Dosen Pengampu :
Encep Andriana, M. Pd.
Siti Rokmanah, M. Pd.
Oleh:
Kelompok 2
Hikmah Hati ( 2227200110 )
Siti Qurotul Aini ( 2227200011 )
Devi Agustriyani ( 2227200001 )
Ilyas Naufal Faiz ( 2227200032 )
Armilah Hindawati ( 2227200028 )
Ummi Kalsum ( 1001210038 )
Kelas: 3A PGSD
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Hakikat Pendidikan IPA Di SD” sebagai salah
satu tugas dalam Mata Kuliah Pendidikan IPA SD I yang diampu oleh Bapak Encep Andriana, M.
Pd., dan Ibu Siti Rokmanah, M. Pd.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini sangat
jauh dari kata sempurna, tapi kami berusaha semaksimal mungkin dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini menjadi manfaat dan menjadi pengetahuan baru bagi kami
maupun pembaca. Untuk lebih memperbaiki dan menyempurnakannya, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini kami akan terima dengan senang
hati.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
A. Kesimpulan ............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Penulisan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka terdapat beberapa hal yang menjadi rumusan
penulisan makalah ini, diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan?
2. Bagaimana hakikat pendidikan?
3. Bagaimana hakikat pendidikan IPA di SD?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan penulisan tersebut, maka terdapat beberapa hal yang menjadi tujuan
dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah Pendidikan IPA SD I;
2. Untuk memahami pengertian dari pendidikan;
3. Untuk mengetahui hakikat pendidikan;
4. Untuk mengetahui hakikat pendidikan IPA di SD.
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan latar belakang, rumusan dan tujuan penulisan, makalah ini dimanfaatkan
dapat:
1. Berbagi ilmu pengetahuan baik bagi kelompok penyusun maupun pembaca;
2. Menambah pengetahuan baik bagi kelompok penyusun maupun pembaca mengenai
pendidikan, hakikat pendidikan dan hakikat pendidikan IPA di SD.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Bangsa yang maju tidak bisa dipisahkan dari cara pandang dan cara berpikirnya yang
mencerminkan kesadarannya akan pentingnya memajukan sektor pendidikan sebagai tujuan
pokok kebangsaan. Pendidikan adalah kekuatan pembentuk masa depan, karena ia merupakan
instrumen yang mampu mengubah sejarah gelap menjadi terang. Pendidikan merupakan
investasi kemanusiaan karena di sanalah masa depan peradaban ini diproyeksikan.
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.
Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya
terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan
telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha
manusia melestarikan hidupnya.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar “didik”
(mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk
memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan
hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
1. Menurut buku “Higher Education For America Democracy”: Education is an institution of
civilized society, but the purposes of education are not the same in all societies, an
educational system finds it‟s the guiding principles and ultimate goals in the aims and
philosophy of the social order in which it functions (11: 5) “pendidikan alah suatu lembaga
dalam tiap-tiap masyarakat yang beradab, tetapi tujuan pendidikan tidaklah sama dalam
setiap masyarakat. Sistem pendidikan suatu masyarakat (bangsa) dan tujuan-tujuan
pendidikannya didasarkan atas prinsip-prinsip (nilai) cita-cita dan filsafat yang berlaku
dalam suatu masyarakat (bangsa)”.
2. Prof. Lodge dalam buku “Philosophy of Education”:The word “education” is used,
sometimes in a wider, sometimes in a narrower, sense. In the wider sense, all experienceis
said to the educative and life is education and education is life.
3
3. “Perkataan pendidikan kadang-kadang dipakai dalam pengertian yang luas dan pengertian
sempit. Dalam pengertian luas pendidikan adalah semua pengalaman, dapat dikatakan juga
bahwa hidup adalah pendidikan atau pendidikan adalah hidup”.
4. In the narrower sense “education is restricted to that function of the community which
consists in passing in its traditions its background and its outlook to the members of the
rising generation. “Pengertian pendidikan secara sempit adalah pendidikan dibatasi pada
fungsi tertentu di dalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat istiadat (tradisi)
dengan latar belakang sosialnya, pandangan hidup masyarakat itu kepada warga masyarakat
generasi berikutnya.
B. Hakikat Pendidikan
Pendidikan merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan transfer of culture
and transfer of religius yang semoga diarahkan pada upaya untuk memanusiakan manusia.
Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu atau kelompok
agar memiliki nilai-nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Menurut pandangan Paula Freire
pendidikan adalah proses pengaderan dengan hakikat tujuannya adalah pembebasan. Hakikat
pendidikan adalah kemampuan untuk mendidik diri sendiri.
Dalam konteks ajaran Islam hakikat pendidikan adalah mengembalikan nilai-nilai
ilahiyah pada manusia (fitrah) dengan bimbingan Alquran dan as Sunnah (Hadits) sehingga
menjadi manusia berakhlakul karimah (insan kamil).
Dengan demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan oleh nilainilai, motivasi
dan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Maka hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagi
berikut :
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara
kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik;
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang
mengalami perubahan yang semakin pesat;
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat;
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup;Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan
prinsiprinsip ilmu.
4
Tilaar (1999:28) merumuskan hakikat pendidikan sebagai suatu proses
menumbuhkembangkan eksistensi peserta-didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata
kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, dan global. Rumusan hakikat pendidikan tersebut
memiliki komponen-komponen sebagai berikut.
1. Pendidikan merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Artinya, proses pendidikan
mengimplikasikan bahwa peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan yang immanent
(tetap ada) sebagai makhluk sosial, dan juga mengimplikasikan bahwa manusia adalah
makhluk yang tidak pernah selesai.
2. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia. Artinya keberadaan
manusia adalah suatu keberadaan interaktif. Interaksi manusia ini tidak saja dengan
sesamanya, tetapi juga dengan alam, ide, dan dengan Tuhannya.
3. Eksistensi manusia yang memasyarakat. Proses pendidikan adalah proses mewujudkan
eksistensi manusia yang memasyarakat. Dalam proses ini terjadi internalisasi nilai-nilai,
pembaruan dan revitalisasi (penyegaran) moral.
4. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi waktu dan ruang. Proses
tersebut dapat menembus dimensi masa lalu, kini, dan masa depan. Selain itu berkat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi, proses pendidikan juga dapat
menembus dimensi lokal, nasional, regional dan global.
Betapa pun sulitnya mendefinisikan pendidikan, namun untuk keperluan aplikasinya tetap
perlu memiliki pegangan tertentu, agar apa yang Anda lakukan di sekolah memiliki pijakan
yang mantap. Sekarang Bangsa Indonesia telah memiliki Undang-undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dengan adanya Undang-undang ini, maka
penyelenggaraan pendidikan, terutama pendidikan formal di sekolah telah memiliki pijakan
legal yang mantap, bahkan mengikat berbagai pihak termasuk Anda sebagai guru untuk
melaksanakannya secara konsekuen.Akhirnya makna pendidikan yang mantap dinyatakan di
dalam Undangundang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 (1)
dinyatakan pendidikan sebagai “… usaha sadar untuk menciptakan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
5
keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.”Jika dikaji lebih
mendalam, makna pendidikan tersebut mengandung beberapa hal, yaitu:
1. pendidikan itu merupakan usaha sadar, artinya tindakan mendidik bukan merupakan
tindakan yang bersifat refleks atau spontan tanpa tujuan dan rencana yang jelas, melainkan
merupakan tindakan yang rasional, disengaja, disiapkan, direncanakan untuk mencapai
tujuan tertentu. Tindakan mendidik harus didasarkan atas tujuan dan dengan alasan-
alasanyang rasional dan normatif, bukan tindakan serampangan atau asal-asalan;
2. paradigma baru praktek pendidikan lebih menekankan kepada pembelajaranalih-alih kepada
proses mengajar yang mengutamakan peran guru, melainkan secara sengaja dan terencana
guru memanfaatkan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan untuk
mencapai keberhasilan belajar anak;
3. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang efektif menjadi fokus utama
proses pendidikan;
4. anak harus aktif, artinya bukan hanya mendengarkan saja, melainkan harus lebih banyak
bertanya, melakukan kegiatan tertentu, mencari sumber belajar, mencoba dan menemukan
sendiri;
5. tujuan pendidikan adalah menumbuhkembangkan pribadi-pribadi yang beriman dan
bertakwa, berakhlak mulia, cerdas dan memiliki keterampilan yang bermanfaat bagi
kehidupan dirinya, masyarakat dan bangsa.
6
penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari atau upaya mengkonkritkan objek bahasan,
melatih keterampilan proses sains, dan juga memadukan antara sains-teknologi-masyarakat
(Science-technology-society).
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bangsa yang maju tidak bisa dipisahkan dari cara pandang dan cara berpikirnya yang
mencerminkan kesadarannya akan pentingnya memajukan sektor pendidikan sebagai tujuan
pokok kebangsaan. Pendidikan adalah kekuatan pembentuk masa depan, karena ia merupakan
instrumen yang mampu mengubah sejarah gelap menjadi terang. Hakikat proses pendidikan ini
sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu atau kelompok agar memiliki nilai-nilai yang
disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan
pertahanan keamanan.
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan makna alam dan berbagai
fenomenanya/perilaku/karakteristik yang dikemas menjadi sekumpulan teori maupun konsep
melalui serangkaian proses ilmiah yang dilakukan manusia
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam pemahaman tentang pentingnya mempelajari alam
sehingga akan membawa manusia pada kehidupan yang bermakna dan bermartabat.
8
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. ,Teori Belajar & Pembelajaran, Yogyakarta:
Ar-ruzz Media, 2007
Mariana, Windi Praginda. Hakikat Ipa dan Pendidikan Ipa Untuk Guru SD. Bandung : PPTKA
IPA, 2009