Anda di halaman 1dari 14

KEBIJAKAN PAUD HOLISTIK INTEGRTIF DI SATUAN PAUD

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah:
Pembelajaran Holistik Integratif
Dosen Pengampu:
Reiska Primanisa, M.Pd

Disusun oleh:
Semester 5/PIAUD Kelas D
Kelompok 7
1. Desta Ariyani Safitri 2011070182
2. Nopriyanti 2011070213
3. Restu Apriliani 2011070184
4. Tri Hartati 2011070143

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN INTAN
YOGYAKARTA
2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kebijakan PAUD Holistik Integratif di
Satuan PAUD”. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada baginda tercinta yaitu Nabi
Muhammad saw yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pengembangan
Fisik Motorik AUD, Bunda Reiska Primanisa, M. Pd yang telah membimbing penulis dalam
pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kesalahan serta
kekurangan, untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan
pada makalah ini. semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Demikian, Terimakasih. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bandar Lampung, 05 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................5
1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 Pengertian PAUD Holistik Integratif.................................................................................................6
2.2 Prinsip dan Tujuan Penyelenggaraan PAUD Holistik Integratif........................................................7
2.3 Target dan Sasaran Penyelenggaraan PAUD Holistik Integratif........................................................9
2.4 Urgensi PAUD Holistik Integratif dalam Satuan PAUD...................................................................9
2.5 Penerapan Layanan PAUD Holistik Integratif dalam Satuan PAUD...............................................10
BAB III......................................................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................13
3.2 Saran................................................................................................................................................13
BAB IV.....................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hakekat pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia


seutuhnya, karena kualitas SDM sangat menentukan kemajuan bangsa. Kualitas sumber daya
manusia telah menjadi indikator utama dalam mengukur serta menggambarkan kemajuan suatu
bangsa. Atas dasar itu, setiap negara telah menempatkan pembangunan sumber daya manusia
sebagai isu, program dan strategi pembangunan yang utama, termasuk negara Indonesia.

Kualitas SDM dapat terwujud bila dimulai sejak usia dini yaitu dengan memenuhi
kebutuhan yang esensial bagi anak. Periode lima tahun pertama dalam kehidupan anak
merupakan masa emas (golden period) atau jendela kesempatan (window opportunity) dalam
memahami perkembangan dasar seorang anak. Kualitas perkembangan anak akan menentukan
kualitas sosial, emosional, kemampuan belajar, kesehatan fisik, mental, dan perilaku sepanjang
hidupnya. Oleh karena itu, masa emas (golden period) harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya
(Alimoeso, 2013).

Pemenuhan kebutuhan PAUD holistik integratif adalah pemenuhan hak tumbuh kembang
anak usia dini sebagai upaya peningkatan kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan, perlindungan,
kesejahteraan, dan rangsangan pendidikan yang dilakukan secara simultan, sistematis,
menyeluruh, terintegrasi, dan berkesinambungan (Perpres No 60 Tahun 2003). Pemenuhan
kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan anak secara holistic integrative sangat menentukan
kualitas kesehatan, kecerdasan, dan kematangan sosial di tahap berikutnya,

Layanan stimulasi holistik mencakup layanan pendidikan, kesehatan, gizi, perawatan,


pengasuhan, perlindungan dan kesejahteraan menjadi kebijakan pengembangan anak usia dini
dengan melibatkan pihak terkait baik instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, organisasi
profesi, tokoh masyarakat, dan orang tua. Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif
(PAUD HI) direncanakan secara sistematis dan diterapkan secara sistemik di Satuan PAUD
(TK/KB/TPA/SPS) untuk mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak secara optimal agar
kelak menjadi anak yang berkualitas dan berdaya saing di masa depan.

Tujuan pemenuhan tumbuh kembang anak usia dini yang dilakukan secara holistik
integrative yaitu sebagai upaya pengembangan anak usia dini untuk memenuhi kebutuhan
esensial anak yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan terintegrasi. Selain
itu, pemenuhan tumbuh kembang anak usia dini dilakukan secara holistik integratif dengan
harapan anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan tahapan

4
perkembangan dan potensi yang dimilikinya untuk menjadi manusia yang berkualitas (Laila,
2013). Pembahasan tentang pendidikan anak usia dini secara holistik integrative perlu segera
dimulai agar tercapainya pendidikan anak usia dini secara utuh dan menyeluruh.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud PAUD Holistik Integratif?
2. Apa saja prinsip, peran, dan tujuan dari penyelenggaraan PAUD Holistik
Integratif?
3. Apa saja yang menjadi sasaran, dan ruang lingkup dari PAUD Holistik Integratif?
4. Seberapa penting PAUD Holistik Integratif dalam satuan PAUD?
5. Bagaimana penerapan layanan PAUD Holistik Integratif dalam satuan PAUD?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui hakikat dari PAUD Holistik Integratif.
2. Untuk mengetahui prinsip, peran, dan tujuan dari penyelenggaraan PAUD
Holistik Integratif.
3. Untuk mengetahui sasaran, dan ruang lingkup dari PAUD Holistik Integratif.
4. Untuk mengetahui pentingnya PAUD Holistik Integratif dalam satuan PAUD.
5. Untuk mengetahui layanan-layanan yang diberikan dalam PAUD Holistik
Integratif dalam satuan PAUD.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PAUD Holistik Integratif


Pendidikan bagi anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak dari sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (6 tahun) yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, Huliyah (Sugian et al., 2021).
Pendidikan pada tahap ini difokuskan pada pengembangan 6 aspek perkembangan
anak usia dini yaitu nilai agama dan moral, fisik motoric, social emosional, Bahasa,
kognitif, dan seni. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan dari Anak Usia Dini
tersebut maka penyelenggaraan pendidikan bagi Anak Usia Dini hendaknya disesuaikan
dengan tahap-tahap perkembangan yang akan dilalui oleh Anak Usia Dini.
Upaya PAUD bukan hanya semata dari sisi pendidikan saja, tetapi juga termasuk
upaya pemberian gizi, memperhatikan kesehatan, perawatan, pengasuhan dan
perlindungan pada anak usia dini sehingga dalam pelaksanaan PAUD dilakukan secara
terpadu dan komprehensif. Pendidikan anak usia dini memiliki peran yang sangat penting
dalam pengembangan sumber daya manusia kedepannya. Pendidikan anak usia dini
merupakan peletak dasar bagi perkembangan anak selanjutnya (Suarta et al., 2018).
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan
menyelenggarakan PAUD Holistik Integratif (HI). Dalam Perpres No. 60/2013 Pasal 1
Butir 2 dijelaskan bahwa pengembangan anak usia dini secara holistik dan integratif
adalah upaya pengembangan bagi anak usia dini yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling berkait secara simultan, sistimatis, dan
terintegrasi (Hajati, 2018).
Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 yang membahas tentang PAUD
Holistik Integratif, dimana sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam menjamin
terpenuHolistik Integratifnya hak tumbuh kembang anak dalam hal pendidikan,
kesehatan, gizi, serta perawatan, pengasuhan, serta perlindungan dan kesejahteraan anak.
(Suprapto, 2020). Holistik mengandung arti bahwa penanganan anak usia dini secara utuh
(menyeluruh) yang mencakup layanan berupa pemberian gizi dan kesehatan, pendidikan
dan pengasuhan, serta perlindungan, untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan
anak usia dini. Sedang Integratif/Terpadu artinya adalah penanganan anak usia dini
dilakukan secara terpadu oleh berbagai pemangku kepentingan di tingkat masyarakat,
pemerintah daerah, serta pusat.
Dapat disimpulkan bahwa PAUD Holistik Integratif itu sendiri adalah
penanganan anak usia dini secara utuh (menyeluruh) yang mencakup layanan gizi dan

6
kesehatan, pendidikan dan pengasuhan, serta perlindungan, untuk mengoptimalkan
semua aspek perkembangan anak usia dini yang tentunya dilakukan secara terpadu oleh
berbagai pemangku kepentingan baik di tingkat masyarakat, pemerintah daerah, maupun
pusat.
Pelaksanaan PAUD Holistik Integratif hendaknya dilakukan secara simultan,
sistematis, menyeluruh, terintegrasi dan berkesinambungan untuk mendukung tumbuh
kembang anak yang optimal demi mewujudkan anak yang sehat, cerdas, dan berkarakter
sebagai generasi masa depan yang berkualitas dan kompetitif. Penyelenggaran
Pendidikan Anak Usia Dini secara Holistik Integratif penting untuk di kaji karena akan
memunculkan komunikasi yang baik antara orang tua dengan sekolah, orang tua satu
dengan orang tua yang lainnya, dan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan
orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak (Laila, 2013). Di sisi lain, desain
penyelenggaran holistic integratif yang diterapkan di Paud dengan bina keluarga balita
dan Posyandu juga sangat efektif dibandingkan dengan pelayanan yang hanya dilakukan
oleh posyandu atau bina keluarga balita secara mandiri. Hal ini dapat dilihat dari
ketertarikan orang tua untuk datang ke Pos Paud yang terintegrasi dengan posyandu dan
bina keluarga balita untuk mengetahui tentang pelayanan anak usia dini (Sabarini,
Zahraini, & Dewi, 2013).

2.2 Prinsip dan Tujuan Penyelenggaraan PAUD Holistik Integratif


Prinsip Penyelenggaraan PAUD Holistik Integratif, terdiri dari:
1) Proses pembelajaran dilaksanakan dengan memperhatikan:
a) Dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan bagi anak.
b) Dilaksanakan melalui kegiatan bermain yang merangsang anak untuk
aktif, kreatif, dan eksploratif.
c) Berfokus pada anak secara individu sesuai dengan minat, potensi, dan
tahap perkembangan yang dicapai.
d) Mendorong terjadinya interaksi di antara anak dengan anak lainnya, anak
dengan orang dewasa, dan anak dengan lingkungannya dalam suasana
yang alami.
e) Membantu anak agar mandiri, berdisiplin, mampu bersosialisasi, dan
memiliki ketrampilan dasar yang mendukung perkembangan anak
berikutnya.
f) Proses pembelajaran dilaksanakan secara bertahap sesuai kelompok usia,
berulang, konsisten dan berkesinambungan sehingga memiliki
kebermaknaan bagi anak.

2) Setiap Lembaga PAUD Holistik Integratif berkewajiban:


a) Menampung anak-anak berkebutuhan khusus.

7
b) Memberikan layanan gizi dan kesehatan dasar kepada anak dan/atau
mengintegrasikan layanan PAUD dengan layanan gizi dan kesehatan
dasar anak, perawatan dan pengasuhan yang diselenggarakan pihak lain.
c) Menyelenggarakan penyuluhan bagi para orang tua dan keluarga tentang
gizi dan praktek kesehatan yang baik.
d) Secara bergotong royong penyelenggaraan satuan PAUD bersama orang
tua dan masyarakat dalam penyediaan makanan tambahan (bergizi) dan
kebutuhan suplemen (vitamin) yang dibutuhkan anak.
e) Melibatkan lembaga/organisasi dan pemangku kepentingan yang terkait
dengan pelayanan pendidikan, pengasuhan, kesehatan-gizi, perawatan dan
perlindungan bagi anak usia dini.

Tujuan umum PAUD Holistik Integratif yaitu memperluas dan meningkatkan akses dan
mutu layanan PAUD bagi anak usia dini (0-6 tahun) melalui berbagai program PAUD (TK, KB,
TPA, SPS) yang diselenggarakan secara terpadu, holistik dan integratif dengan melibatkan
pemangku kepentingan yang terkait dengan layanan pendidikan, kesehatan gizi, pengasuhan dan
perlindungan bagi anak usia dini di lembaga-lembaga layanan PAUD.

Sedangkan, tujuan khusus PAUD Holistik Integratif, yaitu:


1) Meningkatkan kualitas layanan bagi anak usia dini di lembaga PAUD melalui
pelayanan pendidikan, kesehatan-gizi, pengasuhan dan perlindungan bagi anak
usia dini.
2) Meningkatkan kesadaran, partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelayanan
bagi anak usia dini (pendidikan, kesehatan-gizi, pengasuhan dan perlindungan
bagi anak usia dini) di lembaga-lembaga PAUD.
3) Meningkatkan koordinasi, integrasi dan sinergitas dari pemangku kepentingan
dalam pembinaan program PAUD Holistik dan Integratif.

Dapat disimpulkan, tujuan pemenuhan tumbuh kembang anak usia dini yang dilakukan
secara holistik integratif yaitu sebagai upaya pengembangan anak usia dini untuk memenuhi
kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan
terintegrasi. Selain itu, pemenuhan tumbuh kembang anak usia dini dilakukan secara holistik
integratif dengan harapan anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
tahapan perkembangan dan potensi yang dimilikinya untuk menjadi manusia yang berkualitas
(Laila, 2013). Lebih lanjut menurut Laila (2013) penyelenggaraan program PAUD holistik
integrative yang akan dilaksanakan, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran orang tua sebagai
pendidik yang pertama dan utama bagi anak di dalam keluarga, serta bertambahnya pengetahuan,
sikap, keterampilan orang tua dalam melakukan perawatan, perlindungan, pengasuhan, dan
pendidikan anak usia.

8
2.3 Target dan Sasaran Penyelenggaraan PAUD Holistik Integratif
Target dan sasaran Program PAUD Holistik Integratif adalah :
1) Memberikan layanan pendidikan secara holistik integratif melalui program
layanan pendidikan, kesehatan-gizi, pengasuhan dan perlindungan kepada anak
usia dini di lembaga PAUD.
2) Mengembangkan program layanan bagi lembaga-lembaga PAUD lainnya untuk
bersama-sama turut mendukung program pemerintah sesuai Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik Integratif.
3) Organisasi Mitra PAUD utamanya HIMPAUDI dan IGTKI yang ingin
mengembangkan, menyelenggarakan dan/atau melakukan pembinaan terhadap
program PAUD Terpadu Holistik Integratif.

2.4 Urgensi PAUD Holistik Integratif dalam Satuan PAUD


Pentingnya PAUD Holistik integratif adalah agar terwujud keterpaduan dari
berbagai aspek yang akan membentuk anak usia dini yang utuh, yaitu aspek:
a) Aspek pendidikan
Pendidikan yang bermutu dapat mengembangkan semua lingkup
perkembangan anak (nilai-nilai agama dan moral, sosial-emosional, motorik kasar
dan motorik halus, kognitif, dan bahasa), namun jika pendidikan yang diberikan
tidak bermutu, maka semua lingkup perkembangan anak juga tidak bisa
berkembang secara optimal.

b) Aspek kesehatan dan gizi


Jika kesehatan dan gizi anak rendah, maka akan berdampak kepada
rendahnya kognisi anak, karena perkembangan kognisi anak sangat dipengaruhi
oleh kesehatan dan gizi. Hal ini seiring dengan hasil penelitian Ernesto Pollitt dkk
tahun 1993 menyatakan bahwa pemberian makanan sehat dan bergizi, akan
mempengaruhi perkembangan kognisi anak.

c) Aspek pengasuhan
Jika pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anak tepat, maka akan
berpengaruh secara positif terhadap perkembangan sosialemosional anak,
mengingat bahwa orangtua adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anak.
Sebagaimana pernyataan Sigmund Freud “pengalaman di lima tahun pertama
kehidupan seseorang sesungguhnya menentukan kesehatan jiwa & kemampuan
menyesuaikan diri dalam kehidupannya kemudian”.

d) Deteksi dini dan tumbuh kembang,

9
Masalah deteksi dini tumbuh kembang anak, juga memegang peran sangat
penting, karena jika anak-anak mengalami penyimpanganpertumbuhan dan
perkembangan, namun tidak terdeteksi sedini mungkin, maka sulit untuk
diintervensi yang akhirnya akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan
anak.

e) Aspek perlindungan
Apabila masyarakat (lingkungan), terutama orang tua dan pendidik PAUD
mengetahui dan memahami tentang perlindungan anak, maka akan berdampak
pada pola pikir, sikap dan perlakuan positif terhadap anak. Mereka akan bersikap
dan berperilaku menghargai, memotivasi, berpihak, dan memenuhi hak-hak anak.
Sebaliknya jika tidak memahami mereka cenderung merendahkan, kurang
berpihak, dan kurang menghargai anak. Bahkan boleh jadi mereka melakukan
tindak kekerasan, mengeksploitir, dan tidak melindungi (membiarkan) anak. Jika
hal ini terjadi, maka perkembangan anak pasti akan terganggu. Berdasarkan teori
ekologinya menyatakan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh lingkungan
dimana mereka tinggal. Mulai dari lingkungan yang terdekat (mikro sistem)
sampai dengan lingkungan yang terjauh (makro sistem). Keholistikan Peran
Lembaga adalah terjalinnya hubungan yang harmonis antar lembaga terkait,
sehingga memperkecil rasa ego sektoral.

2.5 Penerapan Layanan PAUD Holistik Integratif dalam Satuan PAUD


Dalam juknis penyelenggaraan PAUD Holistik ada 5 (lima) aspek layanan
program PAUD HI di satuan PAUD, antara lain :
1) Layanan Pendidikan
Pendidikan merupakan layanan dasar yang diselenggarakan di satuan
PAUD untuk mengembangkan berbagai potensi anak yang mencakup 6 (aspek)
perkembangan (agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial
emosional dan seni). Pendidikan merupakan salah satu program utama selain
program-program lainnya bagi satuan pendidikan. Komponen yang paling
berperan dalam penyelenggaraan pendidikan adalah pendidik atau guru. Guru
(pendidik) memberikan pendampingan kepada peserta didik sesuai
kompetensinya dan proses pembelajarannya dilaksanakan dengan menggunakan
prinsip-prinsip pembelajaran PAUD.
Penyelenggaraan pendidikan akan dapat memperoleh hasil optimal bila
dilaksanakan secara bersinergi dengan melibatkan berbagai unsur terkait lainnya
seperti kesehatan dan gizi, pengasuhan dan perlindungan. Dalam bahasa yang
sederhana dapat dikatakan bahwa anak-anak peserta didik tidak mungkin dapat
belajar dengan baik bila mereka berada dalam derajat kesehatan yang rendah. Dan

10
derajat kesehatan seorang anak sangat dipengaruhi oleh adanya asupan gizi yang
seimbang.
Di sisi lain perkembangan mental para peserta didik sangat dipengaruhi
oleh tingkat kompetensi dan profesionalisme pendidiknya. Inilah filosofi program
PAUD holistik integratif yang sampai sekarang masih banyak anggota masyarakat
yang belum memahaminya. Mutu layanan PAUD yang baik dapat dilihat dari
seberapa jauh satuan pendidikan dapat mengkoordinasikan pelaksanaan unsur-
unsur yang mendukung pendidikan tersebut secara simultan seperti kesehatan,
gizi, psikologi serta pendidikan itu sendiri.

2) Layanan Kesehatan, Gizi dan Perawatan


Layanan kesehatan, gizi dan perawatan dapat diwujudkan dalam berbagai
bentuk kegiatan rutin dalam satuan pendidikan, misalnya pemeriksaan kesehatan
anak secara terjadwal, pengukuran berat dan tinggi badan, pengukuran lingkar
kepala, pemeriksaan kesehatan gigi serta pemberian makanan tambahan. Program
ini bisa dilaksanakan dengan melakukan kerjasama dengan instansi teknis terkait
secara berkelanjutan (Puskesmas, Dinas kesehatan) yang diujudkan dalam bentuk
MOU.

3) Layanan Pengasuhan terintegrasi dengan Program Parenting


Dalam layanan pengasuhan di satuan PAUD dapat bekerja sama dengan
orang tua melalui program parenting yang dapat diisi dengan berbagai kegiatan
atau program seperti :
a. KPO (kelompok pertemuan orang tua) seperti penyuluhan, diskusi,
seminar tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, pengenalan
makanan lokal yang sehat, pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), pencegahan penyakit menular, penggunaan garam beryodium dan
lain-lain.
b. Keterlibatan orang tua di klas dalam proses pendampingan anak misalnya
membantu guru menata lingkungan bermain sesuai sentra, menyiapkan
APE serta membuat media pembelajaran dengan bahan-bahan bekas.
c. Keterlibatan orang tua dalam menyediakan program makanan anak-anak
dengan pemenuhan gizi seimbang sesuai rekomendasi ahli gizi.
d. Mengambil langkah dengan tepat bila ada anak anak mengalami gangguan
kesehatan/pencernaan saat anak-anak sedang dalam proses pendampingan
di klas (Guru harus pertama yang mengambil tindakan dengan mengajak
anak misalnya ke UKS atau ke toilet/toilet training).
e. Keterlibatan orang tua di luar kelas misalnya menjadi panitia dalam even-
even tertentu di acara luar sekolah seperti kunjungan ke panti-panti sosial,
kebun binatang dan lain-lain.

11
4. Layanan Perlindungan
Perlindungan anak wajib dilakukan lembaga selama anak berada dalam
lingkungan sekolah selama jam pembelajaran. Anak-anak harus dapat dipastikan
terhindar dari tindakan kekerasan baik fisik maupun nonfisik selama anak berada dalam
jam-jam pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan upaya-upaya :
a. Memastikan alat-alat bermain anak dalam kondisi aman, nyaman serta
menyenangkan.
b. Memastikan tidak ada anak yang terkena bully atau kekerasan fisik ataupun yang
berupa ucapan atau lontaran kata-kata yang bernada menekan yang dilakukan baik
oleh guru, teman atau orang dewasa di sekitar satuan PAUD.
c. Mengenalkan kepada anak bagian tubuh yang boleh disentuh dan yang tidak
boleh disentuh.

5. Layanan Kesejahteraan
Layanan ini dapat dilaksanakan dengan beberapa bentuk kegiatan/program satuan
PAUD seperti :
a. Membantu keluarga yang anaknya belum memiliki akta kelahiran dengan cara
melaporkan ke kelurahan agar dapat diproses pembuatan aktanya.
b. Mengumpulkan dana dari sumber-sumber tertentu yang tidak mengikat untuk
menjamin keberlangsungan pemberian makanan tambahan dengan menu sehat
sesuai arahan instansi teknis terkait.
c. Membantu keluarga yang belum belum memiliki akses layanan kesehatan dengan
mendaftarkan keluarga tersebut sebagai penerima jaminan kesehatan.
d. Memberi dukungan moril kepada anak dalam rangka menumbuhkan rasa percaya
diri, keberanian, serta kemandirian mereka.
e. Membiasakan untuk memberikan penghargaan kepada anak atas usaha yang telah
dikerjakan di sekolah.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyelengaraan program PAUD holistik integratif merupakan salah satu upaya untuk
pemenuhan kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh sehingga dengan demikian diharapkan
anakdapattumbuh dan berkembang secara optimal.Bila ini sudah dapat diwujudkan maka
diharapkan anak-anak sudah memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang sekolah berikutnya.
Paud holistik integratif pada hakekatnya ditujukan agar kebutuhan yang paling dasar dari seorang
anak dapat dipenuhi secara utuh dan menyeluruh, sehingga anak dapat mengalami tumbuh
kembang secara optimal.

3.2 Saran
Pentingnya PAUD Holistik Integratif adalah agar terwujud keterpaduan dari berbagai
aspek yang akan membentuk anak usia dini yang utuh, yaitu aspek pendidikan, kesehatan dan
gizi, pengasuhan, deteksi dini dan tumbuhkembang, serta aspek perlindungan. Sarannya, untuk
sekolah PAUD diharapkan dapat menyelenggarakan PAUD Holistik Integratif untuk melihat
pertumbuhan dan perkembangan anak.

13
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Alimoeso, S. (2013). Panduan Pelaksanaan Kegiatan BKB Yang Terintegrasi Dalam Rangka
Penyelenggara Pengembangan AUD Holistik Integratif. Jakarta: BKKBN.

Dewi S., A. C., Zahraini, D. A., & Sabarini, S. (2013). Desain Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik Integratif PAUD Non Formal (Penelitian Research and Development di Pos PAUD
Mutiara Kelurahan Lamper Lor Kecamatan Semarang Selatan). Jurnal Penelitian PAUDIA,
2(1), 105-126.

Hajati, K. (2018). Pelaksanaan Pendidikan Holistik-Integratif dalam Pelayanan Kebutuhan


Dasar Anak Usia Dini di Kabupaten Mamuju Sulawesi-Barat. Indonesian Journal of Educational
Science (IJES), 1(1), 17-24. https://doi.org/10.31605/ijes.v1i1.133.

Jalal, Fasli. 2002. “Meningkatkan Kesadaran Akan Pentingnya Paud” dalam PADU 03 halaman
7-13. Jakarta: Direktorat Paud.

Kemendikbud. (2015). Petunjuk Teknis penyelenggaraan PAUD Holistik Integratif di Satuan


PAUD 2015. In Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Suarta, N., Dwi, D., & Rahayu, I. (2018). Model Pembelajaran Holistik Integratif di PAUD
Untuk Mengembangkan Potensi Dasar Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 3(1),
31. https://doi.org/10.29303/jipp.Vol3.Iss1.44

Sugian, E., Fahruddin, F., & Witono, A. H. (2021). Implementasi Program Pengembangan
PAUD "Holistik Integratif'di PAUD LSM Ampenan Kota Mataram. Jurnal Ilmiah Mandala
Education, 7(3), 675-685. https://doi.org/10.36312/jime.v7i3.2342

Sumarsih, S., & Nasoetion, M. H. (2017). Program Holistik Integratif Dengan Pemanfataan
Pangan Hasil Ternak Untuk Pos Paud Dan Tpa Di Kelurahan Pleburan Kota Semarang. Jurnal
Info, 19(2), 74-84. https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/info/article/view/2195/pdf

Suprapto, E. (2020). Kendala Satuan PAUD dalam Penerapan PAUD Holistik Integratif (PAUD
HI) di Kecamatan Salahutu dan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Ilmiah PATITA-
BPPAUD Dan Dikmas Maluku, 7(1), 41-53.

P.P. R.I. Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Perpres RI No. 60 tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif.

14

Anda mungkin juga menyukai