siswa memahami konsep-konsep kesehatan, aktivitas fisik, dan prestasi
olahraga secara lebih mendalam dan terinformasi. Dalam makalah ini, akan dibahas
penggunaan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran Penjas serta implikasinya dalam
konteks pendidikan.
1. Pemahaman Konsep Melalui Observasi dan Eksperimen
Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran Penjas melibatkan pemahaman konsep-konsep
kesehatan dan aktivitas fisik melalui observasi dan eksperimen. Siswa diberi
kesempatan untuk mengamati fenomena fisik, seperti gerakan tubuh atau interaksi
antarindividu, dan melakukan eksperimen untuk memahami prinsip-prinsip di
baliknya.
Implementasi: Guru Penjas dapat merancang kegiatan praktikum atau demonstrasi
langsung di mana siswa dapat mengamati dan mempraktikkan konsep-konsep fisik
dan olahraga. Misalnya, siswa dapat melakukan eksperimen untuk memahami efek
latihan fisik terhadap denyut jantung atau pernapasan.

2. Penggunaan Data dan Bukti Ilmiah


Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran Penjas juga melibatkan penggunaan data dan
bukti ilmiah untuk mendukung pembelajaran. Siswa diajarkan untuk menganalisis
data, mengevaluasi bukti ilmiah, dan membuat kesimpulan berdasarkan informasi
yang ada.
Implementasi: Guru Penjas dapat menyajikan studi kasus, penelitian terbaru, atau
data statistik tentang isu-isu kesehatan dan olahraga yang relevan. Siswa kemudian
dapat menganalisis data tersebut, menarik kesimpulan, dan membuat rekomendasi
berdasarkan temuan mereka.
3. Proses Penemuan dan Pemecahan Masalah
Pendekatan ilmiah juga mendorong siswa untuk melakukan proses penemuan dan
pemecahan masalah dalam konteks Penjas. Siswa diberi kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan, merancang eksperimen atau latihan, dan mencari solusi untuk
masalah-masalah yang relevan dengan kesehatan dan aktivitas fisik.
Implementasi: Guru Penjas dapat memberikan tantangan atau masalah yang
melibatkan situasi nyata yang harus diselesaikan oleh siswa. Siswa kemudian bekerja
secara mandiri atau dalam kelompok untuk merumuskan strategi, menguji hipotesis,
dan mencari solusi yang efektif.
2.5 Keamanan dan keselamatan dalam perjalanan penjas
Keamanan dan keselamatan merupakan aspek yang sangat penting dalam
setiap aktivitas fisik dan olahraga, termasuk dalam perjalanan pembelajaran Penjas.
Dalam makalah ini, akan dibahas pentingnya keamanan dan keselamatan dalam
perjalanan Penjas, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk memastikan
keamanan siswa selama kegiatan pembelajaran di lapangan, di luar ruangan, dan di
tempat-tempat lain.
1. Pemahaman Risiko dan Bahaya
Langkah pertama dalam memastikan keamanan dan keselamatan dalam perjalanan
Penjas adalah pemahaman yang baik tentang risiko dan bahaya yang mungkin
dihadapi oleh siswa. Guru Penjas perlu mengidentifikasi potensi risiko dan bahaya
yang terkait dengan aktivitas fisik dan lingkungan di mana kegiatan pembelajaran
berlangsung.
Implementasi: Guru Penjas dapat melakukan evaluasi risiko sebelum setiap kegiatan
atau perjalanan, mengidentifikasi bahaya potensial seperti medan yang tidak rata,
cuaca buruk, atau kondisi kesehatan siswa yang memerlukan perhatian khusus.
2. Perencanaan Kegiatan dan Pemilihan Lokasi yang Aman
Setelah risiko dan bahaya diidentifikasi, langkah berikutnya adalah merencanakan
kegiatan dan memilih lokasi yang aman untuk pembelajaran Penjas. Guru Penjas perlu
memilih lokasi yang sesuai dengan tingkat keterampilan dan kebutuhan fisik siswa,
serta menyediakan fasilitas dan perlengkapan yang memadai.
Implementasi: Guru Penjas dapat melakukan survei lokasi sebelumnya untuk
memastikan keamanan dan kelayakan tempat tersebut untuk kegiatan pembelajaran.
Mereka juga perlu memastikan bahwa fasilitas dan perlengkapan keselamatan seperti
helm, pelindung lutut, atau peralatan penyelamatan air tersedia jika diperlukan.
3. Penyediaan Instruksi dan Pengawasan yang Cukup
Selama kegiatan pembelajaran di luar ruangan atau perjalanan, instruksi yang jelas
dan pengawasan yang cukup sangat penting untuk memastikan keamanan dan
keselamatan siswa. Guru Penjas perlu memberikan arahan yang jelas tentang teknik
dan prosedur yang aman, serta memastikan bahwa siswa dipantau dengan cermat
selama kegiatan berlangsung.
Implementasi: Guru Penjas dapat memberikan demonstrasi tentang teknik yang aman
untuk melakukan aktivitas fisik atau olahraga tertentu, serta memberikan arahan
tentang tindakan darurat yang harus diambil jika terjadi kecelakaan atau cedera.
4. Evaluasi Pasca-Perjalanan
Setelah kegiatan pembelajaran di luar ruangan atau perjalanan selesai, evaluasi pasca-
perjalanan perlu dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan langkah-langkah
keamanan yang telah diambil dan mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan
di masa depan.
Implementasi: Guru Penjas dapat melakukan sesi refleksi bersama dengan siswa dan
staf lain yang terlibat untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran tersebut. Mereka
juga dapat mengumpulkan umpan balik dari siswa dan orang tua tentang pengalaman
mereka selama perjalanan.
2.6 Pengayaan dan remedial pembelajaran penjas
Pengayaan dan remedial adalah dua strategi yang penting dalam pembelajaran
Penjas untuk mendukung siswa dalam mencapai potensi maksimal mereka.
Pengayaan digunakan untuk menantang siswa yang telah mencapai pemahaman yang
mendalam, sedangkan remedial digunakan untuk membantu siswa yang memerlukan
dukungan tambahan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Dalam makalah
ini, akan dibahas pentingnya pengayaan dan remedial dalam pembelajaran Penjas
serta strategi implementasinya.
1. Pengayaan dalam Pembelajaran Penjas
Pengayaan merupakan strategi yang digunakan untuk menantang dan memberi
kesempatan kepada siswa yang telah mencapai pemahaman yang mendalam untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman mereka lebih lanjut.
Implementasi: Guru Penjas dapat menyediakan kegiatan atau proyek tambahan yang
menantang bagi siswa yang telah menunjukkan kemajuan atau minat yang lebih tinggi
dalam topik tertentu. Contohnya, menyediakan proyek penelitian tentang topik
olahraga atau kesehatan yang menarik bagi siswa yang ingin mengeksplorasi lebih
dalam.
2. Remedial dalam Pembelajaran Penjas
Remedial adalah strategi yang digunakan untuk memberikan dukungan tambahan
kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ini
dapat berupa tutor tambahan, pemberian ulangan, atau penjelasan kembali materi yang
sulit dipahami.
Implementasi: Guru Penjas dapat mengidentifikasi siswa yang memerlukan bantuan
tambahan melalui evaluasi formatif atau observasi kinerja. Mereka kemudian dapat
merancang aktivitas atau latihan tambahan yang sesuai dengan tingkat pemahaman
dan keterampilan siswa tersebut.
3. Individualisasi Pembelajaran
Pengayaan dan remedial dalam pembelajaran Penjas juga dapat dilakukan dengan cara
individualisasi pembelajaran. Pendekatan ini memungkinkan guru untuk
menyesuaikan materi, strategi, dan evaluasi sesuai dengan kebutuhan dan minat
individual siswa.
Implementasi: Guru Penjas dapat menggunakan diferensiasi instruksional dengan
menyediakan materi tambahan atau modifikasi tugas untuk siswa yang memerlukan
tantangan ekstra atau bantuan tambahan. Ini memastikan bahwa setiap siswa dapat
belajar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka.
4. Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan
Pengayaan dan remedial dalam pembelajaran Penjas memerlukan monitoring dan
evaluasi yang berkelanjutan untuk memastikan efektivitasnya. Guru perlu terus
memantau kemajuan siswa, mengevaluasi efektivitas strategi yang digunakan, dan
menyesuaikan pendekatan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Implementasi: Guru Penjas dapat menggunakan berbagai alat evaluasi, seperti tes,
pengamatan, atau portofolio siswa, untuk memantau kemajuan siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Ini memungkinkan guru untuk mengidentifikasi siswa yang
memerlukan bantuan tambahan atau tantangan ekstra.
2.7 Penilaian Pendidikan jasmani dalam pembelajaran penjas
Penilaian merupakan bagian integral dari pembelajaran Penjas yang membantu
guru untuk mengevaluasi kemajuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dan
memberikan umpan balik yang konstruktif untuk mendukung perkembangan mereka.
Dalam makalah ini, akan dibahas tentang pentingnya penilaian dalam pembelajaran
Penjas serta strategi dan prinsip yang dapat diterapkan dalam proses penilaian
tersebut.

1. Tujuan Penilaian
Tujuan utama dari penilaian dalam pembelajaran Penjas adalah untuk mengukur
kemajuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Selain
itu, penilaian juga dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang kekuatan dan
kelemahan siswa, serta memberikan umpan balik yang berguna untuk perbaikan dan
pengembangan selanjutnya.
2. Bentuk Penilaian
Penilaian dalam pembelajaran Penjas dapat berupa berbagai bentuk, termasuk
penilaian formatif dan sumatif. Penilaian formatif dilakukan secara berkelanjutan
selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik kepada siswa tentang
kemajuan mereka dan membantu guru dalam menyesuaikan instruksi. Sementara itu,
penilaian sumatif dilakukan pada akhir periode pembelajaran untuk mengevaluasi
pencapaian siswa secara keseluruhan.
3. Prinsip Penilaian yang Efektif
Beberapa prinsip penting dalam penilaian dalam pembelajaran Penjas meliputi
kejelasan tujuan penilaian, konsistensi dalam penilaian, keadilan, objektivitas, dan
validitas. Penilaian yang baik harus memberikan gambaran yang akurat tentang
kemajuan siswa dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
4. Penggunaan Teknologi dalam Penilaian
Penggunaan teknologi juga dapat memperkaya proses penilaian dalam pembelajaran
Penjas. Berbagai alat dan aplikasi teknologi, seperti sensor gerakan, perangkat lunak
pemantauan kinerja, dan platform pembelajaran daring, dapat digunakan untuk
mengumpulkan data yang akurat dan memberikan umpan balik yang lebih terperinci
kepada siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pada kesimpulan ini, penting untuk merekapitulasi pentingnya perencanaan


dalam pembelajaran Penjas. Perencanaan yang baik memungkinkan guru Penjas
untuk mengembangkan pengalaman pembelajaran yang efektif dan berarti bagi siswa
mereka. Dengan merencanakan dengan cermat, guru dapat memastikan bahwa
tujuan pembelajaran dipahami dengan jelas, metode pembelajaran yang tepat
dipilih, dan evaluasi yang sesuai dilakukan untuk mengukur pencapaian siswa. Hal ini
memberikan dasar yang kuat untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan
dalam bidang fisik, kesehatan, dan kesejahteraan.
Kesimpulan ini juga menekankan pentingnya fleksibilitas dalam perencanaan, karena
situasi dan kebutuhan siswa dapat berubah dari waktu ke waktu. Guru Penjas perlu
siap untuk menyesuaikan rencana pembelajaran mereka sesuai dengan respons siswa
dan perkembangan dalam pembelajaran mereka. Ini memastikan bahwa setiap siswa
mendapatkan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuannya.
Dengan demikian, perencanaan pembelajaran Penjas bukan hanya tentang membuat
rencana, tetapi juga tentang memahami konteks siswa, memilih strategi pembelajaran
yang tepat, dan terus menerus mengevaluasi dan menyempurnakan pendekatan
pembelajaran. Dengan pendekatan ini, guru Penjas dapat menciptakan lingkungan
pembelajaran yang mendukung dan mendorong perkembangan fisik, kesehatan, dan
kesejahteraan siswa mereka.

Referensi:
Totten, W. (2017). Planning, implementing, and evaluating health promotion
programs: A primer (7th ed.). Benjamin Cummings.
Fletcher, A., & Neale, A. (2018). Planning and enabling learning in the lifelong
learning sector (5th ed.). Sage Publications.

DAFTAR PUSTAKA

Graham, G., Holt/Hale, S. A., & Parker, M. (2017). Children moving: A


reflective approach to teaching physical education. McGraw-Hill Education.
Morgan, K., Kingston, K., & Sproule, J. (2019). Physical education for
learning: A guide for secondary schools (3rd ed.). Taylor & Francis.
Ward, P. (2018). Equity and inclusion in physical education and sport. Taylor
& Francis.
Metzler, M. W. (2017). Instructional models for physical education. Routledge.
Kilgore, S. B., & Hebert, E. P. (2018). Individualizing physical education: The
Individualized Education Program-Physical Education. Journal of Physical
Education, Recreation & Dance, 89(1), 22-27. DOI:
10.1080/07303084.2017.1391389
Peterson, T. (2019). Assessment in physical education. In P. A. Klavora (Ed.),
Encyclopedia of physical education (pp. 1-7). DOI: 10.1007/978-3-319-61132-
1_95-1
Silverman, S., & Castelli, D. M. (2016). Assessment in physical education. In
P. R. Ward (Ed.), Oxford Research Encyclopedia of Education. DOI:
10.1093/acrefore/9780190264093.013.56
Graham, G., & Holt/Hale, S. A. (2016). Assessment in physical education. In
D. Kirk, D. Macdonald, & M. O’Sullivan (Eds.), The Handbook of Physical
Education (pp. 270-289). DOI: 10.4135/9781446288071.n22

Anda mungkin juga menyukai