Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBELAJARAN SENI TARI DALAM MEWUJUDKAN


ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Disusun Oleh :
Restu Apriliani ( 2011070184 )

Dosen Pengampu :
Dr. Dharlinda Suri Damiri, M. Pd

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik, dan ilhamnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan
tugas Mata Kuliah “ Pendidikan Seni Tari Tradisional “.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik
lagi.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu, penulis harapkan kepada
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempuraan makalah ini.

Bandar Lampung, 6 Oktober 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................5
C. Tujuan Masalah..................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Seni Tari Anak Usia Dini..........................................6
B. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini.............................................7
C. Fungsi Seni Tari Pada Anak Usia Dini.............................................8
D. Tujuan Seni Tari Pada Anak Usia Dini.............................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................14
B. Saran..................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan anak usia dini merupakan hal yang menjadi


perhatian khusus karena perkembangan dapat menentukan proses
pembelajaran ke jenjang selanjutnya. Selain itu dapat dikatakan sebagai
proses tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Perkembangan
melibatkan proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi-
fungsi organ jasmaniah. Istilah perkembangan secara khusus diartikan
sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang
menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia. Perkembangan yang
dimaksud adalah proses tertentu yaitu proses yang terus menerus, dan
proses yang menuju ke depan dan tidak begitu saja dapat diulang
kembali.
Tidak sedikit yang mengatakan bahwa perkembangan anak
sebaiknya distimulasi sejak masa keemasan. Sebagaimana yang
dijelaskan dalam teori Montessori bahwa anak usia dini cenderung lebih
cepat menyerap ilmu jika dibandingkan dengan usia-usia sesudahnya.
Pengembangan aspek perkembangan anak diperlukan peran
lembaga pendidikan dalam hal ini adalah pendidikan anak usia dini atau
Taman Kanak-Kanak karena dengan adanya pendidikan anak usia dini
berarti membantu program pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa.
Aspek perkembangan anak meliputi perkembangan agama dan moral,
perkembangan motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa,
perkembangan sosial emosional. Seperti yang dijelaskan oleh Zulkifli
bahwa gerakan yang sering dilakukan anak terdapat tiga jenis yaitu
motorik statis yang merupakan gerakan tubuh untuk memperoleh
keseimbangan gerak ketika berjalan, kedua motorik ketangkasan yang
bertujuan untuk mewujudkan ketangkasan dan keterampilan, ketiga
motorik penguasaan yang bertujuan untuk mengendalikan otot tubuh
sehingga ekspresi muka dapat terlihat (Kusumastuti: tt, 3).
Dengan belajar tari dapat memperoleh hasil yang optimal terkait
seluruh aspek perkembangan anak sehingga mengalahkan hasil akademis
karena dapat terus melekat sampai anak beranjak dewasa.
B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana Pembelajaran Seni Tari Anak Usia Dini?


b. Bagaimana Aspek Perkembangan Anak Usia Dini?
c. Apa Fungsi Tari Pada Anak Usia Dini?
d. Apa Tujuan Seni Tari untuk Anak Usia Dini?

C. Tujuan Masalah

a. Untuk Mengetahui Bagaimana Pembelajaran Seni Tari Anak Usia


Dini
b. Untuk Mengetahui Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
c. Untuk Mengetahui Apa Fungsi Tari Pada Anak Usia Dini
d. Untuk Mengetahui Apa Tujuan Seni Tari Anak Usia Dini
BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMBELAJARAN SENI TARI ANAK USIA DINI

Istilah pembelajaran berasal dari kata belajar yaitu aktivitas untuk


memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku,
sikap dan mengukuhkan kepribadian. Maksud dari pengertian ini lebih
menunjukkan pada perubahan individu, baik ilmu pengetahuan, sikap dan
kepribadian. Pembelajaran merupakan kegiatan atau aktivitas untuk
mendapatkan pengetahuan yang akan menjadikan perubahan sikap atau perilaku
dan pengetahuan tersebut disesuaikan dengan karakteristik anak. Fokus
pembelajaran dalam hal ini adalah terkait pembelajaran seni. Seni tumbuh dan
berkembang sejajar dengan perkembangan manusia, tidak ada yang tahu secara
pasti kapan seni mulai dikenal manusia. Seni berasal dari kata techne yang
mempunyai arti pekerjaan yang berguna dan berfaedah (Supangkat, 2005:107).
Sedangkan pada masa kini yang dimaksud dengan seni adalah keindahan
(artistik) yang cenderung kepada hal-hal yang indah (Allam, 2005: 107).
Terkait keindahan seni, Imam Ghazali mengatakan bahwa mendengar nada
yang indah dapat membangkitkan hal(penghayatan yang datang dalam hati
(jiwa) tanpa kesengajaan dan tidak diupayakan yang merupakan anugerah
Allah) dalam kalbu yang disebut al-wujd (Qushayri, t.th: 57).

Pada dasarnya seni dibedakan atas seni sastra atau kesustraan yang
merupakan seni dengan alat bantu bahasa seperti puisi, cerpen, pantun, dan
lainnya; seni musik yang merupakan seni dengan alat bunyi atau suara meliputi
musik klasik, jazz, pop, bosa, rock dan musik tradisional; seni tari yang
merupakan seni dengan alat gerakan yang meliputi tari klasik, tari kreasi baru,
tari tradisional, tari modern; seni rupa yang merupakan seni dengan alat garis,
bentuk, warna dan lainnya. Seni rupa ini dibagi menjadi dua yaitu seni rupa
murni dan seni rupa terapan. Seni rupa murni merupakan seni yang diciptakan
tanpa mempertimbangkan kegunaannya atau seni bebas. Sedangkan seni rupa
terapan meliputi seni lukis, seni kriya, seni patung, seni dekorasi dan seni
reklame; Seni drama atau teater yang merupakan seni dengan kombinasi sastra
musik, tari dan rupa meliputi teater lama, teater komedi, teater baru dan
sendratasik (seni drama tari dan musik).

Ungkapan tari dalam perkembangan anak pada hakikatnya adalah gerak.


Gerakan yang dilakukan anak akan berbeda dengan gerakan orang dewasa
karena gerakan anak mengalami proses dari yang mudah sampai kepada
gerakan yang lebih rumit. Perkembangan gerak anak usia dini dapat diukur
berdasarkan kategori ke dalam beberapa fase perkembangan psikomotorik.
Karakteristik gerak motorik pada anak terdiri dari dua gerakan yaitu gerakan
motorik halus dan gerakan motorik kasar (Neaum, 2010: 48).

Pembelajaran seni tari anak usia dini merupakan kegiatan perubahan


sikap atau perilaku melalui tari. Pelaksanaan pembelajaran seni tari di lembaga
PAUD, pengalaman belajar tari disebut sebagai pembelajaran. Pada pendidikan
anak usia dini kompetensi keterampilan lebih fokus dalam melatih motorik,
bukan menjadikan anak mahir atau ahli. Pembelajaran tari pada anak usia dini
merupakan sarana media dalam meningkatkan perkembangan anak yang
meliputi perkembangan kognitif, motorik, sosial emosional dan aspek
perkembangan lainnya. Pembelajaran tari dapat memberikan pengalaman
belajar yang menyenangkan kepada anak baik dalam kelompok besar ataupun
yang terkecil.

B. ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Aspek perkembangan anak meliputi Pertama, perkembangan agama dan


moral. Aspek perkembangan nilai-nilai agama dan moral merupakan hal yang
paling mendasar dan akan menjadi fondasi bagi kehidupan anak pada masa
dewasannya. Kemampuan ini bertujuan untuk melatih anak melalui pembiasaan
ibadah dengan cara yang menyenangkan, mengenal, dan mencintai Tuhan sejak
dini sehingga akan terwujud perilaku akhlaqul karimah, ikhlas, sabar, jujur, dan
senang menjalankan perintah Agama.
Kedua, perkembangan motorik. Perkembangan motorik merupakan studi
tentang perubahan perilaku motorik dari waktu ke waktu. Perkembangan
motorik ini dibedakan menjadi dua yaitu perkembangan motorik kasar dan
motorik halus. Perkembangan motorik kasar berhubungan dengan gerakan dasar
yang terkoordinasi dengan otak seperti berlari, berjalan, melompat, memukul
dan menarik. Sedangkan motorik halus berfungsi melakukan gerakan yang lebih
spesifik seperti melipat, menggunting, mengancingkan baju dan mengikat tali
sepatu.
Ketiga, perkembangan kognitif. Pada lingkup pengembangan ini,
kemampuan yang ingin dicapai adalah kemampuan berpikir logis, kritis,
memberi alasan, memecahkan masalah, dan menemukan hubungan sebab
akibat. Kemampuan tersebut dapat dicapai secara baik jika anak dilatih sejak
usia dini. Perkembangan kognitif merupakan proses mental yang mencakup
pemahaman mengenai dunia, penemuan pengetahuan, pembuatan perbandingan,
berfikir dan mengerti. Proses mental yang dimaksud adalah proses pengolahan
informasi yang menjangkau kegiatan kognisi, intelegensi, belajar, pemecahan
masalah dan pembentukan konsep.
Keempat, perkembangan bahasa. Bahasa memiliki peranan yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari di antaranya sebagai sarana berfikir, sarana
mendengarkan, sarana berbicara dan sarana agar anak mampu membaca dan
menulis. Bahasa merupakan cara utama di mana kita berfikir dan berkomunikasi
(Neaum, 2010: 49). Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan keinginan
dan pendapatnya kepada orang lain.
Kelima, perkembangan sosial, emosional. Perkembangan sosial
merupakan kemampuan pertumbuhan anak untuk berhubungan dengan orang
lain secara tepat dalam kehidupan (Muhibin, 1995: 4). Perkembangan sosial
dimulai sejak dini dengan munculnya senyuman sosial. Reaksi sosial pertama
pada bayi yang ditujukan pada orang tuanya. Kemudian pada orang lain di
lingkungannya. Pola perilaku sosial yang dibina pada masa tersebut merupakan
landasan bagi perkembangan sosial berikutnya. Masa kanak-kanak awal anak
belajar menyesuaikan diri dengan kelompok teman sebaya dan mengembangkan
pola perilaku yang sesuai dengan harapan sosial.

Secara detail, aspek perkembangan anak anak dapat terwujud melalui


seni tari adalah sebagai berikut:

1. Seni Tari Pada Perkembangan Agama dan Moral

Moral merupakan perilaku yang sesuai dengan harapan, aturan, kebiasaan


suatu kelompok masyarakat. Perkembangan agama meliputi kegiatan agama
dan ibadah, hubungan antara manusia dengan Allah dan manusia lain.
Sedangkan inti dari perkembangan moral adalah untuk membangun sebuah
kerangka nilai yang mengatur perilaku pribadi. Menurut Piaget, perkembangan
moral bukan berasal dari orang tua atau gen melainkan dibangun dalam konteks
interaksi. Oleh karena itu dengan suatu gerakan, perkembangan agama dan
moral anak bisa dioptimalkan. Gerak yang mengindikasikan kegiatan
pengembangan agama dan moral anak terlihat pada cara gerak yang tidak
melampaui batas norma yang berlaku dan performa dalam melakukan gerakan
tidak menyimpang dengan kesopanan.

2. Seni Tari Pada Perkembangan Motorik

Pembangunan fisik menggambarkan kemajuan kontrol anak atas tubuh


mereka. Kemajuan tersebut ditandai dengan peningkatan keterampilan dan
kompleksitas kinerja. Proses gerakan otot ini disebut perkembangan motorik.
Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan
jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot terkoordinasi.
Kegiatan tari dalam mengembangkan motorik dapat terbagi menjadi dua yaitu
(1) mengembangkan motorik halus. Kegiatan tari bukan hanya mengembangkan
motorik kasar anak namun juga motorik halus. Yang merupakan pengembangan
motorik halus anak nampak pada kegiatan yang melibatkan gerakan tangan
dengan memegang suatu alat atau benda. . (2) mengembangkan motorik kasar.
Kegiatan tari untuk mengembangkan motorik kasar anak tampak aktivitas gerak
yang menggunakan kekuatan tubuh. Untuk melatih perkembangan fisik motorik
anak melalui tari dapat dilakukan dengan cara permainan.

3. Seni Tari Pada Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif berkaitan dengan pembangunan proses berfikir.


Hal ini berkaitan dengan bagaimana anak memperoleh, mengatur dan
menggunakan apa yang dipelajari. Proses ini melibatkan pengembangan
konseptual dan pikiran sadar, memori, pemecahan masalah, imajinasi dan
kreatifitas. Perkembangan intelegensi merupakan perubahan kemampuan
mental seperti belajar, memori, menalar, berfikir dan bahasa. Ini berarti dalam
melakukan gerak tari dapat memfungsikan semua fungsi otak anak. Gerak tari
bisa disebut dengan brain gym dipakai istilah dimensi lateralis untuk belahan
otak kiri dan kanan, dimensi pemfokusan untuk bagian belakang otak (batang
otak atau brainstem) dan bagian depan otak (frontal lobes), serta dimensi
pemusatan untuk sistem limbik (midbrain) dan otak besar (cerebral otak). Gerak
dalam perkembangan kognitif biasanya dilakukan pada kegiatan belajar yang
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dengan gerak
tari pengalaman atau perkembangan belajar yang diperoleh oleh anak bisa
meliputi mengeksplorasi semua kemungkinan, belajar menghargai. Misalnya
antara anak dan orang tua saling menghargai, belajar segi bahasa sampai pada
perilaku, belajar bekerja sama (Rachmi, 2010: 7.14-7.15).

4. Seni Tari Pada Perkembangan Bahasa

Bahasa merupakan cara utama di mana anak berfikir dan berkomunikasi.


Anak hidup di dunia yang kompleks yang memerlukan proses canggih untuk
memungkinkan berfikir dan berkomunikasi karena bahasa merupakan proses
interaksi sosial dalam masyarakat di mana anak tumbuh dan belajar.
Komunikasi ini bisa dilakukan dengan interaksi untuk mendorong keberanian,
berdiskusi, berbagi, menjelaskan, menegaskan (Suyono, 2011: 236). Kegiatan
tari dalam mengembangkan keterampilan berbicara, mendengarkan, membaca
dan menulis dilakukan dengan kerja sama antara anak pada kelompok kecil.
Anak akan mempunyai kesempatan untuk berinteraksi satu dengan yang lain
dalam cara yang lebih pribadi. Interaksi tersebut membantu memperbaiki
bahasa lisan anak dengan membangun kosa kata dan menambah keterampilan
melalui mendengar. Bahasa yang dikembangkan dalam kurikulum seni yaitu
mendengarkan, berbicara, menulis dan membaca.

5. Seni Tari Pada Perkembangan Emosi dan Sosial

Perkembangan emosional merupakan pertumbuhan anak untuk


merasakan dan mengekspresikan berbagai peningkatan emosi dengan tepat.
Ekspresi tersebut merupakan respon emosional untuk diri sendiri, orang lain dan
apa yang anak katakan dan lakukan. Perkembangan sosial merupakan
pertambahan kemampuan anak untuk berhubungan dengan orang lain secara
tepat dalam konteks kehidupan mereka. Dalam meningkatkan perkembangan
emosi dan sosial melalui gerak dapat dilakukan dengan gerak atau aktivitas
yang mengembangkan sosial, yaitu dalam permainan kelompok bersama.
Permainan tersebut akan melibatkan gerakan pada seluruh tubuh anak. Contoh
gerak untuk perkembangan emosi anak: bahwa terdapat anak yang sangat
antusias atau semangat dalam melakukan gerak tari, itu menunjukkan bahwa
anak tersebut sangat senang dalam menampilkan tariannya. Ada juga anak yang
kurang senang atau biasa saja, itu menunjukkan bahwa anak tersebut senang.

C. FUNGSI SENI TARI ANAK USIA DINI

Fungsi tari bukan sebagai media upacara, hiburan atau tontonan, namun sebagai
media kreativitas; tema pada tari disesuaikan dengan perkembangan psikologi
anak. Tari pada anak berfungsi sebagai media ekspresi, media komunikasi,
media bermain serta pengembangan bakat dan media kreativitas.
Fungsi seni tari bagi anak usia dini seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa
berpengaruh terhadap aspek perkembangan anak. Pendidikan anak usia dini
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun. Dalam penerapannya, dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan, arahan dan motivasi untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan ruhani, agar anak mempunyai kesiapan dalam
mema-suki pendidikan lebih lanjut dan modal untuk berkomunikasi dan
bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

D. TUJUAN SENI TARI PADA ANAK USIA DINI

Tujuan gerak bagi anak yaitu untuk menyampaikan pesan realita hidup yang
bisa dirasakan pelaku gerak. Dengan gerakan atau tari dapat memberi
pengalaman yang bermakna dalam rangka membangun dan memperkaya
pengalaman batin. Tujuan pembelajaran seni tari adalah untuk
mendemonstrasikan suatu ketrampilan motorik (misalnya berlari, melompat,
meloncat dan lain-lain), melatih keseimbangan saat bergerak, menempatkan diri
dalam peran dan situasi tertentu serta memahami dan mengikuti instruksi.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Esensi utama suatu tari adalah gerak. Gerak dapat mempengaruhi segala aktifitas
fisik maupun spikis. Ulasan aspek perkembangan agama dan moral yang
diwujudkan melalui seni tari dapat dilakukan dengan gerakan yang terdapat
indikator perilaku sesua norma yang berlaku. Jika dikaitkan dengan suatu gerakan
yang diolah dengan adanya unsur tujuan tertentu dapat dilakukan dengan
melakukan gerakan yang sesuai nilai kebaikan. Aspek perkembangan motorik
melalui seni tari atau keindahan suatu gerakan terlihat pada dua bagian yaitu
motorik halus dan motorik kasar. Motorik halus memfokuskan titik kordinat
gerakan tangan dengan menggunakan suatu properti dalam tarian sedangkan
motorik kasar bertumpu pada gerakan yang melibatkan seluruh tubuh.
Perkembangan kognitif melalui seni tari terlihat pada aspek olah pikir anak yang
mana setiap gerakan yang muncul pada tekanan motorik dipengaruhi oleh hasil
pemikiran yang menjelajah pada bagian otak. Perkembangan bahasa melalui seni
tari terlihat pada aktifitas anak dalam yang diinternalisasikan pada suatu kata-kata
dari respon sebuah keindahan irama kemudian direspon oleh seluruh tubuh
sehingga antara lagu yang terucap disertai dengan suatu gerakan. Perkembangan
sosial emosional anak dapat berkembang melalui pendidikan seni tari nampak
melalui sebuah perasaan yang dihasilkan. Kemampuan anak dalam gerak
merupakan respon dari rasa yang terdapat dalam diri anak. Hal tersebut terlihat
pada aktualisasi gerakan yang muncul dengan tema yang dibawa, tema yang
menceritakan tentang kesedihan atau kebahagiaan menjadikan sebuah perasaan
yang beragam. Perkembangan sosial tidak terlepas dari interaksi antar penari dan
penonton dan antar penari itu sendiri.

Saran

Dari uraian diatas, penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah.
DAFTAR PUSTAKA

Kusumastuti, Eny. Pendidikan Seni Tari Pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-
Kanak Tadika Puri Cabang Erlangga Semarang Sebagai Proses Alih
Budaya, Harmonia, Vol.V Nomor I, hal.2-14.

Supangkat, Jim,. Rizki A. Zaelani (2006), Ikatan Silang Budaya; Seni Serat
Biranul Anas. tk, Art Fabrics.

Al-Qushayri (t.th), al-Risa>lat al-Qushayriyyah fi> ‘Ilm al-Tasawaf. Beirut: Dar


al-Khayr

Neaum, Sally (2010). Child Development for Early Childhood Studies. Southenhay
East: Learning Matters

Suyono,. Hariyanto (2011). Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: RosdaKarya

Syah Muhibin (1995), Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan baru, Bandung:


Remaja Rosdakarya

Rachmi, Tetty,. dkk (2010). Keterampilan Musik dan Tari. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai