Anda di halaman 1dari 20

MATERI TENTANG PEDIDIKAN

Mata Kuliah : Ilmu pendidikan


Dosen Pengampu : Dr. Firman spd. Mpd

Disusun Oleh:

Nurhafidah (2202050066)

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Materi Tentang
pendidikan ”

Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk mata kuliah Ilmu
Pendidikan. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan kepada penulis.

Ucapan terima kasih dan penghargaan tersebut penulis sampaikan kepada :

1. Allah SWT
2. Dr. Firman spd. Mpd
3. Teman-teman, dan semua yang telah memberi dorongan dan semangat
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan ataupun materi. Mengingat akan kemampuan yang penulis miliki
untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Palopo, 19 November 2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTA......................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Tujuan Pendidikan ....................................................................................2
1. Pengertian Tujuan Pendidikan......................................................2
2. Fungsi Tujuan Pendidikan ............................................................2
3. Jenis dan Herarki Tujuan Pendidikan ...........................................4
B. Faktor Pendidik ........................................................................................6
1. Hakikat Pendidik ..........................................................................6
2. Macam-macam Pendidik ..............................................................7
3. Karekteristik Pendidik ..................................................................11
4. Tanggung Jawab Pendidik............................................................12
5. Guru Sebagai Pendidik .................................................................13
6. Kewibawaan Pendidik ..................................................................16
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN .........................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu upaya manusia untuk bisa menggapai cita
citanya, sebagaimana defenisi pendidikan itu sendiri adalah aktifitas atau usaha
manusia untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi bawaan baik jasmani maupun
rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan untuk
memperoleh hasil dan potensi. Dengan pendidikan ini pula manusia berpikir lebih
maju dan ingin selalu mengetahui sesuatu yang semula sebelum tahu menjadi tahu,
karena penemuan-penemuan itu pula maka terjadilah yang namanya inovasi. Dan
guna efesiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas.

Faktor pendidikan dan hubungan timbal balik pendidikan (formal) berperanan


penting dalam mencetak generasi yang siap terjun ke tengah masyarakat. Sebagian
masyarakat menganggap bahwa pendidikan mahal dan hanya menghabiskan uang.
Disinilah perlunya pendekatan dari pihak sekolah untuk mensosialisasikan pentingnya
pendidikan bagi anak-anak. Perencanaan pendidikan yang baik akan menghasilkan
output yang berkualitas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Hubungan Timbal Balik antar Faktor Pendidikan ?
2. Apa macam – macam Faktor Pendidikan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Hubungan Timbal Balik antar Faktor Pendidikan
2. Untuk mengetahui Hubungan Timbal Balik antar Faktor Pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Pendidikan
1. Pengertian Tujuan
Kata tujuan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
sendiri,memiliki arti yaitu maksud, arah, yang dituju, dan tuntutan (yang
dituntut).Sedangkan, kata tujuan memiliki definisi atau pengertian yang
dikemukakanoleh beberapa orang ahli, yaitu:
a. H.R. DAENG NAJA
Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh
suatuorganisasi di masa yang akan datang dan manajer bertugas
mengarahkan jalannya organisasi untuk mencapai tujuan tersebut
b. KEN MCELROY
Tujuan merupakan langkah pertama dalam proses mencapaikesuksesan
dan tujuan juga merupakan kunci mencapai kesuksesan
c. YAYASAN TRISAKTI
Tujuan merupakan kunci untuk menentukan atau merumuskan apayang
akan dikerjakan, ketika pekerjaan itu harus dilaksanakan dan disertai pula
dengan jaringan politik, prosedur, anggaran serta penentuan program
d. TOMMY SUPRAPTO
Tujuan merupakan realisasi dari misi yang spesifik dan dapatdilakukan
dalam jangka pendek.
Tujuan merupakan pernyataan tentangkeadaan yang diinginkan di mana
organisasi atau perusahaan bermaksuduntuk mewujudkannya dan sebagai
pernyataan tentang keadaan di waktuyang akan datang di mana organisasi sebagai
kolektivitas mencoba untukmenimbulkannya.
2. Fungsi Tujuan Pendidikan.
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik,luhur,
pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan
mempunyai dua fungsi yaitua.
a. memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan
sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan
pendidikan.Tujuan pendidikan menduduki posisi penting diantara
2
komponen pendidikan lainya. Tujuan pendidikan bersifat normatif, yaitu
mengandung unsur-unsur norma bersifat memaksa, tetapi
tidak bertentangan dengan hakikat perkembangan peserta didik serta dapat
diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang baik.
b. Sehubungan dengan fungsi tujuan yang demikian penting itu,
makamenjadi keharusan bagi pendidik untuk memahaminya.
Kekurang pahaman pendidik terhadap tujuan pendidikan dapat mengakibat
kankesalahan didalam melaksanakan pendidikan. Gejala yang
demikianoleh Langeveld disebut salah teoritis (Langeveld, 1955).
3MenurutUndang-Undang RI no. 20 tahun 2003, pada pasal 3 disebutkan
bahwaPendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalamrangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang be
riman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia,sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yangdemokratis serta bertanggung jawab.
secara akademik pendidikan memiliki beberapa tujuan :
a. Mengoptimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
dimilikioleh siswa.
b. Mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi untukmenghindari
sebisa mungkin anak-anak tercabut dari akar budaya dankehidupan
berbangsa dan bernegara.
c. Mengembangkan daya adaptabilitas siswa untuk menghadapi situasi
masadepan yang terus berubah, baik intensitas maupun persyaratan
yangdiperlukan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Meningkatkan dan mengembangkan tanggung jawab moral siswa,
berupakemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang
salah,dengan spirit atau keyakinan untuk memilih dan
menegakannya.Tujuan pendidikan umumnya bersifat universal. Baik
tujuan pendidikanumum maupun tujuan pendidikan kejuruan, biasanya
mengikuti alur tujuan pendidikan pada umumnya. Hanya titik tekannya
berbeda.

3
3. Jenis dan Hierarki Tujuan Pendidikan
Menurut Undang-Undang RI no. 20 tahun 2003, pada pasal 3
disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan d
anmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada TuhanYang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, danmenjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Ada
empat rumusan tujuan pendidikan di Indonesia :

a. Rumusan tujuan pendidikan menurut UU No. 4 tahun 1950, tecatum dalam


bab II pasal 3 yang berbunyi “tujuan pendidikan dan pengajaran
membentukmanusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
b. Rumusan tujuan pendidikan menurut ketetapan MPR No. II tahun 1960
yang berbunyi tujuan pendidikan ialah mendidik anak ke arah
terbentuknya manusiayang berjiwa pancasila dan bertanggung jawab atas
terselenggaranyamasyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makmur
material dan spiritual.
c. Rumusan tujuan pendidikan menurut sistem pendidikan nasional
pancasiladengan penetapan Presiden no. 19 tahun 1965 yang berbunyi
tujuan pendidikannasional kita, baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun swasta,
dari pendidikan prasekolah sampai pendidikan tinggi, supaya melahirkan
warganegara sosialis Indonesia yang susila, yang bertaggung jawab
atasterselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia, adil dan makmur baik
spiritualmaupun material yang berjiwa pancasila.
d. Rumusan tujuan pendidkan menurut ketetapan MPRS No. 2 tahun 1960
yang berbunyi tujuan pendidikan ialah membetuk manusia pancasialis seja
ti berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang dikehendaki oleh pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
dan isi Undang-Undang Dasar 1945.

4
Tujuan pendidikan dan pengajaran dapat dibedakan dan
disusunmenurut hirarki sebagai berikut: tujuan umum, tujuan institusional,
tujuankurikuler, dan tujuan intruksional
1. Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia adalah manusia yang
berjiwa Pancasila
2. Tujuan Institusional ialah tujuan pendidikan yang akan dicapai menurut
jenisdan tingkatan sekolah atau lembaga pendidikan masing-masing,
biasanyatercantum dalam kurikulum sekolah atau lembaga pendidikan
yang harusdicapai setelah selesai belajar, Tujuan Institusional ini
berbentuk StandarKompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan
untuk satuan
pendidikandasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dala
mmenentukan kelulusan peserta didik.Standar Kompetensi Lulusan
tersebut meliputi standar kompetensi lulusanminimal satuan pendidikan
dasar dan menengah, standar kompetensi lulusanminimal kelompok mata
pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimalmata pelajaran.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No23 Tahun
2006 menetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk
SatuanPendidikan Dasar dan Menengah. Lampiran Permen ini meliputi:
- SKL Satuan Pendidikan & Kelompok Mata Pelajaran
- SKL Mata Pelajaran SD-MI
- SKL Mata Pelajaran SMP-MTs
- SKL Mata Pelajaran SMA-MA
- SKL Mata Pelajaran PLB ABDE
- SKL Mata Pelajaran SMK-MAK 7
3. Tujuan kurikuler adalah tujuan kurikulum sekolah yang telah
diperincimenurut bidang studi atau mata pelajaran atau kelompok mata
pelajaran.
4. Tujuan intruksional adalah tujuan pokok bahasan atau tujuan sub
pokok bahasan yang diajarkan oleh guru. Tujuan intruksional dibedakan
menjadi duamacam yaitu tujuan intruksional umum (TIU) dan tujuan
intruksional khusus(TIK).

5
- Umumnya tujuan intruksional umum berada pada tiap-tiap
pokok bahasan yang telah dirumuskan didalam kurikulum sekolah,khususn
ya didalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran(GBPP).
- Tujuan intruksional khusus adalah tujuan pengajaran yangdiharapkan
dapat dicapai oleh siswa pada akhir tiap jam
pelajaran, biasanya dibuat oleh guru yang dimuatkan didalam satuan pelaja
ran (satpel)
B. Faktor Pendidik
1. Hakikat Pendidik
Dari segi bahasa, pendidik, sebagaimana dijelaskan oleh WJS.
Poerwadaminta adalahorang yang mendidik, yang berarti bahwa pendidik adalah
orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik.
Dalam bahasa inggris dijumpai kata seperti Teacher yang berarti guru
ataumengajar, atau guru yang mengajar. Dalam bahas Arab dijumpai kata ustadz,
mudarris, mu’allim, dll. Kata ustadz yang bearti guru, jenjang dibidang itelektual,
pelatih, penulis dan penyair.
Para pemimpin dapat menjadi pendidik bagi orang-orangyang
dipimpinnya, bahkan seorang teman sebayanya. Jadi, siapa pun yang melibatkan
danmengambil peranan dalam memberikan bimbingan, pengajaran dan pelatihan
terhadap orang
lain bisa disebut sebagai pendidik, asalkan didalamnya, seperti disyaratkan Noeng
Muhadjir, “Terdapat upaya normatif untuk membantu orang lain agar dapat
berkembang ke arah yang lebih baik.Istilah pendidikan di dalam islam disebut
dengan beberapa istilah seperti mu’addib,murabbi, dan mu’allim. Walaupun
istilah itu masih terbedakan, karena masing-masing memilikikonotasi dan
penekanan makna yang agak berbeda, namun dalam sejarah pendidikan
islamketiganya selalu digunakan secara bergantian. Persoalan yang segera timbul
ialah siapakah pendidik itu?Berdasarkan pernyataan Nabi saw. Dalam hadisnya:
“Tuhanku telah mendidikku, makamenjadi baiklah pendidikanku,’’nyatalah
bahwa Allah swt. Adalah pendidik Agung bagi para Nabi dan seluruh
alam semesta. Dialah Mu’addib Agung dan dia pulalah Murabbi Agung yang
telah mendidik para Nabi dan Rasul-Nya.
Dia jugalah Mu’allim Agung yang telahmembelajarkan Adam as., nenek
moyang umat manusia, tentang segala sesuatu.Akan tetapi, seperti dikatakan oleh
6
AI Rasyidin, bahwa Allah swt. Tidaklah berinteraksidan peranan sebagai pendidik
bagi umatnya. Orang tua adalah pendidik pertama bagi anak dankeluarganya.
Allah swt. Mewajibkan setiap orang untuk mendidik dan memelihara
dirinya pribadinya dan sekaligus mendidik dan membimbing keluarganya
agar tidak tyang tergelincir kedalam api neraka.
2. Macam-Macam Pendidik
Dalam kehidupan masyarakat luas yang berperan sebagai pendidik adalah
para’ulama’ dan ahl al-dzikir. Baik ulama maupun ahl al-dzikr, sekalipun
pengertiannya dapat dibedakan,akan tetapi keduanya tidak lain adalah orang-
orang yang memiliki ilmu pengetahuan yangmendalam dan memiliki otoritas
keilmuan dalam bidangnya, yang tentu saja memiliki sifat-sifatyang terpuji.Orang-
orang seperti itulah yang diberi amanah sebagai pendidik dalam islam.
Karenatidak mengherankan jika para pakar pendidikan islam menetapkan syarat-
syarat yang cukup ketatsebagai kriteria yang seyogianya dimilki oleh seorang
pendidik, seperti khasy yah, istiqomah, sabar, berilmu, cerdas dan terampil,
penyantun, dan berbagai sifat terpuji lainnya yangmenunjukkan kemuliaan dan
beratnya beban tugas seorang pendidik yang diamanahkankepadanya.
Peranan pendidik dalam pendidikan islam, menyebabkan ditemukan
bebagai persyaratanditemukan berbagai persyaratan untuk dapat diangkat sebagai
guru. Syarat-syarat itu antara lain:
a. Persyaratan usiaTugas pendidik adalah tugas yang sangat penting
karena menyangkut perkembanganseseorang atau menyangkut nasib
orang di mas depan. Sebab itu, tugas tersebut harus dilakukansecara
bertanggung jawab. Tugas tersebut harus dilakukan secara bertanggung
jawab. Tugastersebut hanya dapat dilakukan oleh orang yang sudah
dewasa.Memang dewasa umur bukan jaminan bahwa seseorang
mampu dan bertanggung jawabdalam mendidik. Akan tetapi,
menyerahkan tanggung jawab kepada orang-orang yang belumdewasa
merupakan tindakan yang fatal. Itulah sebabnya syarat kedewasaan
hanya merupakan persyaratan awal yang memerlukan persyaratan-
persyaratan lainnya.
b. Persyaratan Kesehatansehat akan berakibat tidak berfungsinya proses
pendidikan. Karena itulah, syaratkesehatan menjadi penting dalam
melaksanakan tugas sebagai pendidik.
7
c. Persyaratan MoralSyarat ini amat penting dimiliki untuk melaksanakan
tugas-tugas mendidik selainmengajar. Bagaimana seorang pendidik
dapat memberikan contoh-contoh kebaikan kalau dirinyasendiri tidak
memiliki moral yang tinggi.
Peranan pendidik dalam komunitas dan dalam pendidikan,
bukan sekedar sebagai pembimbing pengetahuan yang baik, melainkan
juga sebagaiteladan keutamaan dalam perbuatan yang baik. Mendidik
bukanlah suatu profesi yang bisadijual, melainkan suatu peranan yang
ditampilkan secara penuh dan sempurna. Karena itulah, persyaratan
moral merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar
lagi untuk diangkat sebagai pendidik.Peran Pendidik Secara Pribadi Adalah:
a. Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk senantiasa
merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk berpastipasi di
dalamnya.
b. Pencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik
untuk
siswa bukan untuk seluruh masyarakat. Pendidik menjadi ukuran bagi
norma-normatingkah laku.
c. Pencari keamananan, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi
siwa.Pendidik menjadi tempat berlindung bagi siw-siswa untuk
memperoleh rasa amandan puas didalamnya.
Mengenai tugas pendidik , ahli-ahli pendidikan islam juga ahli pendididkan barat telah
sepakat bahwa tugas penddiik ialah mendidik. Mendidik adalah tugas yang amat lu
as. Mendidik itu sebagiandilakukan dalam bentuk mengajar, sebagian dalam bentuk
memberikan dorongan, memuji, menghukum,memberi contoh, membiasakan, dan lain-lain.
a. Dalam pendidik di sekolah, tugas guru sebagian besar adalah mendidik dengan cara mengajar.
Tugas pendidik di dalam rumah tangga sebagian besar, bahkan mungkin seluruhnya,
berupamembiasakan, memberikan contoh yang baik, memberikan pujian, dorongan, dan lain-
lain yangdiperkirakan menghasilkan pengaruh positif bagi pendewasaan anak. Jadi,
secara umum, mengajarhanyalah sebagai dari tugas pendidik.
Dalam literatur barat diuraikan tugas-tugas pendididk selain mengajar. Tugas-tugas
selain mengajarialah berbagai macam tugas yang sesungguhnya bersangkutan dengan mengajar,
yaitu tugas membuat persiapan mengajar, tugas mengevaluasi hasil belajar, dan lain-

8
lain yang selalu bersangkutan dengan pencapaian tujuan pengajaran sebagai
berikut:
1. Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan berbagai
caraseperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket, dan sebagainya..
2. Berusaha menolong anak didik mengembnagkan pembawaan yang baik dan
menekan perkembangan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang.
3. Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewas dengan cara
memperkenalkan berbagai bidang keahlian, keterampilan, agar anak didik
memilihnya dengan tepat.
4. Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan anak
didik berjalan dengan baik.
5. Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik menemui kesulitan
dalammengembangkan potensinya.
b. Dalam tugas tersebut diatas tidak disebut dengan jelas tugas pendidik yang
terpenting,yaitu mengajar.
Sebenarnya, dalam teori pendidikan barat, tugas pendidik tidak hanya
mengajar,mereka bertugas juga mendidik dengan cara selain mengajar, sama saja
dengan tugas pendidikdalam pendidikan islam. Perbedaanya ialah tugas-tugas itu
dikerjakan mereka untuk mencapaitujuan pendidikan sesuai dengan keyakinan
filsafat mereka tentang manusia yang baik menurutmereka. Sikap demokratis,
sikap terbuka, misalnya, dibiasakan dan dicontohkan kepada murid.Hal itu
kelihatan terutama dalam metode mengajar yang digunakan mereka, juga dalam
prilaku pendidik di barat. Jadi, perbedaanya bukan terletak pada tugas pendidik,
melainkan kepadasistem.
Dalam literatur yang ditulis oleh ahli pendidikan islam, tugas pendidik
ternyata bercampur dengan syarat dan sifat pendidik. Ada beberapa pernyataan ten
tang tugas pendidikyang dapat disebutkan disini, yangdiambil dari uraian penulis
Muslim tentang syarat dan sifat pendidik, mislanya sebagai berikut:
1. Seseorang pendidik harus mengetahui karakter murid (Al-Abrasyi,
1974:133)
2. seorang pendidik harus selalu berusaah meningkatkan keahliannya, baik
dalam bidang yang diajarkannya maupun dalam cara mengajarkannya. (Al
-Abrasyi1974:134)

9
3. seorang pendidik harus mengamalkan ilmunya, jangan berbuat berlawan
denganilmu yang diajarkannya (Al-Abrasyi 1974:144)
Tugas-tugas pendidik yang diajarkan oleh penulis Muslim ini dapat
ditambahkan dengankepada tugas-tugas pendidik yang dianjurkan oleh Soejono
diatas.dalam tugas-tugas ini pun tidakdisebut secara tegas tugas pendidik sebagai
pengajar bidang studi. Memang, ada kesulitan untukmengetahui apa sebenarnya
tugas pendidik dalam pandangan penulis muslim karena merekamencampurkan
tugas, syarat dan sifat pendidik. Untuk sementara dapatlah dipegang bahwatugas
pendidik dengan empat butir dari soejono seperti disebut diatas ditambah dengan
empat butir dari buku Al-
abrasyi seperti dikutipkan diatas, jadi ada dalam islam mendidik ialahmendidik
muridnya, dengan cara mengajar dan dengan cara-cara lainnya, menuju
tercapainya perkembangan maksimal sesuai dengan nilai-
nilai islam. Untuk memperoleh kemampuanmelaksanakan tugas itu secara
maksimal.Disamping itu, tugas pendidik menurut islam, mendidik dipaandang
sebagai suatu tugas yangsangat mulia. Karenya, islam menempatkan orang-orang
yang beriman dan berilmu pengetahuanlebih tinggi derajatnya bila dibanding
dengan manusia lainnya. Mengapa demikian ? karenaorang-orang yang beriman
dan berilmu pengetahuan (ulama) pada dasarnya merupakan penerustugas-tugas
para nabi dan rasul untuk mendidik umat manusia.Menurut ahli pendidikan islam,
secara umum,tugas pendidik adalah mendidik, aktivitasmendidik itu sebahagian
dilakukan dalam bentuk mengajar, melatih, membimbing,
mengarahkan, memberi dorongan, memuji, memberi contoh atau
keteladanan,
membiasakan, bahkan memberi hadiah dan hukuman.karenya, tugas pendidik buk
an hanya sekedar mengajar,tetapi juga memotivasi, menggerakkan, memberi
penguatan, mengklarifikasi, dan memfalisitasi proses pembelajaran, yaitu proses
dimana peserta didik dibina agar dapat merealisasikan seluruh potensi yang
dimilikinya secara maksimal.Dalam islam, tugas utama yang harus diemban
seorang pendidik pada dasarnya adalahmengenalkan dan meneguhkan
kembaliperjanjian suci manusia terhadap Allah Swt, untuk itu,seorang pendidik
harus berupaya mengantarkan peserta didiknya kearah pengenalan
kembalisyahadah kepada Allah Swt yang telah diikrarkan ketika individu manusia
berada dialam ruh.Proses pengenalan itu harus berlanjut pada uapaya edukatif
10
untuk meneguhkan syahadah, yaknikonsistensi pengakuan akan ke-Maha Esaan
Allah Swtdalam seluruh sikap, amal dan sikap perbuatan sepanjang kehidupan.
Dengan demikian, melalui pendidikan islami, pendidikberupayamengantarkan
peserta didik pada keimanan dan kedekatan kepada Allah Swt. Agar tujuan
itutercapai, maka pendidik harus berusaha mensucikan diri atau jiwa peserta
didiknya, sebab hanyadiri atau jiwa-jiwa yang suci sajalah yang dapat menuju dan
dekat dengan Allah Swt, tuhan yangmaha suci. Karenanya,
sebagaimana dikemukakan An-nahlawi, selain bertugas
mengalihakan berbagai pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik, tugas
yang paling utama yangharus pendidik adalah takziyah al-nafs, yaitu
mengembangkan, membersihkan, dan
mengangkat jiwa peserta didik agar sampai kepada penciptanya, menjauhkan dari
kejahatan, dan menjagaagar mereka tetap berada pada fithrahnya.
3. Karakteristik Pendidik
Seorang pendidik haruslah memenuhi syarat-syarat nya. Adapun syaratnya untuk
menjadiseorang pendidik yaitu sebagai berikut:

a. Takwa kepada Allah Swt


Pendidik, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan islam, tidak mungkin
mendidik anak agar bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-
Nya. Sebab ia
adalah teladan bagi muridnya sebagaimana Rasulullah SAW menjadi teladan bagi um
atnya. Sejauh manaseorang pendidik mampu memberi teladan baik kepada murid-
muridnya sejauh itu pulak iadiperkirakan akan berhasil mendidik mereka agar
menjadi generasi penerus bangsa yang baik dan mulia.
b. Berilmu
Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa pemiliknya
telahmempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang diperlukannya
untuk suatu jabatan. Pendidik harus mempunyai ijazah supaya ia dibolehkan
mengajar, kecuali dalam keadaandarurat, misalnya jumlah murid sangat meningkat,
sedang jumlah guru jauh dari padamencukupi, maka terpaksa menyimpang untuk
sementara, yakni menerima guru
yang belum berijazah. Tetapi dalam keadaan normal ada patokan bahwa semakin ting

11
gi pendidikan pendidik makin baik mutu pendidikan dan pada gilirannya makin tinggi
puladerajat masyarakat.
c. Sehat jasmani
Kesehatan jasmani kerap kali dijadikan salah satu syarat bagi mereka yang
melamar untukmenjadi sebagai pendidik. Pendidik yang mengidap penyakit menular
umpamanya, sangatmembahayakan kepada anak-anak, karena kita kenal sekali
dengan ucapan “Mens sana incorpore sano”, yang berartikan didalam tubuh yang
sehat, terdapat jiwa yang sehat.

d. Berkelakuan baik
Budi pekerti pendidik maha penting dalam pendidikan watak murid, pendidik
harus berperan sebagai suri tauladan , karena anak-
anak suka dengan yang bersifat meniru.Diantara tujuan pendidikan ialah, membentuk
akhlak baik pada anak, dan ini hanyamungkin jika pendidik itu berakhlak baik pula,
pendidik yang tidak berakhlak baik, tidakakan mungkin dipercayakan pekerjaannya
mendidik,yang dimaksud dengan akhlak baikdalam ilmu pendidikan islamadalah
akhlak yang sesuai dengan ajaran islam, sepertidicontohkan oleh pendidik utama,
Nabi Muhammad Saw.Diantara akhlak pendidik tersebut ialah:
1. Mencintai jabatannya sebagai pendidik.
2. Bersikap adil terhadap semua muridnya.
3. Berlaku sabar dan tenang.
4. Pendidik harus berwibawa.
5. Pendidik selalu membawakan sifat yang ceria.
6. Pendidik harus bersifat manusiawi.
7. Bekerja sama dengan pendidik lainnyah.
Bekerja sama dengan masyarakat sekitarnyaItulah beberapa penjelasan
mengenai akhlak yang harus tercantum didalam diri
pribadi pendidik menurut ilmu pendidikan islam, yang mana, sifat tersebut haruslah di
miliki olehseorang tenaga kerja pengajar atau sering kita dengan pendidik, karena
dengan sifat itu, niscayamuird akan merasa segan dan akan lebih menghormati dan
menyegani seorang pendidik.
4. Tanggung Jawab Pendidik
Sebagai pendidik atau tenaga pengajar, tentu memiliki tanggung jawab
terhadap apa yangdia emban terhadap dirinya, seperti pendidik harus memiliki
12
tanggung jawab terhadap pesertadidik atau yang ia didik, dan pendidik
harus menyesuaikan terhadap apa yang dia katakandengan apa yang ia perbuat, dan
masih banyak lagi tanggung jawab-tanggung jawab menjadiseorang pendidik seperti
hal nya berikut ini:
a. Meneruskan dan mengembangkan pendidikan yang telah diletakkan (dimulai)oleh
orang tua di rumah atau lingkungan sosial.
b. Meluruskan dan mengarahkan dasar-dasar pendidikan yang kurang baik,
menurutteori ilmu pendidikan dan teori ilmiah dalam pendidikan, agar dapat
dicegahkerugian yang mungkin timbul karena kesalahan pendidikan awal atau
lingkunganyang tidak terkontrol selama ini.
c. Meletakkan dasar-dasar ilmiah dan keterampilan untuk dapat
dikembangkanselanjutnya dalam pendidikan lanjutan, seandainya ada diantara
mereka yangmeneruskan studinya.
d. Mempersiapkan mereka dengan pengetahuan dasar ini untuk
menghadapilingkungan sosialnya, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dan
memulai penghidupannya sesuai dengan kemampuan dan kemudahan yang tersedi
a dilingkungan masing-masing.Segala upaya yang telah dilakukan disekolah
sebagai lembaga pendidikan formal
agar peserta didik yang telah menamatkan pelajaraannya, dapat memperoleh rasa
percaya diri untukmengembangkan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh
selama ini.Sekolah sebagai tempat pendidikan formal mempunyai kedudukan
yang sangat menonjoldi dalam pendidikan kita.
Fungsi sekolah makin lama makin menjadi penting, sesuai dengan perkembangan
kemajuan zaman dan tuntutan masyarakat.Pendidik/guru adalah pendidik profesional,
karenanya implisit ia telah merelakan dirinyamenerima dan memikul sebagai
tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak orang tua.Mereka ini, ta]tkala
menyerahkan ananknya kesekolah, sekaligus berarti pelimpahan sebagiantanggung
jawab pendidikan anaknya kepada pendidik. Hal itupun menunjukkan pula bahwa
orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarangan
pendidik/sekolah karenatidak sembarang orang dapat menjabat sebagai pendidik/guru.
5. Guru sebagai Pendidik
Untuk memahami apa yang dimaksudkan dengan guru sebagai pendidik dalam
uraian ini, perlu diketahui terlebih dahulu apa arti kata “guru” dan apa pula arti kata
“pendidik”, sebab kedua kata ini, baik kata “guru” maupun kata “pendidik”, masing-
13
masing mempunyai arti tersendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan
bahwa guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya)
mengajar.Kata “mengajar” mengandung arti memberi pelajaran, tetapi dapat pula
berarti melatih, dan memarahi yang diajar supaya menjadi jera. Sementara itu, kata
“pendidik” menurut W.J.S. Poerwardarminta adalah orang yang mendidik atau yang
memelihara serta memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Guru
dalam bahasa Arab disebut dengan ustāz, mu’allim dan atau mudarris. Dari aspek
strukturalnya, kata mu’allim tersebut berasal dari kata ‘allama yang terambil dari akar
kata ‘ilm. Menurut M. Quraish Shihab bahwa semua kata yang tersusun dari huruf-
huruf ‘ain, lam, dan mim dalam berbagai bentuknya adalah untuk menggambarkan
sesuatu yang sedemikian jelas sehingga tidak menimbulkan keraguan. Dengan
demikian mu’allim yang merupakan ism fail dari kata ‘allama diartikan sebagai “orang
yang mentransfer ilmunya secara jelas”. Sedangkan kata mudarris yang juga merupakan
ism fail dari kata darrasa ‫ جعهل يدرسه غريه‬sebagai diartikan “orang yang memberikan
pelajaran tentang sesuatu kepada selainnya”. Di samping kata mu’allim dan mudarris,
ditemukan term lain yang sepadan dengannya, misalnya mu’addib dan ustaz. Namun,
muaddib lebih mengacu pada pengertian bahwa guru lebih berfungsi untuk
menanamkan adab atau etika, ketimbang menanamkan ilmu pada peserta didik.
Sedangkan ustaz dalam pandangan penulis adalah sebuah konotasi yang mengacu pada
sebutan guru yang lazimnya dipergunakan dalam lembaga pendidikan agama (Islam),
misalnya guru pesantren, guru mengaji, dan termasuk di dalamnya muballig atau dai
yang dianggap sebagai guru agama yang sering menyampaikan ceramah. Term-term
tersebut di atas, secara keseluruhan terhimpun dalam satu konsep, yakni guru sebagai
pendidik. Kata “pendidik” di sini, berasal dari kata “didik” yang memiliki arti; arahan,
bimbingan,11 kemudian didahului afiks “pen” (“pen”+”didik”), yakni afiks subjek atau
pelaku, sehingga ia diartikan sebagai orang memberi arahan, atau orang yang memberi
bimbingan. Dalam perkembangannya, arti kata arahan dan bimbingan tersebut meluas
ke pemaknaan-pemaknaan yang sepadan dengannya, misalnya pertolongan, anutan,
pendewasaan seseorang atau sekelompok orang.12 Dengan demikian, pendidik dapat
pula diartikan sebagai orang yang memberi pertolongan, atau memberi anutan, dan
seterusnya. Semua pengertian pendidik yang dilihat secara leksikal ini, mengacu
kepada pemaknaan tentang seseorang yang memberikan pengetahuan kepada orang lain
dengan cara mengarahkan, memelihara, melatih, membiasakan, dan membimbing
peserta didik. Karena itu, dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003, telah
14
dikemukakan bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, pasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.13 Moh. Uzer Usman dalam bukunya Menjadi Guru
Profesional telah memberikan penjelasan tentang arti mendidik. Menurutnya,
“mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.”14 Dengan
demikian, bila arti guru dikaitkan dengan arti mendidik yang telah disebutkan, maka
pengertian “guru sebagai pendidik” adalah orang yang pekerjaannya mengarahkan,
membimbing, mengajar, memelihara, dan melatih peserta didik dengan tujuan agar
peserta didik dapat memiliki pengetahuan, akhlak terpuji, dan kecerdasan dalam
berpikir. Dengan kata lain, guru sebagai pendidik adalah orang yang bertugas selain
memberikan pelajaran berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik,
juga sekaligus melatih, membimbing dan mengarahkan peserta didiknya agar dapat
berakhlak mulia dan berpikir secara cerdas. Guru sebagai pendidik, bukan hanya
bertugas memindahkan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) yang dikuasainya
kepada peserta didiknya, melainkan juga berusaha membentuk akhlak dan kepribadian
peserta didiknya, sehingga menjadi lebih dewasa dan memiliki kecerdasan (intelektual,
emosional, dan spiritual) yang lebih matang, serta bisa bertanggung jawab. Dalam
kaitan ini, H.M. Arifin menegaskan bahwa sebagai pendidik, guru mampu
menempatkan dirinya sebagai pengarah dan pembina dalam mengembangkan bakat dan
kemampuan anak didik ke arah titik maksimal.15 Dalam perspektif Islam, guru
merupakan profesi yang amat mulia, karena pendidikan adalah satu tema sentral Islam.
Nabi Muhammad saw sendiri sering disebut sebagai “pendidik kemanusiaan atau
educator of mindkind”.16 Bagi Islam, seorang guru haruslah bukan hanya sekedar
tenaga pengajar, tetapi sekaligus adalah pendidik. Karena itu, dalam Islam, seseorang
dapat menjadi guru bukan hanya karena ia telah memenuhi kualifikasi keilmuan dan
akademis saja, tetapi lebih penting lagi ia harus terpuji akhlaknya. Dengan demikian,
seorang guru bukan hanya mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih
penting pula membentuk watak dan pribadi anak didiknya dengan akhlak dan ajaran-
ajaran Islam. Guru dalam konsep Islam ialah sumber ilmu dan moral. Ia merupakan
tokoh identifikasi dalam hal keluasan ilmu dan keluruhan akhlaknya, sehingga anak
didiknya selalu berupaya untuk mengikuti langkah-langkahnya. Kesatuan antara
kepemimpinan moral dan keilmuan dalam diri seorang guru dapat menghindarkan anak
didik dari bahaya keterpecahan pribadi.
15
6. Pendidik Menggunakan Kewibawaannya
Sebagai seorang pendidik sepatutnya bisa menggunakan kewibawaannya dalam
menolong dan memimpin si anak yang dididik ke arah kedewasaanya. Oleh karena itu,
penggunaan kewibawaan pada pendidikan harus berdasarkan faktor-faktor berikut:
a. Pendidik hendaklah mengabdi kepada pertumbuhan anak yang belum selesai
perkembangannya. Dengan kebijaksanaan pendidik, hendaklah anak dibawa ke arah
kesanggupan memakai tenaganya dan pembawaannya yang tepat. Jadi, wibawa
pendidikan itu bukan bertugas memerintah, melainkan mengamati serta memperhatikan
dan menyesuaikannya pada perkembangan dan kepribadian masing-masing anak.
b. Pendidik hendaklah memberi kesempatan kepada anak untuk bertindak atas inisiatif
sendiri. Kesempatan atau keleluasaan itu hendaknya makin lama makin diperluas, sesuai
dengan perkembangan dan bertambahnya umur anak. Jadi, dengan wibawa itu hendaklah
pendidik berangsur-angsur mengundurkan diri sehingga akhirnya tidak diperlukan lagi.
c. Pendidik hendaknya menjalankan kewajibannya itu atas dasar cinta kepada si anak. Ini
berarti bermaksud hendak berbuat sesuatu untuk kepentingan si anak. Jadi, bukannya
memerintah atau melarang untuk kepentinganya sendiri. Cinta itu perlu bagi pekerjaan
mendidik. Sebab, dari cinta atau kasih sayang itulah timbul kesanggupan selalu bersedia
berkorban untuk sang anak, selalu memperlihatkan kebahagiaan anak yang sejati.

16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Beberapa simpulan dari penyusunan makalah ini yakni :

1. Secara universal pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu cara


untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang
diharapkan dapat membuat seseorang menjadi warga negara yang baik,
tujuannya untuk mengembangkan atau mengubah kognisi, afeksi dan konasi
seseorang.
2. Terdapat beberapa faktor pendidik, antara lain : hakikat pendidik, , karakteristik
pendidik, tanggung jawan pendidikdan wibawa pendidik. Faktor tersebut dapat
membentuk sebuah pola interaksi atau saling mempengaruhi.

17

Anda mungkin juga menyukai