Anda di halaman 1dari 13

KODE ETIK GURU

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Keguruan

yang diampu oleh : Bapak Mat Sahri, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5:

Fajar

Ali Mansub

Syahrullah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NAZHATUT THULLAB

(IAI NATA) SAMPANG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah
“Profesi Keguruan” Penyusunan tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas dan
kewajiban kami sebagai mahasiswa. Dalam tugas ini kami membahas mengenai
“Kode Etik Guru”. Sebagai hormat atas bantuan dan bimbingan serta dorongan
dari semua pihak, kami mengucapkan terima kasih yang sebesarnya-besarnya.

Saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan


demi penyempurnaan makalah ini ke arah yang lebih baik. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, sehingga dapat
membuka cakrawala berfikir serta memberikan khazanah pengetahuan dalam
dunia pendidikan.

Sampang, 18 Mei 2023

Penyususn

ii
DAFTAR ISI

Cover.......................................................................................................................i

Kata Pengantar.....................................................................................................ii

Daftar isi................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik...................................................................................3


B. Fungsi Dan Tujuan Kode Etik.....................................................................4
C. Isi Kode Etik Guru Di Indonesia.................................................................5
D. Butir- Butir Kode Etik..................................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru adalah suatu profesi yang terhormat dan mulia. Guru mengabdikan
diri dan berbakti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan
kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia serta
mengusai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat
yang maju, adil, makmur, dan beradab.

Guru bertanggung jawab mengantarkan siswanya untuk mencapai


kedewasaan sebagai calon pemimpin bangsa pada semua bidang kehidupan.
Untuk itu, pihak-pihak yang berkepentingan selayaknya tidak mengabaikan
peranan guru dan profesinya, agar bangsa dan negara dapat tumbuh sejajar dengan
bangsa lain di negara maju, baik pada masa sekarang maupun masa yang akan
datang. Dengan tugas pelaksanaan tugas guru secara profesional dapat
mewujudkan eksistensi bangsa dan negara yang bermakna, terhormat dan
dihormati dalam pergaulan antar bangsa-bangsa di dunia ini.

Peranan guru semakin penting dalam era global. Hanya melalui bimbingan
guru yang profesional, setiap siswa dapat menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas, kompetetif dan produktif sebagai aset nasional dalam menghadapi
persaingan yang makin ketat dan berat sekarang dan di masa datang.

Dalam melaksanakan tugas profesinya guru menyadari sepenuhnya bahwa


perlu ditetapkan kode etik guru sebagai pedoman bersikap dan berperilaku yang
baik dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai
pendidik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kode Etik Guru.?
2. Apa Fungsi Dan Tujuan Kode Etik Guru.?
3. Bagaimana Isi Kode Etik Guru.?
C.Tujuan

1
1. Untuk mengetahui Arti Kode Etik Guru.
2. Untuk mengetahui Fungsi Dan Tujuan Kode Etik Guru.
3. Untuk mengetahui Isi Kode Etik Guru.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik

Istilah “kode etik” berasal dari dua kata, yakni “kode” dan “etik”.
Perkataan “etik” berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak, adab atau
cara hidup. Sedangkan “kode etik” secara harfiah berarti sumber etik. Etika
artinya tata susila (etika) atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam
mengerjakan suatu pekerjaan.

Jadi, seorang guru sebagai tenaga profesional perlu memiliki “kode etik
guru” dan menjadikannya sebagai pedoman yang mengatur pekerjaan guru selama
dalam pengabdian. Kode etik guru ini merupakan ketentuan yang mengikat semua
sikap dan perbuatan guru. Bila guru telah melakukan perbuatan asusila dan amoral
berarti guru telah melanggar “kode etik guru”. Sebab, kode etik guru ini sebagai
salah satu ciri yang harus ada pada profesi guru itu sendiri.1

Dalam buku lain, istilah etik (ethica) mengandung makna nilai-nilai yang
mendasari perilaku manusia. Terma etik berasal dari bahasa filsafat, bahkan
menjadi salah satu cabangnya. Etik juga disepadankan dengan istilah adab, moral,
ataupun akhlak. Etik berasal dari perkataan ethos, yang berarti watak. Sementara
adab adalah keluhuran budi, yang berarti menimbulkan kehalusan budi atau
kesusilaan, baik yang menyangkut batin maupun lahir.

Maksud kode etik adalah norma-norma yang mengatur hubungan


kemanusiaan (relationship) antara guru dan lembaga pendidikan (sekolah); guru
dan sesama guru; guru dan peserta didik; guru dan lingkungannya.

Kode etik pendidik adalah salah satu bagian dari profesi pendidik. Artinya
setiap pendidik yang profesional akan melaksanakan etika jabatannya sebagai
pendidik.

1Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta, Rineka Cipta,
2000), hlm. 49

3
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) dalam temu karya pendidikan
III dan rakornas di Bandung Tahun 1991 mengemukakan kode etik sarjana
pendidikan Indonesia sebagai berikut:

1) Bartakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, setia dan jujur berdasarkan Pancasila
dan UUD 45,

2) Menjunjung tinggi harkat dan martabat peserta didik,

3) Menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk mencerdaskan


kehidupan bangsa,

4) Selalu menjalankan tugas dengan berpegang teguh kepada kebudayaan nasional


dan Ilmu Pendidikan, dan

5) Selalu melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada


masyarakat.

B. Fungsi Dan Tujuan Kode Etik

Fungsi kode etik adalah menjaga kredibilitas dan nama baik guru dalam
menyandang status pendidik. Dengan menyadari pentingnya fungsi kode etik
tersebut, guru akan melaksanakan tugasnya secara jujur, komitmen dan penuh
dedikasi. Jadi, substansi diberlakukannya kode etik kepada guru sebenarnya
menambah kewibawaan dan memelihara image profesi guru tetap baik.

Pada intinya dapat disimpulkan bahwa kode etik tersebut mengatur tentang
apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan guru dalam
menjalankan tugas profesionalnya.

Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah
untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara
umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:

a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi

Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan pesan dari pihak
luar atau masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah atau remeh
terhadap profesi yang bersangkutan. Oleh karenanya, setiap kode etik suatu

4
profesi akan melarang berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan anggota
profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi terhadap dunia luar. Dari segi
ini kode etik juga seringkali disebut kode kehormatan.

b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya

Yang dimaksud kesejahteraan disini meliputi kesejahteraan lahir (material)


maupun kesejahteraan batin (spriritual atau mental). Dalam hal kesejahteraan lahir
para anggota profesi, kode etik pada umumnya memuat larangan-larangan kepada
para anggotanya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan
kesejahteraan para anggotanya. Sedangkan dalam hal kesejahteraan batin para
anggota profesi, kode etik pada umumnya memberi petunjuk-petunjuk kepada
para anggotanya untuk melakukan profesinya.

c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi

Bagi para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan
tanggung jawab pengabdiannya dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu,
kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota
profesi dalam menjalankan tugasnya.

d. Untuk meningkatkan mutu profesi

Untuk meningkatkan profesi kode etik juga memuat norma-norma dan


anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu
pengabdian para anggotanya.

e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada


setiap anggota untuk secara aktif berpartisipasi dalam membina organisasi profesi
dan kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.

C. Isi Kode Etik Guru Di Indonesia

Berikut akan dikemukakan kode etik guru Indonesia sebagai hasil rumusan
Kongres PGRI XIII pada tanggal 21 -25 November 1973 di Jakarta, yang terdiri
dari sembilan item sebagai berikut :

5
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangun yang berjiwa Pancasila.

2. Guru memiliki kejujuran Profesional dalam menerapkan Kurikulum sesuai


dengan kebutuhan anak didik masing-masing.

3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang


anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.

4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan


dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagikepentingan anak didik.

5. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun


masyarakat yang luas untuk kepentingan pendidikan.

6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan


dan meningkatkan mutu Profesinya.

7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik


berdasarkan lingkungan maupun didalamhubungan keseluruhan.

8. Guru bersama-sama memelihara membina dan meningkatkan mutu Organisasi


Guru Profesional sebagai sarana pengabdiannya.

9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan


Pemerintah dalam bidang Pendidikan.2

D. Butir-Butir Kode Etik

Konsep-konsep tentang kode etik pendidik tersebut sudah dianalisis


masing-masing butirnya dengan cara menentukan hakikat dan kemudian
disintesis, maka ditemukan kode etik pendidikan seperti dibawah ini:

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Setia kepada pancasila, UUD 45, dan negara.

3. Menjunjung tinggi harkat dan martabat peserta didik.

2Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Guru, (Bandung, CV Pustaka Setia, 2012), hlm.
26-29

6
4. Berbakti kepada peserta didik dalam membantu mereka mengembangkan diri.

5. Bersikap ilmiah dan menjunjung tinggi pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni
sebagai wahana dalam pengembangan peserta diidk.

6. Lebih mengutamakan tugas pokok dan atau tugas negara lainnya daripada tugas
sampingan.

7. Bertanggung jawab, jujur, berprestasi, dan akuntabel dalam bekerja.

8. Dalam bekerja berpegang teguh kepada kebudayaan nasional dan Ilmu


Pendidikan.

9. Menjadi teladan dalam berperilaku.

10. Berprakarsa.

11. Memiliki sifat kepemimpinan.

12. Menciptakan suasana belajar atau studi yang kondusif.

13. Memelihara keharmonisan pergaulan dan komunikasi serta bekerja sama


dengan baik dalam pendidikan.

14. Mengadakan kerjasama dengan orang tua siswa dan tokoh-tokoh masyarakat.

15. Taat kepada peraturan perundang-undangan dan kedinasan.

16. Mengembangkan profesi secara kontinu.

17. Secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi.

Upaya meningkatkan pelaksanaan kode etik pendidik, dalam garis


besarnya dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Para pendidik diberi kesempatan seluas-luasnya, selama mereka mampu, untuk


studi lebih lanjut ke S1, S2 atau S. Dengan menimba ilmu lebih banyak serta
meningkatkan sikap pribadinya sebagai pendidik, diharapkan kode etik pendidik
lebih disadari keharusannya untuk ditaati dan dilaksanakan.

2. Membangun perpustakaan pendidik di lembaga-lembaga pendidikan yang


belum memiliki perpustakaan seperti itu. Guna perpustakaan ini disiapkan bagi

7
pendidik yang tidak sempat studi lebih lanjut.

3. Meningkatkan kesejahteraan para pendidik.

4. Sejalan dengan upaya meningkatkan kesejahteraan para pendidik, kerjasama


lembaga pendidikan dengan orang tua, dan dengan tokoh-tokoh masyarakat juga
perlu ditingkatkan.3

3Made pidarta, Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia, (Jakarta,
PT Rineka Cipta, 1997), hlm. 271-273

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Istilah “kode etik” berasal dari dua kata, yakni “kode” dan “etik”.
Perkataan “etik” berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak, adab atau
cara hidup. Sedangkan “kode etik” secara harfiah berarti sumber etik. Etika
artinya tata susila (etika) atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam
mengerjakan suatu pekerjaan.

Maksud kode etik adalah norma-norma yang mengatur hubungan


kemanusiaan (relationship) antara guru dan lembaga pendidikan (sekolah); guru
dan sesama guru; guru dan peserta didik; guru dan lingkungannya.

Kode etik pendidik adalah salah satu bagian dari profesi pendidik. Artinya
setiap pendidik yang profesional akan melaksanakan etika jabatannya sebagai
pendidik.

Fungsi kode etik tersebut mengatur tentang apa yang harus dilakukan dan
apa yang tidak boleh dilakukan guru dalam menjalankan tugas profesionalnya.

Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:

a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi

b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya

c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

d. Untuk meningkatkan mutu profesi

e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Guru, Bandung, CV Pustaka Setia, 2012


Made pidarta, Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia, Jakarta, PT Rineka Cipta, 1997
Manpan Drajat dan Ridwan Effendi, Etika Profesi Guru, Bandung, Alfabeta,
2014
Soetjipto & Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta, PT Rineka Cipta, 1999
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta,
Rineka Cipta, 2000
http://www.prasetyapuspita.info/berita-140-kode-etik-seorang guru-.html diakses
pada tanggal 18 Mei pukul 18.57

10

Anda mungkin juga menyukai