Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FENOMENA PELANGGARAN ETIKA OLEH GURU DAN SOLUSI


MENGATASI BERBAGAI PELANGGARAN ETIKA GURU

Disusun Guna Memenuhi Tugas Profesi Keguruan

Dosen pengampu Dr. H. AKHIRIN, M.Ag.

Kelas 6 PAI A8

Oleh Kelompok 12 :

Ismatul Wahdah 201310004486

Choridatul Bahiyyah 201310004504

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA' JEPARA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur pemakalah ucapkan kehadirat Allah atas limpahan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya pemakalah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Fenomena pelanggaran etika oleh guru dan solusi mengatasi berbagai pelanggaran
etika guru.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
pendidikan. Dalam pembuatan makalah ini pemakalah mengalami kesulitan,
namun dengan bantuan dari berbagai pihak, pemakalah mampu menyelesaikan
makalah ini. Terima kasih pemakalah sampaikan kepada. Bapak Dr. H.
AKHIRIN, M.Ag. Dosen Pengampu Mata Kuliah Profesi Keguruan. Dengan
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan, pemakalah menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, pemakalah mengharapkan kritik dan saran
agar makalah ini lebih sempurna. Akhir kata, pemakalah berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi pemakalah dan pembaca, serta dapat menjadi salah
satu sumber pembelajaran mengenai karya tulis bagi pihak yang membutuhkan.

Jepara, 30 Juni 2023

Pemakalah

1
DAFTAR ISI

BAB I

Pendahuluan.............................................................................................................3

Latar belakang..........................................................................................................3

Rumusan masalah.....................................................................................................4

Tujuan pembahasan..................................................................................................4

BAB II

Pembahasan..............................................................................................................5

Etika profesi guru.....................................................................................................5

Etika hubungan guru dan murid...............................................................................7

Solusi mengatasi berbagai pelanggaran etika guru..................................................8

BAB III

Penutup..................................................................................................................10

Kesimpulan ...........................................................................................................10

Saran.......................................................................................................................10

Daftar pustaka .......................................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam
proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar
dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan
pelajaran kedalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas
membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap,
aktif, kreatif, dan mandiri. Mengajar maupun mendidik merupakan tugas dan
tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional. Oleh sebab itu, tugas yang berat
dari seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang
memiliki kompetensi profesional yang tinggi.
Bergulirnya sebuah era yang penuh dengan liku pencarian jati diri ini,
menjadikan pendidikan sebagai faktor utama dalam pembentukan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya
pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut,
pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem
pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang
berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan
global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang
mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman
yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus
berwawasan masa depan yang memberikan jaminanbagi perwujudan hak-hak
asasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara
optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan.Isu pendidikan semakin tersorot
publik, para pelajar dinilai mulai kehilangan kepekaan moral, terbius ke dalam
atmosfer zaman yang serba gemerlap, tersihir oleh perikehidupan yang memburu
selera dan kemanjaan nafsu, terjebak ke dalam sikap hidup instan, tawuran antar
pelajar dan pergaulan bebas.

3
Bisa dikatakan pendidikan tak lagi dianggap sebagai pionir kemajuan
bangsa melainkan hanya melambangkan kebobrokan bangsa. Berikut adalah
beberapa uraian tentang fenomena pelanggaran etika oleh guru dan solusinya.
A.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah penulisan makalah


ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian etika profesi guru ?


2. Bagaimana etika hubungan guru dan murid?
3. Bagaimana solusi mengatasi berbagai pelanggaran etika guru ?
B.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan masalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian etika profesi guru
2. Untuk mengetahui etika hubungan guru dan murid
3. Untuk mengetahui solusi mengatasi berbagai pelanggaran etika guru

4
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Etika Profesi Guru
Profesi guru menurut UU RI NO. 14 tahun 2005 “adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.”Dalam dunia pendidikan, istilah guru bukanlah hal yang asing.
Menurut pandangan lama, guru adalah sosok manusia yang patut digugu dan
ditiru. Digugu dalam arti segala ucapannya dapat dipercaya. Ditiru berarti segala
tingkah lakunya harus dapat menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat.
Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa
konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya
karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan
oleh peranan dan kompetensi guru.
Guru yang kompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga
hasil belajar siswa berada pada tingat optimal. Berdasarkan pada pernyataan di
atas bahwa semua pekerjaan tidak dapat disebut guru karena suatu pekerjaan itu
tidak memerlukan pekerjaan atau keahlian ataupun keterampilan khusus untuk
dapat memulainya, sementara guru itu bisa disebut sebagai profesi yang
merupakan bidang pekerjaan yang membutuhkan keahlian tersendiri.
Adapun guru dapat digolongkan sebagai profesi, yang berarti suatu
jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan. Walaupun pada
kenyataan masih terdapat guru yang tidak memeliki latar belakang pendidikan
bidang keguruan. Profesi guru juga penting bagi sebuah bangsa karena profesi
guru adalah satu-satunya profesi yang menetukan dalam mengubah nasib negara
atau bangsa. Hal ini karena guru bertugas mendidik dan mengajar anak-anak
bangsa, mengubah perilaku dan membentuk karakter. Seiring dengan kemajuan
teknologi informasi yang demikian pesat, guru tidak lagi hanya bertindak sebagai
penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator,

5
motivator, dan pembimbimg yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan demikian,
keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada
penguasaan prinsip mengajar. ATRIBUT PROFESI GURU
Kode Etik Kode etik sangat berperan penting untuk suatu profesi. Kode
etik berasal dari dua kata yaitu Kode dan Etik. Kode artinya tanda yang desetujui
dengan maksud tertentu. Sedangkan Etik itu berasal dari bahasa yunani yaitu
“ethos” yang memiliki arti watak, adab, dan cara hidup. Secara etimologi,
pengertian kode etik ini telah dibahas dan dikembangkan oleh beberapa tokoh
yang mempunyai jalan fikiran yang berbeda-beda. Namun pada dasarnya
mempunyai pengetian yang sama. Socrates seorang filosof yang hidup di zaman
Romawi, yang dianggap sebagai pencetus pertama dari etika yang mana dia telah
menguaraikan etika secara ilmu tersusun. Malah sampai sekarang perkembangan
etika semakin berkembang, hal ini dapat dirasakan dengan adanya fenomena-
fenomena yang realita dalam masyarakat.
Menurut Adi Negoro dalam bukunya Ensiklopedi Umum sebagaimana
yang dikutip oleh Sudarno, dkk, mengemukakan : Etika berasal dari kata Eticha
yang berarti ilmu kesopanan, ilmu kesusilaan. dan kata Ethica (etika, ethos, adat,
budi pekerti, kemanusiaan). Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan
konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah
tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
Etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur
pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya.
Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni
pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code)
tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip prinsip moral
yang ada. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan
“self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat
memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit

6
profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada
saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukannya
Kode Etik Guru ini berfungsi sebagai sebagai prinsip yang melandasi
pelaksanaan tugas profesional guru dalam kaitannya dengan peserta didik,
orangtua/wali siswa, sekolah, pemerintah, ataupun rekan seprofesi sesuai dengan
normanorma yang ada.
B.Etika hubungan guru dan murid
Hubungan antara guru dengan murid merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pendidikan Islam, disamping itu. Etika juga menjadi
dimensi yang diperhatikan, dimana akhlak menjadi inti dari tujuan
pendidikan.Akhlak menjadi inti dari tujuan pendidikan Islam. Merupakan bahwa
etika juga sesuatu yang penting, yang harus diperhatikan dan diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan pendidikan Islam. Jika etika sesuai dengan
ajaran Islam, maka etika memiliki fungsi dengan akhlak yang harus diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari. Terutama dalam aktivitas pendidikan, dimana guru
menjadi suri tauladan bagi murid, dan murid juga harus mencontoh dan
mengamalkan ilmunya, oleh karena itu para pemikir Islam telah banyak yang
mengungkap soal etika.
Dalam proses pembelajaran tentunya akan terjadi interaksi antar guru
dengan muridnya. Guru harus bisa berinteraksi dengan baik kepada siswanya
untuk menjalin hubungan yang harmonis sehingga ilmu yang diberikan
tersampaikan dan tujuan pembelajaran terpenuhi.
Selain harus dapat menguasai ilmu pengetahuan yang dimilikinya, guru
juga harus memiliki keterampilan-keterampilan yang berguna untuk menjalin
interaksi dengan murid. Guru harus mengenal karakter murid, dapat
mendekatkan diri kepada murid, memberikan perhatian dan motivasi-motivasi
kepada murid, serta menjadi inspirasi bagi murid. Seorang guru dan murid
memiliki hubungan yang searah, proses pembelajaran yang berlangsung dari
guru sebagai subjek serta murid sebagai subjek dan objek. Guru sebagai subjek
cenderung menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran dan dituntut harus

7
menjadi tauladan bagi murid-muridnya. Sedangkan, murid sebagai subjek karena
mereka yang menentukan hasil belajar, dan sebagai objek karena mereka
menerima pelajaran dari guru.
Tidak hanya mengajar, guru juga membimbing siswa untuk memahami
dan mengamalkan hak-hak dan kewajibannya sebagai individu, warga sekolah,
dan anggota masyarakat. Guru harus dapat memberikan perhatian kepada siswa,
tidak merendahkan siswa, dan berbuat adil kepada seluruh siswa. Dalam
memberikan hukuman kepada siswa guru harus memberikan hukuman yang
manusiawi dan mendidik. Karena pada dasarnya hukuman yang diberikan oleh
guru bertujuan agar siswa tidak mengulangi kesalahannya dan memperbaiki diri.
C. Solusi mengatasi berbagai pelanggaran etika guru
Menurut UU RI nomor 14 tahun 2005, pendidikan merupakan salah satu
sarana pembangunan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkatkan kualitas manusia.Berbicara mengenai pendidikan, maka tidak akan
lepas dengan peranan guru di dalamnya.Guru mempunyai peranan dan kedudukan
yang sangat penting dalam pendidikan. Keberhasilan sebuah pendidikan
dipengaruhi oleh keahlian guru dalam mendidik siswanya. Akhir-akhir ini sangat
marak dibicarakan tentang profesi guru. Banyak hal mengenai profesi keguruan
yang saat ini menjadi perhatian baik pemerintah maupun masyarakat. Sejak
dicantumkannya UU mengenai guru sebagai jabatan profesional, banyak sekali
aturan – aturan ataupun perundang-undangan yang membahas mengenai profesi
guru mulai dari tunjangannyasampai kinerjanya.Dalam jabatan sebagai
profesional, maka guru harus mematuhi kode etik keguruan yang telah ada.Selain
itu, guru juga harus memenuhi syarat-syarat sebagai guru profesional, yakni
pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
Guru sebagai tauladan peserta didiknya tidak pantas melakukan
tindakan yang melanggar norma-norma terlebih lagi pemerintah telah memberikan
kode etik guru yang harus dipenuhi. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
penyimpangan yang dilakukan oleh guru dan melanggar kode etik guru yang telah
ada

8
Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
pelanggaran kode etik profesi guru antara lain:
1. Menindak tegas dan memberikan sanksi berat pada oknum-oknum guru yang
melakukan kasus etika profesi guru karena sangat merugikan guru dan konsumen
pendidikan. Guru merupakan salah satu profesi yang salah satu tugasnya adalah
memberi keteladanan yang baik terhadap peserta didik.
2. Sebelum menjadi guru, seorang calon guru seharusnya diberi tes psikologi yang
ketat agar mampu menghadapi setiap karakter peserta didik.
3. Mewajibkan seorang guru untuk membaca dan menjalankan profesinya sesuai
kode etik keguruan.
4. Mengadakan pelatihan-pelatihan bagaimana seorang guru menghadapi peserta
didik yang berbeda karakter. Sehingga seorang guru, mampu menangani siswa
yang karakternya nakal atau bandel.
5. Guru seharusnya memahami perkembangan tingkah laku peserta didiknya.
Apabila guru memahami tingkahlaku peserta didik dan perkembangan tingkah
laku itu, maka strategi, metode, media pembelajaran dapat dipergunakan secara
lebih efektif.
6. Tugas yang penting bagi guru dalam melakukan pendekatan kepada peserta didik
adalah menjadikan peserta didik mampu mengembangkan keyakinan dan
penghargaan terhadap dirinya sendiri, serta membangkitkan kecintaan terhadap
belajar secara berangsur-angsur dalam diri peserta didik.
7. Sesuai dengan pendapat Prayitno, bahwa pembelajaran harus sesuai konsep
HMM (Harkat dan Martabat Manusia). Antara guru dan peserta didik terjalin
hubungan yang menimbulkan situasi pendidikan yang dilandasi dua pilar
kewibawaan dan kewiyataan. Pengaruh guru terhadap peserta didik didasarkan
pada konformitas internalisasi.

9
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Dari penjelasan makalah yang kami sampaikan, dapat disimpulkan bahwa


seorang guru memiliki kode etik. Dalam proses pembelajaran tentunya akan terjadi
interaksi antar guru dengan muridnya. Guru harus bisa berinteraksi dengan baik kepada
siswanya untuk menjalin hubungan yang harmonis sehingga ilmu yang diberikan
tersampaikan dan tujuan pembelajaran terpenuhi. Namun ketika seorang guru melanggar
kode etik yang telah ditentukan, maka terdapat beberapa tindakan tegas sebagai upaya
solusi mengatasi hal tersebut diantaranya:

1. Menindak tegas dan memberikan sanksi berat pada oknum-oknum guru yang
melakukan kasus etika profesi guru karena sangat merugikan guru dan konsumen
pendidikan. Guru merupakan salah satu profesi yang salah satu tugasnya adalah
memberi keteladanan yang baik terhadap peserta didik.

2. Sebelum menjadi guru, seorang calon guru seharusnya diberi tes psikologi yang
ketat agar mampu menghadapi setiap karakter peserta didik.

3. Mewajibkan seorang guru untuk membaca dan menjalankan profesinya sesuai


kode etik keguruan.

B.SARAN

Dengan makalah ini, kami selaku penulis menyarankan kepada mahasiswa/I


untuk bisa memahami pentingnya kode etik guru dan apabila dikala nanti menjadi
anggota guru disuatu lembaga sekolah agar memiliki sikap yang sudah siap untuk
mengimplementasikan etika guru yang baik

10
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2017. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru.


Bandung:Alfabeta

Hermawan S,R. 1979. Etika Keguruan Suatu Pendekatan Terhadap Kode


Etik Guru Indonesia. Jakarta : PT.Margi Wahyu.

Sanusi, Achmad, et al. 1991. Studi Pengembangan Model Pendidikan


Profesional Tenaga Kependidikan. Bandung : IKIP Bandung Departemen P
danK.

Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2011. Profesi Keguruan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.

11

Anda mungkin juga menyukai