Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KODE ETIK GURU DAN ORGANISASI GURU

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH


Dra.Satriani DH, M.Pd
DISUSUN OLEH:

ANUGRAH UMMUL PEBRIANA : 200407561008


HIKMAH SUCIATI : 200407561015
MARDIANA : 200407561016
ANDAR RAHMANIAR ANWAR : 200407561029
RIHLAH PUTRI MUJAHIDAH : 200407561050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata‟ala, tak lupa
pula shalawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Shallallahu „Alaihi Wasallam. Ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Satriani
DH,M.Pd selaku dosen pembimbing Mata kuliah Profesi Keguruan yang berkenan
membimbing kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepatwaktu.

Makalah ini kami susun secara maksimal dengan mendapatkan bantuan


dari berbagai sumber referensi dari internet sehingga dapat memperlancar
pembuatan laporan tugas ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi isi materi, susunan kalimat, maupun tata
bahasanya.

Oleh karena itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki laporan tugas ini. Akhir kata, kami berharap semoga
makalah tentang “KODE ETIK GURU DAN ORGANISASI GURU” ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bone, 13 Oktober 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... 1


DAFTAR ISI ............................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................... 4

BAB 2 PEMBAHASAN
1. Pengertian Kode Etik Guru ............................................................. 5
2. Hakekat Kode Etik Guru ................................................................. 5
3. Menjelaskan Organisasi Profesi Guru .............................................. 11

BAB 3 PENUTUP
1. Kesimpulan ....................................................................................
2. Saran ............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keguruan merupakan jabatan profesional karena pelaksaaannya menuntut
keahlian tertentu melalui pendidikan formal yang khusus, serta tanggung
jawab dari para pelaksanaanya.Suatu profesi merupakan posisi yang dipegang
oleh orang-orang yang mempunyai dasarpengetahuaan dan ketrampilan dan
sikap khusus tertentu dan dapat pengakuan dari masyarakat sebagai suatau
keahlian.

Pekerjaan keguruaan tidak dapat lepas dari nilai-nilai yang berlaku.Atas


dasar nilai yang di anut oleh guru,peserta didik, (siswa), dan masyarakat,
maka kegiatan layanan pendidikan yang di belikan oleh guru dapat
berlangsung dengan arah jelas dan atas keputusan-keputusan yang
berlandasankasn nilai-nilai.Para guru berfikir dan bertindak atas niali-nilai,
etika pribadi dan profesional, dan prosedur illegal.Dalam hubungan inilah
para guru seharusnya memahami dasar-dasar kode etik guru sebagai landasan
etika, moral, dalam melaksanakan tugasnya.

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam
pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa dijadiakan tokoh teladan
bahkan menjadi indentifikasi diri,Diseklah guru merupakan unsur yang sangat
mempengaruhi tercapainnya tujuan pendidikan selain unsur murid, dan
fasilitas lainnya.Keberhasialan penyelenggaraan pendidikan sangat di
tentukan oleh kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya dalam
kegiatan belajar mengajar.

Namun demikian, posisi strategis guru untuk meningktkan mutu hasil


pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional guru dan mutu
kinerjannya.Kode etik guru merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam
menjalnkan tugas dan akatifitas suatu profesi.Pola tatann itu seharusnnya di
ikuti dan di taati oleh setiap orang yang menjalankan profesi tersebut.

3
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Kode Etik Guru ?


2. Bagaimana Hakikat Kode Etik Guru ?
3. Apa Saja yang Termasuk Lingkup serta Isi Kode Etik Guru ?
4. Apa Fungsi dan Tujuan Kode Etik Guru ?
5. Menjelaskan Konsep Organisasi Profesi ?
6. Menjelaskan Bagaimana Analisis Peranan Organisasi Profesi Keguruan
Dewasa ini ?

C. Tujuan

1. Utuk MengetahuiPengertian Kode Etik Guru


2. Untuk Mengatahui Hakikat Kode Etik Guru
3. Untuk Mengetahui ApaSaja yang Termasuk Lingkup Serta Isi Kode Etik
Guru
4. Untuk MengatahuiFungsi dan Tujuan Kode Etik Guru

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kode Etik Guru


Secara harfia, kode etik berarti sumber etik.Etik berasal dari
perkataan etos, yang berarti watak.Istilah etik (ethica) mengandung makna
nilai – nilai yang mendasari perilaku manusia.Etik berasal dari bahasa
filsafat, bahkan menjadi salah satu cabangnya.Etik juga di pandang dengan
istilah adab, moral, ataaupun akhlak.Etik artinya tata susila (Etika) atau
hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu
pekerjaan.

Kode etik adalah pola aturan, tatacara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Etis berarti sesuai dengan nilai-
nilai daan norma yang di anut oleh sekelompok orang atau masyarakat
tertentu. Dalam kaitannya dengan istilah profesi, kode etik merupakan tata
cara atau aturan sebagai standar kegiatan anggota suatu profesi atau
dengan kata lain Kode etik merupakan aturan atau tata cara etis sebagai
pedoman dalam berprilaku.

2. Hakikat Kode Etik Guru


Guru adalah suau komponen dalam sistem pendidikan yang sangat
mempengaruhi hasil pendidikan.Hubungan guru dan murid adalah
hubungan kewibawaan.Maksudnya, bukan meninmbulkan rasa takut pada
murid dalam artu murid harus patuh, akan tetapi menumbuhkan kesadaran
pribadi untuk belajar.

Hubungan Guru dengan murid yang demikian adalah hubungan


yang saling mempercayai.Guru percaya kepada murid bahwa merekatidak
akan berbuat yang tidak sesuai keinginan guru,sedangkan murid
menghargai kewibawaan guru .

Pada dasarnya guru adalah tenaga profesional di bidang


kependidikan yang memiliki tugas mengajar, mendidik, dan membimbing,

5
anak didik agar menjadi manusia yang berpribadi (pancasila).Dengan
demikian guru memilki kedudukan yang sangat penting dan tanggung
jawabyang sangat besar dalam menangani berhasil atau tidaknya program
pendidikan. Kalau boleh dikatakan sedikit secara ideal, baik atas buruknya
suatu bangsa di masa mendatang banyak terletak di tanagan guru.

Sehubungan denagn itu guru sebagai tenaga profesional


memerlukan pedoman atau etik guru agar terhindardari segala bentuk
penyimpangan.Kode etik menjadi pedoman baginya untuk tetap
professional (sesuai dengan tuntunan dan pesyaratan profesi).

3. Ruang LingkupSerta Isi Kode Etik Guru


Adapun lingkup isi kode etik guru atau tugas guru dengan guru di
indonesi pada garis besarnya mencangkup dua hal yaitu preambul sebagai
pernyataan prinsip dasar pandangan terhadap posisi, tugas, dan tanggung
jawab guru, dan pertanyaan pertanyaan, rujukan teknis oprasional yang
termuat dalam Sembilan batang tubuhnya. Ke sembilan butir itu memuat
hubungan guru atau tugas guru dengan:
1. Pembentukan peserta didik
2. Kejujuran professional
3. Kejujuran dalam memperoleh dan menyimpan informasi tentang peserta
didik.
4. Pembinaan kehidupan sekolah
5. Orang tua murid dan masyarakat
6. Pengembangan dan peningkatan kualitas diri
7. Sesama guru dalam (hubungan kesejawatan)
8. Organisasi profesi
9. Pemerintah dan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan

Rumusan selengkapnya kode etik guru Indonesia, adalah sebagai berikut :


1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.

6
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengambangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan

2.4 Tujuan Kode Etik


Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi
adalah untukkepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu
sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi Dalam hal ini kode etik dapat
menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau masyarakat, agar pihak
luar jangan sampai memandang rendah suatu profesi. Oleh karena itu,
setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindakan atau
perilaku anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi
tersebut terhadap dunia luar. Dari segi ini, kode etik juga sering kali
disebut kode kehormatan.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya Yang
dimaksud kesejahteraan di sini meliputi baik kesejahteraan lahir (atau
material) maupun kesejahteraan batin (spiritual atau mental). Dalam hal
kesejahteraan lahir para anggota profesi, kode etik umumnya memuat
larangan-larangan kepada para anggotanya untuk melakukan perbuatan-
perbuatan yang dapat merugikan kesejahteraan para anggotanya. Dalam
hal kesejahteraan batin para anggota profesi,kode etik umumnya memberi

7
petunjuk-petunjuk kepada para anggotanya untuk melaksanakan
profesinya dengan baik.
3.Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi Tujuan lain kode
etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian profesi,
sehingga bagi anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan
tanggung jawab pengabdian dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena
itu, kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para
anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
4.Untuk meningkatkan mutu profesi Untuk meningkatkan mutu profesi
kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran agar para anggota
profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para
anggotanya.
1. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi Untuk meningkatkan
mutu organisasi profesi, setiap anggota profesi diwajibkan untuk aktif
berpartispasi dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan
yang dirancang organisasi.
2. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
3. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
4. Menentukan baku standarnya sendiri.

4. Fungsi Kode Etik


Fungsi kode etik guru terbagi menjadi 2 yaitu fungsi secara khusus
dan fungsi secara umum. Fungsi kode etik secara khusus yaitu :
1. Agar guru terhindar dari penyimpangan melaksanakan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya, karena sudah ada landasan yang
digunakan sebagai acuan.
2. Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja,
masyarakat, dan pemerintah.
3. Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih
bertanggung jawab pada profesinya.
4. Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang
menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas Sedangkan
fungsi kode etik secara umum yaitu :

8
 Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan.
 Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.
 Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah
dibutuhkan dalam berbagai bidang. Kode etik yang ada dalam masyarakat
Indonesia cukup banyak dan bervariasi. Umumnya pemilik kode etik
adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya Ikatan
Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM
Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi Indonesia
dan lain-lain.
Ada sekitar tiga puluh organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki
kode etik.
Dalam upaya mewujudkan kode etik guru Indonesia, perlu
memperhatikan sejumlah factor yang hingga saat ini masih di rasakan
sebagai kendala. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Kualitas pribadian guru
2. Pendidikan guru
3. Sarana dan prasarana pendidikan
4. Sistem pendidikan
5. Kedudukan, kariyer dan kesejahteraan guru
6. Kebijakan pemerintah

Berbagai pihak yang memiiki keterkaitan (pembuat kebijakan atau


keputusan, para pakar, menejer, pelaksana) secara proporsional dan
professional sebagiannya dapat bekerjasama secara sistematis, sinergik,
simbiotik dalam mewujudkan kode etik guru Indonesia.Hal yang paling
mendasar adalah kemauan politik yang terwujud dalam bentuk kebijakan guru
dan perlakuan terhadap profesi guru.

 Sumpah dan Janji Guru Indonesia


Sumpah dan janji guru Indonesia yaitu :
1. Setiap guru mengucapkan sumpah/janji guru Indonesia sebagai
wujud pemahaman, penerimaan, penghormatan dan kesediaan

9
untuk mematuhi nilai-nilai moral termuat didalam kode etik guru
Indonesia sebagai pedoman dan sikap perilaku, baik disekolah
maupun dilingkungan masyarakat.
2. Sumpah/Janji Guru Indonesia diucapkan dihadapan pengurus
organisasi profesi guru dan pejabat yang berwenang diwilayah
kerja masing-masing.
3. Setiap pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dihadiri oleh
penyelenggara satuan pendidikan.

 Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional


Kode etik guru Indonesia bersumber dari :
1. Nilai-nilai agama dan pancasila.
2. Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional.
3. Nilai-nilai jati diri, harkat, dan martabat manusia yang meliputi
perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan
spiritual.
 Pelaksanaan Kode Etik Guru
1. Guru dan organisasi profesi guru bertanggung jawab atas pelaksanaan
kode etik guru indonesia
2. Guru dan organisasi guru berkewajiban mensosialisasikan kode etik guru
Indonesia pada rekan sejawat, penyelenggara pendidikan, masyarakat, dan
pemerintah
 Pelanggaran Kode Etik Guru
1. Pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan atau tidak melaksanakan
kode etik guru Indonesia dan ketentuan perundangan yang berlaku yang
berkaitan dengan profesi guru.
2. Guru yang melanggar kode etik guru Indonesia dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
3. Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan, sedang, dan berat

10
 Sanksi Kode Etik Guru
1. Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang melakukan
pelanggaran terhadap kode etik guru Indonesia merupakan wewenang
dewan kehormatan guru Indonesia.
2. Pemberian sanksi oleh dewan kehormatan guru Indonesia sebagai mana
dimaksud pada ayat a harus objektif, tidak diskriminatif, dan tidak
bertentangan dengan anggaran dasar organisasi profesi serta pertaturan
peraturan perundang-undangan.
3. Rekomendasi dewan kehormatan Indonesia sebagai mana dimaksud pada
ayat a wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru.
4. Sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat c merupakan upaya pembinaan
kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk menjaga harkat dan
martabat profesi guru.
5. Siapapun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran kode etik guru
Indonesia
6. Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan diri dengan atau tanpa
bantuan organisasi profesi guru dan atau penasihat hukum sesuai dengan
jenis pelanggaran yang dilakukan dihadapan dewan kehormatan guru
Indonesia.

5. Konsep Organisasi Profesi

Di dalam perkembangannya, organisasi profesi guru/kependidikan


telah banyak mengalami diferensiasi dan diversifikasi. Hal ini sejalan
dengan terjadinya diferensiasi dan diversifikasi profesi kependidikan.
Sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (6)
bahwa “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan,”

11
Beberapa organisasi profesi kependidikan di indonesia, disamping
PGRI, yang sudah rilatif berkembang pesat diantaranya Ikatan Sarjana
Pendidikan Indonesia (ISPI). Organisasi ini beranggotakan para sarjana
pendidikan dari berbagai bidang pendidikan, yang didalamnya mempunyai
sejumlah himpunan sejenis seperti Himpunan Sarjana Pendidikan Biologi,
Himpunan Sarjana Pendidikan Bahasa dan sebagainya. Organisasi lain
yang sudah lebih berkembang ialah Asosiasi Bimbingan dan Konseling
Indonesia (ABKIN) yang dulu bernama Ikatan Petugas Bimbingan
Indonesia (IPBI).

Organisasi kependidikan yang mengarah kepeda intenasionalisasi


profesi, ada yang disebutindonesian society for special needs education
(ISSE) dan Indonesian society for adapted Physical Education
(ISAPE). Kedua organisasi ini menaruh perhatian pada pendidikan
kebutuhan khusus, terutama bagi kelompok yang mengalami gangguan
dalam perkembangan baik secara fisik, mental, maupun sosial.

Organisasi apapun yang di bentuk oleh sebuah profesi, tujuan


akhirnya adalah memberi manfaat kepada anggota profesi itu terutama di
dalam meningkatkan kemampuan profesional, melindungi anggota dalam
melaksanakan layanan profesional, dan melindungi masyarakat dari
kemungkinan melapraktek dari layanan profesional. (santori, djam‟an,
6.22: 2009)

 Pengertian, Tujuan Dan Fungsi Organisasi Profesional

Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah


para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung
bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka
laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.

Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 ada


lima misi dan tujuan organisasi kependidikan, yaitu meningkatkan dan
atau mengembangkan: karier, kemampuan, kewenangan profesional,

12
martabat dan kesehjateraan seluruh tenaga kependidikan. Sedngkan
visinya secara umum adalah terwujudnya tenaga kependidikan yang
profesional.

a. Meningkatkan dan atau menngembangkan karier anggota, merupakan


upaya organisasi profesi kependidikan dalam mengembangkan karier anggota
sesuai dengan bidang pekerjaan yang diembannya. Karier yang di maksud
adalah perwujudan diri seorang pengemban profesi secara psikofisis yang
bermakna, baik bagi dirinya sendiri maupuin bagi oran lain (lingkungannya)
melalui serangkaian aktifitas.

b. Meningkatkan dan atau mengembangkan kemampuan anggota, merupakan


upaya terwujudnya kompetensi kependidikan yang handal dalam diri tenaga
kependidikan atau guru, yang mencakup: performance component, subject
component, profesional component.Dengan kekuatan dan kewibawaan
organisasi, para pengemban profesi kependidikan/keguruan akan memiliki
kekuatan moral untuk senantiasa meningkatkan kemampuannya, baik melalui
program terstruktur maupun program tidak terstruktur.

c. Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profesinal anggota, ini


merupakan upaya paraprofesional untuk menempatkan anggota suatu profesi
sesuai dengan kemampuannya. Proses ini tidak lain dari proses spesifikasi
pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang, kecuali oleh
ahlinya yang telah mengikuti proses pendidikan tertentu dan dalam waktu
tertentu yang relatif lama. Umpamanya, keahlian guru pembimbing dalam
bimbinghan karier, pribadi/sosial, dan bimbingan belajar.

d. Meningkatkan dan atau mengembangkan martabat anggota, ini


merupakan upaya organisasi profesi kependidikan agar anggotanya terhindar
dari perlakuan tidak manusiawi dari pihak lain, dan tidak melakukan praktik
yang melecehkan nilai-nilai kemanusiaan. Ini dapat dilakukan karena saat
seorang profesional menjadi anggota organisasi suatu profesi, pada saat itu
pula terikat oleh kode etik profesi sebagai pedoman perilaku anggota profesi
itu. Dengan memasuki organisasi profesi akan terlindung dari perlakuan
masyarakat yang tidak mengindahkan martabat kemanusiaan dan berupaya

13
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan standar etis yang
telah disepakati.

e. Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan, ini merupakan upaya


organisasi profesi kependidikan untuk meningkatkan kesejahteraan lahir batin
anggotanya. Dalam poin ini tercakup juga upaya untuk menjaga dan
meningkatkan kesehatan anggotanya. Tidak disangsikan lagi bahwa tuntutan
kesejahteraan ini merupakan prioritas utama. Karena selain masalah ini ada
kaitannya dengan kelangsungan hidup, juga merupakan dasar bagi tercapainya
peningkatan dan pengembangan aspek lainnya. Dalam teori kebutuhan
maslow, kesejahteraan ini mungkin menempati urutan pertama berupa
kebutuhan fisiologis yang harus segera dipenuhi.

 Organisasi profesi kependidikan selain sebagai ciri suatu profesi


kependidikan, sekaligus juga memiliki fungsi tersendiri yang
bermanfaat bagi anggotanya. Organisasi profesi kependidikan
berfungsi sebagai berikut:

1. Fungsi pemersatu

Kelahiran suatu organisasi profesi tidak terlepas dari motif yang


mendasarinya, yaitu dorongan yang menggerakan para profesional untuk
membentuk suatu organisasi keprofesian. Organisasi profesi kependidikan
merupakan wadah pemersatu berbagai potensi profesi kependidikan dalam
menghadapi kompleksitas tantangan dan harapan masyarakat pengguna jasa
kependidikan. Dengan mempersatukan potensi tersebut diharapkan organisasi
profesi kependidikan memiliki kewibawaan dan kekuatan dalam menentukan
kebijakan dan melakukan tindakan bersama, yaitu uaya untuk melindungi dan
memperjuangkan kepentingan para pengemban profesi kependidikan itu
sendiri dan kepentingan masyarakat pengguna jasa profesi ini.

2. Fungsi peningkatan kemampuan profesional

14
Fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61
yang berbunyi “tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai
wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan,
kewenangan profesional, martabat dan kesejahteraan tenaga kependidikan”
peraturan pemerintah tersebut menunjukan adanya legalitas formal yang
secara tersirat mewajibkan anggota profesi kependidikan untuk selalu
meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui organisasi atau ikatan
profesi kependidikan. Bahkan dalam UUSPN Tahun 1989 : pasal 31 ayat 4
menyatakan bahwa, “tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha
mengembangkan kemampuan profesionalnya sesuai dengan perkembangan
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa.”

 Organisasi profesional keguruan di indonesia: PGRI, MGMP, KKG


1. PGRI

Persatuan Guru Republik Indonesia lahir pada 25 November 1945,


setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi
PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB)
tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI)
tahun 1932. Pada saat didirikannya, organisasi ini disamping memiliki misi
profesi juga ada tiga misi lainnya, yaitu misi politis-deologis, misi peraturan
organisaoris, dan misi kesejahteraan.

2. Misi profesi PGRI

Upaya untuk meningkatkan mutu guru sebagai penegak dan pelaksana


pendidikan nasional. Guru merupakan pioner pendidikan sehinnga dituntut
oleh UUSPN tahun 1989: pasal 31; ayat 4, dan PP No. 38 tahun 1992, pasal 61
agar memasuki organisasi profesi kependidikan serta selalu meningkatkan dan
mengembagkan kemampuan profesinya.

3. Misi politis teologis

Tidak lain dari upaya penanaman jiwa nasionalise, yaitu komitmen


terhadap pernyataan bahwa kita bangsa yang satu yaitu bangsa indonesia, juga

15
penanaman nilai-nilai luhur falsafah hidup berbangsa dan benegara, yaitu
pancasila.

4. Misi peraturan organisasi PGRI

Upaya pengejawantahan peaturan keorgaisasian , terutama dalam


menyamakan persepsi terhadap visi, misi, dan kode etik keelasan sruktur
organisasi.

5. Dipandang dari segi derajat

Keeratan dan keterkaitan antaranggotanya, PGRI berbentuk persatuan


(union). Sedangkan struktur dan kedudukannya bertaraf nasional,
kewilayahan, serta kedaerahan. Keanggotaan organisasi profesi ini bersifat
langsung dari setiap pribadi pengemban profesi kependidikan. Dengan
demikian PGRI merupakan organisasi profesi yang memiliki kekuatan dan
mengakar diseluruh penjuru indonesia. Arrtinya, PGRI memiliki potensi besar
untuk meningkatkan hakikat dan martabat guru, masyarakat, lebih jauh lagi
bangsa dan negara.

6. MGMP Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)


Didirikan atas anjuran pejabat-pejabat Departemen Pendidikan Nasional.

 Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan


profesionalisasi dari guru dalam kelompoknya masing-masing.
1. KKG

Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai kelompok kerja seluruh guru


dalam satu gugus. Pada tahap pelaksanaannya dapat dibagi ke dalam
kelompok kerja guru yang lebih kecil, yaitu kelompok kerja guru berdasarkan
jenjang kelas, dan kelompok kerja guru berdasarkan atas mata pelajaran.

1. Tujuan organisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) yaitu :


2. Memfasilitasi kegiatan yang dilakukan di pusat kegiatan guru
berdasarkan masalah dan kesulitan yang dihadapi guru.
3. Memberikan bantuan profesional kepada para guru kelas dan mata
pelajaran di sekolah.

16
4. Meningkatkan pemahaman, keilmuan, keterampilan serta
pengembangan sikap profesional berdasarkan kekeluargaan dan saling
mengisi (sharing).
5. Meningkatkan pengelolaan proses pembelajaran yang aktif, kreatif,
dan menyenangkan (Pakem).

Melalui KKG dapat dikembangkan beberapa kemampuan dan


keterampilan mengajar, seperti yang di ungkapkan Turney (Abin, 2006),
bahwa keterampilan mengajar guru sangat memengaruhi terhadap kualitas
pembelajaran di antaranya; keterampilan bertanya, keterampilan memberi
penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan memimpin
diskusi kelompok kecil dan perorangan.

Analisis Peranan Organisasi Profesi Keguruan Dewasa Ini

Suatu perkembangan yang menggembirakan muncul menyusul


keluarnya Undang-undang Rep. Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional dalam UU tersebut, tenaga kependidikan
mendapat perhatian yang amat besar, melebihi bidang-bidang lain. Ada 6
pasal (pasal 39 s/d 44) terdiri atas 17 ayat, yang secara khusus menyangkut
tenaga kependidikan. Ini menunjukan bahwa kedudukan tenaga
kependidikan begitu penting dalam rangka upaya memajukan pendidikan
secara keseluruhan.

Bagi profesi kependidikan, UU tentang SPN mempunyai arti yang


sangat penting, karena dalam undang-undang ini profesi kependidikan
telah jelas dasar hukumnya, bahkan pekerjaan guru secara tegas telah
dilindungi keberadaannya. Gagasan yang mendasar yang terkandung UU
tentang SPN dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan ialah
perlindungan dan pengakuan yang lebih pasti terhadap jabatan guru
khususnya dan tenaga kependidikan umumnya. Profesi-profesi ini secara
tegas akan dilindungi, dihargai, diakui, dan dijamin keberadaannya secara
hukum. Perlindungan itu secara eksplisit dikemukakan dalam pasal 42

17
yang menyatakan bahwa pendidikan harus memiliki kualifikasi minimum
dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar.

 Permasalahan pokok yang dihadapi profesi guru dan juga organisasi


profesi guru masa sekarang ini adalah sebagai berikut :

1. Penjabaran yang operasional tentang ketentuan-ketentuan yang tersurat dalam


peraturan yang berlaku yang berkenaan dengan profesi guru beserta
kesejahteraannya, seperti keputusan MENPAN No.26 tahun 1989 tentang Angka
Kredit bagi Jabatan Guru dalam Lingkungan Departemen pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Peningkatan unjuk kerja guru melalui perbaikan program pendidikan guru yang
lebih terara, yang memelihara keterpaduan antara pengembangan profesional
dengan pembentukan kemampuan akademik guru, dengan memberikan peluang
kepada setiap calon guru untuk melatih unjuk kinerjanya sebagai calon guru yang
profesional.
3. Proses profesionalisme guru melalui sistem pengadaan guru terpadu sejak
pendidikan prajabatan, pengangkatan, penempatan, dan pembinaannya dalam
jabatan.
4. Penataan organisasi profesi guru yang diarahkan kepada bentuk wahana untuk
pelaksanaan prows profesionalisasi guru, dan dapat memberikan batasan yang
jelas mengenai profesi guru dan profesi lainnya.
5. Penataan kembali kode etik guru, terutama yang berkenaan dengan rambu-rambu
prilaku profesional yang tegas, jelas, dan operasional, serta perumusan sanksi-
sanksi terhadap penyimpangannya.
6. Pemasyarakatan kode etik guru ditetapkan oleh setiap guru dan diindahkan oleh
masyarakat rekanan, sehingga tumbuh penghargaan dan pengakuan yang wajar
terhadap profesi guru itu.

 Pengembangan organisasi keguruan

PGRI sebagai organisasi profesi perlu penekanan upaya penataan


dan peningkatan dalam bidang misi profesi dari PGRI. Dalam hal ini perlu

18
dikembangkan kerangka konseptual yang memadai dan terarah untuk
melandasi program kerja mengenai pengembangan profesi itu. Kerangka
konsep itu seyogyanya diselaraskan dengan patokan-patokan profesional
dan akademik yang digunakan sebagai dasar pengembangan standar unjuk
kerja, pengembangan progran kependidikan guru, dan penataan proses
profesionalisasi guru berdasarkan pendekatan pengadaan guru terpadu.
Kekolegaan profesional guru sebagai suatu kesadaran profesional
merpakan keharusan bagi setiap guru sebagai konsekuensi kesediaan untuk
menerima tanggung jawab individual dan kolektif. Kekolegaan ini hanya
dapat terwujud jika dituangkan dalam kode etik yang operasional dan
diakui oleh pemerintah dan masyarakat yang tertuang dalam peraturan atau
undang-undang seperti dalam UU tentang SPN.

19
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kode etik profesi guru adalah norma -norma yang harus di indahkan oleh
setiap anggota profesi di dalam melaksanakan tugasnnya dan dalam
kehidupan masyarakat. Secara umum tujuan kode etik guru adalah sebagai
berikut: Menjunjung tinggin martabat profesi Untuk menjaga dan
memelihara kesejahteraan para anggota Untuk meningkatkan pengabdian
para anggota profesi Untuk meningkatkan mutu profesi

B. SARAN
Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih
mendalami isi makalah dapat dibaca dalam website rujukan yang
tercantum dalam daftar pustaka. Selanjutnya, penulis menyampaikan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada pembaca apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah
ini. Untuk itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa
menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.

20
DAFTAR PUSTAKA

SYAM.OK.Profesi_Keguruan.

https://lms.syam-ok.unm.ac.id/mod/folder/view.php?id=214591

SYAM.OK.Profesi_Keguruan.
https://lms.syam-ok.unm.ac.id/mod/folder/view.php?id=207103

LIMA99_JONATAN. Organisasi_Profesi_Guru.

https://www.google.com/amp/s/05/04/organisasi-profesi-guru/amp/

ACADEMIA.Organisasi_Profesi_Keguruan.

https://www.academia.edu/resource/work/6576384

21

Anda mungkin juga menyukai