Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP DASAR PENDIDIKAN


Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliyah Landasan Pendidikan

Dosen Pengampu :
M. Wilian Anwar, M.Pd

PENYUSUN :

1. Ahmad Robert
2. Hidayatulloh
3. Khoirul Hidayah

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FKIT)


INSTITUT AGAMA ISLAM DARUL A’MAL LAMPUNG
TAHUN 2022

Alamat : JL. Pesantren Mulyojati 16 B Kelurahan Mulyojati Kecamatan Metro Barat Kota
Metro Lampung Kode Pos : 34125 Website : https://iaidalampung.ac.id
Email : iaidalampung@gmail.com

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP DASAR
PENDIDIKAN”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan.
Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari petunjuk dan bimbingan serta masukan dari
semua pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Wilian
Anwar M, Pd yang telah membantu dan memberi pengarahan kepada penulis dalam belajar
dan mengerjakan tugas, dan juga semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.

Makalah ini berusaha penulis susun sebaik-baiknya. Akan tetapi, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan dan kekurangan
pengetahuan serta minimnya pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan pembuatan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi
pembaca.
Metro, 23 September 2022

Penulis

……………………..

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 5
2.1 Pengertian Pendidikan .................................................................................... 5
2.2 Pengertian Pendidikan Menurut Pakar ........................................................... 5
2.3 Pengertian Pendidikan Berdasarkan Fungsi ................................................... 7
2.4 Tujuan Pendidikan.......................................................................................... 7
2.5 Unsur-Unsur Pendidikan ................................................................................ 8
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 9
3.2 Saran ............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana untuk mengembangkan potensi diri agar menjadi manusia
yang mempunyai nilai tri-kompetensi dasar, yaitu: intelektualitas, humanitas, dan religiusitas.
Karena itu pendidikan merupakan agen of change untuk mengubah diri sendiri dan
masyarakat sekitar. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan (Hasbullah, 2009: 1) Selain itu pendidikan adalah konsep yang memberikan
apresiasi dan pemahaman yang seluas-luasnya terhadap peserta didik untuk memahami
keragaman budaya sebagai realitas sosial yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Melalui pendidikan, keberadaan, sifat, dan hakikat manusia senantiasa menarik untuk
dipelajari dan digali dari berbagai berbagai macam sudut pandang disiplin ilmu. Pendidikan
bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi
kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan merupakan benih untuk menjadi manusia seutuhnya.
Manusia siapapun, sebagai apapun, di mana dan kapan pun berada, berhak atas pendidikan.
Manusia sebagai objek pendidikan adalah manusia dalam perwujudannya sebagai individu
yang terpadu dengan masyarakat. Dua sisi perwujudan ini dipandang penting pada
proses pendidikan agar di kemudian hari manusia dapat menemukan jati dirinya sebagai
manusia (Suradi, 2012: 5).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian pendidikan?


2. Apakah pengertian pendidikan menurut para pakar?
3. Apakah pengertian pendidikan berdasarkan fungsi?
4. Apa saja tujuan pendidikan?
5. Apa saja unsur-unsur pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan memahami tentang pengertian pendidikan.


2. Mengetahui dan memahami tentang pengertian pendidikan menurut pakar.
3. mengetahui dan memahami tentang pengertian pendidikan berdasarkan fungsi.
4. Mengetahui dan memahami tujuan pendidikan
5. mengetahui dan tujuan pendidikan unsur unsur pendidikan
4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata “educare”, dalam bahasa latin memiliki konotasi melatih
dan menjinakkan. Jadi, pendidikan merupakan suatu proses membantu, menumbuhkan
mengembangkan potensi diri, mendewasakan. Educere, pendidikan dipandang sebagai proses
pembimbingan dimana terdapat yang memimpin dan yang dipimpin. Agar manusia keluar
dari keterbatasan fisiknya dan mampu bekerjasaa dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama. Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang
bertujuan memberdayakan diri. Arti pendidikan itu sendiri juga menimbulkan berbagai
macam pandangan, termasuk bagaimana pendidikan harus diselenggarakan dan metode
seperti apa yang harus dipakai (Soyomukti, 2015: 21-22).

Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogy” yang mengandung
makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Pelayan
yang mengantar dan menjemput dinamakan “ paeda gogos”. Dalam bahasa Romawi
pendidikan diistilahkan sebagai educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di
dalam. Dalam bahasa Inggris pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki
moral dan melatih intelektual (Muhajir, 2000: 20 dalam Kadir, dkk, 2012: 59). Banyak
pendapat yang berlainan tentang pendidikan. Walaupun demikian, pendidikan berjalan terus
tanpa menunggu keseragaman arti.

2.2 Pengertian Pendidikan Menurut Pakar:

1. Edgar Dalle

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung disekolah
dan diluar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan
datang.

2. Thompson

Pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan


perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran, dan sifatnya.

5
3. M.J. Longeveled

Bahwa pendidikan merupakan usaha pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang


diberikan kepada anak agar tertuju pada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak
agar cukup cakap melakukan tugas hidupnya sendiri.

4. Plato

Ia adalah filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-346 M mengatakan bahwa :
“Pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal dengan
sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesempurnaan.”

5. Aristoteles

Ia adalah filosof terbesar Yunani, guru Iskandar Makedoni, yang dilahirkan pada
tahun 384 SM-322 SM) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah menyiapkan akal untuk
pengajaran”.

6. Ibnu Muqaffa

Ia salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup tahun 106 H- 143 H, pengarang Kitab
Kalilah dan Daminah) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah yang kita butuhkan untuk
mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita seperti makanan dan
minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang
merupakan santaan akal dan rohani.”
7. John Dewey

Ia adalah filosof Chicago, 1859 M – 1952 M, mengatakan bahwa : ” Pendidikan


adalah membentuk manusia baru melalui perantaraan karakter dan fitrah, serta dengan
mencontoh peninggalan – peninggalan budaya lama masyarakat manusia.”

8. Ki Hajar Dewantara

Ia adalah Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 – 1959, merumuskan


pengertian pendidikan sebagai berikut : “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk
memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-
anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”.

6
2.3 Pengertian Pendidikan Berdasarkan Fungsi

1. Pendidikan Sebagai Transformasi Budaya


a. Pendidikan merupakan pewarisan budaya.
b. Nilai-nilai kebudayaan mengalami proses transformasi dari generasi tua ke
generasi muda.
c. Pendidikan berfungsi menyiapkan anak didik untuk hari esok.

2. Pendidikan Sebagai Proses Pembentukan Pribadi


a. Pendidikan merupakan kegiatan sistematis: yaitu melalui tahap-tahap
berkesinambungan (procedural).
b. Sistematik: pendidikan berlangsung dalam semua situasi kondisi, disemua
lingkungan yang saling mengisi (rumah, sekolah, masyarakat).

3. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara

Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan terencana untuk membekali peserta didik
agar menjadi warga negara yang baik. Warga negara yang baik di selaku pribadi yang tahu
hak dan kewajiban sebagai warga negara, hal ini ditetapkan dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat

4. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja

Pendidikan diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memilki


bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan kerja.

2.4 Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan adalah untuk mendorong setiap individu agar mampu


mengembangkan semua potensinya untuk pemenuhan diri. Setiap individu memiliki
kebutuhan dan perhatian yang spesifik berkaitan dengan pemenuhan dirinya, sehingga dalam
menentukan kurikulum tidak ada kurikulum yang pasti dan ditentukan berlaku secara umum.
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar,
dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada
Segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap
kegiatan pendidikan.

Dalam menentukan tujuan pendidikan ada beberapa nilai yang perlu diperhatikan, seperti
yang dikemukakan oleh Hummel (1977: 39) antara lain:
a. Authonomy. Gives individuals and groups the maximum awareness, knowledge and
7
ability so that they can manage their personal and collective life to the greates possible
extent.
b. Equity. Enable all citizens to participate in cultural and economic life by coffering them
an equal basic education.
c. Survival. Permit every nation to transmit and enrich its cultural heritage over the
generations, but also guiide education towards mutual understanding and towards what has
become a worldwide realizations of common destiny.

Tujuan pendidikan harus mengandung ketiga nilai tersebut. Pertama, autonomy yaitu
memberikan kesadaran, pengetahuan dan kemampuan secara maksimum kepada individu
maupun kelompok untuk dapat hidup mandiri dan hidup bersama dalam kehidupan yang
lebih baik. Kedua, equity (keadilan) yang berarti bahwa warga masyarakat untuk dapat
berpartisipasi dalam kehidupan berbudaya dan kehidupan ekonomi dengan memberikannya
pendidikan dasar yang sama. Ketiga, survival yang berarti bahwa dengan pendidikan akan
menjamin pewarisan kebudayaan dari satu generasi kepada generasi berikutnya.

Berdasarkan ketiga nilai diatas, pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan


generasi yang lebih baik, manusia yang berkebudayaan. Manusia sebagai individu yang
memiliki kepribadian yang lebih baik. Nilai-nlai tersebut menggambarkan pendidikan dalam
suatu konteks yang sangat luas, menyangkut kehidupan seluruh umat manusia dimana
digambarkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menciptakan suatu kehidupan yang lebih
baik.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah
untuk kehidupan.
2. Memberi arah kegiatan dan merupakan sesuatu yang ingin di capai.
3. Setiap pendidik harus memahami tujuan pendidikan.
4. Tujuan pendidikan sebagai orientasi kelembagaan.
5. Tujuan pendidikan sebagai motivator bagi individu.
6. Tujuan pendidikan sebagai kriteria evaluasi kinerja pendidikan.

2.5 Unsur-unsur Pendidikan

1. Peserta Didik

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung


menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi
yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Ciri-ciri khas dari peserta didik:

8
a. Insan yang unik.
b. Memiliki potensi fisik dan psikis yang khas.
c. Individu yang sedang berkembang.
d. Membutuhkan bimbingan dan perlakukan manusiawi.
e. Memiliki kemampuan untuk mandiri.

2. Pendidik
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
dengan sasaran peserta didik. Sebagai seorang pendidik yang memahami akan fungsi
dan tugasnya, guru khususnya ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai
dasar, disertai pula dengan seperangkat latihan keterampilan keguruan dan pada
kondisi itu pula ia belajar mempersosialisasikan sikap keguruannya. Kewibawaan :
a. Pancaran batin yang dapat menimbulkan pada orang lain sikap untuk
mengakui, menerima, dan menuruti dengan penuh pengertian atas kekuasaan
tersebut.
b. Kewibawaan muncul karena peserta didik memerlukan perlindungan, bantuan,
bimbingan dan sebagainya dari pendidik.
c. Kemampuan mendidik, dikembangkan pengkajian ilmu pengetahuan tentang
kependidikan dan pengetahuan pekerjaan.

3. Interaksi Edukatif antara Pendidik dengan Peserta Didik


Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta
didik dengan pendidik yang terarah pada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan
pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan
manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.

4. Materi atau Isi Pendidikan


Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum
yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti
maupun muatan lokal. Materi inti bersifat nasional yang mengandung misi
pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan lokal misinya adalah
mengembangkan kebinekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan.
Dengan demikian jiwa dan semangat bineka tunggal ika dapat ditumbuhkembangkan.

9
5. Konteks yang Mempengaruhi Pendidikan
a. Alat dan Metode

Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan
dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya
sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan yang khusus dan
istimewa adalah “hukuman” yang pedagogis (mendidik), sehingga dapat memperbaiki diri.
Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan kuratif.
1. Alat yang preventif, adalah yang bermaksud mencegah terjadinya hal-hal yang
tidak dikehendaki misalnya larangan, pembatasan, peringatan bahkan juga hukuman.
2. Alat yang kuratif, adalah bermaksud memperbaiki misalnya ajakan, contoh,
nasihat, dorongan, pemberian kepercayaan, saran, penjelasan, bahkan juga hukuman.

Untuk memilih dan menggunakan alat pendidikan yang efektif ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu :
1. Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Kesesuaian dengan peserta didik.
3. Kesesuaian dengan pendidik sebagai si pemakai.
4. Kesesuaian dengan situasi dan kondisi saat digunakannya alat tersebut.

b. Lingkungan Pendidikan

Lingkungan pendidikan biasanya disebut dengan tri pusat pendidikan, yaitu keluarga,
sekolah, dan masayrakat. Tempat di mana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan
pendidikan). Lingkungan pendidikan sering dijabarkan dengan keluarga, sekolah, dan
masyarakat (Triwijayanto, 2014: 25). Berikut merupakan penjelasan singkat mengenai
tripusat pendidikan tersebut, yaitu:

1. Keluarga

Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang
karena hubungan semenda dan sedarah. Fungsi dan peranan keluarga, di samping
pemerintahan dan masyarakat, dalam Sisdiknas Indonesia tidak terbatas hanya pada
pendidikan keluarga saja, akan tetapi keluarga ikut serta bertanggung jawab terhadap
pendidikan lainnya. Dalam UU RI No 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas yang menegaskan
fungsi dan peranan keluarga dalam pencapaian tujuan pendidikan yakni membangun
Indonesia seutuhnya. Lingkungan keluarga merupakan pusat pendidikan yang penting dan
menentukan karena itu tugas pendidikan adalah mencari cara, membantu para ibu dalam
setiap keluarga agar dapat memdidik anaknya secara optimal (Tirtarahardja & La Sulo, 2008:
168-170).
10
2. Sekolah

Sekolah merupakan sarana yang sengaja diancang untuk melaksanakan pendidikan.


Dalam kemajuan suatu zaman, keluarga tidak mungkin lagi dapat eemenuhi seluruh
kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin
maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam proses pembangunan
masyarakat. Sekolah seharusnya menjadi pusat pendidikan untuk menyiapkan manusia
sebagai individu, warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia masa depan
(Tirtarahardja & La Sulo, 2008: 173). c.

3. Masyarakat

Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan maupun


yang tidak dilembagakan. Lambaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di
masyarakat, baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif.
Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat tergantung pada taraf perkembangan dari
masyarakat itu beserta sumber-sumber belajar yang tersedia di dalamnya. Di Indonesia
sendiri, perkembangan masyarakat itu sangat bervarisi sehingga wujud sosial kebudayaan
dalam masyarakat dalam dewasa ii memiliki tipe yang berbeda-beda (Tirtarahardja & La
Sulo, 2008: 179).

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang
bertujuan memberdayakan diri. Dalam arti luas pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah
segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Dalam arti sempit pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam arti alternatif atau
luas terbatas pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di
sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
memainkan peran dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.

Unsur-unsur dalam pendidikan meliputi beberapa hal yang saling terkait. Unsur-unsur
tersebut antara lain tujuan pendidikan, kurikulum, peserta didik, pendidik, interaksi edukatif,
isi pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Peserta didik berstatus sebagai subjek didik yaitu
subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan khususannya,
serta berpartisipasi dalam menyelanggarakan pendidikan interaksi antara peserta didik
dengan pendidik (interaksi edukatif). Interaksi edukatif adalah komunikasi timbal balik
antarpeserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan.

Saran

Dengan belajar tentang pengertian dan unsur-unsur pendidikan maka kita bisa tahu
bagaimana bagaimana hakikat pendidikan yang sesungguhnya dan pentingnya pendidikan
dalam proses pembentukan karakter suatu bangsa. Oleh karena itu sebagai generasi muda
seharusnya kita dapat berusaha lebih giat lagi untuk memajukan pendidikan di negara ini
dengan terus berkarya. Tingkatkan rasa kepedulian terhadap pendidikan terutama dalam diri
masing-masing. Jangan hanya karena tingginya biaya pendidikan bisa menghambat kita
untuk memperoleh suatu pendidikan, karena pada hakikatnya kita bisa mendapatkan
pendidikan dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja tanpa dibatas oleh ruang dan
waktu.

12
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Buku “Landasan Pendidikan” oleh Daeng Ayub Natuna, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Riau, Pekanbaru.

Eka, Erin. 2017. “Makalah Pengertian dan Unsur-Unsur Pendidikan”.


https://www.academia.edu/33514108/PENGERTIAN_DAN_UNSUR_PENDIDIKAN.docx

Diakses pada tanggal 03 Desember 2018

Saputra, Diun. 2016. “Makalah Pengantar Pendidikan”.


https://www.academia.edu/29521387/MAKALAH_Pengertian_dan_Unsur-unsur_Pndidikan

Diaskses pada tanggal 03 Desember 2018

Thohari, Khamim. 2017. “Makalah Pengertian dan Unsur-Unsur Pendidikan”.


http://khamimthoharis.blogspot.com/2017/05/makalah-pengertian-dan-unsur-unsur.html

Diaskses pada tanggal 03 Desember 2018

Rahmah, Aulia. 2013. “Makalah Hakikat dan Unsur-Unsur Pendidikan”.


http://arianiunl4m.blogspot.com/2013/09/makalah-pengantar-pendidikan-hakikat.html

Diaskses pada tanggal 03 Desember 2018

Hana, Rhen. 2014. “Makalah Pengantar Pendidikan – Pendidikan dan Unsur-unsurnya”.

https://rhenniyhanasj.wordpress.com/2014/01/05/makalah-pengantar-pendidikan-pedidikan-
dan-unsur-unsurnya/

Diaskses pada tanggal 03 Desember 2018

Andhira, Raisya. 2012. “Makalah Unsur-Unsur Pendidikan”.


http://raisyaandhira.blogspot.com/2012/12/makalah-unsur-unsur-pendidikan.html

Diaskses pada tanggal 03 Desember 2018

13

Anda mungkin juga menyukai