Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP PROFESI KEPENDIDIKAN


Dosen Pengampu :
Dr. Ririanti Rachmayanie Jamain S.Psi, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 1
Isnina Ulyasari 2010123220014
Padiansyah 2010123310022
Rida Maulidia 2010123220008
Ryzkyna Intan Soufiya Rahman 2010123220016

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
PROGAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kita kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan
pembuatan makalah Konsep Profesi Kependidikan sebagai tugas kelompok dari mata kuliah
Profesi Kependidikan.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf sebesar-besarnya.
Terima kasih.

Banjarmasin, 18 Februari 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................2
D. Manfaat..........................................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI.........................................................................................................3
A. Pengertian Landasan Filosofis, Landasan Yuridis, dan Landasan Psikologi
Pendidikan............................................................................................................................3
a. Pengertian Landasan Filosifis Pendidikan..............................................................3
b. Pengertian Landasan Yuridis Pendidikan..............................................................3
c. Pengertian Landasan Psikologis Pendidikan..........................................................4
B. Pengertian dan Syarat-syarat Profesi.........................................................................4
a. Pengertian Profesi......................................................................................................4
b. Syarat-syarat Profesi.................................................................................................4
c. Pengertian Profesi Kependidikan............................................................................5
d. Syarat-syarat Profesi Kependidikan........................................................................5
C. Perkembangan Profesi Kependidikan di Indonesia...................................................5
1. Masa Penjajahan.......................................................................................................5
2. Masa Kemerdekaan...................................................................................................6
D. Pengertian dan Fungsi Kode Etik Profesional...........................................................7
E. Fungsi dan Tujuan Organisasi Profesi Kependidikan..............................................9
a. Fungsi Pemersatu......................................................................................................9
b. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional........................................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................................11
A. Kesimpulan..................................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi Sumber Daya Manusia (SDM) jangka panjang.
Oleh Sebab itu, tidak heran apabila suatu Negara menempatkan Pendidikan sebagai
variable utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negaranya, termasuk di
Negara Indonesia. Dalam konteks The Founding Father, tujuan kemerdekaan
Indonesia adalah ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai isi
Pembukaan Undang-undang dasar 1945. Dengan kata lain sudah tercipta sebuah
komitmen mulia yang harus dilaksanakan Negara ini.
Pendidikan di Indonesia dihadapkan dengan beberapa permasalahan. Dalam
Term of Reference EADC 2010 dengan Tema “Cerdas Indonesiaku” memaparkan
bahwa rendahnya kualitas guru di Indonesia merupakan rangkaian dari rantai masalah
pendidikan di Indonesia yang harus diberantas hingga ke akarnya. Hal ini berkaitan
dengan peran guru yang merupakan komponen penting dalam dunia pendidikan yang
berada di barisan terdepan.
Berangkat dari masalah di atas, penulis yang merupakan calon guru ingin
membuka pikiran bahwa keprofesionalan harus tertanam kuat pada diri kita. Sudah
selayaknya guru mempunyai kompetensi serta tanggung jawab yang tinggi dalam
menjalankan profesinya, sehingga nasib pendidikan di Indonesia akan berubah kearah
yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dikasi
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian landasan filosifis pendidikan?
2. Bagaimana pengertian landasan yuridis pendidikan?
3. Bagaimana pengertian landasan psikologis pendidikan?
4. Apa pengertian dan syarat-syarat profesi, profesi kependidikan, dan
perkembangan profesi di Indonesia?
5. Apa pengertian dan fungsi kode etik professional, khususnya kode etik
guru Indonesia?
6. Apa saja fungsi dan tujuan organisasi profesi kependidikan?
7.
1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka makalah ini bertujuan untuk:
1. Mendefinisikan pengertian landasan filosofis pendidikan.
2. Mendefinisikan pengertian landasan yuridis pendidikan.
3. Mendefinisikan pengertian landasan psikologis pendidikan.
4. Mendefiniskan pengertian dan menjabarkan syarat-syarat profesi,
profesi kependidikan, dan perkembangan profesi di Indonesia.
5. Menjelaskan pengertian dan fungsi kode etik professional, khususnya
kode etik guru Indonesia.
6. Menjabarkan fungsi dan tujuan organisasi profesi kependidikan.
D. Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, maka makalah ini bermanfaat untuk:
1. Mengetahui pengertian landasan filosofis pendidikan.
2. Mengetahui pengertian landasan yuridis pendidikan.
3. Mengetahui pengertian landasan psikologis pendidikan.
4. Mengetahui pengertian dan syarat-syarat profesi, profesi kependidikan,
dan perkembangan profesi di Indonesia.
5. Mengetahui pengertian dan fungsi kode etik professional, khususnya
kode etik guru Indonesia.
6. Mengetahui fungsi dan tujuan organisasi profesi kependidikan.

2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Landasan Filosofis, Landasan Yuridis, dan Landasan Psikologi
Pendidikan
a. Pengertian Landasan Filosifis Pendidikan
Landasan filosofis pendidikan adalah asumsi filosofis yang dijadikan titik tolak
dalam rangka studi dan praktek pendidikan. Sebagaimana telah Anda pahami,
dalam pendidikan mesti terdapat momen studi pendidikan dan momen praktek
pendidikan. Melalui studi pendidikan antara lain kita akan memperoleh
pemahaman tentang landasan-landasan pendidikan, yang akan dijadikan titik
tolak praktek pendidikan. Dengan demikian, landasan filosofis pendidikan
sebagai hasil studi pendidikan tersebut, dapat dijadikan titik tolak dalam rangka
studi pendidikan yang bersifat filsafiah, yaitu pendekatan yang lebih
komprehensif, spekulatif, dan normative.
Adapun peranan landasan filosofis pendidikan yaitu memberikan rambu-rambu
apa dan bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan. Rambu-rambu
tersebut bertolak pada kaidah metafisika, epistemology dan aksiologi
pendidikan sebagaimana studi dalam filsafat pendidikan. Landasan filosofis
pendidikan tidaklah satu melainkan ragam sebagaimana ragamnya aliran
filsafat. Sebab itu, dikenal adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme,
landasan filsofis pendidikan Pragmatisme, dan sebagainya. Contoh: Penganut
Realisme antara lain berpendapat bahwa “pengetahuan yang benar diperoleh
manusia melalui pengalaman dria”. Implikasinya, penganut Realisme
mengutamakan metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada para
siswa untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung (misal:
melalui observasi, praktikum, dan lain-lain.) atau pengalaman tidak langsung
(misal: melalui membaca laporan-laporan hasil penelitian, dan lain-lain).
b. Pengertian Landasan Yuridis Pendidikan
Landasan hukum/yuridis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber
dari peraturan perundangan yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Peranan landasan yuridis dalam pendidikan adalah memberikan
rambu-rambu tentang bagaimana pelaksanaan system pendidikan dan
managemen pendidikan dilaksanakan selaras dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Contoh: Di dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang
3
Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan: “Setiap warga negara yang berusia
tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar”
(Pasal 6); “Setiap warga Negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program
wajib belajar” (Pasal 34).
c. Pengertian Landasan Psikologis Pendidikan
Psikologi sebagai sebuah landasan dalam pendidikan adalah bahwa dalam
pelaksanaan pendidikan haruslah menerapkan unsur-unsur psikologis karena
yang menjadi sasaran pendidikan tersebut adalah manusia. Oleh karena itu,
dalam penyelenggaraannya, pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan
manusia. Untuk memahami berbagai karakteristik siswa yang beragam maka
diperlukan psikologi dalam pendidikan. Pendidikan memposisikan manusia
sebagai objek dan subjeknya sehingga sangat diperlukan psikologi sebagai
landasan pendidikan.
B. Pengertian dan Syarat-syarat Profesi
a. Pengertian Profesi
Istilah profesi tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita. Guru, dokter, polisi,
tentara merupakan beberapa contoh sebutan untuk sebuah profesi. Guru harus
menjalani proses pendidikan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas
profesionalannya. Antara profesi, profesional, proesionalisme, profesionalitas dan
profesionalisme mempunyai pengertian yang saling berkaitan satu sama lain.Profesi
adalah suatu bidang pekerjaan yang ingin ditekuni oleh seseorang. Profesi juga
diartikan sebagai suatu pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan
keterampilan khusus yang didapat dari pendidikan akademis yang intensif (Webstar,
1989). Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi merupakan
pekerjaan yang tidak sembarang orang bisa melakukannya.
Djam’an Satori (2007: 1.3-1.4) menyatakan bahwa “Profesi adalah suatu
jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya”.
Artinya, suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Orang yang
menjalankan suatu profesi harus mempunyai keahlian khusus dan memiliki
kemampuan yang ddapat dari pendidikan khusus bagi profesi tersebut.
b. Syarat-syarat Profesi
Dapat dilihat syarat-syarat suatu pekerjaan dapat dikatakan profesi, yakni :

4
 Adanya ilmu pengetahuan yang mendasari teknik dan prosedur kerja yang
diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus.
 Adanya kode etik profesi.
 Adanya pengakuan Formal Legalistik dari masyarakat dan pemerintah.
 Adanya organisasi yang memayungi pelaku profesi serta melindungi
masyarakat dari layanan yang tidak semestinya.
c. Pengertian Profesi Kependidikan
Profesi menunjukkan lapangan yang khusus dan mensyaratkan studi dan
penguasaan pengetahuan khusus yang mendalam. Profesi kependidikan dalam hal
ini, guru merupakan suatu profesi karena dia memiliki 4 persyaratan yang telah
dibahas sebelumnya. Jadi dapat kita simpulkan pengertian dari profesi
kependidikan/keguruan adalah keahlian khusus dalam bidang pendidikan,
pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan (guru) serta menuntut
keprofesionalan pada bidang tersebut.
d. Syarat-syarat Profesi Kependidikan
Adapun syarat-syarat sebuah profesi dapat disebut Profesi kependidikan antara
lain:
 Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
 Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus
 Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama
 Jabatan yang memerlukan “Latihan dalam jabatan” yang
berkesinambungan
 Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen
 Jabatan yang menentukan standarnya sendiri
 Jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi
 Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin
erat

C. Perkembangan Profesi Kependidikan di Indonesia


1. Masa Penjajahan
Dalam bukunya Sejarah Pendidikan Indonesia, Nasution (1987) mengatakan
zaman penjajahan merupakan bagian sejarah profesi kependidikan. Pada zaman
penjajahan, guru tampil dan ikut mewarnai perjuangan bangsa Indonesia. Bahkan

5
pada tahun 1912 mereka mendirikan organisasi perjuangan guru-guru pribumi
yakni Persatuan Guru Hindia Belanda yang beranggotakan guru bantu, guru desa,
kepala sekolah, dan pemilik sekolah. Kemudian pada 1932, HIS mengambil
langkah ekstrim dengan mengubah namanya menjadi Persatuan Guru Indonesia
(PGI). PGI tetap eksis sampai penjajahan belanda berakhir karena semangat
nasionalisme yang tinggi.
Dalam masa penjajahan Jepang, PGI tidak bisa bearktivitas secara terang-
terangan, karena semua organisasi dianggap membahayakan. Peran guru pada
masa penjajahan amatlah penting karena guru mempunyai nilai strategis untuk
membangkitkan nasionalisme, meskipun banyak aral melintang dalam proses
penanaman nasionalisme tersebut.

2. Masa Kemerdekaan
Masa inilah peran guru dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat lebih terbuka dan maksima. Pada 24-25 November 1945
diselenggarakan Kongres Guru Indonesia di Surakarta. Pada tanggal 25 November
1945 lahirlah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai perwujudan
aspirasi guru Indonesia dalam mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa
(Hermawan S., 1989).
Dengan adanya Kongres Guru Indonesia, maka semua guru yang ada di
Indonesia melebur dan menyatu dalam suatu wadah, yakni PGRI sehingga tiada
lagi perbedaan latar belakang. Bahkan pada kelanjutannya, 25 November
diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Melalui Kepres No.78 Tahun 1994,
kiprah PGRI makin bersinar. Namun kiprah PGRI terseret dalam kepentingan
penguasa karena kedekatannya dengan partai politik tertentu.
Pada zaman reformasi, guru lebih berani berekspresi untuk menyampaikan
aspirasi dan keluhannya, seperti menuntut perbaikan kesejahteraan, dll. Tuntutan
perbaikan kesejahteraan guru akhirnya direspon pemerintah. Pemerintah
menempatkan peningkatan kesejahteraan guru dalam konteks kompetensi. Guru
yang dulunya belum sepenuhnya dianggap sebagai profesi akhirnya diakui sebagai
profesi dengan adanya pencanangan guru sebagai profesi oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono pada tanggal 2 Desember 2004.

6
D. Pengertian dan Fungsi Kode Etik Profesional
Setiap profesi pasti mempunyai kode etik. Kode etik guru Indonesia
merupakan kumpulan nilai-nilai dan norma-norma yang harus ditaati. Kode Etik Guru
dapat diartikan aturan tata-susila keguruan. Maksudnya aturan-aturan tentang
keguruan (yang menyangkut pekerjaan-pekerjaan guru) dilihat dari segi susila. Kata
susila adalah hal yang berkaitan dengan baik dan tidak baik menurut ketentuan-
ketentuan umum yang berlaku. Dalam hal ini kesusilaan diartikan sebagai kesopanan,
sopan-santun dan keadaban.
Dengan demikian yang dimaksud dengan Kode Etik Guru Indonesia adalah
pedoman/aturan-aturan/norma-norma tingkah laku yang harus ditaati dan diikuti oleh
guru profesional di Indonesia dalam melaksanakan tanggung jawabnya sehari-hari
sebagai guru profesional.
Fungsi kode etik profesi kependidikan adalah serbagai landasan moral dan
pedoman tingkah laku setiap guru anggota PGRI dalam menunaikan tugas sebagai
guru, baik di dalam maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk mrmbentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

Kode Etik Guru Indonesia


a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar.
e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan.
f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
g. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan social.

7
h. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI serana sarana perjuangan dan pengabdian.
i. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan.
Adapun tujuan kode etik pada dasarnya bertujuan merumuskan kode
etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan
organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan kode etik adalah sebagai berikut:
1. Untuk Menjunjung Tinggi Martabat Profesi
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak
luar atau masyarakat, agar mereka tidak memandang rendah atau remeh
terhadap profesi yang bersangkutan. Dari segi ini, kode etik juga sering
disebut kode kehormatan.

2. Untuk Menjaga dan Memelihara Kesejahteraan para Anggota


Yang dimaksud kesejahteraan di sini meliputi hak baik kesejahteraan
lahir (atau material) maupun kesejahteran batin (spiritual dan mental).
Dalam hal ini kesejahteraan lahir para anggota profesi,kode etik umumnya
memuat larangan-larangan para anggotanya untuk melakukan perbuatan-
perbuatan yang merugikan para anggotanya.
3. Untuk Meningkatkan Pengabdian para Anggota Profesi
Bagi para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan
tanggung jawab pengabdian dalam melaksanakan tugasnya.
4. Untuk Meningkatkan Mutu Profesi
Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-
norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu para anggotanya.
5. Untuk Meningkatkan Mutu Organisasi Profesi
Diwajibkan kepada setiap anggota untuk aktif berpartisipasi dalam
membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang dirancang
organisasi.

8
E. Fungsi dan Tujuan Organisasi Profesi Kependidikan
Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai pemersatu seluruh
anggota profesi dalam kiprahnya menjalankan tugas keprofesiannya, dan memiliki
fungsi peningkatan kemampuan profesional profesi ini.

a. Fungsi Pemersatu
Yaitu dorongan yang menggerakkan para profesional untuk membentuk suatu
organisasi keprofesian. Motif tersebut begitu bervariasi, ada yang bersifat
sosial, politik ekonomi, kultural, dan falsafah tentang sistem nilai. Abin
Syamsuddin, 1999 : 95), yaitu motif intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik, para
profesional terdorong oleh keinginannya mendapat kehidupan yang layak,
sesuai dengan tugas profesi yang diembannya. Secara ekstrinsik mereka
terdorong oleh tuntutan masyarakat pengguna jasa suatu profesi yang semakin
hari semakin kompleks.

b. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional


Fungsi kedua dari organisasi kependidikan adalah meningkatkan kemampuan
profesional pengemban profesi kependidikan ini. Fungsi ini secara jelas
tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi:
Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk
meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan
profesional, martabat, dan kesejahteraan tenaga kependidikan.

Ada lima misi dan tujuan organisasi kependidikan, yaitu :


meningkatkan dan/atau mengembangkan. Sedangkan visinya secara umum
ialah terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional :
1. Meningkatkan dan / atau mengembangkan karier anggota
2. Meningkatkan dan / atau mengembangkan kemampuan anggota.
3. Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profesional anggota.
4. Meningkatkan dan / atau mengembangkan martabat anggota.
5. Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan

9
Adapun jenis-jenis organisasi kependidikan antara lain :
a. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
b. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP); bertujuan untuk
meningkatkan mutu dan profesionalisasi dari guru dalam kelompoknya
masing-masing.
c. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI).

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tidak semua pekerjaan bisa dikatakan profesi, karena profesi memiliki 4 kriteria yang
harus dipenuhi. Untuk profrsi kependidikan pada mula perkembangannya masih belum dapat
dikatakan sebagai profesi. Guru mulai diakui sebagai profesi ketika adanya pencangangan
guru sebagai profesi pada tanggal 2 Desember 2004. PGRI sebagai organisasi guru yang
diakui pemerintah mempunyai kode etik yang mengatur anggotanya agar sesuai dengan
tujuan, misi-visi PGRI serta melindungi masyarakat dari layanan tak semestinya dari guru.
Selain PGRI, adapula MGMP dan ISPI sebagai organisasi kependidikan.
B. Saran
Untuk para calon pendidik atau guru sebaiknya menambah rasa ingin tahu tentang
konsep profesi kependidikan  secara mendalam. Untuk para pendidik/guru sebaiknya lebih
aktif mengikuti organisasi-organisasi profesi lain selain PGRI untuk menambah wawasan
guru dan meningkatkan keprofesionalan sebagai seorang guru.

11
DAFTAR PUSTAKA

Asmara.H. 2015. Profesi Kependidikan. Bandung :  Alfabeta.

Hamzah ,Uno. 2011. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kunandar.2007. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Pers.

Rugaiyah dan Sismiati, A. 2011. Profesi Kependidikan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Satori. 2001. Buku Materi Pokok Profesi Keguruan . Jakarta: Universitas Terbuka.

Soetjipto, Raflis Kosasi. 2009.  Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta.

12
13

Anda mungkin juga menyukai