Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

Dosen Pengampu:
Bapak Dr. Heru Suparman

Oleh :
Nama NPM Kelas
Iqbal Alwan Dwi Ananto 202114500284 R5D
Silfia Afriliyanti 202114500317 R5D
Salza Nurindahsari 202114500323 R5D
Kiki Melati 202114500329 R5D
Hanita Trisnawati 202114500331 R5D
Anna Hudia Rahman 202114500359 R5D
Sovhia 202114500372 R5D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN & PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu tanpa adanya halangan yang membuat makalah ini tidak selesai
sehingga sesuai dengan harapan.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Heru
Suparman sebagai dosen pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman, serta semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki serta menyempurnakan makalah ini. Kami berharap semoga apa yang
ditulis kami dapat memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Jakarta, 21 September 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1. Konsep Profesi ......................................................................................... 3
2.1.1. Definisi Profesi ................................................................................. 3
2.1.2. Karakteristik Profesi.......................................................................... 3
2.1.3. Perbedaan Profesi dengan Pekerjaan Biasa....................................... 3
2.2. Profesi Kependidikan ............................................................................... 4
2.2.1. Definisi Profesi Kependidikan .......................................................... 4
2.2.2. Peran Guru dalam Profesi Kependidikan ......................................... 5
2.2.3. Tanggung Jawab Guru dalam Profesi Kependidikan ........................ 5
2.3. Syarat-syarat Profesi Keguruan ................................................................ 6
2.3.1. Pendidikan dan Kualifikasi Akademik.............................................. 6
2.3.2. Etika Profesi ...................................................................................... 7
2.3.3. Pengembangan Profesional ............................................................... 7
2.4. Ciri-ciri Profesi Keguruan ........................................................................ 8
2.4.1. Otonomi Profesional ......................................................................... 9
2.4.2. Pengetahuan yang Mendalam ......................................................... 10
2.4.3. Tanggung Jawab Sosial ................................................................... 11
2.4.4. Organisasi Profesi ........................................................................... 13
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 16
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Indonesia
sejak zaman dahulu. Pada zaman kerajaan, pendidikan diajarkan oleh para guru
agama dan bangsawan. Pendidikan pada masa ini bertujuan untuk mencetak
generasi yang memiliki pengetahuan agama dan budaya yang kuat. Pada zaman
penjajahan Belanda, pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini
disebabkan oleh kebijakan pemerintah Belanda yang mendirikan sekolah-sekolah
untuk kepentingan penjajahan. Pendidikan pada masa ini bertujuan untuk mencetak
tenaga kerja yang murah dan terampil untuk mendukung perekonomian penjajahan.
Pada masa kemerdekaan, pendidikan mengalami perubahan yang signifikan. Hal
ini disebabkan oleh upaya pemerintah untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Pendidikan pada masa ini bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membangun masyarakat yang adil dan makmur. Perkembangan pendidikan di
Indonesia telah berdampak pada semakin pentingnya profesi kependidikan. Profesi
kependidikan adalah suatu pekerjaan yang berkaitan dengan pendidikan. Profesi
kependidikan meliputi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Tenaga Pendidik
adalah orang yang bertugas merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses
pembelajaran. Tenaga kependidikan adalah orang yang bertugas membantu
kelancaran proses pembelajaran.
Kata kependidikan dalam KBBI bergabung dengan kata tenaga, menjadi tenaga
kependidikan. Tenaga kependidikan diartikan sebagai anggota Masyarakat yang
mampu mengabdikan diri dalam menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan
keahliannya, yang bertugas sebagai pembimbing, pengajar, peneliti, pengelola, atau
administrator pendidikan.
Dalam ketentuan umum UU Sisdiknas, Nomer 20 tahun 2003 Tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa ada
banyak profesi yang terlibat dalam pendidikan. Salah satu profesi itu adalah
pendidik. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan

1
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
Dari pengertian profesi dan tenaga kependidikan maka dapat disimpulkan bahwa
profesi kependidikan adalah pekerjan bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian dalam penyelenggaraan pendidikan. adapun yang termasuk ke dalam
profesi kependidikan yaitu: guru, dosen, Kepala Sekolah, Stap TU, Pustakawan,
dan istilah lain yang berperan dalam proses penyelenggaraan Pendidikan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diaras, maka dapat dirumuskan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
• Apa yang dimaksud dengan konsep profesi?
• Apa yang itu profesi kependidikan?
• Apa saja syarat-syarat didalam profesi keguruan?
• Apa saja yang tedapat dalam ciri-ciri profesi keguruan?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :
• Untuk mengetahui maksud dari konsep profesi
• Untuk mengetahui apa itu profesi kependidikan
• Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat profesi keguruan
• Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri profesi keguruan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Profesi
2.1.1. Definisi Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan ilmu pengetahuan atau
keterampilan khusus sehingga orang yang memiliki pekerjaan tersebut harus
mengikuti pelatihan tertentu agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
Menurut Muchtar (2016:53) Profesi merupakan suatu konsep yang lebih
spesifik dibandingkan dengan pekerjaan. Istilah pekerjaan memiliki konotasi yang
lebih luas dari pada profesi. Setiap profesi adalah pekerjaan, akan tetapi tidak semua
pekerjaan merupakan profesi.
2.1.2. Karakteristik Profesi
Lieberman (1956), mengemukakan bahwa karakteristik profesi kalau
dicermati secara seksama ternyata terdapat titik-titik persamaannya. Di antara
pokok-pokok persamaannya itu ialah sebagai berikut :
1) Layanan yang unik, pasti, dan penting.
2) Penekanan pada teknik intelektual dalam melakukan pelayanannya.
3) Pelatihan khusus jangka panjang.
4) Otonomi yang luas baik bagi praktisi individu maupun kelompok pekerjaan
secara keseluruhan.
5) Penerimaan oleh para praktisi atas tanggung jawab pribadi yang luas atas
penilaian yang dibuat atas tindakan yang dilakukan dalam lingkup otonomi
profesional.
6) Penekanan pada pelayanan tee yang akan diberikan, bukan keuntungan ekonomi
bagi para praktisi, sebagai dasar pengorganisasian dan kinerja pelayanan sosial
yang didelegasikan kepada kelompok pekerjaan.
7) Organisasi praktisi yang bersifat sejf-gouveming yang komprehensif.
8) Kode etik yang telah didonasikan dan tidak ditafsirkan secara ambigu dan
meragukan oleh kasus-kasus konkrit.
2.1.3. Perbedaan Profesi dengan Pekerjaan Biasa
Dikutip dari buku Kumpulan Materi Ajar Kreatif (2020) oleh Tim Pelatihan
Online Pembuatan Buku Ajar Berbasis Digital, berikut pengertian pekerjaan:

3
"Pekerjaan adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat guna memenuhi
kebutuhannya sehari-hari." Sementara itu, Menurut Kasdin Sihotang dalam buku
Kerja Bermartabat: Kunci Meraih Sukses (2019), perbedaan antara profesi dan
pekerjaan adalah keahliannya. Pekerjaan biasanya tidak membutuhkan keahlian
khusus. Sedangkan profesi mengharuskan seseorang untuk mempunyai keahlian
khusus. Walau begitu, tidak semua pekerjaan bisa dilakukan seseorang. Karena
perbedaan bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Dalam buku Dasar Keperawatan Profesional (2023) oleh Tubagus Erwin dkk,
dituliskan bahwa profesi menghasilkan jasa bagi masyarakat, sedangkan pekerjaan
tidak. Bedanya profesi dan pekerjaan juga terletak pada ada atau tidaknya
kredensial (sertifikat keahlian). Orang yang menekuni bidang profesi tertentu
diwajibkan memiliki sertifikat keahlian. Misalnya dokter dan perawat. Sedangkan
orang yang melakukan sebuah pekerjaan tidak diharuskan memiliki sertifikat
keahlian. Contohnya penyanyi dan petani. Dari penjelasan di atas, kita bisa melihat
bahwa perbedaan pekerjaan dan profesi terletak pada: Ada atau tidaknya keahlian
Kode etik (etika) Hasil berupa jasa atau pelayanan Ada atau tidaknya kredensial
(sertifikat keahlian).
2.2. Profesi Kependidikan
2.2.1. Definisi Profesi Kependidikan
Semua profesi yang dikanal mampunyai organisasi professional yang kuat
untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya. Dalam
beberapa hal, jabatan guru telah memenuhi kriteria ini dan dalam hal lain belum
dapat dicapai. Di Indonesia relah ada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
yang merupakan wadah seluruh guru mulai dari guru taman kanak-kanak sampai
guru sekolah lanjutan atas, dan ada pula Ikatan Sarjana Pendidikan Indonasia (ISPI)
yang mewadahi seluruh sajana pendidikan.
Terdapat hak dan kewajiban pendidik dan tenaga kependidikan yang
tercantum dalam UU No.20 tahun 2003 pasal 40 yaitu: Pendidik dan tenaga
kependidikan berhak memperoleh:
1. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai;
2. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;
3. Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;

4
4. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil
kekayaan intelektual; dan
5. kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas
pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
2.2.2. Peran Guru dalam Profesi Kependidikan
Guru memiliki peran penting dalam Pendidikan, yaitu :
- Sebagai pengajar, yaitu orang yang mengajarkan suatu ilmu pengetahuan
kepada para anak didiknya.
- Sebagai pendidik, yaitu orang yang mendidikan muridnya agar memiliki
tingkah laku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
- Sebagai pembimbing, yaitu orang yang mengarahkan muridnya agar tetap
berada pada jalur yang tepat sesuai tujuan pendidikan.
- Sebagai motivator, yaitu orang yang memberikan motivasi dan semangat
kepada muridnya dalam belajar.
- Sebagai teladan, yaitu orang yang memberikan contoh dan teladan yang
baik kepada murid-muridnya.
2.2.3. Tanggung Jawab Guru dalam Profesi Kependidikan
a. Tugas Dan Tanggung Jawab Guru Sebagai Pendidik Profesional
Sebagai pendidik yang profesional, guru memiliki tugas dan tanggung
jawab yang besar untuk mencerdaskan bangsa. Menjadi seorang guru
membutuhkan dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaan. Dan menjadi guru
tidaklah pernah semudah itu. Karena itu, dibutuhkan pengetahuan dan
keterampilan yang memadai untuk dapat menjadi pengajar yang disukai oleh
siswa dan tetap mengutamakan pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan
kurikulum yang telah disusun.
b. Tanggung Jawab Guru
Tanggung jawab guru tidak sebatas mentransfer ilmu pengetahuan kepada
peserta didiknya, namun lebih kepada membentik mental dan kepribadian
peserta didiknya. Guru profesional dinilai bukan dari apa yang mereka katakan
tapi dari sikap dan peran dalam kehidupan bermasyarakat. Karena peserta didik
lebih banyak menilai guru dari kepribadian dari pada pengetahuan guru itu
sendiri.

5
c. Tanggung Jawab Intelektual
Guru memiliki tanggungjawab intelektual berupa penguasaan materi
pembelajaran dan mendalam. Dan yang tidak kalah penting adalah kemampuan
dalam memodelkan macam-macam pembelajaran yang efektif bagi kemajuan
peserta didik.
d. Tanggung Jawab Profesi
Guru sebagai pendidik memiliki tanggungjawab terhadap hasil belajar
peserta didik. Karena itu, penting bagi guru untuk memahami karakter peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi belajar yang pada
akhirnya bertujuan untuk mengembangkan setiap potensi peserta didik.
2.3. Syarat-syarat Profesi Keguruan
1. Guru yang profesional adalah seorang guru yang memiliki kelayakan untuk
menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik dan pengajar, ditinjau dari
jenjang pendidikannya, apakah ia sudah memenuhi syarat untuk menjadi
seorang guru?
2. Guru yang profesional adalah seorang guru yang memiliki dedikasi yang
tinggi akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang Guru.
3. Guru yang profesional adalah seorang guru yang memiliki kecintaan akan
profesinya sebagai seorang guru, jadi guru bukan pilihan pekerjaan yang
kesekian namun menjadi guru harus menjadi skala prioritas.
4. Guru yang profesional adalah guru yang secara terus menerus mau belajar,
dari semua sumber tanpa terkecuali termasuk dari peserta didik sekalipun
(tidak cepat berpuas diri).
5. Guru yang profesional adalah guru yang sanggup memberikan rasa aman
dan nyaman bagi peserta didik, bukan sebaliknya malah menjadi suatu
ancaman yang akan berdampak tidak baik baik peserta didik.
2.3.1. Pendidikan dan Kualifikasi Akademik
Dalam undang-undang no.20 Tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19
Tahun 2005 bab VI tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan memuat
tentang persyaratan menjadi guru seperti dimuat pada pasal 28, yaitu :

6
a. guru harus memliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agent
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasioanal.
b. kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seseorang guru yang
dibuktikan dengan ijazah dan/ atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang undangan yang berlaku.
c. kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi :
a) kompetensi pedagogic
b) kompetensi kepribadian
c) kompetensi professional
d) kompetensi sosial
d. seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang
diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi guru setelah melewati uji
kelayakan dan kesetaraan.
2.3.2. Etika Profesi
1. Tanggung jawab
- Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
- Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat
pada umumnya.
2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya.
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di
beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.
2.3.3. Pengembangan Profesional
1. Pelatihan Berkelanjutan: Ini bisa berupa kursus, seminar, atau workshop
yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan atau pengetahuan
tertentu.
2. Kolaborasi dengan Rekan: Diskusi dan kolaborasi dengan guru lain dapat
membantu dalam berbagi praktek terbaik dan mendapatkan perspektif baru.

7
3. Refleksi Profesional: Evaluasi diri dan refleksi atas praktek mengajar bisa
membantu guru mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.
4. Studi Lanjut: Banyak guru memutuskan untuk melanjutkan pendidikan
mereka, misalnya dengan mengambil program master atau doktoral dalam
pendidikan.
5. Keterlibatan dalam Penelitian: Ini membantu guru tetap up-to-date dengan
metode dan pendekatan pengajaran terbaru.
2.4. Ciri-ciri Profesi Keguruan
1. Selalu punya energi untuk siswanya, Seorang guru yang baik menaruh
perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru
yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan seksama.
2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran, Seorang guru yang baik menetapkan tujuan
yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu
dalam setiap kelas.
3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif, Seorang guru yang baik
memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa mempromosikan
perubahan perilaku positif di dalam kelas.
4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik, Seorang guru yang baik
memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan
perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif,
membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam
kelas.
5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua, Seorang guru yang baik menjaga
komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu update
informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum,
disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia
memenuhi panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.
6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya, Seorang guru yang baik memiliki
harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa dikelasnya untuk
selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.
7. Pengetahuan tentang Kurikulum, Seorang guru yang baik memiliki
pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standar-standar

8
lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan pengajaran mereka
memenuhi standar-standar itu.
8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan, Hal ini mungkin sudah jelas,
tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki
pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka
ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan
menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi
pembelajaran yang kolaboratif.
9. Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak dan proses Pengajaran,
Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak.
Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan
memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan
siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.
10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa, Seorang guru yang baik
mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan
siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.
2.4.1. Otonomi Profesional
Otonomi profesional dalam profesi keguruan merujuk pada kebebasan dan
kewenangan yang diberikan kepada guru untuk membuat keputusan profesional
berdasarkan pengetahuan, keterampilan, dan kebijakan etik mereka. Ini mencakup
beberapa aspek:
1. Pemilihan Metode Mengajar: Guru memiliki kebebasan untuk memilih
metode dan pendekatan pengajaran yang menurutnya paling efektif bagi
siswanya, selama metode tersebut sesuai dengan standar pendidikan dan
kode etik profesi.
2. Penilaian Siswa: Walaupun ada standar penilaian yang harus diikuti, guru
memiliki otonomi dalam menentukan bagaimana cara terbaik menilai
pemahaman dan kemampuan siswa.
3. Pengembangan Kurikulum: Meskipun kurikulum seringkali ditentukan oleh
lembaga atau pemerintah, guru tetap memiliki ruang untuk mengadaptasi
dan memodifikasi konten agar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
siswa mereka.

9
4. Pengembangan Profesional: Guru memiliki hak untuk menentukan jalur
pengembangan profesional mereka sendiri, seperti mengikuti pelatihan,
seminar, atau studi lanjut.
5. Pengambilan Keputusan Profesional: Ini bisa berkaitan dengan pemilihan
bahan ajar, strategi intervensi untuk siswa yang membutuhkan, atau cara
berkomunikasi dengan orang tua siswa.
2.4.2. Pengetahuan yang Mendalam
Pengetahuan yang mendalam adalah salah satu ciri utama dalam profesi
keguruan. Ini mencakup beberapa aspek khusus:
1. Penguasaan Materi Pelajaran: Guru harus memiliki pemahaman mendalam
tentang subjek atau materi yang diajarkan. Ini bukan hanya pemahaman
permukaan, tetapi pemahaman konseptual yang memungkinkan guru untuk
menjelaskan konsep-konsep dengan berbagai cara, menjawab pertanyaan siswa,
dan memahami hubungan antara konsep-konsep dalam subjek tersebut.
2. Pengetahuan Pedagogik: Selain memahami konten, guru juga harus memahami
prinsip-prinsip pedagogik, yaitu bagaimana cara terbaik untuk mengajarkan
materi tersebut kepada siswa dengan berbagai latar belakang dan kebutuhan.
3. Pengetahuan Tentang Siswa: Ini mencakup pemahaman tentang psikologi
perkembangan, kebutuhan khusus, gaya belajar siswa, dan faktor-faktor lain
yang mungkin mempengaruhi proses pembelajaran siswa.
4. Pengetahuan Kontekstual: Guru harus memahami konteks di mana mereka
mengajar, termasuk budaya sekolah, komunitas, dan faktor-faktor sosial
ekonomi yang mungkin mempengaruhi pembelajaran siswa.
5. Pengetahuan Kurikulum: Memahami kurikulum dan bagaimana materi tertentu
masuk dalam gambaran yang lebih besar dari pendidikan siswa adalah esensial.
Ini memungkinkan guru untuk membuat koneksi antara topik dan membantu
siswa melihat relevansi dari apa yang mereka pelajari.
6. Pengetahuan Teknologi Pendidikan: Dengan kemajuan teknologi, guru harus
memahami bagaimana menggunakan teknologi untuk mendukung
pembelajaran, termasuk perangkat lunak pendidikan, platform belajar online,
dan alat digital lainnya.

10
7. Refleksi dan Evaluasi Diri: Pengetahuan yang mendalam juga mencakup
kemampuan untuk merefleksikan praktek pengajaran sendiri, mengevaluasi
efektivitasnya, dan membuat penyesuaian berdasarkan umpan balik dan hasil
siswa.
Pengetahuan yang mendalam dalam profesi keguruan bukan hanya tentang
mengumpulkan informasi, tetapi juga tentang kemampuan untuk mengintegrasikan,
menerapkan, dan beradaptasi dengan pengetahuan tersebut dalam berbagai situasi
pembelajaran. Ini memungkinkan guru untuk mengajarkan dengan lebih efektif dan
memenuhi kebutuhan setiap siswa di kelas mereka.
2.4.3. Tanggung Jawab Sosial
❖ Perkenalan
Tidak diragukan lagi bahwa tugas seorang guru disertai dengan tanggung jawab
sosial. Siswa akan menjadi orang-orang yang membuat perbedaan dalam
masyarakat kita karena mereka adalah warga negara dewasa di masa depan.
Seorang guru mempunyai tanggung jawab sosial untuk membangun masyarakat
inklusif. Gurulah yang menentukan masa depan siswanya. Karena pelajar adalah
warga negara dewasa di masa depan, merekalah yang akan membawa perubahan
dalam masyarakat kita. Oleh karena itu, merupakan tanggung jawab sosial guru
untuk membina siswa yang berpengetahuan dan maju dalam proses berpikirnya.
❖ Jadilah Inspirasi bagi Siswa
Setelah orang tua, gurulah yang paling banyak berinteraksi dengan siswa pada
tahun-tahun awal kehidupan mereka. Karena alasan yang sama, mereka akan
mengandalkan gurunya karena beberapa alasan dan terlebih lagi, mereka akan
belajar banyak dari gurunya. Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk
menetapkan standar tertentu dalam perilaku mereka terhadap siswa dan rekan-
rekannya. Siswa akan mengamati guru dengan cermat dan belajar banyak dari guru.
Ingatlah selalu bahwa guru mempunyai kesempatan untuk menanamkan sifat-sifat
baik pada siswa yang akan melekat pada mereka sepanjang hidup mereka dan itu
bisa menjadi ciri kepribadian khas mereka. Jadi, jadilah inspirasi bagi anak didik
untuk menjadi manusia yang luar biasa.

11
❖ Kenali Siswa
Siswa akan berasal dari latar belakang budaya, sosial, dan ekonomi yang
berbeda. Faktor-faktor ini memang memainkan peran utama dalam kinerja
akademik mereka. Elemen-elemen ini mempunyai dampak yang signifikan
terhadap seberapa baik mereka mencapai prestasi akademis. Mereka mungkin
tertinggal dalam bidang akademis bukan karena mereka kurang mampu berprestasi,
melainkan karena mereka tidak bisa fokus pada studi mereka akibat masalah sosial
atau keluarga. Anda dapat mencoba mengidentifikasi elemen-elemen kunci yang
mempengaruhi keberhasilan akademis siswa dan menyelesaikannya.
❖ Didik Siswa Tentang Masalah Kemasyarakatan
Siswa memberikan kontribusi kepada masyarakat dalam berbagai cara, dan
ketika mereka dewasa, mereka akan memimpin dan melaksanakan semua reformasi
penting. Siswa harus sadar akan masalah masyarakat untuk mengembangkan rasa
tanggung jawab. Hasilnya, mereka akan menerima semua kejadian di masyarakat
dan akan mempertimbangkannya. Mereka mengembangkan kemampuan untuk
berpikir kritis sebagai hasil dari hal ini, dan ketika mereka menjadi lebih sadar akan
isu-isu sosial, mereka akan menganalisis isu-isu tersebut dan akan mengemukakan
pendapat mereka tentang isu-isu tersebut. Ajari mereka untuk menyuarakan
pendapatnya karena hal ini akan membantu mereka membangun kepercayaan diri
dan membangun perasaan menjadi anggota masyarakat yang berkontribusi..
❖ Kembangkan Komunitas yang Sensitif
Guru dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kemampuan siswa
dalam membangun kepekaan masyarakat. Guru mungkin bertujuan untuk
menumbuhkan sikap ramah pada siswanya karena mereka memiliki kekuatan untuk
mengubah masyarakat melalui siswanya. Merupakan tanggung jawab sosial para
pendidik untuk memastikan bahwa mereka menanamkan dalam diri siswa rasa
empati dan kasih sayang terhadap semua orang, bukan hanya teman sebayanya.
Oleh karena itu, guru membantu membangun masyarakat di mana setiap orang
diperlakukan setara, dihormati, dan dihargai tanpa memandang perbedaan.

12
2.4.4. Organisasi Profesi
Organisasi profesi adalah sekelompok orang yang memiliki tujuan yang sama
pada program keahlian tertentu. Tujuan dari organisasi profesi ialah wadah untuk
masyarakat dengan jenis profesi yang sama, dengan adanya organisasi akan
melindungi sekelompok orang dari kebijakan lembaga politik atau kepentingan
lainnya. Banyak hal positif yang ada dalam organisasi profesi. Di Indonesia sangat
banyak jenis organisasi profesi yang menaungi para pekerja profesional di
Indonesia. Di bawah ini merupakan penjelasan tetang organisasi profesi beserta
awal berdirinya organisasi.
1. PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)
Organisasi profesi yang sudah ada sejak zaman penjajahan di Indonesia yang
beranggotakan para guru. organisasi ini didirikan pada tahun 1912 dengan nama
Persatuan Guru Hindia Belanda, masa itu diikuti pembentukan beberapa organisasi
profesi guru diseluruh Indonesia dengan tingkatan yang berbeda. Berubah menjadi
nama PGRI ketika masa kemerdekaan Indonesia. Organisasi profesi ini memiliki
hubungan dengan ASEAN Council of Teachers.
Organisasi ini didirikan oleh beberapa tokoh di tahun tersebut. Tokoh pendiri
organisasi yaitu, Amin Singgih, Rh. Koesnan, Djajeng Soegianto, Soetono,
Soemidi Adisasmito, Ali Marsaban, dan Abdullah Nooerbambang. Pembentukan
organisasi ini di latar belakangi oleh semangat persatuan para guru di Indonesia.
2. IDI (Ikatan Dokter Indonesia)
Organisasi profesi dokter di Indonesia ini ada sejak tahun 1928 dengan nama
yang berbeda. Organisasi ini awal didirikan oleh Baher Djohan dengan tujuan
menyuarakan pendapat dokter. Seiring berjalannya waktu persatuan dokter tersebut
mengubah nama dari “Indonesische Genesjkundigen” menjadi “Ikatan Dokter
Indonesia” terjadi pada tahun 1950.
Organisasi profesi ini bekerjasama dengan organisasi profesi tingkat
internasional yaitu World Medicial Association (WMA) dan Confederation of
Medicial Associationin Asia and Oceania (CMMAO) sejak tahun 1953. Organisasi
ini juga menjadi salah satu organisasi yang mendirikan organisasi dokter tingkat
ASEAN dengan nama Medicial Association ASEAN (MASEAN) pada tahun 1980.

13
3. PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)
Organisasi perawat Indonesia yang menaungi seluruh perawat di Indonesia.
Sebelum masa kemerdekaan Indonesia telah ada berbagai jenis organisasi perawat
di Indonesia. organisasi dapat berupa tingkat rumah sakit atau daerah tertentu.
Organisasi ini resmi didirikan pada tahun 1974. Visi yang dibawa ialah tekad dan
semangat perawat Indonesia yang membutuhkan wadah yang menaunginya.
4. PII (Persatuan Insinyur Indonesia)
Organisasi ini berdiri pada tahun 1952. Pendiri organnisasi ini adalah Djoeanda
Kartawidjaja dan Roosseno Soerjohadikoesoemo. Organisasi yang dirancang oleh
orang tersebut dengan kawan-kawanya di Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Bandung (ITB).
5. IAPI (Ikatan Akuntan Publik Indonesia)
Organisasi yang didirikan pada tahun 1957. Organisasi ini berdiri sesuai dengan
perkembangan zaman dibidang ekonomi, dunia usaha, dan investasi. Banyak
pengaruh dari perkembangan tersebut sehigga muncul organisasi ini. Anggota yang
terdaftar dalam organisasi ini terdiri atas pemegang izin ankuntan publik dengan
tingkatan sesuai dengan sertifikasi profesi yang dimiliki.
Seseorang yang ingin gabung dalam organisasi ini harus memenuhi beberapa
syarat yang telah ditetapkan dan mengikuti alur yang ada. Organisasi ini telah
memiliki kerjasama dengan beberapa pihak terkait antara lain International
Federation of Accountants (IFAC), kementrian Keuangan Indonesia, Bank
Indonesia, dan Otoritas jasa keuangan.
6. IAI (Ikatan Apoteker Indonesia)
Organisasi yang menghimpun apoteker di Indonesia yang berdiri pada tahun
1965 denga nama Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. Anggota yang organisasi ini
merupakan sarjana farmasi. Tujuan dari organisasi ini ialah untuk memperhatikan
dn memperjuangakan kepentingan dibidang farmasi dan kepentingan apoteker di
Indonesia. Organisasi ini dirintis oleh beberapa orang yang membentuk panitia
pembentukan organisasi yang kemudian menjadi pengurus organisasi yang
pertama. Ketua organisasi yang pertama adalah Drs. E. Looho.

14
7. IAII (Ikatan Ahli Informatika Indonesia)
Salah satu organisasi profesi yang baru berdiri sekitar tahun 2016. Organisasi
ini berdiri dengan visi dan misi yang jelas. Misi yang dimiliki oleh organisasi ini
adalah kualitas, mensejahterakan, mengamankan, membangun, dan solidaritas.
8. IBI (Ikatan Bidan Indonesia)
Hari jadi Ikatan Bidan Indonesia ini terjadi pada 24 Juni 1954. Organisasi yang
diinisiasi oleh bidan senior yang berkumpul di Jakarta untuk melaksanakan
kongres. Organisasi ini didirikan dengan bentuk persatuan, bersifat nasional, dan
berazaskan pancasila.
9. IDGI (Ikatan Dokter Gigi Indonesia)
Organisasi yang didirikan pada tahun 1950 di Bandung. Visi yang dibawa ialah
Menjadi satu-satunya organisasi profesi dokter gigi yang profesional dan
berwibawa. Banyak program yang dijalankan oleh organisasi ini antara lain,
melakukan standarisasi peran PDGI, mengoptimalkan satgas JKN, mendorong
penelitian berbasis bukti, dan lain-lain.
10. IDRI (Ikatan Dosen Republik Indonesia)
Berdiri pada tahun 2015 yang dilatarbelakangi oleh Forum Dosen Muda Indonesia
(FDMI). Tujuan utama didirikannya organisasi ini adalah menjadi wadah dosen di
seluruh Indonesia dan sebagai tempat untuk mengembangkan kemampuan.
11. IFAC (International Federation of Accountants)
IFAC ialah bentuk organisasi profesi akuntansi internasional yang mengatur
dan mengembangkan standar akuntansi, audit dan etika yang berlaku di seluruh
dunia, termasuk juga Indonesia. Disisi lainnya keberadaan IFAC juga memberikan
panduan dan mendukung perkembangan profesionalisme di bidang akuntansi.

15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Profesi kependidikan memiliki dua arti “Profesi” dan “Kependidikan”. Profesi
adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan ilmu pengetahuan atau keterampilan
khusus sehingga orang yang memiliki pekerjaan tersebut harus mengikuti pelatihan
tertentu agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Sedangkan kependidikan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bergabung dengan kata tenaga, menjadi
tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan diartikan sebagai anggota Masyarakat
yang mampu mengabdikan diri dalam menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan
keahliannya, yang bertugas sebagai pembimbing, pengajar, peneliti, pengelola, atau
administrator pendidikan. Adapun ciri dari seorang Tenaga Pendidik atau guru
yaitu, Selalu punya energi untuk siswanya, punya tujuan jelas untuk pelajaran,
punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif, punya keterampilan manajemen
kelas yang baik, bisa berkomunikasi dengan baik dengan Orang Tua, punya harapan
yang tinggi pada siswa-nya, pengetahuan tentang Kurikulum, pengetahuan tentang
subyek yang diajarkan, selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak dan
proses pengajaran, dan punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa.

16
DAFTAR PUSTAKA
Suhayati E. (2020), Dsekripsi Perilaku, Sikap, Kode Etik dan Etika Profesi,
Bandung : Universitas Komputer Indonesia.
Nasihin Sukarti (2017), Profesi Guru Dalam Konsep Teori, diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/75423-ID-profesi-guru-dalam-
konsep-dan-teori.pdf
Kasdin Sihotang (2019), Kerja Bermartabat: Kunci Meraih Sukses, Jakarta Selatan:
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
N. Tubagus Erwin, dkk (2023), Dasar Keperawatan Profesional, Yayasan Kita
Menulis, Medan
Hidayati Nanda (2020), Kumpulan Materi Ajar Kreatif, Jakarta : Tim Pelatihan
Online Pembuatan Buku Ajar Berbasis Digital.
Maksum Moh. Ja'far Sodiq (2020), Hukum dan Etika Bisnis, Sleman : Deepublish.
Simanjuntak Ruth Mayasari (2016), Bahan Ajar Profesi Kependidikan, Medan :
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas HKBP Nommensen. Diakses dari
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/5291/Diktat_Prof
esi_kependidikan.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Khoir Hamdan (2021), Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Meningkatkakan Kompetensi Keagamaan Peserta Didik di SMPN 17
Bandar Lampung, Lampung : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung. Diakses dari
http://repository.radenintan.ac.id/16573/1/PERPUS%20PUSAT%20BAB
%201%20DAN%202.pdf
Chaniago, S. (2015). Profesi Keguruan. Jurnal Ilmiah Econosains, 13(1), 28-33.
Diakses dari
https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/econosains/article/view/583
Wardani Niken, dkk (2017) Pengertian, Karakteristik, Syarat & Kriteria Profesi
Guru, Jakarta : Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosisal
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). Diakses
darihttps://www.academia.edu/32372805/PENGERTIAN_KARAKTERIS
TIK_SYARAT_and_KRITERIA_PROFESI_GURU

Anda mungkin juga menyukai