Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PGRI

HUBUNGAN KODE ETIK GURU DENGAN KOMPETENSI GURU INDONESIA

Disusun Oleh:

✓ MUHAMAD ALIKA NUR ROHMAN (2003101011)

Dosen Pengampu:

Dr. Ibadullah Malawi, M.Pd.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Program Studi Akuntansi

Universitas PGRI Madiun 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan ridho-
Nya lah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah PGRI dengan dosen pengampu Bapak Dr. Ibadullah Malawi,
M.Pd. Penyusun juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen Pengampu.

Makalah ini di harapkan dapat bermanfaat dan berguna pada saat ini ataupun di
kemudian hari. Penyusun menyadari masih adanya kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
mudah-mudahan dengan adanya kekurangan tersebut penulis ataupun pembaca dapat
memperbaikinya dengan memberikan kritik dasaran sehingga akan ada kemajuan yang lebih
baik dari sebelumnya.

Madiun, 26 Desember 2022

M. Alika. NR

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. 1


KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
LATAR BELAKANG............................................................................................................ 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
A. Pengertian Kode Etik......................................................................................................... 5
B. Isi Kode Etik Guru ............................................................................................................. 5
C. Fungsi Dan Tujuan Kode Etik ........................................................................................... 6
D. Sumpah Atau Janji Guru ................................................................................................... 7
E. Sanksi Pelanggaran Kode Etik ........................................................................................... 7
F. Profesionalisme Guru ......................................................................................................... 8
G. Kompetensi Seorang Guru ................................................................................................ 9
F. Indikasi-Indikasi Seorang Guru ....................................................................................... 10
BAB III .................................................................................................................................... 12
PENUTUP................................................................................................................................ 12
Kesimpulan........................................................................................................................... 12
Saran ..................................................................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Pada saat ini profesi guru merupakan salah satu profesi yang banyak diminati oleh
kebanyakan akademisi, hal tersebut karena guru merupakan profesi yang dapat menentukan
masa depan bangsa ini, guru yang baik dan berkualitas dapat menjadikan bangsa ini menjadi
bangsa yang berkualitas juga begitu pun sebaliknya, seorang guru yang tidak berkualitas akan
menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang tertinggal dan bahkan bisa menjadi bangsa yang
terjajah lagi. Selain itu saat ini profesi guru dijamin kesejahteraan hidupnya. Oleh karena itu,
orang-orang berlomba-lomba untuk menjadi seorang guru. Namun, menjadi seorang guru
bukanlah hal yang mudah ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain adalah syarat
admistrasi, teknis, psikis, dan fisik, selain itu seorang guru juga harus memiliki kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial dan professional.

Dalam melaksanakan tugas profesinya guru Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa


perlu ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman bersikap dan berperilaku dalam
bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik putra-putri bangsa dan
diharapkan para guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagaimana telah ditetapkan
dalam Kode Etik Guru tersebut.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Kode Etik Guru?


2. Bagaimana Isi Kode Etik Guru?
3. Bagaimana Fungsi Dan Tujuan Kode Etik Guru ?
4. Bagaimana Sumpah Atau Janji Guru?
5. Bagaimana Sanksi Pelanggaran Kode Etik?
6. Bagaimana Profesionalisme Guru?
7. Bagaimana Kompetensi Seorang Guru?
8. Bagaimana Indikasi Indikasi Seorang Guru?

TUJUAN

1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Kode Etik Guru


2. Untuk Mengetahui Bagaimana Isi Kode Etik Guru
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Fungsi Dan Tujuan Kode Etik Guru
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Sumpah Atau Janji Guru
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Sanksi Pelanggaran Kode Etik
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Profesionalisme Guru
7. Untuk Mengetahui Bagaimana Kompetensi Seorang Guru
8. Untuk Mengetahui Bagaimana Indikasi-indikasi Seorang Guru

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KODE ETIK

Kode Etik dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola tata cara sebagai pedoman
berperilaku. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan
yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-
nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku anggotanya.
Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada
masyarakat.
Kode etik guru merupakan norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru
sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik,
anggota masyarakat, dan warga negara. Pedoman sikap dan perilaku yang dimaksud adalah
nilai-nilai moral yang membedakan perilaku guru yang baik dan buruk, yang boleh dan tidak
boleh dilaksanakan selama menunaikan tugas-tugas profesionalnya untuk mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa, serta pergaulan sehari-
hari dalam dan luar sekolah.

B. ISI KODE ETIK GURU

Guru sebagai tenaga professional dalam bidang kependidikan, memiliki kode etik, yang
dikenal dengan kode Etik Guru Indonesia. Kode Etik Guru ini merupakan hasil kongres PGRI
XIII pada 21– 25 Nopember 1973 di Jakarta. Sebagai tenaga professional guru memiliki kode
etik yang harus dijalankan yang merupakan dasar hukum serta pedoman bagi guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, sesuai hasil kongres PGRI XIII yang terdiri dari
Sembilan poin, yang terdiri dari :
a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membantu manusia
pembangunan yang ber–Pancasila
b. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing
c. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak
didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan
d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang
tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik
e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun
masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan
f. Guru secara sendiri dan/atau bersama–sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya
g. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru baik berdasarkan
lingkungan kerja maupun di dalam hubungan antar sesama guru baik berdasarkan
lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan

5
h. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, da meningkatkan mutu organisasi guru
profesional sebagai sarana pengabdian
i. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan.

Di samping kode etik guru Indonesia, ada pula kode etik jabatan guru yang perlu ditaati oleh
setiap guru :
1) Guru sebagai manusia pancasilais hendaknya senantiasa menjunjung tinggi dan mewujudkan
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
2) Guru sebagai pendidik hendaknya bertekad untuk mencintai anak-anak dan jabatannya, serta
selalu menjadikan dirinya suri tauladan bagi anak didiknya
3) Setiap guru berkewajiban selalu menyelaraskan peningkatan pengetahuan dan kecakapan
profesinya dengan perkembangan ilmu pengetahuan terakhir
4) Setiap guru diharapkan selalu memperhitngkan masyarakat sekitarnya, sebab pada hakikatnya
pendidikan itu merupakan tugas pembangunan dan tugas kemanusiaan
5) Setiap guru berkewajiban meningkatkan keselarasan jasmaninya, sehingga berwujud
penampilan pribadi yang sebaik-baiknya, agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya pula
6) Di dalam hal berpakain dan berhias, seorang guru hendaknya memperhatikan norma-norma
estetika dan sopan santun
7) Guru hendaknya bersikap terbuka dan demokratis dalam hubungan dengan atasannya dan
sanggup menempatkan dirinya sesuai dengan hierarki kepegawaian
8) Jalinan hubungan antara seorang guru dengan atasannya hendaknya delalu diarahkan untuk
meningkatakan mutu dan elayan pendidikan yang menjadi tanggung jawab bersama
9) Setiap guru berkewajiban untuk selalu memelihara semangat korps dan meningkantkan rasa
kekeluargaan dengan sesame guru dan pegawai lainnya
10) Setiap guru hendaknya bersikap toleran dalam menyelesaikan setiap persoalan yang timbul,
atas dasar musyawarah dan mufakat demi kepentingan bersama
11) Setiap guru dalam pergaulannya dengan murid-muridnya tidak dibenarkan mengaitkan
persoalan politik dan ideology yang dianutnya, baik secara langsung maupun tidak langsung
12) Setiap guru hendaknya mengadakan hubungan yang baik dengan instansi, organisasi, atau
perorangan dalam mensukseskan kerjanya
13) Setiap guru berkewajiban untuk berpartisipasi secara aktif dalam melaksanakan program dan
kegiatan sekolah
14) Setiap guru diwajibkan memakai peraturan-peraturan dan menekankan selfdicipline serta
menyesuaikan diri dengan adat istiadat setempat secara fleksibel.

C. FUNGSI DAN TUJUAN KODE ETIK

1. Fungsi kode etik guru

Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang
melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan peserta
didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah
sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan.

2. Tujuan kode etik guru


6
Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi undang-
undang. Adapun tujuan kode etik guru diantaranya :
a) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
b) Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
c) Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi
d) Untuk meningkatkan mutu profesi
e) Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi

D. SUMPAH ATAU JANJI GURU

Demi Allah Sebagai Guru Indonesia saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan :
1. Membaktikan diri saya untuk tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran peserta didik guna
kepentingan kemanusian dan masa depannya
2. Melestarikan dan menjunjung tinggi martabat guru sebagai profesi terhormat dan mulia
3. Melaksanakan tugas saya sesuai dengan kompetensi jabatan guru
4. Melaksanakan tugas saya serta bertanggungjawab yang tinggi dengan mengutamakan
kepentingan peserta didik, masyarakat, bangsa dan negara serta kemanusiaan
5. Menggunakan keharusan profesional saya semata-mata berdasarkan nilai-nilai agama dan
Pancasila
6. Menghormati hak asasi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang guna mencapai
kedewasaannya sebagai warga Negara dan bangsa Indonesia yang bermoral dan
berakhlak mulia
7. Berusaha secara sungguh-sungguh untuk meningkatkan keharusan profesional
8. Berusaha secara sungguh-sungguh untuk melaksanakan tugas guru tanpa dipengaruhi
pertimbangan unsur-unsur di luar kependidikan
9. Memberikan penghormatan dan pernyataan terima kasih pada guru yang telah
mengantarkan saya menjadi guru Indonesia
10. Menjalin kerjasama secara sungguh-sungguh dengan rekan sejawat untuk menumbuh
kembangkan dan meningkatkan profesionalitas guru Indonesia
11. Berusaha untuk menjadi teladan dalam berperilaku bagi peserta didik dan masyarakat
12. Menghormati, menaati dan mengamalkan Kode Etik Guru Indonesia.

E. SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK

Karena kode etik adalah landasan moral dan merupakan pedoman sikap, tingkah laku,
dan perbuatan maka sanksi terhadap pelanggaran kode etik akan mendapat celaan dari rekan-
rekannya, sedangkan sanksi yang sering kita jumpai, bahwa ada kalanya negara mencampuri
urusan profesi, sehingga hal-hal yang semula hanya merupakan kode etik dari suatu profesi
tertentu dapat meningkat menjadi peraturan hukum atau undang-undang. Apabila demikian,
maka aturan yang mulanya sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku meningkat
menjadi aturan yang memberikan sanksi-sanksi hukum yang sifatnya memaksa, baik berupa
sanksi perdata maupun sanksi pidana.

7
F. PROFESIONALISME GURU

a. Pengertian Profesionalisme

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, profesionalisme mempunyai makna; mutu,


kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau yang profesional.
Profesionalisme merupakan sikap dari seorang profesional. Artinya sebuah term yang
menjelaskan bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai
keahlian dalam bidangnya atau profesinya. Konsep profesionalisme, seperti yang
dikembangkan oleh Hall, kata tersebut banyak digunakan peneliti untuk melihat bagaimana
para profesional memandang profesinya, yang tercermin dari sikap dan perilaku mereka.
Konsep profesionalisme seperti yang dijelaskan Sumardi, bahwa ia memiliki lima prinsip atau
muatan pokok, yaitu: pertama, afiliasi komunitas (community affilition) yaitu menggunakan
ikatan profesi sebagai acuan, termasuk di dalamnya organisasi formal atau kelompok-
kelompok kolega informal sumber ide pertama pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para
profesional membangun kesadaran profesi. Kedua, kebutuhan untuk mandiri (autonomy
demand) merupakan suatu pandangan bahwa seseorang yang profesional harus mampu
membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain (pemerintah, klien, mereka yang
bukan anggota profesi).setiap adanya campur tangan (intervensi) yang datang dari luar,
dianggap sebagai hambatan terhadap kemandirian secara profesional. Banyak yang
menginginkan pekerjaan yang memberikan hak-hak istimewa untuk membuat keputusan dan
bekerja tanpa diawasi secara ketat. Rasa kemandirian dapat berasal dari kebebasan melakukan
apa yang terbaik menurut yang bersangkutan dalam situasi khusus.

b. Pengertian guru

Dalam Kamus Besar Indonesia, definisi guru adalah “orang yang pekerjaan, mata
pencarian atau profesinya mengajar.” Guru merupakan sosok yang mengemban tugas
mengajar, mendidik dan membimbing. Jika ketiga sifat tersebut tidak melekat pada seorang
guru, maka ia tidak dapat dipandang sebagai guru. Menurut Henry Adam, seperti yang dikutip
A. Malik Fadjar, “guru itu berdampak abadi, ia tidak pernah tahu, dimana pengaruhnya itu
berhenti”. Menurut Moh. Uzer Usman guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan
keahlian khusus sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat tertentu, apalagi
sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan
pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan ilmu lainnya yang perlu dibina dan
dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan pra-jabatan.
Guru sebagai salah satu komponen di sekolah menempati profesi yang memainkan
peranan penting dalam proses belajar mengajar. Kunci keberhasilan sekolah dalam mencapai
tujuan pendidikan di sekolah ada di tangan guru. Ia mempunyai peranan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan siswanya, pengetahuan, keterampilan, kecerdasan, dan sikap
serta pandangan hidup siswa. Oleh karenanya, masalah sosok guru yang dibutuhkan adalah
guru dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa sesuai dengan tujuan-tujuan
pendidikan yang diharapkan pada setiap jenjang sekolah.

8
Guru adalah bagian dari masyaraka yang mempunyai tugas besar. Masyarakat itu
berkembang, berubah mengalami kemajuan dan pembaharuan. Masyarakat dinamis
menghendaki perubahan dan pembaharuan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik, untuk
mencapai harkat kemanusiaan yang lebih tinggi dari keadaan dan statusnya sekarang. Status
yang demikian itu, telah dibuktikan oleh sejarah, hanya dapat dicapai melalui pendidikan.
Dalam pendidikan peran guru tidak dapat dilepaskan, karena guru berperan sebagai agen
pembaharuan, mengarahkan peserta didik dan juga masyarakat itu sendiri. Untuk mencapai
pembaharuan yang diinginkan itu mustahil dilakukan tanpa perubahan. Untuk melakukan
perubahan perlu ada pendidikan, dan proses pendidikan tidak berjalan dengan sendirinya akan
tetapi perlu diarahkan. Di sinilah peranan dan fungsi guru sebagai sebagai agen pembaharuan.

c. Pengertian profesionalisme guru

Berdasarkan masing-masing pengertian di atas, maka dapat ditarik pengertian bahwa


profesionalisme guru adalah suatu pekerjaan yang di dalamnya terdapat tugas-tugas dan syarat-
syarat yang harus dijalankan oleh seorang guru dengan penuh dedikatif, sesuai dengan bidang
keahliannya dan selalu melakukan improvisasi diri. Profesionalisme guru dapat dilihat juga
dari kesesuaian atau relevansi keluaran pendidikan dengan profesi yang disandangnya. Dalam
bahasa yang lain dapat dikatakan bahwa, profesionalisme guru sama halnya dengan “skilled
performer” (pelaku yang terampil), seorang guru profesional dapat tampil dengan penuh
perkasa, inovatif, original, dan invensif. Menurut Stevenlor dan Stigler, sebagaimana yang
dikutip Dedi Supriadi, bahwa guru adalah seorang yang senantiasa mencintai profesinya, dan
pengembangan profesionalnya sebagai guru adalah melalui interaksi dengan sesama guru.

G. KOMPETENSI SEORANG GURU

Kompetensi secara umum berarti kewenangan untuk menentukan dan memutuskan


sesuatu.3 Dalam Pasal 1 ayat 10 UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, 20 disebutkan
bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati dan dikuasai guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.4
Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, per- kembangan dan kondisi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.5
Kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan
seseorang baik yang kualitatif maupun kuantitatif. Dari pengertian ini terdapat dua makna.
Pertama sebagai indicator kemampuan yang menunjukkan kepada perbuatan yang
diamati,kedua sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan perbuatan-
perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaanya secara utuh.
Menurut Rustiyah kompetensi adalah suatu tugas memadai atau pemilikan
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dituntu oleh jabatan tertentu.Sedangkan
menurut Ida dan Piet Sahertian kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang bersifat kognitif, afektif, dan performens.
Jadi kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada
dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Kompetensi
tersebut meliputi :

9
1. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, dan berwibawa6, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.

2. Kompetensi pedagogis
Kompetensi pedagogis adalah kompetensi atau kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran peserta didik,8 kompetensi pedagogis meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

3. Kompetensi profesional
Kompetensi profesional merupakan peguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam,
yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajarandi sekolah dan subtansi keilmuan
yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodelogi keilmuannya

4. Kompetensi sosial
Kompetensi sosialmerupakan kemampuan seorang guru untuk berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.

F. INDIKASI-INDIKASI SEORANG GURU

Indikasi merupakan tanda-tanda kemampuan yang dimiliki seseorang, indikasi seorang guru
dikatakan profesional dan memiliki kompetensi antara lain:
1. Mampu menjabarkan berbagai bentuk pembelajaran ke dalam berbagai bentuk cara
penyampaian
2. Mampu merumuskan tujuan pembelajaran kognitif tingkat tinggi, seperti analisis, sintesis,
dan evaluasi. Melalui tujuan tersebut maka kegiatan belajar peserta didik akan lebih aktif
dan komprehensif.
3. Menguasai berbagai cara belajar yang efektif sesuai dengan tipe dan gaya belajar yang
dimiliki oleh peserta didik secara individual.
4. Memiliki sifat positif terhadap tugas profesinya, mata pelajaran yang dibinanya sehingga
selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuan dan melaksanakn tugasnya sebagai
guru.
5. Terampil dalam membuat alat peraga pembelajaransederhana sesuai dengan kebutuhan
dan tuntutan mata pelajaran yang dibinanya serta penggunaannya dalam proses
pembelajaran.
6. Terampil dalam menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran yang dapat
menumbuhkan minat sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal.
7. Terampil dalam melakukan interaksi dengan peserta didik, dengan mempertimbangkan
tujuan dan materi pelajaran, kondisi pesertadidik, suasana belajar, jumlah peserta didik,
waktu yang tersedia, dan faktor yang berkenaan dengan diri guru itu sendiri.

10
8. Memahami sifat dan karateristik peserta didik, terutama kemampuan belajarnya, cara dan
kebiasaan belajar, motivasi untuk belajar, dan hasil belajar yang telah dicapai.
9. Terampil dalam menggunakan sumber-sumber belajar yang ada sebagai bahan ataupun
media belajar bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
10. Terampil dalam mengelola kelas atau memimpin peserta didik dalam belajar sehingga
suasana belajar menjadi menarik dan menyenangkan.

11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa bahwa kode etik guru
merupakan aturan tata-susila keguruan. Aturan-aturan tentang keguruan yang menyangkut
pekerjaan-pekerjaan guru melibatkan dari segi usaha.
Aturan yang terdapat dalam Kode Etik Guru dirumuskan oleh PGRI dan para guru di
Indonesia dan kode etik sangatlah penting bagi para guru di Indonesia karena dengan kode etik
penampilan guru akan terarah dengan baik, bahkan akan terus bertambah baik dan akan terus
menerus memperhatikan dan mengembangkan profesi keguruannya.
Fungsi kode etik guru antara lain adalah agar guru memiliki pedoman dan arah yang
jelas dalam melaksanakan tugasnya, bertanggungjawab atas profesinya, terhindar dari
perpecahan dan pertentangan internal, meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan,
membantu memecahkan masalah dan mengembangkan diri dan terhindar dari campur tangan
profesi lain dan pemerintah.
Dan profesionalisme guru adalah suatu pekerjaan yang di dalamnya terdapat tugas-
tugas dan syarat-syarat yang harus dijalankan oleh seorang guru dengan penuh dedikatif, sesuai
dengan bidang keahliannya dan selalu melakukan improvisasi diri.
Dan seorang guru tidak dapat dikatakan sebagai guru yang profesional jika tidak memenuhi
empat kopetensi berikut juga indikasi-indikasinya yang telah kami cantumkan di atas. Adapun
ke empat kompetensi tersenut adalah:
1.Kompetensi kepribadian
2.Kompetensi pedagogis
3.Kompetensi profesional
4.Kompetensi sosial

SARAN

Sebagai seorang guru yang professional hendaknya harus mematuhi kode etik guru dan
dengan adanya kode etik guru, sebaiknya seorang guru tidak melakukan tindakan-tindakan
yang menyimpang dari kode etik guru. Dalam melaksanakan profesi keguruannya, sebagai
seorang orang guru harus sesuai dengan kode etik guru yang telah ditetapkan dan disepakati
bersama.
Semoga kita semua kelak menjadi guru yang professional, dapat menghayati,
mengamalkan dan menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia, serta dapat beretika baik
terhadap siswa, orang tua/ wali, rekan sejawat dan masyarakat.

12
DAFTAR PUSAKA

Yamin, martinis.2007.Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP.Jakarta: Gaung Persada


Press Jakarta
Danim, Sudarwan.2011. Pengembangan Profesi Guru: Dari Pra-Jabatan, Induksi, ke
Profesional Madani.Jakarta: Kencana
Sardiman A.M.2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.PT Raja Grafindo Persada:
Jakarta
Purwanto Ngalim.2005.Administrasi dan Supervisi Pendidikan.PT Remaja Rosdakarya Offset:
Bandung

https://smartercihuy.blogspot.com/2016/10/etika-kepribadian-guru-ekonomi.html?m=1
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://osf.io/rtc4h/download/%3
Fformat%3Dpdf&ved=2ahUKEwib0fnRnpj8AhXyZWwGHZdSCH4QFnoECBIQAQ&usg=
AOvVaw1prkvlZ90WI4AOfkskaNoS

13

Anda mungkin juga menyukai