Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KE-PGRI-AN

“KODE ETIK GURU DAN KOMPETENSI GURU PROFESIONAL”

Dosen Pengampu :Dr. Ibadullah Malawi M.Pd.

Di Susun Oleh :
Devin Rizky Putrananda Jatmika (2003101101)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Puja
dan puji syukur kita panjatkan atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-
Nya kepada kita sehingga dapat terselesaikan makalah yang berjudul “KODE ETIK GURU DAN
KOMPETENSI GURU PROFESIONAL”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KE-PGRI-AN pada kampus
Universitas PGRI Madiun. Perjalanan dalam penyusunan makalah ini banyak tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak penyusunan makalah ini dapat selesai
tepat waktu. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ibadullah Malawi
M.Pd. selaku dosen mata kuliah KE-PGRI-AN dan teman-teman kelas 5E yang telah memberikan
dukungan.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Untuk
itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dari pembaca sekalian. Semoga makalah
ini dapat dipahami dan memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.

Madiun, 25 Desember 2022

Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada saat ini profesi guru merupakan salah satu profesi yang banyak diminati oleh
kebanyakan akademisi, hal tersebut karena guru merupakan profesi yang dapat menentukan
masa depan bangsa ini, guru yang baik dan berkualitas dapat menjadikan bangsa ini menjadi
bangsa yang berkualitas juga begitu pun sebaliknya, seorang guru yang tidak berkualitas akan
menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang tertinggal dan bahkan bisa menjadi bangsa yang
terjajah lagi. Selain itu saat ini profesi guru dijamin kesejahteraan hidupnya. Oleh karena itu,
orang-orang berlomba-lomba untuk menjadi seorang guru. Namun, menjadi seorang guru
bukanlah hal yang mudah ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain adalah syarat
admistrasi, teknis, psikis, dan fisik, selain itu seorang guru juga harus memiliki kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial dan professional.
Dalam melaksanakan tugas profesinya guru Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa perlu
ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman bersikap dan berperilaku dalam bentuk
nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik putra-putri bangsa dan
diharapkan para guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagaimana telah ditetapkan
dalam Kode Etik Guru tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian Kode Etik Guru?
2. Apa itu isi kode etik guru?
3. Apa itu fungsi dan tujuan kode etik guru?
4. Apa saja isi sumpah atau janji guru?
5. Apa sanksi pelanggaran kode etik guru?

1.3 TUJUAN
1. Untuk Mengetahui pengertian kode etik guru.
2. Untuk Mengetahui isi dari kode etik guru.
3. Untuk Mengetahui fungsi dan tujuan kode etik guru.
4. Untuk Mengetahui pelanggaran kode etik guru.
5. Untuk Mengetahui pengertian kompetensi guru profesional.
6. Untuk Mengetahui standar kompetensi guru profesional.
7. Untuk Mengetahui pengembangan keprofesionalan bagi guru.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kode Etik Guru
Kode Etik dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola tata cara sebagai
pedoman berperilaku.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang
menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai
professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku anggotanya. Nilai
professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada
masyarakat.
Kode etik guru merupakan norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru sebagai
pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota
masyarakat, dan warga negara. Pedoman sikap dan perilaku yang dimaksud adalah nilai-nilai
moral yang membedakan perilaku guru yang baik dan buruk, yang boleh dan tidak boleh
dilaksanakan selama menunaikan tugas-tugas profesionalnya untuk mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa, serta pergaulan sehari-
hari dalam dan luar sekolah.

2.2 Isi Kode Etik Guru


Guru sebagai tenaga professional dalam bidang kependidikan, memiliki kode etik,
yang dikenal dengan kode Etik Guru Indonesia. Kode Etik Guru ini merupakan hasil kongres
PGRI XIII pada 21– 25 Nopember 1973 di Jakarta. Sebagai tenaga professional guru memiliki
kode etik yang harus dijalankan yang merupakan dasar hukum serta pedoman bagi guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, sesuai hasil kongres PGRI XIII yang terdiri dari
Sembilan poin, yaitu :
a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membantu manusia
pembangunan yang ber–Pancasila
b. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing
c. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak
didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan
d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang
tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik
e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun
masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan
f. Guru secara sendiri dan/atau bersama–sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya
g. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru baik berdasarkan
lingkungan kerja maupun di dalam hubungan antar sesama guru baik berdasarkan
lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan
h. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, da meningkatkan mutu organisasi
guru profesional sebagai sarana pengabdian
i. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah
dalam bidang pendidikan.
2.3 Fungsi dan Tujuan Kode Etik Guru
Fungsi dan tujuan kode etik guru ada 2, yaitu :
1) Fungsi kode etik guru
Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang
melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan
peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan
pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan.
2) Tujuan kode etik guru
Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi
undang-undang. Adapun tujuan kode etik guru diantaranya :
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
c. Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi
d. Untuk meningkatkan mutu profesi
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
2.4 Pelanggaran Kode Etik Guru
Pelanggaran dalam kode etik guru merupakan bentuk perilaku menyimpang atau tidak
melaksanakan norma yang sudah ditetapkan. Hal ini bisa saja terjadi ketika kenyataan yang
ada di kehidupan nyata tidak sejalan dengan ketentuan dalam kode etik. Sehingga, para guru
memilih untuk tidak menjalankan norma sesuai kode etik.
Terdapat banyak hal yang menyebabkan pelanggaran kode etik guru bisa terjadi.
Namun, setiap pelanggaran dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Merujuk pada
sumber Pengelolaan Tenaga Kependidikan : Profesi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah
(2017) sanksi terhadap pelanggaran kode etik guru terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Sanksi moral, mereka yang melanggar kode etik akan mendapatkan celaan dan
dikucilkan oleh orang sekitar dan masyarakat.
2. Sanksi dikeluarkan dari organisasi, mereka yang berada di suatu organisasi akan
dikeluarkan secara paksa.
2.5 Pengertian Kompetensi Guru Profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas
dan mendalam, serta metode dan tehnik mengajar yang sesuai dan dipahami oleh peserta didik,
dan tidak menimbulkan kesulitan dan keraguan. Kompetensi profesional menuntut setiap guru
untuk menguasai materi yang diajarkan termasuk langkah-langkah yang perlu diambil guru
dalam memperdalam penguasaan bidang studi yang diampunya.
Kompetensi profesional guru merupakan kemampuan, keahlian dan kepercayaan pada
seseorang yang memegang dan memberikan mata pelajaran disekolah dalam menumbuhkan
dan mengembangkan potensi peserta didik sehingga peserta didik terdorong untuk memahami
dan menguasai materi pelajaran. Kompetensi profesional tersebut meliputi kepribadian,
menyusun perencanaan pembelajaran, penguasaan bahan, mengelola kelas, penggunaan
metode dan media yang bervariasi, memberikan nilai yang obyektif, memberikan hadiah bagi
yang berprestasi, memberikan pujian bagi yang berperilaku baik.
Adapun guru yang profesional itu sendiri adalah guru yang berkualitas, berkompeten,
dan guru yang dituntut untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi
proses belajar siswa yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik.
Secara sederhana pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat
dilakukan oleh mereka yang secara khusus disiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang
dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan yang
lainnya. Profesionalisme yang didasarkan pada larangan dan kebijakan terhadap ide-ide
pembaharuan itulah yang akan mampu mempertahankan eksistensi sekolah.
2.6 Standar Kompetensi Guru Profesional
Menurut PP No. 19 Tahun 2005 pasal 28, Seorang guru dituntut untuk memenuhi
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Salah satu
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam PP ini adalah kompetensi
profesional.
Standar kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh guru meliputi :
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
2.7 Pengembangan Keprofesionalan Bagi Guru
Selain dituntut untuk memiliki kompetensi profesional, seorang guru juga harus bisa
mengembangkan keprofesionalannya. Hal yang harus dikembangkan terkait dengan
pengembangan profesionalan adalah:
1) Knowledge (pengetahuan)
Dalam pengembangan profesionalisme guru, menambah pengetahuan adalah hal yang
mutlak. Selain itu pengetahuan juga harus diasah, karna pengetahuan tanpa di asah
(diamalkan) tidak akan ada manfaatnya.
2) Ability (kemampuan)
Kemampuan manusia terdiri dari dua unsur yaitu yang bisa dipelajari, misalnya
pengetahuan dan keterampilan, serta yang alamiah, misalnya bakat. Seseorang tidak
bisa hanya mengandalkan bakatnya saja, karena apabila hanya mengandalkan bakat
tanpa mempelajari dan membiasakan kemampuannya, maka ia tidak akan berkembang.
3) Skill (keterampilan)
Keterampilan adalah salah satu kemampuan yang dapat dipelajari. Keterampilan juga
merupakan keahlian yang bermanfaat jangka panjang
Seorang guru yang profesional, dituntut untuk memiliki beberapa keterampilan khusus
yang menunjang karirnya sebagai guru.
4) Attitude (sikap diri)
Sikap diri seseorang terbentuk oleh suasana lingkungan sekitarnya. Sikap diri ini juga
merupakan kepribadian seseorang. Sikap diri yang sangat diperlukan dalam
pengembangan profesionalisme guru diantaranya adalah: disiplin tinggi, percaya diri
yang positif, akrab dan ramah, akomodatif, berani berkata benar.
5) Habit (kebiasaan diri)
Kebiasaan adalah suatu kegiatan yang terus menerus dilakukan yang tumbuh dari
dalam pikiran. Kebiasaan yang harus dimiliki seorang guru adalah kebiasaan yang
positif, karna kebiasaan guru secara langsung ataupun tidak langsung juga akan
dicontoh oleh siswanya. Menurut Aa Gym, kebiasaan diri yang harus terus dilakukan
terlebih bagi seorang guru adalah: beribadah dengan benar dan istiqomah, berakhlak
baik, belajar dan berlatih tiada henti, bekerja keras dengan cerdas, dan membantu
sesama.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa bahwa kode etik guru
merupakan aturan tata-susila keguruan. Aturan-aturan tentang keguruan yang menyangkut
pekerjaan-pekerjaan guru melibatkan dari segi usaha.
Aturan yang terdapat dalam Kode Etik Guru dirumuskan oleh PGRI dan para guru di
Indonesia dan kode etik sangatlah penting bagi para guru di Indonesia karena dengan kode etik
penampilan guru akan terarah dengan baik, bahkan akan terus bertambah baik dan akan terus
menerus memperhatikan dan mengembangkan profesi keguruannya.
Tujuan kode etik guru antara lain adalah menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan
memelihara kesejahteraan para anggotanya, pedoman berperilaku, menjaga dan memelihara
kesejahteraan para anggotanya, meningkatkan mutu profesi dan meningkatkan mutu organisasi
profesi.
Fungsi kode etik guru antara lain adalah agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas
dalam melaksanakan tugasnya, bertanggungjawab atas profesinya, terhindar dari perpecahan
dan pertentangan internal, meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, membantu
memecahkan masalah dan mengembangkan diri dan terhindar dari campur tangan profesi lain
dan pemerintah.

3.2 SARAN
Sebagai seorang guru yang professional hendaknya harus mematuhi kode etik guru dan
dengan adanya kode etik guru, sebaiknya seorang guru tidak melakukan tindakan-tindakan
yang menyimpang dari kode etik guru. Dalam melaksanakan profesi keguruannya, sebagai
seorang orang guru harus sesuai dengan kode etik guru yang telah ditetapkan dan disepakati
bersama.
Semoga kita semua kelak menjadi guru yang professional, dapat menghayati, mengamalkan
dan menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia, serta dapat beretika baik terhadap siswa,
orang tua/ wali, rekan sejawat dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E. Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.
2007.
Nurdin, Muhammad. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2004.
Nurdin, Syafruddin. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Pers.
2002.
Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung:
AlfaBeta. 2009.
Yamin, martinis.2007.Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP.Jakarta: Gaung
Persada Press Jakarta
Danim, Sudarwan.2011. Pengembangan Profesi Guru: Dari Pra-Jabatan, Induksi, ke
Profesional Madani.Jakarta: Kencana
Sardiman A.M.2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.PT Raja Grafindo
Persada: Jakarta
Purwanto Ngalim.2005.Administrasi dan Supervisi Pendidikan.PT Remaja Rosdakarya
Offset:Bandung

Anda mungkin juga menyukai