2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata‟ala, tak lupa
pula shalawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Shallallahu „Alaihi Wasallam. Ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Satriani
DH,M.Pd selaku dosen pembimbing Mata kuliah Profesi Keguruan yang berkenan
membimbing kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepatwaktu.
Oleh karena itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki laporan tugas ini. Akhir kata, kami berharap semoga
makalah tentang “KODE ETIK GURU DAN ORGANISASI GURU” ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Pengertian Kode Etik Guru ............................................................. 5
2. Hakekat Kode Etik Guru ................................................................. 5
3. Menjelaskan Organisasi Profesi Guru .............................................. 11
BAB 3 PENUTUP
1. Kesimpulan ....................................................................................
2. Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keguruan merupakan jabatan profesional karena pelaksaaannya menuntut
keahlian tertentu melalui pendidikan formal yang khusus, serta tanggung
jawab dari para pelaksanaanya.Suatu profesi merupakan posisi yang dipegang
oleh orang-orang yang mempunyai dasarpengetahuaan dan ketrampilan dan
sikap khusus tertentu dan dapat pengakuan dari masyarakat sebagai suatau
keahlian.
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam
pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa dijadiakan tokoh teladan
bahkan menjadi indentifikasi diri,Diseklah guru merupakan unsur yang sangat
mempengaruhi tercapainnya tujuan pendidikan selain unsur murid, dan
fasilitas lainnya.Keberhasialan penyelenggaraan pendidikan sangat di
tentukan oleh kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya dalam
kegiatan belajar mengajar.
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kode etik adalah pola aturan, tatacara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Etis berarti sesuai dengan nilai-
nilai daan norma yang di anut oleh sekelompok orang atau masyarakat
tertentu. Dalam kaitannya dengan istilah profesi, kode etik merupakan tata
cara atau aturan sebagai standar kegiatan anggota suatu profesi atau
dengan kata lain Kode etik merupakan aturan atau tata cara etis sebagai
pedoman dalam berprilaku.
5
anak didik agar menjadi manusia yang berpribadi (pancasila).Dengan
demikian guru memilki kedudukan yang sangat penting dan tanggung
jawabyang sangat besar dalam menangani berhasil atau tidaknya program
pendidikan. Kalau boleh dikatakan sedikit secara ideal, baik atas buruknya
suatu bangsa di masa mendatang banyak terletak di tanagan guru.
6
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengambangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan
7
petunjuk-petunjuk kepada para anggotanya untuk melaksanakan
profesinya dengan baik.
3.Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi Tujuan lain kode
etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian profesi,
sehingga bagi anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan
tanggung jawab pengabdian dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena
itu, kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para
anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
4.Untuk meningkatkan mutu profesi Untuk meningkatkan mutu profesi
kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran agar para anggota
profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para
anggotanya.
1. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi Untuk meningkatkan
mutu organisasi profesi, setiap anggota profesi diwajibkan untuk aktif
berpartispasi dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan
yang dirancang organisasi.
2. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
3. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
4. Menentukan baku standarnya sendiri.
8
Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan.
Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.
Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah
dibutuhkan dalam berbagai bidang. Kode etik yang ada dalam masyarakat
Indonesia cukup banyak dan bervariasi. Umumnya pemilik kode etik
adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya Ikatan
Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM
Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi Indonesia
dan lain-lain.
Ada sekitar tiga puluh organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki
kode etik.
Dalam upaya mewujudkan kode etik guru Indonesia, perlu
memperhatikan sejumlah factor yang hingga saat ini masih di rasakan
sebagai kendala. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Kualitas pribadian guru
2. Pendidikan guru
3. Sarana dan prasarana pendidikan
4. Sistem pendidikan
5. Kedudukan, kariyer dan kesejahteraan guru
6. Kebijakan pemerintah
9
untuk mematuhi nilai-nilai moral termuat didalam kode etik guru
Indonesia sebagai pedoman dan sikap perilaku, baik disekolah
maupun dilingkungan masyarakat.
2. Sumpah/Janji Guru Indonesia diucapkan dihadapan pengurus
organisasi profesi guru dan pejabat yang berwenang diwilayah
kerja masing-masing.
3. Setiap pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dihadiri oleh
penyelenggara satuan pendidikan.
10
Sanksi Kode Etik Guru
1. Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang melakukan
pelanggaran terhadap kode etik guru Indonesia merupakan wewenang
dewan kehormatan guru Indonesia.
2. Pemberian sanksi oleh dewan kehormatan guru Indonesia sebagai mana
dimaksud pada ayat a harus objektif, tidak diskriminatif, dan tidak
bertentangan dengan anggaran dasar organisasi profesi serta pertaturan
peraturan perundang-undangan.
3. Rekomendasi dewan kehormatan Indonesia sebagai mana dimaksud pada
ayat a wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru.
4. Sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat c merupakan upaya pembinaan
kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk menjaga harkat dan
martabat profesi guru.
5. Siapapun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran kode etik guru
Indonesia
6. Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan diri dengan atau tanpa
bantuan organisasi profesi guru dan atau penasihat hukum sesuai dengan
jenis pelanggaran yang dilakukan dihadapan dewan kehormatan guru
Indonesia.
11
Beberapa organisasi profesi kependidikan di indonesia, disamping
PGRI, yang sudah rilatif berkembang pesat diantaranya Ikatan Sarjana
Pendidikan Indonesia (ISPI). Organisasi ini beranggotakan para sarjana
pendidikan dari berbagai bidang pendidikan, yang didalamnya mempunyai
sejumlah himpunan sejenis seperti Himpunan Sarjana Pendidikan Biologi,
Himpunan Sarjana Pendidikan Bahasa dan sebagainya. Organisasi lain
yang sudah lebih berkembang ialah Asosiasi Bimbingan dan Konseling
Indonesia (ABKIN) yang dulu bernama Ikatan Petugas Bimbingan
Indonesia (IPBI).
12
martabat dan kesehjateraan seluruh tenaga kependidikan. Sedngkan
visinya secara umum adalah terwujudnya tenaga kependidikan yang
profesional.
13
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan standar etis yang
telah disepakati.
1. Fungsi pemersatu
14
Fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61
yang berbunyi “tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai
wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan,
kewenangan profesional, martabat dan kesejahteraan tenaga kependidikan”
peraturan pemerintah tersebut menunjukan adanya legalitas formal yang
secara tersirat mewajibkan anggota profesi kependidikan untuk selalu
meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui organisasi atau ikatan
profesi kependidikan. Bahkan dalam UUSPN Tahun 1989 : pasal 31 ayat 4
menyatakan bahwa, “tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha
mengembangkan kemampuan profesionalnya sesuai dengan perkembangan
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa.”
15
penanaman nilai-nilai luhur falsafah hidup berbangsa dan benegara, yaitu
pancasila.
16
4. Meningkatkan pemahaman, keilmuan, keterampilan serta
pengembangan sikap profesional berdasarkan kekeluargaan dan saling
mengisi (sharing).
5. Meningkatkan pengelolaan proses pembelajaran yang aktif, kreatif,
dan menyenangkan (Pakem).
17
yang menyatakan bahwa pendidikan harus memiliki kualifikasi minimum
dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar.
18
dikembangkan kerangka konseptual yang memadai dan terarah untuk
melandasi program kerja mengenai pengembangan profesi itu. Kerangka
konsep itu seyogyanya diselaraskan dengan patokan-patokan profesional
dan akademik yang digunakan sebagai dasar pengembangan standar unjuk
kerja, pengembangan progran kependidikan guru, dan penataan proses
profesionalisasi guru berdasarkan pendekatan pengadaan guru terpadu.
Kekolegaan profesional guru sebagai suatu kesadaran profesional
merpakan keharusan bagi setiap guru sebagai konsekuensi kesediaan untuk
menerima tanggung jawab individual dan kolektif. Kekolegaan ini hanya
dapat terwujud jika dituangkan dalam kode etik yang operasional dan
diakui oleh pemerintah dan masyarakat yang tertuang dalam peraturan atau
undang-undang seperti dalam UU tentang SPN.
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kode etik profesi guru adalah norma -norma yang harus di indahkan oleh
setiap anggota profesi di dalam melaksanakan tugasnnya dan dalam
kehidupan masyarakat. Secara umum tujuan kode etik guru adalah sebagai
berikut: Menjunjung tinggin martabat profesi Untuk menjaga dan
memelihara kesejahteraan para anggota Untuk meningkatkan pengabdian
para anggota profesi Untuk meningkatkan mutu profesi
B. SARAN
Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih
mendalami isi makalah dapat dibaca dalam website rujukan yang
tercantum dalam daftar pustaka. Selanjutnya, penulis menyampaikan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada pembaca apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah
ini. Untuk itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa
menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.
20
DAFTAR PUSTAKA
SYAM.OK.Profesi_Keguruan.
https://lms.syam-ok.unm.ac.id/mod/folder/view.php?id=214591
SYAM.OK.Profesi_Keguruan.
https://lms.syam-ok.unm.ac.id/mod/folder/view.php?id=207103
LIMA99_JONATAN. Organisasi_Profesi_Guru.
https://www.google.com/amp/s/05/04/organisasi-profesi-guru/amp/
ACADEMIA.Organisasi_Profesi_Keguruan.
https://www.academia.edu/resource/work/6576384
21