Dosen Pengampu :
M. Wilian Anwar, M.Pd
PENYUSUN :
1. Ahmad Robert
2. Hidayatulloh
3. Khoirul Hidayah
Alamat : JL. Pesantren Mulyojati 16 B Kelurahan Mulyojati Kecamatan Metro Barat Kota
Metro Lampung Kode Pos : 34125 Website : https://iaidalampung.ac.id
Email : iaidalampung@gmail.com
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP DASAR
PENDIDIKAN”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan.
Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari petunjuk dan bimbingan serta masukan dari
semua pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Wilian
Anwar M, Pd yang telah membantu dan memberi pengarahan kepada penulis dalam belajar
dan mengerjakan tugas, dan juga semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Makalah ini berusaha penulis susun sebaik-baiknya. Akan tetapi, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan dan kekurangan
pengetahuan serta minimnya pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan pembuatan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi
pembaca.
Metro, 23 September 2022
Penulis
……………………..
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 5
2.1 Pengertian Pendidikan .................................................................................... 5
2.2 Pengertian Pendidikan Menurut Pakar ........................................................... 5
2.3 Pengertian Pendidikan Berdasarkan Fungsi ................................................... 7
2.4 Tujuan Pendidikan.......................................................................................... 7
2.5 Unsur-Unsur Pendidikan ................................................................................ 8
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 9
3.2 Saran ............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sarana untuk mengembangkan potensi diri agar menjadi manusia
yang mempunyai nilai tri-kompetensi dasar, yaitu: intelektualitas, humanitas, dan religiusitas.
Karena itu pendidikan merupakan agen of change untuk mengubah diri sendiri dan
masyarakat sekitar. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan (Hasbullah, 2009: 1) Selain itu pendidikan adalah konsep yang memberikan
apresiasi dan pemahaman yang seluas-luasnya terhadap peserta didik untuk memahami
keragaman budaya sebagai realitas sosial yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Melalui pendidikan, keberadaan, sifat, dan hakikat manusia senantiasa menarik untuk
dipelajari dan digali dari berbagai berbagai macam sudut pandang disiplin ilmu. Pendidikan
bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi
kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan merupakan benih untuk menjadi manusia seutuhnya.
Manusia siapapun, sebagai apapun, di mana dan kapan pun berada, berhak atas pendidikan.
Manusia sebagai objek pendidikan adalah manusia dalam perwujudannya sebagai individu
yang terpadu dengan masyarakat. Dua sisi perwujudan ini dipandang penting pada
proses pendidikan agar di kemudian hari manusia dapat menemukan jati dirinya sebagai
manusia (Suradi, 2012: 5).
Pendidikan berasal dari kata “educare”, dalam bahasa latin memiliki konotasi melatih
dan menjinakkan. Jadi, pendidikan merupakan suatu proses membantu, menumbuhkan
mengembangkan potensi diri, mendewasakan. Educere, pendidikan dipandang sebagai proses
pembimbingan dimana terdapat yang memimpin dan yang dipimpin. Agar manusia keluar
dari keterbatasan fisiknya dan mampu bekerjasaa dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama. Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang
bertujuan memberdayakan diri. Arti pendidikan itu sendiri juga menimbulkan berbagai
macam pandangan, termasuk bagaimana pendidikan harus diselenggarakan dan metode
seperti apa yang harus dipakai (Soyomukti, 2015: 21-22).
Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogy” yang mengandung
makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Pelayan
yang mengantar dan menjemput dinamakan “ paeda gogos”. Dalam bahasa Romawi
pendidikan diistilahkan sebagai educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di
dalam. Dalam bahasa Inggris pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki
moral dan melatih intelektual (Muhajir, 2000: 20 dalam Kadir, dkk, 2012: 59). Banyak
pendapat yang berlainan tentang pendidikan. Walaupun demikian, pendidikan berjalan terus
tanpa menunggu keseragaman arti.
1. Edgar Dalle
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung disekolah
dan diluar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan
datang.
2. Thompson
5
3. M.J. Longeveled
4. Plato
Ia adalah filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-346 M mengatakan bahwa :
“Pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal dengan
sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesempurnaan.”
5. Aristoteles
Ia adalah filosof terbesar Yunani, guru Iskandar Makedoni, yang dilahirkan pada
tahun 384 SM-322 SM) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah menyiapkan akal untuk
pengajaran”.
6. Ibnu Muqaffa
Ia salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup tahun 106 H- 143 H, pengarang Kitab
Kalilah dan Daminah) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah yang kita butuhkan untuk
mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita seperti makanan dan
minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang
merupakan santaan akal dan rohani.”
7. John Dewey
8. Ki Hajar Dewantara
6
2.3 Pengertian Pendidikan Berdasarkan Fungsi
Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan terencana untuk membekali peserta didik
agar menjadi warga negara yang baik. Warga negara yang baik di selaku pribadi yang tahu
hak dan kewajiban sebagai warga negara, hal ini ditetapkan dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat
Dalam menentukan tujuan pendidikan ada beberapa nilai yang perlu diperhatikan, seperti
yang dikemukakan oleh Hummel (1977: 39) antara lain:
a. Authonomy. Gives individuals and groups the maximum awareness, knowledge and
7
ability so that they can manage their personal and collective life to the greates possible
extent.
b. Equity. Enable all citizens to participate in cultural and economic life by coffering them
an equal basic education.
c. Survival. Permit every nation to transmit and enrich its cultural heritage over the
generations, but also guiide education towards mutual understanding and towards what has
become a worldwide realizations of common destiny.
Tujuan pendidikan harus mengandung ketiga nilai tersebut. Pertama, autonomy yaitu
memberikan kesadaran, pengetahuan dan kemampuan secara maksimum kepada individu
maupun kelompok untuk dapat hidup mandiri dan hidup bersama dalam kehidupan yang
lebih baik. Kedua, equity (keadilan) yang berarti bahwa warga masyarakat untuk dapat
berpartisipasi dalam kehidupan berbudaya dan kehidupan ekonomi dengan memberikannya
pendidikan dasar yang sama. Ketiga, survival yang berarti bahwa dengan pendidikan akan
menjamin pewarisan kebudayaan dari satu generasi kepada generasi berikutnya.
1. Memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah
untuk kehidupan.
2. Memberi arah kegiatan dan merupakan sesuatu yang ingin di capai.
3. Setiap pendidik harus memahami tujuan pendidikan.
4. Tujuan pendidikan sebagai orientasi kelembagaan.
5. Tujuan pendidikan sebagai motivator bagi individu.
6. Tujuan pendidikan sebagai kriteria evaluasi kinerja pendidikan.
1. Peserta Didik
8
a. Insan yang unik.
b. Memiliki potensi fisik dan psikis yang khas.
c. Individu yang sedang berkembang.
d. Membutuhkan bimbingan dan perlakukan manusiawi.
e. Memiliki kemampuan untuk mandiri.
2. Pendidik
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
dengan sasaran peserta didik. Sebagai seorang pendidik yang memahami akan fungsi
dan tugasnya, guru khususnya ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai
dasar, disertai pula dengan seperangkat latihan keterampilan keguruan dan pada
kondisi itu pula ia belajar mempersosialisasikan sikap keguruannya. Kewibawaan :
a. Pancaran batin yang dapat menimbulkan pada orang lain sikap untuk
mengakui, menerima, dan menuruti dengan penuh pengertian atas kekuasaan
tersebut.
b. Kewibawaan muncul karena peserta didik memerlukan perlindungan, bantuan,
bimbingan dan sebagainya dari pendidik.
c. Kemampuan mendidik, dikembangkan pengkajian ilmu pengetahuan tentang
kependidikan dan pengetahuan pekerjaan.
9
5. Konteks yang Mempengaruhi Pendidikan
a. Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan
dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya
sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan yang khusus dan
istimewa adalah “hukuman” yang pedagogis (mendidik), sehingga dapat memperbaiki diri.
Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan kuratif.
1. Alat yang preventif, adalah yang bermaksud mencegah terjadinya hal-hal yang
tidak dikehendaki misalnya larangan, pembatasan, peringatan bahkan juga hukuman.
2. Alat yang kuratif, adalah bermaksud memperbaiki misalnya ajakan, contoh,
nasihat, dorongan, pemberian kepercayaan, saran, penjelasan, bahkan juga hukuman.
Untuk memilih dan menggunakan alat pendidikan yang efektif ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu :
1. Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Kesesuaian dengan peserta didik.
3. Kesesuaian dengan pendidik sebagai si pemakai.
4. Kesesuaian dengan situasi dan kondisi saat digunakannya alat tersebut.
b. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan biasanya disebut dengan tri pusat pendidikan, yaitu keluarga,
sekolah, dan masayrakat. Tempat di mana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan
pendidikan). Lingkungan pendidikan sering dijabarkan dengan keluarga, sekolah, dan
masyarakat (Triwijayanto, 2014: 25). Berikut merupakan penjelasan singkat mengenai
tripusat pendidikan tersebut, yaitu:
1. Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang
karena hubungan semenda dan sedarah. Fungsi dan peranan keluarga, di samping
pemerintahan dan masyarakat, dalam Sisdiknas Indonesia tidak terbatas hanya pada
pendidikan keluarga saja, akan tetapi keluarga ikut serta bertanggung jawab terhadap
pendidikan lainnya. Dalam UU RI No 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas yang menegaskan
fungsi dan peranan keluarga dalam pencapaian tujuan pendidikan yakni membangun
Indonesia seutuhnya. Lingkungan keluarga merupakan pusat pendidikan yang penting dan
menentukan karena itu tugas pendidikan adalah mencari cara, membantu para ibu dalam
setiap keluarga agar dapat memdidik anaknya secara optimal (Tirtarahardja & La Sulo, 2008:
168-170).
10
2. Sekolah
3. Masyarakat
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang
bertujuan memberdayakan diri. Dalam arti luas pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah
segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Dalam arti sempit pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam arti alternatif atau
luas terbatas pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di
sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
memainkan peran dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.
Unsur-unsur dalam pendidikan meliputi beberapa hal yang saling terkait. Unsur-unsur
tersebut antara lain tujuan pendidikan, kurikulum, peserta didik, pendidik, interaksi edukatif,
isi pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Peserta didik berstatus sebagai subjek didik yaitu
subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan khususannya,
serta berpartisipasi dalam menyelanggarakan pendidikan interaksi antara peserta didik
dengan pendidik (interaksi edukatif). Interaksi edukatif adalah komunikasi timbal balik
antarpeserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan.
Saran
Dengan belajar tentang pengertian dan unsur-unsur pendidikan maka kita bisa tahu
bagaimana bagaimana hakikat pendidikan yang sesungguhnya dan pentingnya pendidikan
dalam proses pembentukan karakter suatu bangsa. Oleh karena itu sebagai generasi muda
seharusnya kita dapat berusaha lebih giat lagi untuk memajukan pendidikan di negara ini
dengan terus berkarya. Tingkatkan rasa kepedulian terhadap pendidikan terutama dalam diri
masing-masing. Jangan hanya karena tingginya biaya pendidikan bisa menghambat kita
untuk memperoleh suatu pendidikan, karena pada hakikatnya kita bisa mendapatkan
pendidikan dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja tanpa dibatas oleh ruang dan
waktu.
12
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Buku “Landasan Pendidikan” oleh Daeng Ayub Natuna, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Riau, Pekanbaru.
https://rhenniyhanasj.wordpress.com/2014/01/05/makalah-pengantar-pendidikan-pedidikan-
dan-unsur-unsurnya/
13