MAKALAH
1.
Disusun Oleh :
ZUBAIR(032301129)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi
Rabbi, atas berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu untuk memenuhi
tugas mata kuliah Etika profesi keguruan semester 1dengan dosen pengampuh
Laode madiani, tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen pengampuh
mata kuliah Etika profesi keguruan yang telah memberi arahan dan bimbingan
dalam pembuatan makalah ini
1. Kedua orang tua, atas curahan kasih sayang yang tiada henti, yang
senantiasa mendukung secara moril & materiil serta yang selalu
mendo’akan penulis didalam menempuh pendidikan ini.
2. LAODE MANDIANI,S.Pd.,M.Pd selaku guru Mata Kuliah Legislasi
Profesi yang dengan segala keikhlasannya telah memberikan bimbingan,
arahan, serta nasehat kepada penulis hingga terselesaikannya makalah ini.
3. Teman-teman seperjuangan khususnya fakultas FKIP yang senantiasa
memberi masukan untuk penulis menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.3 Kode Etik Profesi Guru dan Moral Guru serta Pandangan Masyarakat
...................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.........................................................................................22
3.2 Saran....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
1
BAB I
PENDAHULUAN
Ibarat sebatang lilin, guru rela mengorbankan dirinya untuk orang lain,
akan tetapi di era sekarang ini sepertinya filsafat tersebut sudah tidak lagi
berlaku bagi sebagian masyarakat. Banyak kalangan mulai meragukan
kapabilitas dan kredibilitas guru. Peran guru sebagai pengajar dan
pendidik mulai dipertanyakan. Misinya sebagai pencetak generasi penerus
bangsa yang terampil dan bermoral belum sepenuhnya terwujud. Para
pelajar saat ini seakan menjauh dari kondisi ideal seperti yang diharapkan.
Isupendidikan semakin tersorot publik, para pelajar dinilai mulai
kehilangan kepekaan moral, terbius ke dalam atmosfer zaman yang serba
gemerlap, tersihir oleh prikehidupan yang memburu selera dan kemanjaan
nafsu, terjebak ke dalam sikap hidup instan, tawuran antar pelajar dan
pergaulan bebas.
Bisa dikatakan pendidikan tak lagi dianggap sebagai pionir kemajuan
bangsa melainkan hanya melambangakan kebobrokan bangsa. Penulis
dapat mengatakan demikian karena berdasarkan beberapa hasil studi
kasus terkait dengan fenomena pendidikan di Indonesia yang terjadi saat
ini menunjukan berkurangnya intensitas peran pendidkan dalam usaha
memajukan di Indonesia. Berikut adalah beberapa urain tentang
permasalahan pendidikan di Indonesia di lihat dalam sudut pandang
profesionalisme guru, pelanggaran kode etik dan peran guru dalam
masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana fenomena pendidikan di Indonesia saat ini?
1.2.2 Bagaimana solusi terhadap masalah pendidikan saat ini?
1.3 Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas fenomena pendidikan di Indonesia di
lihat dari sudut pandang Profesionalisme guru, etika profesi dan peranan
guru dalam masyarakat.
1.4 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mendeskripsikan fenomena pendidikan di Indonesia saat ini
1.3.2 Untuk solusi terhadap masalah pendidikan saat ini
3
BAB II
PEMBAHASAN
sebagainya
pemerintah berupaya agar guru yang tampil saat ini adalah guru yang
benar-benar profesional yang mampu mengantisipasi tantangan-
tantangan dalam dunia pendidikan. Pendidikan profesi guru misalnya,
namun sejauh ini belum nampak jelas bahwa dengan adanya usaha
peningkatan profesionalitas dari pemerintah, mutu pendidikan di Indoseia
meningkat.
Kode etik memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia, bagi guru pada khususnya. Apa yang telah
dijelaskan dalam kode etik keguruan telah menggambarkan bagaimana
seharusnya tingkah laku dan etika sebenarnya bagi seorang guru. Sudah
dapat dijamin bahhwa jika kode etik ini dilaksanakan oleh semua guru di
Indonesia, niscaya kualitas pendidikan kita saat ini mampu mengalami
peningkatan. Namu sekarang tergantung pada individu masig-masing,
sejauh manakah kesadarannya dalam mengemban profesi yang
dianutnya. Karena baik buruknya sesuatu ada di tangan kita masing-
masing. Baik buruknya kualitas pendidikan di Indonesia tergantung dari
tangan para pelakunya.
14
Analisis :
Tempat : SMK Negeri 3 Jayapura, Papua
Oknum : Guru mata pelajaran Energi Terbarukan
Korban : dua siswa laki-laki
Sumber : video youtube liputan berita SCTV
Durasi : 3 menit 14 detik
Dari video yang ditayangkan tersebut terlihat ada seorang guru mata
pelajaran energi terbarukan yang memukuli dan memarahi dua siswa laki-
laki yang tidak bisa mengerjakan soal. Pukulan yang dilayangkan tersebut
dilakukan hingga beberapa kali yang menyebabkan dua siswa itu meringis
menahan sakit karena tidak berani mengeluh. Selain itu guru yang
melakukan tindakan kekerasan tersebut menggunakan nada suara yang
tinggi hingga membuat kondisi kelas hening dan mencekam. Selain itu
beliau juga memukul sambil merokok di dalam kelas di depan siswa-
siswanya.
Pelanggaran :
Poin yang menjadi pelanggaran etika profesi keguruan dari video tersebut
adalah:
- Memukul siswa hingga beberapa kali dengan keras
- Merokok di dalam kelas khususnya di depan siswanya
- Menggunakan kata-kata dalam nada tinggi dan membentak
Solusi :
Solusi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru tersebut adalah
dengan memberikan efek jera dengan sanksi moral yang dilakukan
menggunakan cara merekam atas inisiatif siswa dan dukungan orangtua
wali murid (dari keterangan video tersebut). Sehingga harapannya guru
15
tersebut akan jera dan malu atas perbuatan yang dilakukan karena sudah
ditonton oleh banyak orang (karena diupload di internet). Orang-orang
yang melihat video tersebut tentu jumlahnya akan sangat banyak. Mereka
yang menonton otomatis akan mencemooh guru tersebut dan akibatnya
guru tersebut akan diasingkan dari pergaulan yang menyebabkan dia
malu dan tersisih dari lingkungan. Itu adalah sanksi moral yang harus
diterimanya.
Hal ini sejalan dengan sanksi pelanggaran kode etik yang menyatakan
bahwa :
Kode etik adalah landasan moral dan merupakan pedoman sikap,
tingkah laku, dan perbuatan maka sanksi terhadap pelanggaran kode etik
adalah sanksi moral
Sanksi terberat adalah si pelanggar dikeluarkan dari organisasi profesi.
Pada kasus tersebut sudah dilakukan sanksi moral. Sedangkan untuk
sanksi terberat untuk guru tersebut dengan cara dikeluarkan dari
organisasi profesi tersebut belum dilakukan dan belum jelas tindak
lanjutnya seperti apa.
Pandangan Terhadap Solusi dan Masalah
Menurut pendapat saya, untuk pandangan terhadap solusi dan masalah
dalam kasus ini sebaiknya memandang dari berbagai sudut yakni dari
kode etik guru serta kompetensi professional guru.
Pertama ialah dikaitkan dengan kode etik guru. Sebelum itu kita harus
mengetahui pengertian serta tujuan kode etik seorang guru.
1. Pengertian kode etik
Kode etik suatu profesi merupakan norma-norma yang harus
diindahkan oleh setiap anggota profesi dalam melaksanakan tugas
profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat
Norma-norma yang berisi petunjuk dan larangan baik dalam
menjalankan profesinya maupun pergaulan di masyarakat.
2. Tujuan kode etik (Hermawan, 1979)
Menjunjung tinggi martabat profesi
16
- Kompetensi sosial
Pada kasus tersebut terdapat ketidakseuaian terhadap 3 kompetensi
profesionalisme guru yakni:
- Kompetensi pedagogik. Dimana guru seharusnya mampu mengelola
pembelajaran di kelas menjadi efektif serta mampu mengaktualisasikan
siswa untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya. Pada
kasus tersebut siswa sama sekali tidak menikmati pembelajaran bahkan
takut dengan guru, hal ini tentu saja akan menyulitkan siswa dalam
menerima pelajaran karena adanya tekanan. Selain guru juga tidak
membuat pembelajaran yang bisa mengembangkan potensi siswanya
namun semakin menekan siswaya dengan sikap kasar yang dimilikinya.
- Kompetensi kepribadian, dimana guru yang seharusnya memberikan
teladan yang baik kepada muridnya justru memberikan teladan yang tidak
terpuji yakni dengan berbagai pelanggaran yang dilakukan tersebut.
Padahal sebagai seorang guru sebaiknya harus mampu menjadi teladan
yang baik dan memiliki sikap dan pribadi yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik serta memiliki
akhlak mulia.
- Kompetensi Sosial. Pada kompetensi ini salah satu poinnya adalah
guru atau pendidik harus mampu berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik. Namun pada kasus tersebut, guru itu sama
sekali tidak menunjukkan sikap berkomunikasi efektif terhadap siswanya.
Dari beberapa analisis tersebut, maka menurut pendapats aya guru
tersebut pantas mendapatkan hukuman secara moral yang sudah
diterimanya sedangkan untuk sanksi yang berkaitan dengan organisasi
profesi adalah dengan memberi sanksi berupa pemberian surat
peringatan (SP) serta skorsing. Apabila setelah mendapatkan dua sanksi
tersebut dan dikemudian hari guru tersebut melakukan hal serupa maka
barulah dilakukan sanksi terberat yakni dikeluarkan dari organisasi profesi
dan dijatuhi hukuman sesuai dengan tindakan yang telah dilakukan.
Misalnya menyebabkan siswa yang dipukul menjadi cedera maka
19
2.3 Kode Etik Profesi Guru dan Moral Guru serta Pandangan
Masyarakat
Moral merupakan salah satu masalah terbesar dalam pembangunan
masyarakat Indonesia. Dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 diungkapkan, yang
dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara (UU RI No 20 Tahun 2003). Dari definisi pendidikan tersebut,
dengan jelas terungkap bahwa pendidikan indonesia adalah pendidikan
yang usaha sadar dan terencana, untuk mengembangkan potensi individu
demi tercapainya kesejahteraan pribadi, masyarakat dan negara.
Pendidikan pada hakikatnya adalah alat untuk menyiapkan sumber
daya manusia yang bermoral dan berkualitas unggul. Dan sumber daya
manusia tersebut merupakan refleksi nyata dari apa yang telah pendidikan
sumbangankan untuk kemajuan atau kemunduran suatu bangsa. Salah
satu aktor penting yang hendaknya memiliki moral unggul yang natinya
akan membawa bangsa kita kearah yang lebih baik.
Kode etik disusun agar hal tersebut menjadi landasan moral dan
pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan
pengabdiannya bekeraja sebagai guru. Namun pada realitanya dalam
dunia pendidikan saat ini, banyak guru yang telah melupakan apa itu kode
etik guru.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam upaya meningkatkan Guru yang profesional maka seorang
guru harus memiliki prinsip-prinsip professional dan melalui kualifikasi
akademik, kompetensi dan sertifikasi. Namun tentunya hal ini hendaknya
dilandasi dengan etiket kejujuran sebegai seorang profesinal.
Kode etik memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia, bagi guru pada khususnya. Apa yang telah
dijelaskan dalam kode etik keguruan telah menggambarkan bagaimana
seharusnya tingkah laku dan etika sebenarnya bagi seorang guru. Dengan
adanya kode etik guru nantinya diharapkan mampu meningkatkan
profesionalisme guru dan meningkatkan moral pendidik sehingga derajat
guru yang teramat mulia dimata masyarakat dapat kembali terwujud.
3.2 Saran
1. Guru sebagai pionir terdepan pembawa kemajuan bangsa hendaknya
melaksanakan apa yang telah menjadi standar dan aturan yang telah
disepakati bersama, dalam hal ini kode etik guru
2. Guru hendaknya menujukan citra profesionalitasnya kepada pubik
bukan memanipulasi keprofesionalitasnya
3. Kejujuran merupakan hal terpenting dalam menjaga kehormatan
seorang guru, maka dari itu guru hendaknya menjunjung kejujuran
dalam etika profesinya sebagai seorang guru
23
DAFTAR PUSTAKA
https://doriju7697.wordpress.com/2012/06/23/makalah-tema-pendidikan/