Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dana pensiun adalah lembaga yang secara profesional mengelola dana

yang dihimpun khususnya dari pekerja / karyawan untuk dikembangkan, hasilnya

menjadi investasi yang diterima setelah masa kerja berakhir. Dan pensiun sebagai

bentuk institusi keuangan yang dibentuk oleh berbagai unit kegiatan baik

pemerintah maupun swasta, mendapatkan kepercayaan untuk mengelola dana

peserta program pensiun. Institusi atau lembaga dana pensiun dianggap sangat

penting jika dipandang dari sudut ekonomi dan sosial. Kebijakan manajemen

dana pensiun sangat menentukan portofolio investasi dana peserta. Arah investasi

dana pensiun yang jumlahnya diantisipasikan semakin lama semakin signifikan

akan sangat menentukan pilihan prioritas pendanaan sektor industri dalam

pembangunan. Nasib para pensiunan juga tergantung pada keberhasilan dana

pensiun. Sehubungan dengan itu, maka sebagaimana layaknya suatu lembaga

yang didalamnya terdapat kepentingan publik dana pensiun haruslah transparan.

Program pensiun bertujuan untuk mengelola penyisihan pendapatan

karyawan selama masa kerjanya untuk diinvestasikan. Sehingga pada saat

karyawan sudah mencapai usia pensiun dan tidak lagi menghasilkan pendapatan,

karyawan tersebut akan menerima pembayaran sebagai hasil daripada iuran yang

sudah dibayarkan beserta hasil penembangannya atau yang dikenal dengan

manfaat pensiun. Dana pensiun memiliki nilai lebih jika dibandingkan dengan
institusi keuangan lainnya berkaitan dengan fungsinya yaitu memberikan jaminan

dan rasa aman kepada para karyawan sebagai peserta program pensiun. Maka

sudah sewajarnya para peserta tersebut mengetahui kinerja finansial untuk

memastikan kemampuan dana pensiun dalam melakukan pembayaran manfaat

pensiun di kemudian hari.

Selain itu dana pensiun sendiri diselenggarakan dalam upaya memberikan

kesejahteraan pada karyawan. Oleh karena itu baik instansi pemerintah maupun

swasta mengadakan program pensiun bagi para karyawannya, dan diharapkan

dengan adanya program pensiun akan memberikan motivasi yang tinggi bagi

karyawan sehingga akan memberikan keuntungan bagi perusahaan dan untuk

meningkatkan produktivitas dalam kinerjanya. Kesejahteraan yang diperoleh dari

program dana pensiun ini sekaligus merupakan cerminan keberhasilan pemerintah

dalam mengatur dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya, sehingga

penerapan dana pensiun ini sudah tidak asing lagi bagi negara-negara maju di

dunia.

Di negara-negara maju, penyelenggaraan program dana pensiun juga

sebagai salah satu bentuk pemberian kesejahteraan bagi karyawan, baik

pemerintah maupun perusahaan-perusahaan swasta telah dilakukan sejak tahun

1800-an. Umumnya negara-negara maju menyediakan uang pensiun sebesar 40

persen sampai 75 persen upah terakhir yang sumbernya berasal dari pajak

penghasilan dan atau iuran jaminan pensiun. Berdasarkan studi dari pusat

penelitiana pensiun Boston College seperti dilansir CNBC, kesehatan program

pensiun publik yang dikelola negara-negara di dunia terus meningkat. Rata-rata,


pengelola dana pensiun publik memiliki aset 75% dari apa yang mereka butuhkan

untuk memenuhi janji-janji kepada pensiunan, jumlah aset tersebut meningkat dari

72% pada 2012 dan para peneliti memproyeksikan level pendanaan pensiun akan

meningkat menjadi 80,5% pada 2018. Prospek fiskal itu menunjukkan

perkembangan program dana pensiun yang akan meningkatkan peringkat kredit

negara-negara di dunia. Kondisi ini menguntungkan negara karena bisa

memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan biaya yang lebih murah.

Namum peningkatan aset keuangan negara tersebut dapat mengikis keuangan

pribadi para anggota dana pensiun apabila hak yang diterima pensiunan tidak

sesuai dengan apa yang mereka berikan.

Setiap negara memiliki prosedur dan tata cara masing-masing dalam

mengelola dana pensiun dan setiap negara mendapatkan hasil yang berbeda beda,

dimana keberhasilan pengelolaan dana pensiun akan berdampak begitu besar bagi

perekonomian dan kesejahteraan para penerima manfaat pensiun dikemudian hari.

Seperti halnya Negara Denmark sebagai pemilik sistem pensiun terbaik yang

menduduki posisi puncak Indeks Pensiun Global Mercer Melbourne (MMGPI)

tahun 2014 dengan nilai keseluruha 82,4. Sistem pensiun Denmark dianggap

terdanai baik dengan cakupannya yang luas, tingkat aset dan kontibusi tinggi,

penyediaan manfaat memadai serta ditunjang sistem pensiun swasta dengan

regulasi yang dikembangkan. Dari 35 negara yang dinilai dalam MMGPI posisi

Indonesia dengan nilai 45,2 berada di peringkat 22 dunia. Posisi Indonesia lebih

baik dari beberapa negara maju seperti Jepang dengan nilai 44,4 di peringkat 23,

Korea dengan nilai 43,6 di peringkat 24 dan India dengan nilai 43,5 berada pada
peringkat 25 dunia. MMGPI menyebutkan tren kenaikan level Indonesia ini

terutama disebabkan oleh pengakuan negara tentang usia minimum untuk

mendapatkan manfaat pensiun. MMGPI mengukur 5 sistem penghasilan pensiun

terhadap lebih dari 50 indikator di bawah sub-indeks kecukupan, keberlanjutan,

dan Integritas. Indonesia sendiri mendapat nilai tinggi dalam integritas sistem

pensiun. Hal ini menunjukkan regulasi yang kuat atas pengaturan dan

perlindungan manfaat karyawan.

Negara maju lainnya seperti Amerika Serikat dinilai cukup baik dengan

program pensiuannya dimana pekerja diwajibkan mengalokasikan sebagian

penghasilannya untuk masa pensiun. Dana pensiun di Amerika Serikat dapat

dikelola oleh perusahaan tempat karyawan bersangkutan bekerja atau dikelola

suatu badan hukum yang terpisah dengan tetap mengikuti aturan mengenai dana

pensiun yang diatur dalam ERISA (Employee Retirement Income Security Act

1974) (Purcell, 2008). Pensiun pemerintah diatur oleh Peraturan Pelayanan

Pensiun Negri (Civil Service Retirement Act), Peraturan Pensiun Jawatan Kereta

Api (Railroad Retirement Act) dan Peraturan Asuransi Kesehatan,

ketidakmampuan, Seumur Hidup dan Usia Lanjut (Old Age, Survivors, Disability

and Helath Insurance Act /OASDHI) atau lebih dikenal sebagai Pengaman Sosial.

Hampir semua pekerja, termasuk Angkatan Bersenjata dilindungi oleh Social

Security. Manfaat pensiun Social Security diberikan kepada mereka yang berusia

62 tahun atau lebih, namun mereka yang pensiun sebelum usia 65 menerima

manfaat bulanan lebih rendah dibandingkan manfaat yang diterima apabila

pensiun diusia 65 atau lebih. Besarnya jumlah iuran di tetapkan dengan presentase
dari gaji seseorang, sampai suatu batas maksimum tertentu setiap tahunnya. Dan

besarnya jumlah yang diterima setiap tahun juga dibatasi sampai jumlah

maksimum tertentu.

Pengelolaan Dana Pensiun di Indonesia sendiri ada beberapa cara. Dana

Pensiun pemberi kerja dapat mengadopsi sistem manfaat pasti atau iuran pasti.

Pengelolaan Dana Pensiun merupakan salah satu bagian dari industri di sektor

keuangan. Sistem pensiun di Indonesia terdiri atas tiga bagian yaitu dana pensiun

dasar, dana pensiun tambahan, dan pensiun mandiri. Dana Pensiun publik

merupakan hal yang wajib diberikan kepada para karyawannya, baik swasta

maupun pemerintah. Berdasarkan UU no 40 tahun 2004 dan UU no 24 tahun 2011

pemberi kerja harus mengikut sertakan karyawannya pada BPJS Ketenagakerjaan.

Sementara untuk Pegawai Pemerintah, berdasarkan mandat dari UU no 11 tahun

1969 pemerintah menyediakan tunjangan pensiun untuk Pegawai Negri yang

dikelola oleh Taspen. Sementara untuk anggota TNI / POLRI berdasarkan UU no

11 tahun 1966 disediakan tunjangan pensiun yang dikelola oleh Asabri.

Di Indonesia sendiri muncul persepsi masyarakat secara umum bahwa

yang mendapatkan manfaat pensiun adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan TNI /

POLRI saja, sehingga banyak masyarakat yang berlomba-lomba agar dapat

menjadi PNS. Namun sejak pemerintah mengeluarkan Undang-undang Republik

Indonesia No. 11 tahun 1992 bahwa pensiun bukan hanya hak PNS saja atau TNI

/ POLRI semata. Hak untuk mendapatkan dana pensiun terbuka untuk semua

pekerja, baik swasta maupun pekerja perorangan. Dalam undang-undang tersebut

dijelaskan secara rinci mengenai peraturan dan pelaksanaan Dana Pensiun di


Indonesia. Sehingga sebagian besar perusahaan di Indonesia baik pemerintahan

atau swasta sudah mulai menerapkan program Dana Pensiun bagi karyawannya,

untuk membantu kesejahteraan bagi karyawannya setelah masa kerja berakhir.

Menurut Ketua Asosiasi Pengelola Dana Pensiun Indonesia (ADPI)

Mudjiharno, kepesertaan karyawan perusahaan untuk dana pensiun semakin naik.

Pada tahun 2013, tercatat ada 3,6 juta pekerja yang mendapatkan fasilitas pensiun

ini. Pada tahun 2014 naik menjadi 3,9 juta dan pada tahun 2016 menjadi 4,1 juta

pekerja. Dilihat dari pengelolaan dana, ada dua macam. Dana pensiun pemberi

kerja dapat mengadopsi sistem manfaat pasti atau iuran pasti. Pada program

manfaat pasti para karyawan akan menerima sejumlah dana pensiun yang sudah

ditetapkan sebelumnya menurut formula tertenatu. Formula ini berbeda beda dari

satu perusahaan dengan perusahaan lain. Biasanya formula tersebut dikaitkan

dengan gaji terakhir, masa kerja juga golongan karyawan tersebut.

Pengelolaan dana pensiun dalam program pensiun dapat dipandang dari

segi ekonomi dan sosial. Ditinjau dari segi ekoonomi, dana dalam program

pensiun bertujuan dalam mengatur tentang akuntansi dan pelaporan oleh dana

pensiun kepada pihak yang berkepentingan, serta untuk menunjang para pengguna

laporan yang terkait dengan laporan keuangan. Informasi laporan keuangan ini

diinformasikan tidak hanya epada manajemen pengelola dana pensiun perusahaan

terkait tertapi juga kepada peserta dana pensiun. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui kegiatan investasi dana pensiun, kegiatan operasional dana pensiun

apakah telah dilakukan secara efisien dan wajar.


Laporan keuangan dana pensiun, juga ditentukan oleh faktor kebijakan

manajemen perusahaan mengatur program pensiun. Kebijakan manajemen ini

nantinya akan mempengaruhi keputusan manajemen perusahaan

mengenaikewajaran laporan keuangan. Apakah laporan keuangan yang telah

disusun sudah sesuai dengan peraturan program pensiun yang telah ditetapkan

sesuai standar pelaporan.

Laporan keuangan ini harus bisa menginformasikan bahwa dana yang ada

memang benar-benar tersedia untuk membayar manfaat ppensiun dan

menunjukkan kekayaan atas program pensiun tersebut. Selain itu, laporan dana

pensiun harus sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

yang berlaku agar dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan

agar tidak memberikan keputusan yang salah.

Dalam pelaporan keuangan Dana Pensiun tersebut, guna adanya

keseragaman dalam penyajiannya dan agar mempermudah pemakai untuk

memahami informasi yang disajikan, Ikatan Akuntan Indonesia yang merupakan

lembaga yang berkompeten dalam menentukan standar laporan keuangan

mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No. 18 tentang

Akuntansi Dana Pensiun yang diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam

penyusunan laporan keuangannya.

PT Bank Central Asia, Tbk adalah salah satu perusahaan swasta yang

bergerak di bidang perbankan merupakan perusahaan yang memberikan perhatian

khusus salah satunya kepada kesejahteraan karyawannya BCA juga melaksanakan

program pensiun bagi karyawannya yang sudah habis masa kerjanya (Rumeksa,
wawancara 28 Oktober 2016). Manfaat pensiun tidak hanya diberikan kepada

karyawan yang telah habis masa kerjanya saja melainkan karyawan yang pensiun

sebelum masa kerjanya berakhir, tentu saja dengan presentase dan nominal yang

berbeda sesuai kebijakan perusahaan. Program pensiun tersebut dikelola oleh anak

perusahaan yang didirikan oleh BCA sendiri yaitu DPBCA (Dana Pensiun BCA)

berdasarkan keputusan direksi. Dalam pengolahan Dana Pensai tentu saja

dilaksanakan sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 11 tahun

1992 sehingga pelaksanaannnya sesuai dengan peraturan yang berlaku di

Indonesia dan juga sebagai bentuk kepatuhan terhadap UU bahwa BCA sebagai

perusahaan swasta pun bertanggung jawab atas kesejahteraan karyawannya di hari

tua dengan melaksanakan program dana pensiun. Dan dalam Pelaporan keuangan

Dana Pensiun BCA tersebut berpedoman pada PSAK No. 18 tentang Akuntansi

Dana Pensiun. Hal tersebut bertujuan agar mempermudah pengguna laporan

keuangan dalam membaca kinerja keuangan dalam program dana pensiun

tersebut. Laporan keuangan tersebut juga menjadi pedoman manajemen dalam

menentukan dan mengambil beberapa kebijakan terkait pengelolaan dana pensiun

guna tercapainya pembayaran manfaat pensiun yang sesuai dan juga laporan

keuangan dana pensiun ini menjadi sumber informasi yang dapat dipergunakan

oleh para peserta program pensiun. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik

untuk melakukan penetitian mengenai kesesuaian pelaporan keuangan yang

disusun oleh DPBCA dengan PSAK No. 18 dengan judul “Analisis Penerapan

PSAK No. 18 Mengenai Akuntansi Dana Pensiun Pada PT Bank Central

Asia, Tbk Tahun 2015”.


1.2. Identifikasi Dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana penerapan PSAK No. 18 dalam penyusunan Laporan

Keuangan Dana Pensiun BCA?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana penerapan

PSAK No. 18 dalam penyusunan Laporan Keuangan Dana Pensiun BCA tahun

2015.

1.4. Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini digunakan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

menempuh ujian akhir di Fakultas Ekonomi, jurusan Akuntansi Universitas

Widyagama. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan pelajaran yang sangat

berharga, terutama dalam penyusunan laporan keuangan dana pensiun di

perusahaan berasarkan PSAK No. 18.

2. Bagi Akademisi, penelitian ini berguna untuk memperluas wawasan serta

sudut pandang mengenai dana pensiun dan penerapannya dalam perusahaan

sekaligus pelaporan keuangannya.


3. Bagi peneliti lanjutan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai salah satu referensi dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

4. Bagi perusahaan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan manajemen tentang pelaporan dana pensiun, serta menjadi

bahan evaluasi dan perbaikan kedepannya manakala terdapat

ketidaksesuaian dengan standart dan peraturan yang berlaku di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai