Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KODE ETIK GURU

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Profesi Keguruan”

Dosen Pengampu :

Dr. H. Asyari, M.Pd

DISUSUN OLEH

1. Siti Rosyidatul Mahmudah


2. Nailil inayatil fajriyah
3. Fauziyahtun nadhifah

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AR-RASYID SURABAYA
NOVEMBER 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang sampai saat
ini masih memberikan kita kesempatan dalam menyelesaikan tugas pada mata kuliah Profesi
Keguruan. Makalah ini saya susun dengan sepenuh hati dan mendapatkan beberapa bantuan
dari berbagai macam pihak yang memperlancar dalam pembuatan makalah ini. Maka dari itu
satya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari itu, kami memohon maaf sebesar-
besarnya jika masih ada kesalahan dan kekurangan yang terjadi baik dari segi informasi
maupun susunan kalimat dan tata bahasa yang saya gunakan di dalam makalah ini. Terlebih
dan terkurang saya, semoga makalah yang telah saya susun dapat membantu para pembaca
dan bermanfaat dikemudian hari.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
Daftar isi..................................................................................................................................iii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................................1
BAB 2.........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. Kode Etik Guru......................................................................................................2
B. Fungsi Kode Etik Guru.........................................................................................2
C. Implikasi Kode Etik Guru....................................................................................4
D. Deskripsi Kode Etik Guru dalam Masyarakat...................................................5
BAB 3.........................................................................................................................................7
KESIMPULAN.........................................................................................................................7
Daftar pustaka..........................................................................................................................8

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia,
pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan
mutu bangsa secara menyeluruh. Dalam hal ini, guru merupakan ujung tombak pendidikan sebab
secara langsung berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik, guru dituntut
memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik. Guru merupakan faktor yang sangat
dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru
merupakan figure yang dijadikan teladan, tokoh identifikasi diri, bahkan apa yang dikatakan oleh guru
masuk kedalam hatinya melebihi apa yang dikatakan oleh orang tuanya.

Di sekolah, guru merupakan unsur yang sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan selain
unsur peserta didik dan fasilitas lainnya. Keberhasilan penyelenggaran pendidikan sangat ditentukan
kesiapan guru dalam menyiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar. Secara umum
mutu pendidikan yang baik menjadi tolak ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukan guru.
Meskipun banyak dilema, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru dipandang perlu untuk
dipelajari, ditelaah dan dikaji secara mendalam agar dapat memberikan gambaran yang jelas faktor
yang lebih berperan dan urgen yang mempengaruhi kinerja guru (Suherman & Saondi, 2010)

Rumusan masalah
1. Apa yang maksud dengan kode etik guru?
2. Apa saja fungsi kode etik guru?
3. Bagaimana implikasi kode etik guru?
4. Bagaimana kode etik guru dalam masyarakat?

Tujuan
1. Mengetahui apa itu yang dimaksud dengan kode etik guru
2. Mengenali macam macam fungsi kode etik guru
3. Mengetahui implikasi kode etik guru
4. Memahami kode etik guru dalam masyarakat

1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kode Etik Guru

Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan, organisasi profesi guru membentuk kode etik. Kode etik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam
pelaksanaan tugas keprofesionalan.
Kode etik adalah kumpulan peraturan atau norma-norma atau perbuatan. Kode etik dapat
diartikan sekumpulan peraturan atau norma kesusilaan bagi perbuatan tingkah laku. Kode etik
profesi keguruan adalah kumpulan peraturan atau norma kesusilaan bagi para guru sebagai
pedoman bersikap, berbuat atau bertindak dalam praktik keguruannya.
Kode etik adalah sistem norma, nilai, dan aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari

B. Fungsi Kode Etik Guru


Secara umum dapat dirinci bahwa kode etik guru berfungsi:
1. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
2. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.
3. Agar guru mampu meningkatkan kualitas pelayanan sehingga jasa profesi guru diakui
dan digunakan oleh masyarakat sebagai profesi membantu dalam memecahkan masalah
dan pengembangan diri.
4. Agar guru bertanggungjawab atas profesinya.
5. Agar profesi guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.

C. Implikasi Kode Etik Guru


Dalam menerapkan kode etik guru di masyarakat perlu diperhatikan karateristik
masyarakat, yaitu masyarakat global ini dengan syarat dengan pemikiran kritis, amat
peduli terhadap hak asasi manusia dan banyak menuntut perlakuan demokratis.
Pentingnya penerapan kode etik guru di masyarakat didasarkan pada tiga alasan:
1. Karena masyarakat merupakan tempat melaksanakan tugas keprofesian seorang guru.
2. Karena masyarakat menjadi sumber belajar dan mendidik diri seorang guru. Ia bisa
memberikan berbagai hal yang bermanfaat bagi masyarakat dan dapat menempa diri

2
untuk lebih profesional dengan berbagai pengalaman yang ditemuianya dan dengan
pemanfaatan sumber-sumber yang ada di masyarakat.
3. Karena masyarakat sebagai konsumen dan pengguna jasa pendidikan..
D. Deskripsi Kode Etik Guru dalam Masyarakat
1. Kode Etik Guru Indonesia
Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian kepada Tuhan
yang Maha Esa, Bangsa dan Negara serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia
yang berjiwa Pancasila dan setia pada undang-undang dasar 1945, turut
bertanggungjawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia 17 Agustus 1945.
Oleh sebab itu, guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan
berpedoman kepada dasar-dasar sebagai berikut ini.
a. Guru berbakti membimbing peserta untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya
yang berjiwa pancasila.
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar mengajar.
e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitar nya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
f. Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.
g. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan
sosial.
h. Guru bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdiannya.
i. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

2. Kode Etik Guru dalam Keluarga

Membentuk anggota keluarga menjadi manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila. Kode
etik guru di dalam keluarga berperan sebagai pedoman yang mengarahkan guru dalam
membentuk anggota keluarga nya menjadi manusia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, seimbang antara kebuthan jasmani

3
dan rohani, selaras potensi yang dimiliki dengan yang berkebang. Model manusia untuk
itu dilandasi diwarnai oleh nilai-nila luhur falsafah Negara pancasila. Nilai-nilai itu
menjadi milik dan menjelma dalam peribadi mereka.
Contoh-Contoh Penerapan Kode Etik Guru Dalam Keluarga:
a. Guru membimbing anggota keluarganya dengan bimbingan yang berorientasi pada
pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani anggota keluarganya, pengembangan potensi
yang mereka milki secara optimal sesuai dengan potensi dasar nya. Guru mengajarkan
hal-hal yang bersifat duniawi dan ukhrawi, misalnya: Mengadakan siraman rohani
(Pengajian keluarga bagi kaum muslimin). Ia mengajarkan cara berekonomi yang
menguntungkan kepada keluarga nya, sesuain dengan hokum tata Negara atau hokum
agama yang di anutnya.
b. Guru menanamkan kejujuran pada semua anggota keluarga dengan cara melatih
mereka hidup jujur. Misalnya guru meminta salah satu anggota keluarganya untuk
bertanya jika ada permsalahan yang tidak di pahami dalam keluarga nya. Guru menyuruh
anggota keluarganya untuk berbelanja membeli sendiri keperluannya. Guru memberi
anaknya uang jajan dan ongkos sekolah seminggu atau sebulan sekali untuk menguji
apakah uang yang diberi kan digunakan dengan semestinya atau tidak. Guru tidak
berbohong kepada anggota keluarga nya. Misalnya bila ditanya tentang sesuatu yang
tidak ia pahami, ia mengatakan „Saya tidak memahami hal itu, akan saya coba cari dalam
sumbersumber lainnya‟.
c. Guru menanamkan keyakinan kepada anggota keluarga bahwa pendidikan adalah
perofesi yang patut di hargai karna perofesi ini telah memberikan banyak terhadap
pengembangan manusia dalam berbagai lapisan masyarakat, misalnya guru selalu
menyuruh keluarga menaati gurunya seperti mengerjakan pekerjaan rumah, menyuruh
selalu mengucapkan salam jika bertemu dengan guru.
d. Guru mendidik keluarganya minimal selesai pendidikan dasar 9 tahun (SD dan SLTA),
bahkan sebaiknya untuk memberikan contoh kepada masyarakat guru sebaiknya berupaya
memdidik anaknya (Keluarganya) ke jenjang pendidikan yang setinggi mungkin
(Djam‟an Satori, 2008). Penerapan kode etik guru dalam menunaikan tugasnya, keluarga
ataupun masyarakat berkaitan dengan pengembangan manusia seutuh-nya. Dalam hal ini
guru perlu mempertimbangkan tiga dimensi keutuhan, yaitu dimensi jasmani-rohani,
dimensi sosial-individu, dan dimensi keselarasan perkembangan potensi yang
berlandaskan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4
BAB 3
KESIMPULAN

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. kode etik guru berfungsi: (a) agar guru
memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya, sehingga terhindar dari
penyimpangan profesi, (b) agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan
internal, (c) agar guru mampu meningkatkan kualitas pelayanan sehingga jasa profesi guru
diakui dan digunakan oleh masyarakat sebagai profesi membantu dalam memecahkan
masalah dan pengembangan diri, (d) agar guru bertanggungjawab atas profesinya, (e) agar
profesi guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.

5
Daftar pustaka

Danim, S. (2002). Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Departemen Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, (2009).


Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru danAngka Kreditnya

Departemen Pendidikan Nasional, (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,


Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas.

Echols, J.M., dan Hassan Shadily. (2000). KamusInggris Indonesia An English


Indonesia Dictionary. Jakarta : PT. Gramedia

Hamalik, O. (2006). Pendidikan guru berdasarkan pendekatan kompetensi. Jakarta:


PT Bumi Aksara

Jarvis,P.(1983). Professional Education.London: Routledge KBBI, (2005). Kamus


Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Mulyasa, E. (2007). Menjadi Guru Profesional menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya.

Saudagar, F. dan Ali I. (2011). Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta: Gaung


Persada Press.

Anda mungkin juga menyukai