Anda di halaman 1dari 12

MENDESKRIPSIKAN IMPLEMENTASI PILAR

PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK II :


APRILIA DHEANA
BRIMAGHAMA ILHAMI
CINTIA PRATAMA PUTRI
INTAN SURI BAGINDO
YULIA SANI PUTRI
YATI ASRI MAINI

DOSEN PEMBIMBING :
EFRIANTO, M. Pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PESISIR SELATAN
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun
pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pilar Pendidikan” tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini, penulis
banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari
berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Padang, 9 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 1
BAB II................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
1. Pengertian Pilar-Pilar Pendidikan ........................................................................... 2
2. Jenis-Jenis Pilar Pendidikan .................................................................................... 2
a. Learning to know ................................................................................................ 2
b. Learning to do ..................................................................................................... 3
c. Learning to be ..................................................................................................... 4
d. Learning to live together ..................................................................................... 4
e. Learning to believe in God.................................................................................. 5
3. Implikasi Pilar-Pilar Pendidikan ............................................................................. 5
BAB III ............................................................................................................................... 8
PENUTUP .......................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 8
B. Saran ....................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain
kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan
bagi suatu bangsa, bagaimanapun mesti diprioritaskan. Sebab kualitas pendidikan
sangat penting artinya, karena hanya manusia yang berkualitas saja yang bisa
bertahan hidup di masa depan. Manusia yang dapat bergumul dalam masa dimana
dunia semakin sengit tingkat kompetensinya adalah manusia yang berkualitas.
Manusia demikianlah yang diharapkan dapat bersama-sama manusia yang lain
turut bepartisipasi dalam percaturan dunia yang senantiasa berubah dan penuh
teka-teki.
Sebagai mahasiswa jurusan keguruan dan ilmu pendidikan sudah
selayaknya kita mengetahui tentang pendidikan itu sendiri khususnya apa saja
unsur-unsur pendidikan sampai dengan pilar-pilar pendidikan. Disini dirasakan
perlu mengetahui apa saja pilar-pilar dari pendidikan itu sendiri agar senantiasa
para penikmat pendidikan bisa berorientasi pada produk dan hasil belajar. Dalam
pembahasan mengenai pilar-pilar pendidikan kita sebagai calon pendidik
diharapkan bisa nantinya untuk mengaplikasikan pilar-pilar ini ketika turun ke
lapangan serta mampu membangun kesadaran kepada peserta didik untuk
mengembangkan tujuan pendidikan dari pilar-pilar pendidikan yang ada.

B. Rumusan Masalah
1) Menjelaskan Pilar-Pilar Pendidikan
2) Menjelaskan Implementasi masing masing Pilar Pendidikan

C. Tujuan Masalah
1) Agar mengetahui serta memahami apa itu Pilar-Pilar Pendidikan
2) Implementasi dari Pilar-Pilar tersebut

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pilar-Pilar Pendidikan

Menurut Prof. Herman H. Horn, pendidikan adalah proses abadi


penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah berkembang secara spesifik dan
mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam
sekitar, intelektual, emosional, dan kemauan dari manusia. Sedangkan menurut
Prof. Dr. Jhon Dewey pendidikan adalah suatu proses pengalaman.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai
proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman
yang lebih tinggi mengenai objek tertentu dan spesifik.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pilar artinya tiang penguat (dari
batu, beton). Selain itu, pilar juga diartikan sebagai dasar,induk dan pokok. Pilar
pendidikan adalah sebagai dasar atau pokok untuk mencapai pengetahuan dan
pemahaman bagi individu secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada
Tuhan.

2. Jenis-Jenis Pilar Pendidikan


Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain
kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu,
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United, Nations,
Scientific and Cultural Organization) mencanangkan lima pilar pendidikan baik
untuk masa sekarang maupun masa depan.

a. Learning to know
Pilar pertama ini memiliki arti bahwa para peserta didik dianjurkan untuk
mencari dan mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melalui
pengalaman-pengalaman. Hal ini akan dapat memicu munculnya sikap kritis dan
semangat belajar peserta didik. Learning to know selalu mengajarkan tentang arti
pentingnya sebuah pengetahuan, karena di dalam Learning to know terdapat
Learning how to learn, artinya peserta didik belajar untuk memahami apa yang
ada disekitarnya, karena itu adalah proses belajar. Hal ini sesuai pendapat Abu

2
Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:128) yaitu belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Learning to know juga mengajarkan tentang Live long of education
disebut dengan belajar sepanjang hayat. Arti pendidikan sepanjang hayat (Long
Life education) adalah bahwa pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi
dewasa, tetapi berlanjut sepanjang hidupnya.

b. Learning to do
Konsep Learning to do terkait bagaimana kita mengadaptasikan
pendidikan sehingga mampu membekali siswa bekerja untuk mengisi berbagai
jenis lowongan pekerjaan dimasa depan. Dalam hal ini pendidikan di harapkan
mampu menyiapkan siswa berkaitan dengan dua hal. Pertama, berhubungan
dengan ekonomi industri, dimana para pekerja memperoleh upah dari
pekerjaannya. Kedua, suatu usaha yang kita kenal sebagai wirausaha, para
lulusan sekolah menyiapkan jenis pekerjaannya sendiri dan menggaji dirinya
sendiri (self employment) suatu hal yang patut dicatat dan diimplikasikan dengan
baik dalam kurikulum pembelajaran di sekolah, sejak paruh kedua abad ke-20
yang lalu telah ada pergeseran besar dalam dunia industri jika dulu lebih berfokus
kepada pekerjaan fisik dilingkungan manufaktur, maka saat ini justru yang banyak
berkembang yaitu layanan jasa, pekerjaan ini semakin dibutuhkan dengan
berkembang pesatnya teknologi komunikasi dan informasi.
Belajar untuk bekerja, Learning to do adalah belajar atau berlatih
menguasai keterampilan dan kompetensi kerja. Pada perkembangannya, dunia
usaha/dunia industri menuntut agar setelah lulus, para siswa pembelajar siap
memasuki lapangan kerja, sehingga seharusnya ada link and match antara sekolah
dengan dunia usaha. Keterampilan dan kompetensi kerja yang harus dikuasai
siswa, sejalan dengan tuntutan perkembangan dunia industri yang semakin tinggi,
tidak sekedar pada tingkat keterampilan kompetensi teknis bahkan sampai dengan
kompetensi profesional.

3
Keterampilan merupakan sarana untuk menopang kehidupan seseorang
bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan semata.

c. Learning to be
Belajar untuk menjadi manusia yang utuh ( learning to be ), mengharuskan
tujuan belajar dirancang dan diimplementasikan sedemikian rupa sehingga
pembelajar menjadi manusia yang utuh. Manusia yang utuh adalah manusia yang
seluruh aspek kepribadiannya berkembang secara optimal dan seimbang, baik
aspek ketakwaan terhadap tuhan, intelektual, emosi sosial, fisik, maupun moral.
Seimbang dalam kecerdasan emosional, kecerdasan sosial dan kecerdasan
spritualnya. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan individu-individu yang
banyak belajar dalam mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya. Dalam
kaitan itu mereka harus berusaha banyak meraih keunggulan.
Keunggulan diperkuat dan ditunjang oleh moral yang kuat (being
morality). Moral yang kuat dan wajib ditunjang oleh keimanan inilah yang
diharapkan mampu memandu pembelajar untuk belajar menghargai orang lain.
Penguasaan pengetahuan dan ketarampilan merupakan bagian dari proses
menjadi diri sendiri (learning to be), menjadi diri sendiri diartikan sebagai proses
pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar berperilaku sesuai dengan
norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang yang
berhasil, sesengguhnya merupakan proses pencapaian aktualisasi diri.

d. Learning to live together


Learning to live together mengisyaratkan keniscayaan interaksi bebagai
kelompok dan golongan dalam kehidupan global yang dirasakan semakin
menyempit akibat kemajuan Teknologi Komunikasi dan Informasi.
Komunikasi antar manusia diantara kedua belahan dunia sudah dalam
hitungan detik,agar dapat berinteraksi, berkomunikasi, saling berbagi bekerja
sama, dan hidup bersama saling menghargai dalam kesetaraan sejak kecil anak-
anak sudah dilatih hidup bersama secara damai apalagi bersosialisasi sejak awal
(Being Sociable).

Pada pilar keempat ini kebiasaan hidup bersama,saling menghargai


,memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah, kondisi seperti inilah

4
yang memungkinkan tumbuhnya sikap saling pengertian antar ras suku dan
agama.
Dengan kemampuan yang dimiliki sebagai hasil dari proses pendidikan,
dapat dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan dalam lingkungan dimana
individu tersebut berada dan sekaligus mampu menempatkan diri sesuai dengan
perannya. Pemahaman tentang diri dan orang lain dalam kelompok belajar
merupakan bekal bersosialisasi dimasyarakat (learning to live together). Untuk itu
semua pendidikan di indonesia harus diarahkan pada peningkatan kualitas
kemampuan interektual dan profesional serta sikap kepribadian dan moral.
Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian maka
pada gilirannya akan menjadikan masyarakat Indonesia masyarakat yang
bermatabat dimata manusia.

e. Learning to believe in God


Belajar untuk beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa (learning to believe
in God) berdasarkan dengan teologi bahwa faktanya Tuhan Yang Maha Esa
menciptakan manusia lenglap dengan berbagai potensi yang diberikan
kepadanya,termasuk potensi kemauan dan kehendak diri serta kemampuan
memilih dan berupaya untuk mandiri. Dengan dua potensi itu, manusia diberi
ruang sepenuhnya guna memutuskan dan bersikap. Pilar ini sangat penting dalam
proses pembelajaran dan sistem pendidikan, yang bertujuan untuk membentuk
kepribadian dan karakter serta akhlak mulia. Dalam artian ini bahwa pengetahuan
yang dicari seorang harus dapat memberi manfaat untuk isi alam itu sendiri dan
bagaimana mngelolahnya untuk kebaikan bersama secara berkelanjutan yang
secara religius dapat dipertanggungjawabkan kepada Yang Maha kuasa.

3. Implikasi Pilar-Pilar Pendidikan


1. Learning to know
Guru adalah orang yang identik dengan pihak yang memiliki tugas dan
tanggung jawab membentuk karakter generasi bangsa. Di tangan gurulah tunas-
tunas bangsa ini terbentuknya sikap dan moralitasnya. Guru memiliki peranan
yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang
dilaksanakannya. Untuk itu guru hendaklah memikirkan dan membuat

5
perencanaan untuk meningkatkan kemampuan belajar bagi siswa dan
memperbaiki kualitas mengajarnya seorang guru dapat dikatakan profesional jika
mampu mengembangkan kompotensi individunya dan tidak banyak bergantung
pada orang lain.

2. Learning to do
Sekolah adalah wadah bagi masyarakat untuk belajar dan hendaknya
memfasilitasi siswanya untuk mengembangkan keterampilan yang dimiliki serta
bakat dan minatnya agar “learning to do” dapat terwujud. Secara umum bakat
adalah kemampuan potensial seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa
yang akan datangl. Sedangkan minat adalah kecenderungan yang tinggi atau
dipengaruhi oleh faktor keturunan, namun tumbuh dan berkembangnya minat dan
bakat anak tergantung pada lingkungannya.

3. Learning to be
Konsep Learning to be harus diperhatikan oleh praktisi untuk melatih
siswa agar memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Kepercayaan merupakan modal
utama bagi siswa untuk hidup dalam masyarakat. Penguasaan pengetahuan dan
keterampilan merupakan bagian dari proses menjadi diri sendiri. Belajar
berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat belajar
menjadi orang berhasil sesungguhnya merupakan proses pencapaian aktualisasi
diri.

4. Learning to live together


Learning to live know merupakan intrusmen pemahaman akan diri sendiri
dan orang lain serta wawasan untuk dapat belajar hidup kebersamaan. Learning to
do memungkinkan pembelajar untuk mengaplikasikan pemahamannya dan
bertindak secara kreatif terhadap lingkungan sehingga tercapai kehidupan
kebersamaan yang damai. Learning to be menggaris bawahi dimensi penting
dalam pengembangan hubungan sosisal manusia merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan kebersamaan. Learningto live together menjadi
penting khususnya menghadapi dunia yang penuh konflik dan banyaknya
pelanggaran dan hak-hak asasi manusia.

6
5. Learning to believe in God
Pengetahuan yang dicari seseorang haruss dapat memberikan manfaat
untuk isi alam itu sendiri dan bagaimana mengelolanya untuk kebaikan bersama
secara berkelanjutan. Secara religius dapat dipertanggung jawabkannya kepada
Yang Maha kuasa.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pilar-pilar pendidikan tersebut dirancang dengan sangat bagus dan dengan
tujuan yang sangat bagus pula. Dengan mengaplikasikan pilar-pilar tersebut,
diharapkan pendidikan yang berlangsung di seluruh dunia termasuk Indonesia
dapat menjadi lebih baik.
Namun masih banyak aspek penghalang dalam pelaksanaan tersebut baik
mengenai SDMnya, fasilitasnya, perbedaan pola pikir setiap masyarakat atau
daerah dalam memandang arti penting pendidikan dan kendala-kendala lain.
Persoalan pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama, karenanya
tentu secara bersama-sama pula kita mencari alternative pemecahannya. Mudah-
mudahan ke empat pilar tersebut dapat kita realisasikan dan akan nampak hasinya.

B. Saran
Mari melakukan introspeksi diri sejauh mana kita sudah melakukan yang
terbaik untuk perubahan dan perbaikan terhadap persoalan pendidikan yang
melilit negeri ini. Satu harapan kita semua agar dunia pendidikan di Indonesia
bisa menjadi lebih baik dan berkualitas.

8
DAFTAR PUSTAKA

Syafril, Zelhendri Zen, dkk. (2012). Pengantar Pendidikan. Padang: SUKABINA


PRESS.
Syafril, Zelhendri Zen. (2017). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Depok:
KENCANA.
http://nurrokhimrantaufajar.blogspot.co.id/2014/04/strategi-pembelajaran.html

Anda mungkin juga menyukai