Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR DAN CIRI-CIRI PROFESI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah :

Pengembangan Profesionalisme Guru AUD

Dosen Pengampu :

Wiwi Febriani,M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 1 (5D):

1. Desta Ariyani Safitri : (2011070182)


2. Eka Yuana : (2011070041)
3. Fini Septiani : (2011070054)
4. Nelsy Yustia Ningsih : (2011070264)
5. Rani Erlita : (2011070205)
6. Tri Hartat : (2011070143)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS NEGERI ISLAM RADEN INTAN LAMPUNG
2022

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “KONSEP DASAR DAN
CIRI-CIRI PROFESI” Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada baginda tercinta
yaitu Nabi Muhammad saw yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah


Pengembangan Profesionalisme Guru AUD bunda Wiwi Febriani,M.Si yang telah
membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih terdapat kesalahan serta kekurangan, untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan pada makalah ini. semoga makalah ini
dapat bermanfaat. Demikian, dan terimakasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bandar Lampung, 10 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

BAB I....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

A. Latar Belakang...........................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................5

C. Tujuan............................................................................................................................................5

BAB II...................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN...................................................................................................................................6

A. Pengertian Profesi......................................................................................................................6

B. Ciri-ciri Profesi..........................................................................................................................7

C. Profesi Tenaga Pendidik Anak Usia Dini..................................................................................9

D. Teknik Pengembangan Profesi Anak Usia Dini..........................................................................12

BAB III................................................................................................................................................14

PENUTUP...........................................................................................................................................14

A. Kesimpulan..............................................................................................................................14

B. Saran........................................................................................................................................14

BAB IV...................................................................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk membangun kepribadian
seseorang agar dapat berkembang. Sadullah (2014) menjelaskan bahwa pendidikan
merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu
dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia
lahir. Melalui pendidikan potensi dan kemampuan seseorang dapat berkembang, di mana
proses pendidikan itu sendiri di mulai sejak usia dini seseorang.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling mendasar
menempati posisi yang paling strategis dalam pengembangan sumber daya manusia. Berbagai
studi telah membuktikan bahwa pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
merupakan investasi yang strategis dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM).

Guru dituntut memiliki segenap kompetensi antara lain kompetensi pedagogik,


kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional yang satu sama lain
terintegrasi dalam kepribadiannya secara utuh. Namun kenyataan di lapangan, sering kali
pendidik tidak mempunyai kompetensi penuh dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Undang-undang Guru


dan Dosen, tepatnya pada BAB III Pasal 7 diamanatkan bahwa guru memegang peran penting
dan strategis dalam pendidikan.Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berkualitas
memiliki kompetensi profesional yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya yaitu dapat
membimbing, menyusun materi serta kegiatan yang kreatif, mendidik dan mengajar siswa
sesuai tahap perkembangannya. Sedemikian berat tugas dan tanggung jawab guru, maka
dalam proses pembelajarannya diperlukan guru yang profesional, dan yang berkompeten.
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan
akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat
optimal.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu profesi?

2. Apa saja ciri-ciri profesi?

3. Apa itu Profesi Tenaga Pendidik Anak Usia Dini?

4. Bagaimana teknik pengembangan profesi pendidik pada tenaga pendidik anak usia
dini?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian profesi.

2. Untuk mengetahui ciri-ciri profesi.

3. Untuk mengetahui Profesi Tenaga Pendidik Anak Usia Dini.

4. Untuk mengetahui teknik pengembangan profesi pendidik anak usia dini.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi
Secara harfiah profesi berasal dari kata "profession" (Inggris) yang berasal dari
bahasa latin "profesus" yang berarti “mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan”.
Dalam webster‟s new worl dictionary di temukan bahwa profesi merupakan suatu pekerjaan
yang menuntut pendidikan tinggi.

Kata profesi dapat di ketahui dari tiga sumber makna yaitu;

1. Secara etimologi profesi berasal dari bahasa Inggris, "profession" atau bahasa
latin "profecus" yang artinya mengakui, pengakuan, menyatakan mampu atau
ahli dalam melakukan pekerjaan tertentu.

2. Secara terminologi profesi dapat di artikan sebagai suatu pekerjaan yang


mempersyaratkan pekerjaan tinggi bagi pelakunya yang di tekankan pada
pekerjaan mental.

3. Secara sosiologi profesi merupakan jenis model pekerjaan yang ideal, karena
dalam realitanya bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya dan hanya
bisa dilakukan oleh orang-orang yang sudah profesional dalam bidangnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah profesionalisasi ditemukan sebagai


berikut: Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan dan sebagainya) tertentu. Sedangkan, profesional adalah: (1) bersangkutan dengan
profesi, (2) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya dan, (3) mengharuskan
adanya pembayaran untuk melakukannya. Profesionalisasi adalah proses membuat suatu
badan organisasi agar menjadi professional. (Depdiknas, 2005).

Secara leksikal, kata "profesi" itu ternyata mengandung berbagai makna dan
pengertian. Pertama, profesi itu menunjukkan dan mengungkapkan suatu kepercayaan (to
profess means to trust), bahkan suatu keyakinan (to belief in) atas sesuatu kebenaran (ajaran
agama) atau kredibilitas seseorang (Hornby, 1962). Kedua, profesi itu dapat pula
menunjukkan dan mengungkapkan suatu pekerjaan atau urusan tertentu (a particular
business, Hornby, 1962).

Secara lebih lanjut pengertian profesi, menurut Buchari Alma yang mengutip
"Villmer dan Mill" yang dikutip Peter Jervis, profesi merupakan suatu pekerjaan yang
didasarkan atas studi intelektual dan pelatihan yang khusus. Sedangkan, menurut Sikun
Pribadi (1976), mendefinisikan profesi sebagai suatu pernyataan atau janji terbuka bahwa
seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa,
karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.

Vollmer (1956) dengan menggunakan pendekatan kajian sosiologik, mempersepsikan


bahwa profesi itu sesungguhnya hanyalah merupakan suatu jenis model atau tipe pekerjaan

6
ideal saja, karena dalam realitasnya bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya. Namun
demikian, bukanlah merupakan hal mustahil pula untuk mencapainya asalkan ada upaya yang
sungguh-sungguh kepada pencapainnya. Proses usaha menuju ke arah terpenuhinya
persyaratan suatu jenis model pekerjaan ideal itulah yang dimaksudkan dengan
profesonalisasi.

Dari berbagai penjelasan dan pendapat itu, dapat disimpulkan bahwa profesi itu pada
hakekatnya merupakan suatu pekerjaan tertentu yang menuntut persyaratan khusus dan
istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan pihak yang memerlukannya.

B. Ciri-ciri Profesi
Seluruh pekerjaan apapun memungkinkan untuk berkembang menuju kepada suatu
jenis model profesi tertentu. Dengan mempergunakan perangkat persyaratannya sebagai
acuan, maka kita dapat menandai sejauh mana sesuatu pekerjaan itu telah menunjukkan ciri-
ciri atau sifat-sifat tertentu dan/atau seseorang pengemban pekerjaan tersebut juga telah
memiliki dan menampilkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pula, yang dapat di
pertanggungjawabkan secara profesional (memadai persyaratan sebagai suatu profesi).

Beberapa kriteria untuk menentukan ciri-ciri suatu profesi menurut pendapat para
ahli, yaitu sebagai berikut;

1. Liberman mengemukakan ciri-ciri profesi sebagai berikut:

a) Jabatan tersebut harus merupakan suatu layanan yang khas dan esensial serta
dengan jelas dapat dibedakan dari jabatan lain.

b) Untuk pelaksanaannya tidak sekedar diperlukan keterampilan (skills) tetapi


juga kemampuan intelektual.

c) Diperlukan suatu masa studi dan latihan khusus yang cukup lama.

d) Para praktisinya secara individual atau kelompok memiliki otonomi dalam


bidangnya.

e) Tindakan dan keputusannya dapat diterima oleh para praktisi yang bertangung
jawab.

f) Layanan tersebut tidak semata-mata untuk kepentingan ekonomi, tetapi sebuah


pengabdian.

g) Memiliki suatu kode etik.

2. World Confederation of Organization for Teaching Profession (WCOTP),


mengemukakan ciri-ciri profesi sebagai berikut:

a) Profesi adalah panggilan jiwa.

7
b) Fungsinya telah terumuskan dengan jelas.

c) Menetapkan persyaratan-persyaratan minimal untuk dapat melakukannya


(kualifikasi pendidikan, pengalaman, keterampilan).

d) Mengenakan disiplin kepada seluruh anggotanya dan biasanya bebas dari


campur tangan kekuasaan luar.

e) Berusaha meningkatkan status ekonomi dan sosial para anggotanya.

f) Terbentuk dari disiplin intelektual masyarakat terpelajar dengan anggota-


anggota dan terorganisasi.

3. Ciri-ciri umum yang melekat pada sebuah profesi menurut Saondi dan Suherman
(2012) sebagai berikut:

a) Adanya keahlian dan keterampilan yang didapatkan dari pendidikan, pelatihan


dan pengalamannya bertahun-tahun, sehingga memiliki pengetahuan khusus
terhadap bidang tertentu.

b) Adanya standar moral yang tinggi dan kaidah tertentu, sehingga pelaku profesi
harus mengikuti kaidah yang ada dengan melakukan aktivitas berdasarkan
kode etik profesi.

c) Seorang profesi harus mementingkan kepentingan masyarakat terlebih dahulu


sebelum kepentingan pribadinya, sehingga seorang profesi harus mengabdi
pada kepentingan masyarakat.

d) Pelaku profesi harus memiliki izin khusus untuk menjalankan suatu


pekerjaannya, karena aktivitas profesi sangat berkaitan dengan masyarakat,
berupa keamanan, keselamatan dan kelangsungan hidupnya.

e) Biasanya profesional merupakan anggota dari suatu profesi.

4. Robert W. Richey (Arikunto, 1990) mengemukakan ciriciri dan syarat-syarat profesi


sebagai berikut:

a) Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan


kepentingan pribadi.

b) Seorang pekerja profesional, secara aktif memerlukan waktu yang panjang


untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus
yang mendukung keahliannya.

c) Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu


mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.

d) Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara
kerja.

8
e) Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.

f) Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri


dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.

g) Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan kemandirian.

h) Memandang profesi suatu karier hidup (alive career) dan menjadi seorang
anggota yang permanen.

Maka dapat disimpulkan, ciri-ciri profesi diantaranya;

1. Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang tinggi.

2. Memiliki kode etik.

3. Memiliki tanggung jawab profesi serta integritas yang tinggi.

4. Memiliki jiwa pengabdian kepada masyarakat.

5. Memiliki kemampuan yang baik dalam perencanaan program kerja.

6. Menjadi anggota organisasi dari profesinya.

Dari ciri-ciri dan syarat diatas dapat disimpulkan bahwa profesi adalah suatu
pekerjaan yang mempunyai manfaat sosial karena diperlukan mengabdi kepada masyarakat.
Keahlian yang dimiliki oleh seorang profesi harus bisa dipertanggung jawabkan, dari hal
yang baik atau buruk. Pelaku profesi juga harus menghasilkan produk maupun jasa yang
baik, yang bermanfaat bagi masyarakat. Selain menghasilkan produk yang baik, pelaku
profesi juga harus menjaga sikapnya dengan mengikuti kaidah dan kode etik profesi yang
ada.

C. Profesi Tenaga Pendidik Anak Usia Dini


Menurut Permendikbud No. 137 tahun 2014 mengatakan bahwa pendidikan anak usia
dini merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan, melakukan pembimbingan,
pelatihan, pengasuhan dan perlindungan terhadap anak. Pendidikan dan tenaga Kependidikan
anak usia dini merupakan faktor utama dalam menetukan keberhasilan anak usia dini. Yang
termasuk ke dalam tenaga kependidikan PAUD diantaranya; pengawas/pemilik, kepala
PAUD dan staf administrasi. Masing-masing tenaga kependidikan memiliki kualifikasi dan
persyaratan-persyaratan baik menyangkut tingkat pendidikan maupun kompetensi-
kompetensi yang dibutuhkan lembaga PAUD.

Seorang guru memiliki peran dan tanggung jawab besar dalam mendidik anak usia
dini. Tidak semua orang serta merta menjadi guru dan tidak semua guru bisa menjadi guru
bagi anak usia dini. Guru SD, SLTP, SMA bahkan dosen sekalipun tidak bisa secara
profesional menjadi guru anak usia dini karna, untuk mendidik anak usia dini membutuhkan
pengetahuan, kemampuan, pengalaman, bakat dan kepribadian juga sangat menunjang.
Olehnya, guru juga berperan sebagai pengganti orang tua anak didik pada saat anak berada

9
dilingkungan sekolah sehingga pendidik anak usia dini merupakan pekerjaan yang sangat
mulia.

Untuk itu, pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional


Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional mengemukakan bahwa Pendidikan
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir 0 tahun
sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Mengacu pada UU SPN tersebut, maka yang
dimaksud dengan tenaga pendidik pada satuan pendidikan anak usia dini/program PAUD
adalah mereka yang bertugas memfasilitasi proses pengasuhan dan pembelajaran pada anak
usia dini pada program/lembaga PAUD, baik pada jalur pendidikan formal maupun non
formal, serta memiliki komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan
anak usia dini (Hasil Perumusan Semiloka Nasional PAUD, 2003:19).

Berdasarkan rumusan di atas, jelas bahwa agar pendidikan anak usia dini lebih
bermutu maka harus ditangani oleh tenaga pendidik yang profesional. Tugas dan pekerjaan
membimbing anak usia dini yang profesional tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang,
tetapi harus dilakukan oleh pendidik yang profesional pula.

Bagaimana karakteristik tenaga pendidik yang profesional itu?

Janice Beaty (1994) mengemukakan bahwa tenaga pendidik anak usia dini yang
profesional memiliki ciri-ciri sebagai berikut;

1. Memiliki komitmen terhadap profesinya.

Seorang pendidik anak usia dini yang profesional harus memiliki komitmen
atau tanggung jawab yang besar terhadap tugas dan pekerjaannya. Komitmen atau
tanggung jawab tersebut antara lain ditunjukkan dengan mendahulukan kepentingan
anak yang menjadi asuhannya dari pada mendahulukan kepentingan pribadinya.
Misalnya setelah selesai mengajar di sebuah kelompok bermain, seorang guru
bermaksud akan menghadiri seminar, tetapi tiba-tiba ada orang tua anak yang mau
berkonsultasi dengan guru itu berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi anaknya.
Seorang pendidik yang profesional pasti akan mendahulukan untuk melayani orang
tua anak sebelum menghadiri seminar yang te;ah direncanakannya.

2. Berperilaku etis.

Pendidik anak usia dini harus berperilaku etis atau sopan dan santun terhadap
anak dan keluarganya di mana pun dan kapan pun. Misalnya seorang guru anak usia
dini tidak menceritakan kelemahan-kelemahan anak kepada orang tuanya di hadapan
anak itu sendiri, atau menceritakan kekurangan seorang anak kepada anak lain.

10
Demikian pula seorang guru anak usia dini harus berperilaku sopan dan santun
terhadap keluarga anak itu sendiri. Misalnya tidak menceritakan kelemahan orang tua
anak kepada orang tua anak yang lain. Dengan demikian pendidik anak usia dini harus
bisa menjaga rahasia dan menghargai anak dan keluarganya, sehingga mereka merasa
nyaman.

3. Memiliki dasar pengetahuan dalam bidangnya.

Pendidik anak usia dini harus memiliki dasar-dasar pengetahuan dibidang


yang menjadi tugas dan pekerjaannya. Dasar-dasar pengetahuan yang harus dimiliki
oleh pendidik anak usia dini antara lain: pengetahuan tentang perkembangan dan cara
belajar anak, strategi pembelajaran anak usia dini, evaluasi perkembangan anak,
pengetahuan tentang kesehatan dan gizi anak, alat permainan dan sumber belajar bagi
anak, kurikulum anak usia dini, dan sebagainya. Tanpa memiliki dasar pengetahuan
yang memadai, seorang pendidik anak usia dini tidak mungkin dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik. Semua jenis pengetahuan tersebut akan memperluas wawasan
guru.

4. Telah memperoleh dan menyelesaikan beberapa bentuk pelatihan.

Pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pendidikan anak usia dini sangat


penting diikuti oleh pendidik anak usia dini, karena hal ini akan menambah dan
memperluas wawasan dan keterampilan yang menjadi bidang tugasnya. Upaya
memperluas dan meningkatkan wawasan dan keterampilan tersebut dapat dilakukan
melalui jalur formal maupun jalur non formal. Apalagi saat ini pendidikan anak usia
dini mulai mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari pemerintah dan
masyarakat sehingga pendidikan dan latihan, forum-forum seminar, dan lokakarya
juga banyak diselenggarakan. Hal ini sebaiknya menjadi jalan bagi pendidik anak usia
dini untuk selalu terus meningkatkan kemampuannya.

5. Telah memberikan berbagai bentuk layanan pendidikan anak usia dini.

Pendidik anak usia dini yang profesional tidak hanya memiliki pengalaman
pendidikan dan latihan, tetapi juga telah memberikan layanan yang berkaitan dengan
pendidikan anak usai dini. Misalnya sebagai tutor kelompok bermain, sebagai
pengelola PAUD, sebagai konsultan, pemerhati anak, dan sebagainya.

Di samping ciri-ciri di atas, kita perlu juga memperhatikan kebijakan pemerintah


berkaitan dengan tenaga pendidik anak usia dini. Pasal 29 ayat 1 Standar Nasional
Pendidikan mempersyaratkan bahwa tenaga pendidik pada pendidikan anak usia dini
memiliki:

1. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1).

2. Latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini,kependidikan


lain, atau psikologi; dan

11
3. Sertifikat profesi guru untuk PAUD.

Ayat di atas menunjukkan bahwa saat ini pemerintah menaruh perhatian yang besar
terhadap pentingnya pendidikan anak usia dini, sebab pengalaman pendidikan pada masa usia
dini akan menjadi dasar bagi pendidikan pada tahap-tahapan selanjutnya.

D. Teknik Pengembangan Profesi Anak Usia Dini


Pengembangan profesi tenaga pendidik anak usia secara garis besar dapat dilakukan
melalui tiga jalur, yaitu jalur individual, jalur kelembagaan, dan jalur organisasi profesi. Jalur
individual adalah usaha pengembangan profesi yang dilakukan oleh setiap orang baik secara
langsung maupun tidak langsung melaksanakan pekerjaan dan tugas sebagai pendidik (guru,
tutor, atau sebutan lainnya). Sedangkan jalur kelembagaan adalah upaya pengembangan
profesi pendidik PAUD yang diselenggarakan melalui lembaga pendidikan formal, non
formal, dan organisasi profesi, diantaranya sebagi berikut :

1. Pengembangan Melalui Jalur Individual

Upaya-upaya individual yang dapat dilakukan pendidik PAUD dalam


mengembangkan kemampuan profesional, antara lain dengan cara :

a) Belajar mencintai pekerjaan sebagai pendidik (guru, tutor). Ini berarti bahwa
guru belajar mencari hal-hal yang positif dari pekerjaannya sebagai pendidik.

b) Mensyukuri pekerjaan tersebut. Mencintai pekerjaan dapat terjadi bila kita


merasa dekat dan akrab dengan pekerjaan itu, lalu menghayati makna
pekerjaan itu bagi diri sendiri, bagi anak didik, bagi masyarakat dan bagi
agama.

c) Membaca majalah, jurnal, artikel dan surat kabar yang relevan dengan
pendidikan anak usia dini. Sehingga pendidik tidak tertinggal oleh
perkembangan dalam bidang pendidikan.

d) Belajar melalui bekerja (learning by doing). Ini adalah cara yang sangat efektif
untuk mengembangkan kemampuan profesional.

e) Belajar bersama kawan atau teman sejawat. Dengan belajar bersama teman
sejawat, kita juga dapat berbagi pengalaman yang berharga tentang masalah
menghadapi anak, mengelola pembelajaran, menyusun program pembelajaran,
dan sebagainya.

2. Pengembangan Melalui Jalur Kelembagaan

Upaya-upaya pengembangan profesi pendidik PAUD yang dapat dilakukan


melalui jalur kelembagaan antara lain:

12
a) Dibukanya kesempatan yang lebih terbuka dan lebih luas bagi Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependi dikan (LPTK) untuk menyelenggarakan Program
Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak usia Dini (PG-PAUD).

b) Lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan (LPTK) yang telah


menyelenggarakan program studi PG-PAUD hendaknya lebih
mengintensifkan pelaksanaan proses pendidikan guru. Hal ini dapat dilakukan
antara lain dengan lebih memantapkan kurikulumnya sehingga secara
konsepsional atau teoritis sesuai dengan tingkat dan jenis kompetensi yang
dibutuhkan oleh pihak lapangan.

c) Lebih mengintensifkan kerja sama antar lembaga pendidikan


prajabatan/persiapan, lembaga pelatihan/penataran dan lembaga PAUD
sebagai medan kerja pendidik PAUD.

d) Mengaitkan penyelenggaraan pelatihan atau penataran dengan peningkatan


kualifikasi pendidikan. Hasilpelatihan/penataran hendaknya dihargai seperti
pendidikan persiapan, sehingga dapat dipergunakan untuk menentukan
kewenangan akademis.

3. Pengembangan Melalui Jalur Organisasi Profesi

Upaya-upaya yang dapat dilakukan melalui jalur organisasi profesi antara lain:

a) Secara bertahap menguatkan keanggotaan organisasi profesi pendidik PAUD


nonformal. Secara bijaksana danberangsurangsur keanggotaan organisasi
profesi pendidik PAUD non formal ditingkatkan sehingga mempunyai
kualifikasi pendidikan formal jenjang S1 serta kemampuan nyata yang
bertingkat perguruan tinggi.

b) Secara berangsur-angsur dan bijaksana, diusahakan agar kode etik guru


mampu menjiwai kehidupan profesional guru.

c) Organisasi profesi hendaknya lebih intensif untuk meningkatkan usaha


memperkaya kegiatan forum-forum ilmiah yang membahas masalah-masalah
profesional pendidikan anak usia dini dan upaya pemecahannya.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam profesi digunakan teknik dan prosedur intelektual yang harus dipelajari secara
sengaja, sehingga dapat diterapkan untuk kemaslahatan orang lain. Seorang guru mempunyai
peran penting dan tanggung jawab besar sebagai tenaga pendidik anak usia dini, dengan
tujuan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

B. Saran
Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran bagi
pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak, utamanya bagi penyusun dan
pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma, Guru Profesional, edisi revisi (Bandung: Alfabeta, 2012).

Departemen Pendidikan Nasional. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor


137 Tahun 2014. tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:
Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005,


tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

Hornby, A. S. Oxford Advanced Lerner Dictionary. (Oxford: Oxford University, 1998).

Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional, cetakan II (Yogyakarta: ARUZZ media,


2014).

Janice, Beaty. (1994). Skills for Preschol Teacher. New Jersey: Merrill, an Imprint.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Online). Tersedia di: http://skbbi.web.id/profesi

Mulyasa, Enco. (2006). Menjadi Guru Profesional: Mencipatakan Pembelajaran Kreatif


dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sadulloh. 2014. Pedagogik:Ilmu Mendidik. Alfabeta: Bandung.

Saondi, Ondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan. (Bandung: PT Refika
Aditama, 2010).

Saud, Udin Syarifuddin, Pengembangan Profesi Guru (Bandung: Alfabeta, 2009).

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional (Sisdiknas).

15

Anda mungkin juga menyukai