Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

PENGEMBANGAN PROFESI DAN KARIR

Dosen Pengampu;

Dr. Anwar Bey, M.Si

Disusun oleh;

KELOMPOK III

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020

i
KELOMPOK 3

Anggota;

1. Adim Jufriyatno Syarifuddin (A1I119019


2. Fadila Indar Wahdaniyah (A1I119033)
3. Karisma Aprilyani Puspitasari (A1I119075)
4. Muh. Sigit Aidit Sugiarto (A1I119045)
5. Nurfadilla Eka Puspita S (A119085)
6. Reski Amelia (A1I1190955)
7. Waode Karisma (A1I119095)
8. Wieka Aulia Rahmadani (A1I119065)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERITAS HALU OLEO
KENDARI
2020

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Profesi Kependidikan dengan judul
“Pengembangan Profesi dan Karir”

Adapun makalah mengenai “Pengembangan Profesi dan Karir” ini telah


kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Utamanya kepada
dosen pengampu mata kuliah ini, Bapak Dr. Anwar Bey, M.Si yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Untuk itu, tidak lupa kami
sampaikan banyak terima kasih kepada bapak serta semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Profesi


Kependidikan mengenai “Pengembangan Profesi dan Karir” ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Pinrang, 17 November 2020

iii
DAFTAR ISI

Anggota Kelompok ........................................................................................... ii


Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Daftar Isi .......................................................................................................... iv

BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................... 4
2.1 Defenisi Pengembangan Profesi dan Karir ................................................... 4
2.2 Alasan Penting Perlunya Pengembangan Profesi dan Karir .......................... 7
2.3 Landasan Hukum terkait Pengembangan Profesi dan Karir Guru ............... 12
2.4 Prinsip-Prinsip Pengembangan Profesi dan Karir Guru .............................. 15
2.5 Tahap-Tahap dalam Pengembangan Profesi dan Karir Guru....................... 17
2.6 Upaya-Upaya dalam Pengembangan Profesi dan Karir Guru ...................... 21

BAB III
PENUTUP....................................................................................................... 28
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 28
3.2 Saran ......................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 29

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Guru adalah guru yang tugas dan pekerjaannya selain mengajar,
memberikan macam-macam ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada
anak-anak juga mendidik.
Pekerjaan guru merupakan pekerjaan yang luhur dan sangat mulia,
baik ditunjau dari sudut masyarakat dan negara maupun ditinjau dari sudut
keagamaan. Guru sebagai pendidik ialah seorang yang berjasa besar
terhadap masyarkat dan negara.
Tinggi atau rendahnya kebudayaan suatu masyarakat maju atau
mundurnya tungkat kebudayaan suatu masyarakat, sebagian besar
bergantung kepada pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh guru-
guru.
Guru merupakan pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung
jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya
mampu berdiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah
Khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup
berdiri sendiri (Noor Jamaluddin, 1978:1)
Guru telah dipercaya oleh orangtua setiap peserta didik untuk
membimbing dan menggantikan peran orang tua di sekolah. Guru
merupakan pendidik profesional karena guru telah menerima dan memikul
beban dari orang tuas untuk ikut mendidik anak-anak. Dalam hal ini orang
tua harus tetap sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anak-
anaknya. Sedangkan guru ialah tenaga profesional yang membantu orang
tua untuk mendidik anak-anak pada jenjang pendidikan sekolah (Zakiyah
Darajat).

1
Sebagai pendidik, guru memiliki jabatan sebagai tenaga fungsional.
Jabatan fungsional guru menunjukan tugas, tanggung jawab dan hak guru
dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan
pada keahlian dan keterampilan tertentu secara mandiri. Fungsional guru
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang diduduki oleh pegawai negri sipil.
Untuk mendapatkan predikat atau peran guru bukan pekerjaan yang
mudah. Hal ini berkaitan erat dengan penghargaan masyarakat atau Negara
terhadap profesi ini. Negara-negara maju memberikan penghargaan yang
lebih kepada guru (Supriyadi,1999).

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Profesi dan
Pengembangan Karir?
2) Mengapa Pengembangan Profesi dan Karir Guru sangat penting untuk
dilakukan?
3) Apa landasan hukum yang mendasari Pengembangan Profesi Guru?
4) Apa saja Prinsip-Prinsip Pengembangan Profesi dan Karir Guru?
5) Bagaimana tahapan – tahapan dalam Pengembangan Profesi dan Karir
Guru?
6) Bagaimana upaya dalam Pengembangan Profesi dan Karir Guru?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pengembangan Profesi
dan Pengembangan Karir Guru.
2) Untuk mengetahui alasan penting Guru melakukan Pengembangan
Profesi dan Karir.
3) Untuk mengetahui landasan hukum Pengembangan Profesi Guru.

2
4) Untuk mengetahui prinsip-prinsip Pengembangan Profesi dan Karir
Guru.
5) Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam Pengembangan Profesi dan
Karir Guru.
6) Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan dalam Pengembangan
Profesi dan Karir Guru.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Pengembangan Profesi dan Karir Guru


2.1.1 Pengembangan Profesi Guru
Kata “profesi” diadaptasi dari bahasa Inggris, yaitu “profession” yang
berasal dari bahasa Latin “professus”. Kedua kata tersebut memiliki arti
yang sama, yaitu mampu atau ahli di bidang tertentu.
Menurut Peter Jarvis (1983:21), pengertian profesi adalah suatu
pekerjaan yang sesuai dengan studi intelektual atau pelatihan khusus dimana
tujuannya untuk menyediakan pelayanan keterampilan bagi orang lain
dengan upah tertentu.
Mengacu pada asal katanya tersebut maka pengertian profesi adalah suatu
pekerjaan yang membutuhkan keahlian tertentu yang didapat
dari pendidikan tinggi, di mana umumnya mencakup pekerjaan mental yang
didukung dengan kepribadian dan sikap profesional.
Jadi secara umum, pengertian profesi adalah suatu pekerjaan yang
membutuhkan ilmu pengetahuan atau keterampilan khusus sehingga orang
yang memiliki pekerjaan tersebut harus mengikuti pelatihan atau pendidikan
tertentu agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
Sedangkan, Pengembangan profesi guru adalah proses kegiatan dalam
rangka menyesuaikan kemampuan profesional guru dengan tuntutan
pendidikan dan pengajaran.
Pengembangan profesi guru di lingkungan pendidikan diarahkan pada
kualitas profesional, penilaian kinerja secara obyektif, transparan dan
akuntabilitas, serta memotivasi untuk meningkatkan kinerja dan prestasi
(Soewarni, 2004). Pengembangan profesi guru pada dasarnya adalah
peningkatan kualitas kompetensi guru. Beberapa dimensi utama dalam
kompetensi guru adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial,dan kompetensi profesional (Ana-Maria Petrescu, 2015).

4
Menurut Zainal&Elham (2007), Pengembangan profesi adalah
kegiatan guru dalam pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan
keterampilan untuk meningkatkan mutu, baik bagi proses belajar mengajar
dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya.
Pembinaan dan pengembangan keprofesian guru meliputi 4 ranah,
yaitu, pembinaan kompetensi-kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,
dan professional
Tujuan pengembangan profesi Guru adalah tidak lain untuk mencapai
makna profesi yang harkiah dan sesungguhnya. Pengembangan profesi
merupakan peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang
untuk mencapai suatu rencana profesi (Hani, 2001, hal. 123).
2.1.2 Pengembangan Karir Guru
Karier adalah serangkaian perubahan sikap, nilai dan perilaku
serta motivasi yang terjadi pada setiap individu selama rentang
waktu kehidupanya untuk menemukan secara jelas keahlian, tujuan karier
dan kebutuhan untuk pengembangan, merencanakan tujuan karier, dan
secara kontinyu mengevaluasi, merevisi dan meningkatkan rancanganya.
Karier juga merupakan suatu proses kemitran interaksi dalam tahapan
dan kerja sama antara organisasi/perusahan atau manajemen, atasan
langsung dan individu itu sendiri.
Karir guru/konselor di sekolah meliputi dua hal, yaitu:
a) Karir Struktural, berhubungan dengan kedudukan seseorang di dalam
struktur organisasi tempat ia bekerja, misalnya menjabat sebagai
Wali Kelas, Wakasek, Kepala Sekolah, dan lain-lain. Karir ini
memiliki tuntutan tanggung jawab tertentu bagi seorang guru,
sehingga wawasan/pengetahuan, sikap, dan keterampilan seorang
guru/konselor harus ditingkatkan untuk menjawab tuntutan yang
dimaksud.
b) Karir Fungsional, berhubungan dengan tingkatan/pencapaian formal
seseorang di dalam profesi yang ia geluti, contohnya guru madya,
guru dewasa, guru pembina, guru professional.

5
Agar dapat mengalami kenaikan karir, seorang guru/konselor perlu
mengerjakan sejumlah tugas-tugas profesional yang memiliki nilai kredit
tertentu dan dibuktikan dengan dokumen-dokumen legal. Akumulasi nilai
kredit yang dimaksud harus dapat memenuhi jumlah nilai tertentu yang
ditetapkan pemerintah.
Menurut Andrew J. Fubrin dalam Mangkunegara (201:7),
Pengembangan Karir adalah aktivitas kepegawaian yang membantu
pegawai-pegawai merencanakan karier masa depan mereka di organisasi,
agar organisasi dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan diri
secara maksimum.
Sedangkan, menurut Marwansyah (2012:208) pengembangan karier
adalah kegiatan- kegiatan pengembangan diri yang ditempuh oleh seseorang
untuk mewujudkan rencana karier pribadinya.
Pembinaan dan pengembangan karier meliputi 3 ranah, yaitu
penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.
a) Penugasan
Guru terdiri dari tiga jenis, yaitu guru kelas, guru mata
pelajaran, dan guru bimbingan dan konseling atau konselor. Dalam
rangka melaksanakan tugasnya, guru melakukan kegiatan pokok yang
mencakup: merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik,
dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan
kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru
b) Promosi
Kegiatan pengembangan dan pembinaan karir yang kedua
adalah promosi. Promosi dimaksud dapat berupa penugasan sebagai
guru pembina, guru inti, instruktur, wakil kepala sekolah, kepala
sekolah, pengawas sekolah, dan sebagainya. Kegiatan promosi ini
harus didasari atas pertimbangan prestasi dan dedikasi tertentu yang
dimiliki oleh guru.

6
Peraturan Pemerintah No. 74 tentang Guru mengamanatkan
bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesian, guru berhak
mendapatkan promosi sesuai dengan tugas dan prestasi kerja. Promosi
dimaksud meliputi kenaikan pangkat dan/atau kenaikan jenjang
jabatan fungsional.
c) Kenaikan Pangkat
Kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru dalam rangka
pengembangan karir merupakan gabungan dari angka kredit unsur
utama dan penunjang ditetapkan sesuai dengan Permenneg PAN dan
BR Nomor 16 Tahun 2009. Tugas-tugas guru yang dapat dinilai
dengan angka kredit untuk keperluan kenaikan pangkat dan/atau
jabatan fungsional guru mencakup unsur utama dan unsur penunjang.

2.2 Alasan Penting Guru Perlu Melakukan Pengembangan


Profesi dan Karir.
Ada beberapa alasan mengapa guru harus mengembangkan profesinya
(kompetensi). Beberapa alasan penting aladah sebagai berikut;
a) Perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK).
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), baik sebagai
substansi materi ajar maupun piranti penyelenggaraan pembelajaran,
terus berkembang. Dinamika ini menuntut guru selalu meningkatkan
dan menyesuaikan kompetensinya agar mampu mengembangkan dan
menyajikan materi pelajaran yang aktual dengan menggunakan
berbagai pendekatan, metoda, dan teknologi pembelajaran terkini.
Hanya dengan cara itu guru mampu menyelenggarakan
pembelajaran yang berhasil mengantarkan peserta didik memasuki
dunia kehidupan sesuai dengan kebutuhan dan tantangan pada
zamannya. Sebaliknya, ketidakmauan dan ketidakmampuan guru
menyesuaikan wawasan dan kompetensi dengan tuntutan
perkembangan lingkungan profesinya justru akan menjadi salah satu

7
faktor penghambat ketercapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran
(Danim, 2012: 16).
Perkembangan IPTEK menjadi salah satu pendorong yang
mengharuskan para guru untuk melakukan pengembangan profesinya.
Perkembangan IPTEK secara empiris menunjukkan begitu besar
dampaknya pada berbagai dimensi pembangunan, khususnya bidang
pendidikan.
Berkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau
Information and Communication Technology (ICT) menjadi tantangan
mutakhir bagi dunia pendidikan. E-learning, e-book, mobile learning
dan sejenisnya adalah wujud dari perkembangan IPTEK mutakhir.
Para guru mau tidak mau, suka tidak suka harus mampu beradaptasi
dan/atau menggunakan teknologi tersebut. Jika tidak, maka profesi
guru tidak akan eksis.
b) Tuntutan Lembaga Pendidikan.
Dengan adanya dampak perkembangan IPTEK maka berbagai
institusi pendidikan mempunyai tuntutan baru. Tidak ada satu pun
lembaga pendidikan (sekolah atau perguruan tinggi) yang ingin
ketinggalan IPTEK, karena apabila mengabaikan perkembangan
IPTEK berarti lembaga pendidikan tersebut harus siap untuk
ditingggalkan oleh stakeholder.
Dinamika ini menuntut guru selalu meningkatkan kualitas
profesinya dengan mengembangkan pengetahuan baru, keterampilan
baru, dan sikap baru sesuai dengan tuntutan lembaga pendidikan.
Lembaga-lembaga pendidikan harus menerapkan teknologi baru
sehingga tidak ketinggalan jaman.
Penerapan dan pengembangan teknologi baru di lembaga
pendidikan merupakan tanggung jawab utama guru karena gurulah
yang bertugas langsung dalam proses pembelajaran. Belakangan ini
lembaga-lembaga pendidikan berkompetisi untuk memberikan
layanan terbaik dan mengedepankan penerapan teknologi baru dalam

8
manajemen lembaga dan proses pembelajaran, khususnya Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK), sehingga lembaga pendidikan
tersebut tidak kalah dalam pentas persaingan lembaga pendidikan.
c) Tuntutan Dunia Kerja.
Tuntutan lapangan kerja yang mengedepankan kualitas sumber
daya manusia mendorong berbagai lembaga pendidikan untuk terus
meningkatkan kualitas pendidikan (pembelajaran).
Dengan terbatasnya lapangan kerja pada satu sisi, dan tuntutan
persyaratan penerimaan tenaga kerja pada sisi lain mengharuskan
lembaga-lembaga pendidikan mengadaptasikan kurikulum dengan
kebutuhan lapangan kerja. Di sinilah para guru dituntut untuk terus
belajar dan mengembangkan kurikulum (materi pelajaran) sehingga
para lulusannya nanti mampu bersaing dalam pasar lapangan kerja.
Lembaga pendidikan yang tidak mampu mempersiapkan para
peserta didiknya dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang
dipersyaratkan lapangan kerja maka cepat atu lambat lembaga
pendidikan tersebut akan tersisihkan.
d) Persaingan global.
Lembaga-lembaga pendidikan terus dihadapkan dengan
persaingan yang sangat ketat diantara lembaga-lembaga pendidikan
(sekolah/perguruan tinggi) yang berkembang secara global.
Semua lembaga pendidikan dituntut untuk mampu ikut tampil
ambil bagian dalam proses perubahan dan perkembangan serta
peningkatan kualitas pendidikan. Untuk dapat ambil bagian dalam
kompetisi lembaga pendidikan maka lembaga-lembaga pendidikan
harus melakukan berbagai aktivitas untuk peningkatan kualitas dalam
seluruh komponennya, khususnya peningkatan kualitas atau profesi
guru.
Lembaga-lembaga pendidikan (atau guru/dosen) yang tidak
sanggung melakukan peningkatan kualitas kompetensinya cepat atau
lambat akan ditinggalkan oleh stakeholder.

9
Sekolah atau perguruan tinggi yang tidak mengembangkan
media teknologi informasi dan komunikasi dan guru atau dosennya
tidak terbiasa menggunakan media tersebut akan dipersepsi negatif
oleh para stakeholders.
e) Harga diri (moral).
Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh kewibawaan
guru. Kewibawaan guru menunjukkan harga diri (moral) guru. Guru
yang menunjukkan kinerja yang tinggi, yang ditunjukkan antara lain
dalam hal penguasaan materi dan dalam mengelola interaksi
pembelajaran, termasuk penggunaan IPTEK (TIK) dalam
pembelajaran akan memperoleh penilaian positif dari peserta didik.
Sebaliknya, guru yang memiliki kemampuan terbatas dalam
penguasaan materi dan mengajar akan kehilangan wibawa di hadapan
peserta didik.
Oleh sebab itu guru harus senantiasa mengupdate keterampilan,
pengetahuan, dan sikapnya. Tidak jarang guru menyikapi dengan
keras pada para peserta didiknya jika banyak bertanya, padahal
semestinya guru senang jika para peserta didiknya suka bertanya
karena menunjukkan keingintahuan mereka tinggi. Guru yang
bersikap demikian biasanya guru yang memang kurang menguasai
materi pelajaran, sehingga kalau guru merasa tidak siap menjawab
pertanyaan-pertanyaan siswanya tidak dibuka forum tanya jawab,
bahkan memarahi siswanya yang suka bertanya, bahkan kadang guru
mengambil siasat dengan menyuruh siswanya mencari sendiri
jawabannya dengan alasan mengembangkan belajar mandiri atau
alasan-alasan lain yang tidak rasional.
f) Rendahnya profesionalisme guru.
Ada lima penyebab rendahnya profesionalisme guru:
(1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total
(2) rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika
profesi keguruan

10
(3) pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih
setengah hati dari pengambilan kebijakan dan pihak-pihak
terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum mantapnya
kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan kependidikan
(4) masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang proporsi
materi ajar yang diberikan kepada calon guru
(5) masih belum berfungsi PGRI sebagai organisasi profesi yang
berupaya secara makssimal meningkatkan profesionalisme
anggotanya.
Kecenderungan PGRI bersifat politis memang tidak bisa
disalahkan, terutama untuk menjadi pressure group agar dapat
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Namun demikian di masa
mendatang PGRI sepantasnya mulai mengupayakan profesionalisme
para anggo-tanya.
Dengan melihat adanya faktor-faktor yang menyebabkan
rendahnya profesionalisme guru, pemerintah berupaya untuk mencari
alternatif untuk meningkatkan profesi guru (Akadum, 1999:17)..
Selanjutnya Akadum menegaskan bahwa dunia guru masih
terselingkung dua masalah yang memiliki mutual korelasi yang
pemecahannya memerlukan kearifan dan kebijaksanaan beberapa
pihak terutama pengambil kebijakan; (1) profesi keguruan kurang
menjamin kesejahteraan karena rendah gajinya. Rendahnya gaji
berimplikasi pada kinerjanya; (2) profesionalisme guru masih rendah
(Akadum, 1999:16).
Tentang keraguan terhadap kompetensi guru dimuat pula dalam
Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru bahwa Hingga kini, baik
dalam fakta maupun persepsi, masih banyak kalangan yang
meragukan kompetensi guru baik dalam bidang studi yang diajarkan
maupun bidang lain yang mendukung terutama bidang didaktik dan
metodik pembelajaran. Keraguan ini cukup beralasan karena didukung
oleh hasil uji kompetensi yang menunjukkan masih banyak guru yang

11
belum mencapai standar kompetensi yang ditetapkan. Uji kompetensi
ini juga menunjukkan bahwa masih banyak guru yang tidak
menguasai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Uji-coba studi video terhadap sejumlah guru di beberapa lokasi
sampel melengkapi bukti keraguan itu. Kesimpulan lain yang cukup
mengejutkan dari studi tersebut di antaranya adalah bahwa
pembelajaran di kelas lebih didominasi oleh ceramah satu arah dari
guru dan sangat jarang terjadi tanya jawab. Ini mencerminkan betapa
masih banyak guru yang tidak berusaha meningkatkan dan
memutakhirkan profesionalismenya (Danim, 2012:16).

2.3 Landasan Hukum Pengembangan Profesi dan Karir Guru


Amanat uu nomor 14 tahun 2005 dan pp 74 . UU 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen disahkan Presiden Dr. H. Susilo Bambang
Yudhoyono pada tanggal 30 Desember 2005. Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diundangkan dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157 dan Penjelasan Atas UU No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4586 oleh Menkumham Yusril Ihza Mahendra
pada tanggal 30 Desember 2005 di Jakarta.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa “Kompetensi guru
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,

12
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi”
a) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik. Termasuk ke dalam kemampuan ini antara lain sub-sub
kemapuan:
b) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta
didik. Termasuk dalam kemampuan ini antara lain sub-sub kemampuan:
c) Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama
guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Termasuk ke
dalam kemampuan ini adalah sub-sub kompetensi:
d) Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam. Pengertian ini kita temui pada
bagian penjelasan pasal 10 UU No 12 Tahun 2005. Barangkali terlalu
sempit memberi pengertian kompetensi profesional guru seperi itu.
Dengan pengertian seperti itu akan menimbulkan kesan seolah olah
profesi guru itu hanya memberikan layanan mengajar (pembelajaran).
Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru yang
ditandangani oleh Presiden Republik Indonesia per tanggal 01 Desember
2008. Peraturan ini diterbitkan sebagai amanat dan tindak lanjut dari
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Peraturan
ini diterbitkan sebagai amanat dan tindak lanjut dari Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Kerangka dari Peraturan Pemerintah ini terdiri 9 Bab 68 Pasal. Berikut
ini disajikan beberapa hal-hal yang dianggap penting tenatang isi peraturan
ini, Yaitu;
BAB I Ketentuan
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

13
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Kompetensi dan Sertifikasi. Guru wajib memiliki Kualifikasi
Akademik, kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Kompetensi Guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi
Hak. Guru yang memenuhi persyaratan berhak mendapat satu
tunjangan profesi. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan
pendidikan tetap diberi tunjangan profesi Guru apabila yang
bersangkutan tetap melaksanakan tugas sebagai pendidik.
BAB IV Beban Kerja
Beban kerja Guru mencakup kegiatan pokok: (a) merencanakan
pembelajaran; (b) melaksanakan pembelajaran; (c) menilai hasil
pembelajaran; (d) membimbing dan melatih peserta didik; dan (e)
melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan
kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru.
BAB V Wajib Kerja dan Pola Ikatan Dinas
Dalam keadaan darurat, Pemerintah dapat memberlakukan ketentuan
wajib kerja kepada Guru dan/atau warga negara Indonesia lainnya
yang memenuhi Kualifikasi Akademik dan kompetensi untuk
melaksanakan tugas sebagai Guru di Daerah Khusus di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah dapat menetapkan pola ikatan dinas bagi calon
Guru untuk memenuhi kepentingan pembangunan pendidikan nasional
atau kepentingan pembangunan daerah.
BAB VI Pengangkatan, Penempatan, dan Pemindahan.
Pengangkatan dan penempatan Guru yang diangkat oleh Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Guru yang ditempatkan pada jabatan

14
struktural kehilangan haknya untuk memperoleh tunjangan profesi,
tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan.
Sanksi. Guru yang tidak dapat memenuhi Kualifikasi Akademik,
kompetensi, dan Sertifikat Pendidik kehilangan hak untuk mendapat
tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional, dan maslahat
tambahan. Guru yang tidak dapat memenuhi kewajiban melaksanakan
pembelajaran 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan tidak
mendapat pengecualian dari Menteri dihilangkan haknya untuk
mendapat tunjangan profesi, tunjangan fungsional atau subsidi
tunjangan fungsional, dan maslahat tambahan.
Ketentuan Peralihan. Guru Dalam Jabatan yang belum memiliki
Sertifikat Pendidik memperoleh tunjangan fungsional atau subsidi
tunjangan fungsional dan maslahat tambahan. Pengawas satuan
pendidikan selain Guru yang diangkat sebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah ini diberi kesempatan dalam waktu 5 (lima) tahun untuk
memperoleh Sertifikat Pendidik.

2.4 Prinsip-Prinsip Pengembangan Profesi dan Karir Guru


Ada ada dua prinsip utama pengembangan atau peningkatan
kompetensi (profesi) dan karir guru, yakni prinsip umum dan khusus.
2.4.1 Prinsip Prinsip Umum
1) Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural,
dan kemajemukan bangsa.
2) Satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
3) Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung
sepanjang hayat.
4) Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan
kreativitas guru dalam proses pembelajaran.
5) Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta
dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

15
2.4.2 Prinsip-Prinsip Khusus
1) Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
kompetensi dan indikator harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2) Relevan, rumusannya berorientasi pada tugas dan fungsi guru sebagai
tenaga pendidik profesional yakni memiliki kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional.
3) Sistematis, setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru
berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4) Konsisten, adanya hubungan yang ajeg dan taat asas antara kompetensi
dan indikator.
5) Aktual dan kontekstual, yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat
mengikuti perkembangan Ipteks.
6) Fleksibel, rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan jaman.
7) Demokratis, setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama untuk
diberdayakan melalui proses pembinaan dan pengembangan
profesionalitasnya, baik secara individual maupun institusional.
8) Obyektif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya
dengan mengacu kepada hasil penilaian yang dilaksanakan berdasarkan
indikatorindikator terukur dari kompetensi profesinya.
9) Komprehensif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan
karirnya untuk mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu
dalam memberikan layanan pendidikan dalam rangka membangun
generasi yang memiliki pengetahuan, kemampuan atau kompetensi,
mampu menjadi dirinya sendiri, dan bisa menjalani hidup bersama
orang lain.
10) Memandirikan, setiap guru secara terus menerus diberdayakan untuk
mampu meningkatkan kompetensinya secara berkesinambungan,
sehingga memiliki kemandirian profesional dalam melaksanakan tugas
dan fungsi profesinya.

16
11) Profesional, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dilaksanakan dengan mengedepankan nilai-nilai profesionalitas.
12) Bertahap, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dilaksanakan berdasarkan tahapan waktu atau tahapan kualitas
kompetensi yang dimiliki oleh guru.
13) Berjenjang, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dilaksanakan secara berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau
tingkat kesulitan kompetensi yang ada pada standar kompetensi.
14) Berkelanjutan, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dilaksanakan sejalan dengan perkembangan ilmu pentetahuan,
teknologi dan seni, serta adanya kebutuhan penyegaran kompetensi
guru.
15) Akuntabel, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan kepada public.
16) Efektif, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir
guru harus mampu memberikan informasi yang bisa digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan yang tepat oleh pihak-pihak yang terkait
dengan profesi dan karir lebih lanjut dalam upaya peningkatan
kompetensi dan kinerja guru.
17) Efisien, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir
guru harus didasari atas pertimbangan penggunaan sumberdaya
seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang optimal.

2.5 Tahapan-Tahapan dalam Pengembangan Profesi dan Karir


2.5.1 Tahapan dalam Pengembangan Profesi
Tahapan2 pengembangan profesi guru (melalui supervisi,
pelatihan, pendidikan lanjutan)
 Pembinaan Guru Melalui supervisi
Menurut Bafadal (1992: 2) dalam Arif Rahman (2009)
supervisi pengajaran adalah serangkaian kegiatan membantu guru

17
mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar
mengajar demi pencapaian tujuan pengajaran.
Hariwung (1989: 133-134) dalam Arif Rahman (2009)
mengetengahkan konsep supervisi yang dibedakan atas supervisi I
dan supervisi II. Supervisi I memiliki asumsi-asumsi dasar bahwa
dunia persekolahan adalah terstruktur dan dihubungkan secara
ketat. Supervisi II, sebaliknya didasarkan pada pandangan tentang
pengajaran dan persekolahan yang benar-benar berbeda. Melalui
supervisi pengajaran diharapkan mutu pengajaran yang dilakukan
oleh guru semakin meningkat. Mengembangkan kemampuan dalam
konteks ini tidak hanya ditekankan pada peningkatan pengetahuan
dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan
komitmen, kemauan dan motivasi guru.
 Pembinaan Guru Melalui Pelatihan
Fungsi pelatihan dalam organisasi adalah sebagai segala
kegiatan yang dirancang untuk memperbaiki kinerja personil dalam
suatu pekerjaan di mana personil itu sedang atau akan diangkat
menjabat pekerjaan tertentu. Pendidikan dan pelatihan bagi
pengembangan SDM termasuk pengembangan profesi dan kinerja
tenaga kependidikan sangat penting dikelola dengan baik.
Mangkuprawira (2002: 139-140) dalam Arif Rahman (2009)
memberikan tiga tahapan besar dalam pengelolaan program
pelatihan yaitu tahap asesmen, tahap pelatihan dan tahap evaluasi.
Dalam tahap asesmen dilakukan analisis kebutuhan pelatihan dari
organisasi, pekerjaan, dan kebutuhan individu. Dalam tahap
pelatihan dilakukan kegiatan merancang dan menyeleksi prosedur
pelatihan, serta pelaksanaan pelatihan. Tahap terakhir adalah tahap
evaluasi, pada tahap ini dilakukan pengukuran hasil pelatihan dan
membandingkan hasilnya dengan kriteria.
 Pembinaan Guru Melalui Pendidikan Lanjutan

18
Pembinaan kemampuan profesional guru melalui pendidikan
lanjut adalah bentuk pembinaan dengan memberikan kesempatan
kepada guru untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
inggi. Pendidikan lanjutan ini dapat dilakukan atas insiatif sendiri
dengan ijin dari atasan atau dapat juga melalui tugas belajar
dariatasan. Adapun tujuan pendidikan lanjutan menurut Bafadal
(2003: 56-57) dalam Arif Rahman (2009) adalah untuk:
a) Meningkatkan kualifikasi formal guru sehingga sesuai dengan
peraturan kepegawaian yang diberlakukan secara nasional
maupun yayasan yang menaunginya.
b) Meningkatkan kemampuan akademik sehingga ada
peningkatan profesionalnya dalam rangka meningkatkan
kualitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
c) Menumbuh kembangkan motivasi para pegawai khususnya
guru dalam rangka meningkatkan kinerjanya.

2.5.2 Tahapan dalam Pengembangan Karir


Terdapat lima tahap pengembangan karir, yaitu:
 Growth (lahir – usia 14 atau 14 tahun)
Tahap Growth ini merupakan perkembangan kapasitas, sikap,
minat, dan kebutuhan yang diasosiasikan dengan konsep diri. Pada
rentang usia ini, pengembangan karir yang dapat dilakukan terutama
oleh guru/orang tua pada anak dan remaja adalah dengan
memberikan pemahaman mengenai hidup mandiri dan mengapa kita
harus bekerja; memperkenalkan sejumlah pekerjaan termasuk di
dalamnya pemahaman segala sesuatu tentang pekerjaan tersebut; dan
termasuk berkenaan dengan upaya bagaimana memperoleh
pekerjaan/karir yang dimaksud.

 Exploratory (usia 15-24)


Tahap Exploratory ini Merupakan fase tentatif yang
didalamnya pilihan dipersempit tapi tidak final. Pengembangan karir
pada tahapan ini diarahkan pada pengerucutan pilihan karir yang
paling memungkinkan bagi seseorang. Minat, bakat, dan latar

19
belakang pendidikan menjadi bahan pertimbangan dalam
pengerucutan pilihan karir seseorang.
 Estbalishment (usia 25-44)
Tahap Estbalishment merupakan coba-coba dan stabilisasi
melalui pengalaman kerja. Pengembangan karir pada tahapan ini
sudah pada tataran „aksi‟ dimana seseorang sudah mulai masuk pada
dunia kerja/karir yang ia pilih. Jika memang sesuai dengan apa yang
ia cita-citakan/inginkan, maka ia akan berusaha menstabilkan diri
dalam dunia kerja yang ia geluti.
 Maintenance (usia 45-64)
Tahap Maintenance merupakan proses penyesuaian yang
terus menerus untuk meningkatkan posisi dan situasi kerja. Tahap
Maintenance merupakan proses penyesuaian yang terus menerus
untuk meningkatkan posisi dan situasi kerja.
Pada tahapan ini pengembangan karirnya diarahkan pada
bagaimana melakukan proses penyesuaian baik keyakinan,
pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk dapat meningkatkan
posisinya ke arah yang lebih baik lagi dan menciptakan situasi
kerja yang membuatnya lebih nyaman bekerja.
 Decline (usia 65+)
Tahap Decline merupakan pertimbangan pra pensiun, keluar
kerja, dan pensiun. Pengembangan karir pada tahapan ini adalah
berkenaan dengan pembukaan wawasan berkenaan dengan pensiun
sehingga seseorang dapat mempersiapkan diri di saat ia harus
pensiun nanti. Jika sudah pensiun, pengembangan karirnya
berkenaan dengan bagaimana ia memanfaatkan waktu pensiunnya
dengan semaksimal mungkin untuk kebaikan diri dan orang-orang
yang terdekatnya.
Pengembangan karir harus dimulai dari dalam diri sendiri. Institusi
atau organisasi tempat kerja hanya berkewajiban untuk memfasilitasi
pengembangan karir. Oleh sebab itu, kita harus merencanakan sendiri
pengembangan karir masing-masing. Langkah-langkah merencanakan
pengembangan karir antara lain:
a) Mawas diri

20
Untuk memulai pengembangan karir harus berangkat
dari diri orang yang bersangkutan. Untuk itu, harus mawas
diri, menilai diri sendiri, siapa ia sebenarnya, pendidikannya,
kemampuannya, kelemahannya, dan kekuatannya dalam
menjalankan tugas.
b) Menetapkan Tujuan
Apabila kita merasa yakin dengan kemampuan yng kita
miliki, maka kita harus menetapkan tujuan pengembangan
karir. Dari sini kita telah menentukan jenis karir yang akan
dikembangkan. Untuk itu kita mulai menekuni tugas dan
kewajiban dan hendaknya tidak memikirkan kesempatan untuk
pindah ke institusi lain, kecuali dalam keadaan darurat,
misalnya perusahaan atau institusinya melakukan pemutusan
hubungan kerja.
c) Menyiapkan upaya mencapai tujuan
Setelah menetapkan tujuan, kita mempersiapkan diri
untuk mencapai tujuan tersebut. Penyiapan dilakukan dengan
menambah kemampuan atau keterampilan melalui pendidikan
atau pelatihan-pelatihan.
d) Melaksanakan Pengembangan Karir
Pelaksanaan pengembangan karir ditentukan oleh dua
faktor, yakni: pertama, faktor individual dari diri sendiri yang
telah memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh institusi dan
faktor kedua adanya kesempatan yang disediakan oleh institusi
tempat kerja yang bersangkutan. Keduanya harus berjalan
seiringan agar poin ini bisa terwujud.

2.6 Upaya-Upaya yang dilakukan dalam Pengembangan Profesi


dan Karir Guru
2.6.1 Upaya dalam Pengembangan Profesi Guru
Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi
oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru
menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan.

21
Sejalan dengan hal di atas, seorang guru harus terus meningkatkan
profesionalismenya melalui berbagai kegiatan yang dapat
mengembangkan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran maupun
kemampuan lain dalam upaya menjadikan peserta didik memiliki
keterampilan belajar, mencakup keterampilan dalam memperoleh
pengetahuan (learning to know), keterampilan dalam pengembangan jati
diri (learning to be), keterampilan dalam pelaksanaan tugas-tugas
tertentu (learning to do), dan keterampilan untuk dapat hidup
berdampingan dengan sesama secara harmonis (learning to live together).
Berkaitan dengan program Bimbingan Penulisan Karya Ilmiah,
maka penulisan karya ilmiah adalah salah satu dari kegiatan
pengembangan profesi guru. Dalam kaitannya dengan program bimbingan
penulisan karya ilmiah, maka penulisan karya tulis ilmiah sendiri yang
merupakan salah satu kegiatan pengembangan profesi guru, bukanlah
sebagai tujuan akhir tetapi sebenarnya merupakan wahana untuk
melaporkan kegiatan yang telah dilakukan guru untuk meningkatkan mutu
pendidikan, khususnya pembelajaran di sekolah.
Untuk setiap kegiatan dalam kegiatan pengembangan profesi yang
dilakukan dengan baik dan benar diberikan angka kredit. Angka kredit
adalah angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi yang telah
dicapai oleh seorang guru dalam mengerjakan butir rincian kegiatan yang
dipergunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan
pangkat dalam jabatan guru.
Sementara ini untuk kenaikan pangkat dari golongan IV/a ke
golongan IV/b ke atas seorang guru dipersyaratkan untuk mengumpulkan
angka kredit dari bidang kegiatan pengembangan profesi guru minimal
sebesar 12 point.
Pada bidang pengembangan profesi tersebut meliputi kegiatan sebagai
berikut:
a) Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah (KTI) di bidang
pendidikan;

22
b) Membuat alat pelajaran/alat peraga atau alat bimbingan;
c) Menciptakan karya seni;
d) Menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan;
e) Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
Lingkup kegiatan karya tulis/karya ilmiah (KTI) di bidang
pendidikan, meliputi : karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan
atau evaluasi di bidang pendidikan, karya tulis berupa tinjauan atau ulasan
ilmiah gagasan sendiri dalam bidang pendidikan, tulisan ilmiah populer,
prasaran dalam pertemuan ilmiah, buku pelajaran, diktat pelajaran dan
karya alih bahasa atau karya terjemahan. Membuat alat pelajaran/alat
peraga atau alat bimbingan, melliputi pembuatan alat peraga dan alat
bimbingan. Menciptakan Karya Seni meliputi Karya Seni Sastera, Lukis,
Patung, Pertunjukan, Kriya dan sejenisnya. Menemukan teknologi tepat
guna di bidang pendidikan, meliputi teknologi yang bermanfaat di bidang
pembelajaran, seperti alat praktikum, dan alat bantu teknis pembelajaran.
Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum, meliputi keikutsertaan
dalam penyusunan standar pendidikan dan pedoman lain yang bertaraf
nasional.
Pengembangan profesi guru yang diukur melalui indikator
Mengikuti informasi perkembangan IPTEK yang mendukung profesi
melalui berbagai kegiatan ilmiah, Mengembangkan berbagai model
pembelajaran, Menulis karya ilmiah, Membuat alat Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran, Vol. 2, No. 2, Juli 2017 Copyright © 2017,
EISSN 2656-4734 209 peraga/media, Mengikuti pendidikan kualifikasi,
Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum berada pada kategori cukup
efektif. Kinerja guru yang yang diukur melalui indikator Penyusunan
program belajar, Pelaksanaan program pembelajaran, Pelaksanaan
Evaluasi, Analisis Evaluasi, Pelaksanaan perbaikan dan pengayaan.
Kelima indikator tersebut berada pada kategori cukup tinggi.
Ada pengaruh yang signifikan pengembangan profesi guru
terhadap kinerja guru. Dengan demikian pengembangan profesi guru, hal

23
yang penting adalah membangun kemandirian di kalangan guru sehingga
dapat lebih mampu untuk mengaktualisasikan dirinya guna mewujudkan
pendidikan yang berkualitas. Dengan adanya peningkatan guru akan
diikuti pula peningkatan kinerja guru. Upaya-upaya untuk terus
mengembangkan profesi guru menjadi suatu hal diperhatikan.
Meningkatnya kualitas pendidik akan mendorong pada peningkatan
kualitas pendidikan baik proses maupun hasilnya.
Pelaksana dalam program pengembangan profesi guru ialah guru-
guru yang hendak meningkatkan profesionalismenya melalui berbagai
kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola
pembelajaran maupun kemampuan lain dalam upaya menjadikan peserta
didik memiliki keterampilan belajar.
2.6.2 Upaya dalam Pengembangan Karir
Berikut ini adalah upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh
guru/konselor untuk dapat meningkatkan kompetensinya agar karir yang
ia geluti dapat berkembang maksimal, yaitu:
a) Menghadiri/berpartisipasi dalam forum atau kegiatan ilmiah
profesional (seminar, simposium, pelatihan, dll)
b) Membuat karya tulis ilmiah/populer, karya seni, karya teknologi.
c) Melaksanakan penelitian/pengkajian kerjaprofesional baik
individual maupun kolaboratif (Lesson Study, PTK/PTBK,
penelitian jenis lainnya).
Selain itu, ada lagi upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh
guru/konselor untuk meningkatkan kompetensinya;

 Pendidikan dan pelatihan


a) In house training (IHT)
Pelatihan IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara
internal dikelompok kerja guru, sekolah, atau tempat lain yang
ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. Pelatihan ini
misalnya: diklat. Diklat merupakan salah satu bentuk kegiatan
dari program pengembangan sumber daya manusia. Strategi

24
pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran
bahwa sebagian kemampuan dalam meningkatkan kompetensi
dan karir guru tidak harus secara eksternal, tetapi dapat
dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi yang belum
dimiliki guru lain.
b) Program magang
Program magang dipilih dengan alasan bahwa
keterampilan tertentu yang memerlukan pengalaman nyata.
c) Kemitraan sekolah
Dapat dilaksanakan antara sekolah yang baik dengan yang
kurang baik. Pembinaan lewat mitra dengan alasan bahwa
beberapa keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra, misalnya
manajemen sekolah atau kelas.

d) Belajar jarak jauh


Dapat dilakukan tanpa menghadirkan instruktur.
Pembinaan ini dilakukan dengan alasan bahwa tidak semua guru
terutama di daerah terpencil dapat mengikiti pelatihan di tempat-
tempat pembinaan yang ditunjuk seperti ibu kota kabupaten atau
provinsi.
e) Pelatihan berjenjang dan khusus
Pelatihan khusus disediakan berdasarkan kebutuhan
khusus atau disebabkan adanya perkembangan baru dalam
keilmuan tertentu.
f) Kursus singkat diperguruan tinggi atau lembaga pendidikan
lainnya
Dimaksudkan untuk melatih dan meningkatkan
kemampuan guru dalam beberapa kemampuan seperti
kemampuan melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun
karya ilmiah, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
pembelajaran.
g) Pembinaan internal oleh sekolah
Pembinaan ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-
guru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas,

25
rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan,
dan diskusi dengan rekan sejawat.
h) Pendidikan lanjut
Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat
dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar baik dalam
maupun luar negeri bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan
pendidikan lanjut ini akan menghasilkan guru-guru pembina
yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya
pengembangan profesi.
 Non Pendidikan dan Pelatihan
a) Diskusi masalah pendidikan
Melalui diskusi ini diharapkan para guru dapat
memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan dengan
pembelajaran di sekolah ataupun masalah peningkatan
kompetensi dan pengembangan karirnya

b) Seminar
Kegiatan ini memberi peluang kepada para guru untuk
berinteraksi secara ilmiah dengan kolega seprofesinyaberkaitan
dengan hal-hal terkini dalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan.
c) Workshop
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menghasilkan produk
bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi,
maupun pengembangan karirnya.
d) Penelitian
Dapat dilakukan dengan penelitian tindakan kelas,
penelitian eksperimen, atau jenis penelitian lainnya.
e) Penulisan bahan ajar/buku
Bahan ajar ditulis dalam bentuk diktat, buku pelajaran,
ataupun buku dalam bidang pendidikan.
f) Pembuatan media pembelajaran

26
Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat
peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik
atau animasi pembelajaran.
g) Pembuatan karya teknologi/karya seni

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam pengamalan ilmu
dan pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk meningkatkan mutu,
baik bagi proses belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan
lainnya.
Tujuan pengembangan profesi Guru adalah tidak lain untuk mencapai
makna profesi yang harkiah dan sesungguhnya. Pengembangan profesi
merupakan peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang
untuk mencapai suatu rencana profesi (Hani, 2001, hal. 123).
Pengembangan Karir adalah aktivitas kepegawaian yang membantu
pegawai-pegawai merencanakan karier masa depan mereka di organisasi,
agar organisasi dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan diri
secara maksimum.
Agar dapat mengalami kenaikan karir, seorang guru/konselor perlu
mengerjakan sejumlah tugas-tugas profesional yang memiliki nilai kredit
tertentu dan dibuktikan dengan dokumen-dokumen legal.

3.2 Saran
Sebagai civitas akademik yang berpendidikan dan juga calon pendidik
dimasa depan, sebaiknya mahasiswa memahami materi Pengembangan
Profesi dan Karir dan dapat menerapkan Pengembangan Profesi dan Karir di
dunia Pendidikan.

28
DAFTAR PUSTAKA

http://ikayunianything.blogspot.com/2013/03/makalah-pengembangan-karir.html
https://kimiacakep.blogspot.com/2016/12/makalah-pengembangan-karir-
guru.html
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-guru-menurut-para-ahli/
http://www.infodiknas.com/wp-content/uploads/2015/03/BAB-6-
Pengembangan-Profesi-dan-Karir-Guru.pdf
https://www.maxmanroe.com/vid/karir/pengertian-
profesi.html#:~:text=Pengertian%20Profesi%20Menurut%20Para%20Ahli,-
Agar%20lebih%20memahami&text=Menurut%20Peter%20Jarvis%20(1983
%3A21,orang%20lain%20dengan%20upah%20tertentu.
https://www.silabus.web.id/pembinaan-karir-guru-dan-pengembangan-profesi/

29

Anda mungkin juga menyukai