Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LANDASAN PENDIDIKAN
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliyah : “ Landasan Pendidikan ”

Dosen pengampu : Dr. Mualim Wijaya, M.Pd,i

Disusun Oleh : Deny Mahbubillah Atus

NIM : 1810800026

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NURUL JADID

PAITON-PROBOLINGGO

TAHUN 2020-2021
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan hidayah serta
karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
lancar tanpa halangan yang berarti.

Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi


Muhammad SAW, serta sahabat-sahabatnya, pengikut-pengikutnya yang setia
menyampaikan risalahnya sampai akhir zaman.

Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan ilmu yang dimiliki,


maka bila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan kekeliruan mohon
kiranya dapat memberikan kritik serta saran yang dapat membawa kepada
kebaikan. Pada kesempatan ini pula penulis ucapkan terima kasih yang telah
membimbing penulis hingga terselesaikan makalah yang sederhana ini. Mudah-
mudahan atas bantuan serta bimbingan semua pihak, Allah SWT akan
membalasnya dengan pahala yang setimpal, aamin yaa Rabbal aalamiin.

Akhirnya kepada Allah SWT penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

                                                                                               

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata
Pengantar ........................................................................................................ii

Daftar
Isi .................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .............................................................................................4

B. Rumusan
Masalah ........................................................................................5

C. Tujuan Penulisan .........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Pendidikan dan jenis landasan


pendidikan ...................................6

B. Pengertian Kontruktivisme ..........................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................1
6

B. Saran ..........................................................................................................16

Daftar
Pustaka ........................................................................................................17

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk yang memiliki berbagai potensi,


minimal potensi yang dia miliki adalah pendengaran, penglihatan, dan
hati. Guna memaksimalkan semua potensi tersebut, maka harus ada
sesuatu yang mengarahkan dan membimbingnya, supaya berjalan dan
terarah sesuai dengan yang diharapkan. Karena itu, manusia harus dibekali
dengan pendidikan yang cukup sejak dini. Di lain pihak manusia juga
memiliki kemampuan dan diberikan akal pikiran yang berbeda dengan
makhluk yang lain.

Landasan pendidikan merupakan fondasi untuk memperkuat dan


memperkokoh dunia pendidikan, khususnya pendidikan di Indonesia
dalam rangka untuk membangun dan menciptakan pendidikan yang
berkualitas dan bermutu. Oleh karena itu, pengetahuan landasan
pendidikan merupakan sarana untuk memberikan dasar-dasar pemahaman
tentang pendidikan secara komprehensif integral.

Kontruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang


menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita
sendiri. Dan perlunya  partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran,
perlunya pengembangan untuk mengembangkan pengetahuan sendiri.
Proses perolehan pengetahuan akan terjadi apabila guru dapat menciptakan
kondisi pembelajaran yang ideal yang telah dimaksud disini adalah suatu
proses belajar mengajar yang sesuai dengan karakteristik IPA dan
memperhatikan perspektif siswa sekolah dasar.

Kebudayaan Indonesia ialah kebudayaan yang berdasarkan


Pancasila. Kebudayaan tersebut telah mengikat dan mempersatukan setiap
kelompok suku bangsa Indonesia. Pancasila membuat indonesia tetap
teguh dan bersatu didalam keragaman budaya dan menjadikan pancasila

5
sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya satu dengan budaya
lain.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan landasan pendidikan?

2. Apa fungsi landasan pendidikan?

3. Apa saja jenis-jenis landasan pendidikan?

4. Apakah yang dimaksud dengan kontruktivisme?

5. Apa saja ciri-ciri pembelajaran kontruktivisme?

6. Apa saja prinsip-prinsip kontruktivisme?

7. Bagaimana pembelajaran menurut kontruktivisme?

8. Apa saja kendala-kendala dalam penerapan pembelajaran menurut


kontruktivisme?

9. Apa yang dimaksud dengan pancasila dan kebudayaan?

10. Mengapa pancasila berakar dari kebudayaan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memberikan informasi tentang landasan pendidikan dan jenis


landasan pendidikan.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis landasan pendidikan.

3. Untuk memberikan informasi tentang pengertian kontruktivisme.

4. Untuk mengetahui ciri-ciri pembelajaran kontruktivisme.

5. Untuk memberikan informasi tentang pengertian pancasila dan


kebudayaan.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Pendidikan dan Jenis Landasan Pendidikan

1) Pengertian Landasan Pendidikan

Landasan pendidikan terdiri dari dua suku kata, yaitu kata landasan
dan pendidikan. Untuk lebih jelasnya, maka dibawah ini penulis akan
mencoba untuk memaparkannya.

2) Pengertian Landasan

Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat di mulainya suatu


perbuatan. Dalam bahasa Inggris, landasan disebut dengan
istilah foundation, yang dalam bahasan Indonesia menjadi fondasi. Dalam
membuat suatu bangunan, fondasi merupakan bagian yang sangat penting agar
bangunan itu bisa berdiri tegak dan kokoh serta kuat. Tiang, genting, kaca, dan
yang lain sebagainya, dalam suatu bangunan, tidak akan bisa berdiri dan
menempel tanpa ada fondasi tersebut.

Jadi, dilihat dari pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan


bahwa landasan adalah fondasi atau dasar tempat berpijaknya sesuatu.1

3) Pengertian Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata didik, kata ini mendapatkan


awal me, sehingga menjadi mendidik, artinya memelihara dan memberi
latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran,
tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya
pengertian pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.

1 Abdullah, A.R.S, Educational Theory, A Quranic Outlook (Bandung: CV Diponegoro, 1991),


hlm. 44.

7
Di bawah ini saya sampaikan beberapa pengertian pendidikan menurut
para ahli, di antaranya :

a) Pertama, menurut Ahmad D. Marimba (1989: 19), pendidikan


adalah bimbingan/pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama.

b) Kedua, menurut A. Tafsir (2004: 27), menyatakan bahwa


pendidikan adalah bimbingan yang diberikan kepada seseorang
agar ia berkembang secara maksimal.

c) Ketiga, menurut John Dewey (1959), pendidikan adalah suatu


proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan
terjadi dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan
orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan di
lembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial.

d) Keempat, menurut M.J. Langeveld (1957), pendidikan adalah


setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-
anak merupakan lapangan dalam suatu keadaan dimana pekerjaan
mendidik itu berlangsung.

e) Kelima, menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 bab 1 ayat 1


dinyatakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarak

4) Fungsi Landasan Pendidikan

Misi utama landasan pendidikan ini tertuju kepada pengembangan


wawasan kependidikan, yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi yang bersifat
umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga
kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka

8
melaksanakan tugasnya. Berbagai asumsi pendidikan yang telah dipilih dan
diadopsi oleh seseorang tenaga kependidikan akan berfungsi memberikan
dasar rujukan konseptual dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain, fungsi landasan
pendidikan adalah sebagai dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan
dan atau studi pendidikan.2

5) Jenis-Jenis Landasan Pendidikan

a) Landasan religius pendidikan

b) Landasan religius pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber


dari ajaran agama yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.

c) Landasan filosofis pendidikan

d) Landasan filosofis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber


dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam pendidikan.

e) Landasan ilmiah pendidikan

Landasan ilmiah pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber


dari disiplin ilmu tertentu yang menjadi titik tolak dalam pendidikan.
Dengan berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, ekonomi,
antropologi, atau sejarah.

a.       Landasan psikologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang


bersumber dari kaidah-kaidah psikologi yang menjadi titik tolak dalam
pendidikan.

b.      Landasan sosiologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang


bersumber dari kaidah-kaidah sosiologi yang menjadi titik tolak dalam
pendidikan.

2 Ibid., hlm. 47.

9
c.       Landasan antropologi pendidikan adalah asumsi-asumsi yang
bersumber dari kaidah-kaidah antropologi yang menjadi titik tolak dalam
pendidikan.

d.      Landasan ekonomi pendidikan adalah asumsi-asumsi yang


bersumber dari kaidah-kaidah ekonomi yang menjadi titik tolak dalam
pendidikan.

e.       Landasan biologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang


bersumber dari kaidah-kaidah biologi yang menjadi titik tolak dalam
pendidikan.

f.       Landasan politik pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber


dari kaidah-kaidah politik yang menjadi titik tolak dalam pendidikan.

g.      Landasan historis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber


dari konsep dan praktek pendidikan masa lampau (sejarah) yang menjadi
titik tolak perkembangan pendidikan masa kini dan masa datang.

h.      Landasan fisiologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang


bersumber dari kaidah-kaidah fisiologi tentang manusia yang dijadikan
titik tolak dalam pendidikan.

i.        Landasan hukum/yuridis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang


bersumber dari peraturan perundangan yang berlaku yang dijadikan titik
tolak dalam pendidikan.3

B. Pengertian Kontruktivisme

Konstruktivisme berasal dari kata kontruktiv dan isme. Kontruktiv


berarti bersifat membina, mempelajari, memperbaiki, dan membangun.
Sedangkan isme dalam kamus bahasa indonesia berarti paham atau aliran .
Konstruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan
bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri.
Pandangan dalam pembelajaran mengatakan bahwa anak-anak diberi
kesempatan agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar secara

3 Muchtar, Pendidikan Nasional Indonesia Pengertian dan Sejarah Perkembangan, (Bandung: Balai


penelitian, IKIP Bandung, 1990), hlm.78

10
sadar, Sedangkan guru yang membimbing siswa ketingkat pengetahuan
yang lebih tinggi.  Tran Vui juga mengatakan bahwa teori konstruktivisme
adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang
ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan bantuan
fasilitas orang lain.

Sedangkan menurut Martin El Al mengemukakan bahwa


konstruktivisme menekankan bahwa pentingnya sikap siswa aktif
mengkonstruksikan pengetahuan melalui hubungan saling mempengaruhi
dari belajar sebelumnya dengan belajar baru. Jadi dapat disimpulkan
bahwa sebagai landasan pradigma pembelajaran , Konstruktivisme
menyerutkan perlunya  partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran,
perlunya pengembangan untuk mengembangkan pengetahuan sendiri.4

1. Ciri-ciri pembelajaran kontruktivisme

Menurut suparno (1997:49) secara garis besar prinsip-prinsip


konstruktivisme yang diambil adalah :

a) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal


maupun sosial,

b) Pengetahuan tidak dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali dengan


kreaktivitas siswa sendiri untuk bernalar,

c) Siswa aktif mengkonstruksikan secara terus-menerus sehingga


terjadi perubahan konsep ilmiah,

d) Guru berperan membantu menyediakan sarana dan situasi agar


proses konstruksi siswa berjalan mulus.

Berikut ini ciri-ciri pembelajaran menurut beberapa literatur yaitu :

a) Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan


yang telah ada sebelumnya.

b) Belajar adalah proses penafsiran tentang dunia

4 Ibid,. hlm. 79

11
c) Belajar merupakan proses yang aktif dimana makna dikembangkan
berdasarkan pengalaman.

d) Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan ( Negoisasi )


makna melalui bebagai informasi atau menyepakati suatu
pandangan dala berinteraksi atau bekerja sama dengan orang lain.

2. Prinsip-prinsip kontruktivisme

Secara garis besar prinsip-prinsip konstruktivisme yang di terapkan


dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut :

a) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.

b) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid,


kecuali hanya keaktivan menalar.

c) Murid aktif mengkonstruksikan secara terus-menerus sehingga


selalu terjadi perubahan konsep ilmiah.

d) Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar


proses konstruksi berjalan lancar

e) Struktur pembelajaran seputar konsep diutamakan pada


pentingnya sebuah pernyataan.

f) Mencari dan menilai pendapat siswa.5

g) Menyesuaikan bahan pengajaran untuk menggapai anggapan


siswa.

h) Dari semua itu hanya ada satu prinsip yang paling penting
adalah guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan
pengetahuan kepada siswa . siswa harus membangun
pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat
membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat
informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi

5 Muchtar, Dasar-Dasar Kependidikan, ( Bandung: IKIP Bandung, 1991), hlm. 65.

12
siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan dengan
mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-
strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan
tangga kepada siswa yang mana tangga itu nantinya
dimaksudkan dapat membantu mereka mencapai tingkat
penemuan.6

3. Pembelajaran Menurut konstruktivisme

Siswa mencari arti sendiri yang dari mereka pelajari, ini


merupakan proses penyesuaikan diri konsep-konsep dan ide-ide baru yang
dengan membentuk kerangka pikiran yang telah ada dalam pikiran
mereka. Dalam hal ini siswa membentuk pengetahuan sendiri dan guru
membantu sebagai mediator dalam proses pembentukan itu. Proses
perolehan pengetahuan akan terjadi apabila guru dapat menciptakan
kondisi pembelajaran yang ideal yang telah dimaksud disini adalah suatu
proses belajar mengajar yang sesuai dengan karakteristik IPA dan
memperhatikan perspektif siswa sekolah dasar. Pembelajaran yang
dimaksud adalah diatas pembelajaran yang mengutamakan keaktifan
siswa, menerangkan pada kemampuan mind-on serta terjadi insteraksi dan
mengakui adanya konsep awal yang dimiliki siswa melalui pengalaman
sebelumnya. Dalam pelaksanaan teori konstruktivisme ada beberapa saran
yang berkaitan dengan rancangan pembelajaran yaitu sebagai berikut :

4. Pengertian Pancasila

Sebagai bangsa indonesia , kita patut mengerti dan memahami apa


pancasila itu . Pancasila berasal dari dua kata yakni panca dan sila,
menurut bahasa sanskerta. Sehingga mengandung arti lima buah prinsip
atau asas. asas-asas atau prinsip tersebut antara lain :

1) Ketuhanan yang maha esa.

2) Kemanusiaan yang adil dan beradap

6 Ibid., hlm. 67

13
3) Persatuan Indonesia

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam


permusyarawatan / perwakilan

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

5. Kebudayaan

Kebudayaan sangat erat dengan masyarakat. Melville J. Herskovits


dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan
Soelaiman, Kebudayaan adalah sarana hasil karya , rasa , dan cipta
masyarakat. Ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan kebudayaan
adalah antropologi. Segala perkembangan budaya dan perubahan
masyarakat di pelajari dalam ilmu antropologi. Ilmu ini tidak hanya
mencakup perubahan secara tingkah laku saja, namun sejarah dan konflik
yang terjadi juga dapat dianalisis melalui ilmu antropologi

6. Kebudayaan Dan Pancasila

Kebudayaan Indonesia ialah kebudayaan yang berdasarkan


Pancasila. Ada dua hal yang dikandung dalam Pancasila, Yaitu Pluralisme
dan Teosentrisme. Demokrasi terletak dalam partisipasi seluruh warga
negara dalam kebudayaan. Kebudayaan Indonesia dapat didefinisikan
sebagai seluruh kebudayaan Indonesia yang telah ada sebelum
terbentuknya negara Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan
tempat yang berasal daripada kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam
suku-suku. Kebudayaan tersebut telah mengikat dan mempersatukan setiap
kelompok suku bangsa Indonesia. Budaya kelompok akan tercermin dalam
sikap atau kepribadian kelompok itu. Hal ini dapat dilihat saat kebudayaan
kelompok pertama kali membentuk kita sebagai manusia yang menganut
dan menghargai nilai- nilai bersama. Dengan demikian kelompok suku
bangsa akan tumbuh menjadi manusia berbudaya dengan “kondisioning”
terhadap nilai-nilai masyarakat sekitar, melalui orang tua dan keluarga.

14
7. Pancasila Berakar Dari Kebudayaan

Kita telah mengetahui bahwa kebudayaan Indonesia adalah


kebudayaan yang berdasarkan pancasila. Itu berarti berkaitan erat dengan
kebudayaan Indonesia. Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai nilai atau
simbol . Kita gambarkan sebagai suatu perusahaan. Dalam sebuah
perusahaan yang sibuk, Kegiatan yang nampaknya bersifat praktis dan
sehari-hari saja, misalnya, ada aspek kebudayaannya, ada nilai dan
simbolnya. Nilai terletak pada kerja kerasnya, sedangkan symbol
modernitas ialah sistem organisasi, makin modern system semakin abstrak
yang impersonal, berbeda dengan managemen perorangan atau keluarga.
Begitu juga Indonesia sebagai bangsa dan negara. Kebudayaan itulah yang
memberi ciri khas keindonesiaan. Hasil perkembangan kebudayaan
pancasila yang paling spektakuler adalah Bahasa Indonesia. Karena
melalui bahasa indonesia, Koneksi sosial antar etnis dan kebudayaan dapat
terjalin dengan sangat baik. Pluralisme mengatur hubungan luar antar
kebudayaan, prinsip yang mengatur substansi Demokrasi kebudayaan yang
berdasar Pancasila ialah teosentrisme ( tauhid, serba- Tuhan dalam etika,
Ilmu, dan estetika). Orang protestan akan lebih suka theonomy ( theos,
Tuhan: Nomos, hukum). Istilah teonomi berasal dari paul Tillich ( 1886-
1965 ), hubungan dinamis antara yang absolute dengan yang relatif, antara
agama dengan kebudayaan.

Menurut konsep ini Pancasila adalah sebuah teonomi , karena


berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Keempat sila yang lain
adalah kebudayaan , yang relatif. Keperluan manusia diakui sepenuhnya,
asal keperluan itu tidak bertentangan dengan pertimbangan keagamaan.
Demokrasi kebudayaan dalam Pancasila dapat dimengerti dari sila “
Persatuan Indonesia” yang berarti sebuah (1) Pluralisme, dan (2)
teosentrisme dari semangat sila yang pertama ketuhanan Yang Maha esa” .
Demokrasi kebudayaan itu harus mampu memberikan masa depan yang
lebih. Jadi untuk menjawab “ Mengapa Pancasila Berakar Dari
Kebudayaan ?” Karena di dalam Pancasila terdapat terkandung nilai
kebudayaan, di mana nilai tersebut adalah nilai tertinggi dalam hal

15
persatuan bangsa yang tercantum di dalam sila ketiga. Dan dengan
menjunjung nilai teosentris pada sila pertama, kepentingan lain
berdasarkan setiap sila tidak bertentangan dengan pertimbangan
keagamaan . misalkan : Pembunuhan genosida demi mempertahankan
keutuhan suatu budaya etnis tidak dengan ketentuan agama. Jadi
sekiranya, dari tindak perkembangan budaya itu sendiri harus sesuai
dengan nilai Pancasila . Karena Pancasiala mencerminkan kebudayaan kita
bangsa Indonesia.7

7 Syaripudin, Implikasi Eksistensi Manusia terhadap Konsep Pendidikan Umum (Thesis),  (Bandung: IKIP


Bandung, 1994), hlm. 59.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar


pijakan atau titik tolak. dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan. jenis-jenis landasan pendidikan ada 3 yaitu landasan religius
pendidikan, landasan filosofis pendidikan, landasan ilmiah pendidikan.

Kontruktivisme berasal dari kata kontruktiv dan isme yang berarti


paham atau aliran. kontruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri.
kita telah melihat dan membaca bahwa pancasila memang berakar dari
kebudayaan bangsa Indonesia. Karena dari segi pancasila terkandung
kebudayaan yang menekankan persatuan serta sebaliknya. Tidak lupa dari segi
pancasila yang merupakan lima asas atau prinsip-prinsip yang harus di junjung
tinggi sebagai bangsa Indonesia.

B. Saran

Demikianlah makalah berjudul “ Landasan Pendidikan dan Jenis


Landasan Pendidikan, Landasan pendidikan Kontruktivisme dan Landasan
pendidikan Pancasila “. Ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang ada.
Sehingga perlulah bagi kami , dari para kelompok untuk memberikan saran
yang membantu supaya makalah ini mendekati lebih baik . Atas perhatian
anda semuanya, kami ucapkan terimakasih.

17
DAFTAR PUSTAKA

 Abdullah, A.R.S.,(1991), Educational Theory, A Quranic Outlook (Alih


bahasa:Mutammam), CV Diponegoro, Bandung.

 Muchtar, O., (1976), Pendidikan Nasional Indonesia, Pengertian dan


Sejarah Perkembangan, Balai penelitian, IKIP Bandung.

 Muchtar, O, (Penyunting), (1991), Dasar-Dasar Kependidikan, IKIP


Bandung.

 Mudyahardjo, R., (2001), Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar,


PT.Remadja Rosdakarya, Bandung.

 Syam, M. N., (1984), Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan


Pancasila, Usaha Nasional, Surabaya-Indonesia.

 Syaripudin, T., (1994), Implikasi Eksistensi Manusia terhadap Konsep


Pendidikan Umum (Thesis), Program Pascasarjana IKIP Bandung.

18

Anda mungkin juga menyukai