Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

"KODE ETIK PROFESI GURU DAN ORGANISASI ASOSIASI KEPROFESIAN"

Di susun Untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Dan Profesi Guru

Dosen pengampu Dzaky Mubarok, M. Pd

Disusun oleh :

Maftukhah (A.1.18.1697)

PRODI S1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


SEGERAN

PANGERAN DHARMA KUSUMA (STAIS)

INDRAMAYU 2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
kode Etik Profesi Guru dan Organisasi Asosiasi Keprofesian.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini. Dan semoga makalah ini dapat menginspirasi terhadap pembaca.

Indramayu, 03 Juni 2022

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................1

C. TUJUAN PENULISAN................................................................................................1

BAB II.......................................................................................................................................2

PEMBAHASAN.......................................................................................................................2

A. Pengertian Kode Etik Guru.........................................................................................2

B. Pengertian organisasi asosiasi keprofesian.................................................................5

C. Misi, Fungsi dan Peranan Organisasi Asosiasi Keprofesian.....................................5

BAB III......................................................................................................................................9

KESIMPULAN.........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Guru sebagai salah satu pilar pelaksana pembangunan khusus pembangunan
manusia Indonesia melalui proses pendidikan dituntut untuk memiliki integritas
dan kemampuan profesional yang tinggi sehingga dapat berperan aktif serta
efektif dalam menghasilkan manusia indonesia yang dapat membangun bangsa

dan negara menjadi bangsa yang sejahtera dan berkarakter.

Untuk itu maka guru harus memiliki integritas dan karakter yang baik
sehingga dapat menjadi contoh teladan bagi murid-muridnya. Karakter ini
diwujudkan etika yang harusnya menjadi kepribadian sehari-hari oleh para guru.
Bagi tenaga guru di Indonesia etika tersebut dirumuskan dalam bentuk kode etik
yang menjadi pedoman bagi guru Indonesia dalam melaksanakan tugasnya
sebagai guru.
Peranan guru semakin penting dalam era global. Hanya melalui
bimbingan guru yang profesional, setiap siswa dapat menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas, kompetetif dan produktif sebagai aset nasional dalam
menghadapi persaingan yang makin ketat dan berat sekarang dan dimasa
datang. Dalam melaksanakan tugas profesinya guru Indonesia
menyadari sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia sebagai
pedoman bersikap dan berperilaku yang mengejewantah dalam bentuk nilai-nilai

moral dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik putera-puteri bangsa.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kode etik guru?
2. Apa pengertian organisasi asosiasi keprofesian?
3. Apa Misi, Fungsi dan Peranan Organisasi Asosiasi Keprofesian?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui pengertian kode etik seorang guru.
2. Untuk mengetahui pemgertian organisasi asosiasi keprofesian.

1
3. Untuk mengetahui Misi, Fungsi dan Peranan Organisasi Asosiasi Keprofesian.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kode Etik Guru
Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata
cara sebagai pedoman berperilaku.

Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau
aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik
menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam
standaart perilaku anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan
untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat.

Berikut beberapa pengertian kode etik;

Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian.


Pasal 28 menyatakan bahwa "Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode etik sebagai
pedoman sikap, tingkah laku perbuatan di dalam dan di luar kedinasan". Dalam
Penjelasan Undang-undang tersebut dinyatakan dengan adanya Kode Etik ini,
Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat
mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam melaksanakan
tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari. Selanjutnya dalam Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil itu digariskan pula prinsip-prinsip pokok tentang pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab pegawai negeri. Dari uraian ini dapat di simpulkan, bahwa
kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam
melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari- hari.

Kongres PGRI ke XIII, Basuni sebagai Ketua Umum PGRI menyatakan


bahwa Kode Etik Guru Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah
laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdiaan bekerja sebagai
guru (PGRI, 1973). Dari pendapat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam Kode
Etik Guru Indonesia terdapat dua unsur pokok yakni: (1) sebagai landasan moral, dan
(2) sebagai pedoman tingkah laku.

2
1. Isi kode etik guru
Adapun rumusan kode etik guru yang merupakan kerangka pedoman guru
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu sesuai dengan hasil
kongres PGRI XIII, yang terdiri dari Sembilan item berikut:
a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk
manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
b. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik masing-masing
c. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi
tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk
penyalahgunaan.
d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya
maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
f. Guru secara sendiri dan/atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya.
g. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antarsesama guru baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
h. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu
organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.
i. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
2. Tujuan kode etik guru
Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum
tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak
luar atau masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah atau
remes terhadap profesi akan melarang. Oleh karenya, setiap kode etik
suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak-tanduk atauk kelakuan
anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi terhadap

3
dunia luar. Dari segin ini, kode etik juga sering kali disebut kode
kehormatan.
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.
Yang dimaksud kesejahteraan di sini meliputi baik kesejahteraan lahir
(atau material) maupun kesejahteraan batin (spiritual atau mental). Dalam
hal kesejahteraan lahir para anggota profesi, kode etik umumnya memuat
larangan-larangan kepada para anggotanya untuk melakukan perbuatan-
perbuatan yang merupakan kesejahteraan para anggotanya.
Misalnya dengan menetapkan tarif-tarif minimum bagi honorium
anggota profesi dalam melaksanakan tugasnya, sehingga siapa-siapa yang
mengadakan tarif di bawah minimum akan dianggap tercela dan merugikan
rekan-rekan seprofesi. Dalam hal kesejahteraan batin para anggota profesi,
kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk para anggotanya untuk
melaksanakan profesinya.
Kode etik juga sering mengandung peraturan-peraturan yang bertujuan
membatasi tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur bagi para
anggota profesi dalam berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi.
c. Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi
Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan
kegiatan pengabian profesi, sehingga bagi anggota profesi daapat dengan
mudah megnetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian dalam
melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan
ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota profesi dalam
menjalankan tugasnya.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi
Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-
norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada
setiap anggota untuk secara aktif berpartispasi dalam membina organisasi
profesi dan kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan suatu
profesi menyusun kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat

4
profesi, menjaga dan memelihara kesejateraan para anggota, meningkatkan
pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan mutu profesi dan mutu
organisasi profesi.
3. Fungsi kode etik guru
Pada dasarnya kode etik berfungsi sebagai, perlindungan dan pengembangan
bagi profesi itu, dan sebagai pelindung bagi masyarakat pengguna jasa pelayanan
suatu profesi. Gibson and Mitchel (1995;449), sebagai pedoman pelaksanaan
tugas profesional anggota suatu profesi dan pedoman bagi masyarakat pengguna
suatu profesi dalam meminta pertanggungjawaban jika anggota profesi yang
bertindak di luar kewajaaran.
Secara umum, fungsi kode etik guru adalah sebagai berikut:
a. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
b. Agar guru bertanggungjawab atas profesinya.
c. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.
d. Agar guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.
e. Agar profesi ini membantu memecahkan masalah dan mengembangkan
diri.
f. Agar profesi ini terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.

B. Pengertian organisasi asosiasi keprofesian


Profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian seseorang dan
didapat melalui adanya proses pendidikan. Sedangkan Guru adalah pendidik dengan
tugas utamanya mendidik' mengajar' membimbing' melatih dan mengevaluasi.

organisasi asosiasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan yang orang-orang


yang memiliki suatu keahilan khusus yang merupakan ciri-ciri khas dari bidang
keahilan tertentu (!ikatakan ciri khas oleh karena bidang pekerjaan tersebut diperoleh
bukan se&ara kebutulan oleh sembarang orang' tetapi diiperoleh melalui suatu jalur
khusus' oleh jadi melalui perguruan tinggi' atau melalui penekunan se&ara sistematis
dan mendalam

C. Misi, Fungsi dan Peranan Organisasi Asosiasi Keprofesian


Kelahiran suatu organisasi asosiasi keprofesian tidak terlepas dari
perkembangan jenis bidang pekerjaan yang bersangkutan, karena organisasi

5
termaksud pada dasarnya dan lazimnya dapat terbentuk atas prakarsa dari pengemban
bidang pekerjaan.

Motif kelahirannya bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik, ekonomi,


kultural dan pandangan atau falsafah tentang system nila. Akan tetapi, pada umumnya
berlatar belakang solidaritas di antara pengemban bidang pekerjaan yang
bersangkutan atas dasar dorongan dari dalam diri mereka sendiri (secara instrinsik)
dan atau karena tuntutan dari lingkungannya (secara ekstrinsik).

Organisasi asosiasi profesi kependidikan memiliki misi yang khas yaitu


menggunakan pendekatan persaingan yang berlandaskan keunggulan komperatif
kemampuan dan kualitas profesionalnya. Di berbagai Negara yang dewasa inio
tergolong maju, kelahiran oraganisasi beberapa asosiasi yang dewasa ini tergolong
sudah mapan (kedokteran, kehakiman,kependetaan, dsb ) ternyata telah muncul
semenjak beberapa abad yang lampau.Sementara di bidang pendidikan, khususnya di
jabatan guru, barulah dimulai semenjak awal abad kedua puluh. Di USA misalnya,
The American Federation of Teachers, baru berdiri pada tahun 1916.Sedangkan dia
Indonesia, PGRI, baru lahir 25 November 1945 sebagai fusi dari berbagai organisasi
gur yang pernah berkembang semenjak zaman penjajahan Belanda dan Jepang yang
semula bersifat local dan parsial.

Secara umum, fungsi dan peranan organisasi asosiasi keprofesian itu,


sebagaimana telah disinggung terdahulu, selain melindungi kepentingan para anggota
dan kemandirian dan kewibawaan kelembagaannya secara keseluruhan (dengan
membina dan menegakkan kode etik), juga berupaya meningkatkan dan atau
mengembangkan karier, kemampuan, kewenangn professional, martabat dan
kesejahteraan para anggotanya.

Bentuk, Corak, Struktur, Kedudukan dan Keanggotaan Bentuk organisasi para


pengemban tugas keprofesian itu cukup bervariasi dipandang dari segi derajat
keeratan dan keterikatan dengan dan antar anggotanya, Dalam bidang pendidikan,
dapat ditemukan berbagai bentuk keorganisasian, antara lain.

1. Persatuan (Union). antara lain: Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),


Australian Education Union, Singapore Teacher’s Union of the Teaching
Profession Malaysia, Japan Teacher’s Union.

6
2. Federasi (Federation), antara lain : All Indian Federation of Teacher
Organisations, Bangladesh Teacher’s Federation, Federation of Elementary
Education Teacher’s, Association of Thailand.
3. Aliansi (Alliance), antara lain : Alliance of Concered Teachers Philipina.
4. Asosiasi (Association) yang terdapat di kebanyakan Negara.
Ditinjau dari segi kategorisasi keanggotaannya juga ternyata menunjukkan
corak keorganisasian yang bervariasi, seperti menurut.
a. Jenjang pendidikan dimana mereka bertugas (dasar, menengah, dan
perguruan tinggi).
b. Status penyelenggara kelembagaan pendidikan (negeri, swasta).
c. Bidang studi/keahlian (guru bahasa inggris, matamatika, dsb).
d. Latar belakang etnis (cina , tamil, melayu, dsb).

Struktur organisasi dipandang dari segi jangkauan wilayah kerjanya juga


ternyata beragam dan bersifat.

a. Lokal (kedaerahan, kewilayahan).


b. Nasioanl (negara).
c. Internasional (WCOTP, WTFU, dsb).

Dengan demikian keragaman bentuk, corak, struktur, dan kedudukan dari


organisasi pendidikan itu, maka status keanggotaannya juga dengan sendirinya akan
bervariasi. Organisasi keprofesian yang besifat asosiasi atau persatuan biasanya
bersifat langsung keanggotaannya dari setiap pribadi dan pengemban profesi yang
bersangkutan. Sedangken yang sifatnya federasi atau perserikatan, lazimnya
keanggotaan cukup terbatas dari pucuk organisasi yang berserikat saja.

Program Operasional dan AD/ART/Konvensi

Organisasi keprofesian lazimnya memiliki suatu program operasional tetentu


yang disusun dan dipertanggungjawabkan atas pelaksanaannya kepada anggotanya
melalui forum resmi seperti yang diatur dalam AD/ART/Konvensi yang
bersangkutan. Selaras dengan kandungan misi, fungsi dan peranan, secara garis besar
program organisasi tersebut mencakup:

1. Upaya –upaya yang menunjang terjaminnya pelaksanaan hak dan kewajiban para
anggotanya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

7
2. Upaya-upaya yang memajukan dan mengembangkan kemampuan profesional dan
karier para anggotanya, melalui berbagai kegiatan ilmiah dan professional.
3. Upaya-upaya yang menunjang bagi terlaksananya hal dan kewajiban pengguna
jasa dan pelayanan professional, baik keamanan maupun kualitasnya,
sebagaimana diatur dalam kode etiknya.
4. Upaya-upaya yang bertalian dengan pengembangan dan pembangunan yang
relevan dengan bidang keprofesiannya. Bagi organisasi profesi kependidikan
antara lain.
a. Turut serta dalam proses pembuatan undang-undang kependidikan.
b. Turut serta dalam pengembangan kurikulum dan sistem pendidikan.
c. Turut serta dalam penentuan standar pendidikan dan latihan prajabatan dan
dalam jabatan profesi keguruan.

8
BAB III

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah tersebut adalah :


 bahwa Kode Etik Guru merupakan aturan tata-susila keguruan. Aturan-aturan tentang
keguruan (yang menyangkut pekerjaan-pekerjaan guru) melibatkan dari segi usaha.
 Aturan yang terdapat dalam Kode Etik Guru dirumuskan oleh PGRI dan para guru di
Indonesia
 Kode etik sangatlah penting bagi para guru di Indonesia karena dengan kode etik
penampilan guru akan terarah dengan baik, bahkan akan terus bertambah baik. Dan
akan terus menerus memperhatikan dan mengembangkan profesi keguruannya.
 Tujuan kode etik guru antara lain adalah menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga
dan memelihara kesejahteraan para anggotanya, pedoman berperilaku, menjaga dan
memelihara kesejahteraan para anggotanya, meningkatkan mutu profesi dan
meningkatkan mutu organisasi profesi.
   Fungsi kode etik guru antara lain adalah agar guru memiliki pedoman dan arah yang
jelas dalam melaksanakan tugasnya, bertanggungjawab atas profesinya, terhindar dari
perpecahan dan pertentangan internal,  meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan, membantu memecahkan masalah dan mengembangkan diri dan terhindar
dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.
Motif dasar kelahiran organisasin profesi guru bervariasi, ada yang bersifat social,
politik, ekonomi, cultural dan pandangan atau falsafah tentang sistem nilai. Akan
tetapi pada umumnya berlatar belakang sosidaritas diantara pengemban bidang
pekerjaan yang bersangkutan atas dasar dorongan dalan diri mereka sendiri (secara
instrinsik) dank arena tuntutan dari lingkungan (secara ekstrinsik).
Bentuk organisasi para pengemban tugas keprofesian itu ternyata cukup bervariasi
dipandang dari segi derajat keeratan dan keterikatan antar anggotanya, keragaman,
bentuk, corak, struktur, dan kedudukan dari organisasi pendidikan itu, maka status
keanggotaannya juga dengan sendirinya atau bervariasi.organisasi keprofesian yang
bersifat asosiasi atau persatuan biasanya bersifat langsung keanggotaannya dari setiap
pribadi atau pengemban profesi yang bersangkutan. Sedangkan yang sifatnya federasi
atau perserikatan lazimnya keanggotaan cukup terbatas dari pucuk organisasi yang
berserikat saja.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sardiman, A.M. 2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.PT Raja Grafindo


Persada:Jakarta
Syaefudin,saud udin. 2008. pengembangan profesi guru.  Alfabeta:Bandung.
Muna, barakati septian. 2015. Makalah kode etik
guru http://www.slideshare.net/septianbarakati/makalah-kode-etik-guru (diperoleh 03
november 2022)

10

Anda mungkin juga menyukai