Anda di halaman 1dari 20

MATA KULIAH LANDASAN KEPENDIDIKAN

TOPIK TUJUAN DAN HARAPAN PENDIDIKAN


Dosen Pengampu : Dr. Ghufron Abdullah, M.Pd.

Oleh

HERMINA SUSANTI
NPM. 21510127

PROGRAM STUDI
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Tujuan dan Harapan Pendidikan ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Bapak Dr.Ghufron Abdullah pada mata kuliah Landasan Kependidikan
dengan topik Tujuan dan Harapan Pendidikan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran kami nantikan demi kesempurnaan
makalahini.

Semoga makalah ini bias menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................i
KATA PENGANTAR ..................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Tujuan dan harapan Pendidikan ..................................................... 3
B. Faktor Penentu Tujuan Pendidikan ................................................ 3
C. Beberapa Pendapat Tentang Tujuan Pendidikan ........................... 4
D. Macam – Macam Tujuan Pendidikan dan Hirarkinya ................... 5
E. Tujuan Pendidikan Arti Umum ..................................................... 6
F. Tujuan Pendidikan Arti Khusus .................................................... 8

BAB III PENUTUP


A. Simpulan ...................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 17

iii
1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tujuan pendidikan menjadi pangkal atau titik berangkat seluruh
kegiatan pendidikan (mendidik dan dididik). Pendidikan diawali dari
penetapan tujuan dan diakhiri dengan pencapaian tujuan tersebut.
Terdapat dua konsep tujuan pendidikan yaitu : (1) konsep “pendidikan”
(konsep pedagogik) yang dikenal sebagai pendidikan informal, atau
pendidikan dalam arti umum, dan (2) konsep “pengajaran” (konsep
education) yang dikenal sebagai pendidikan formal di sekolah sekolah atau
pendidkan dalam arti khusus. Karena adanya dua konsep pendidikan
tersebut, maka pembicaraan tentang tujuan pendidikan dibedakan menjadi
tujuan pendidikan (pendidikan arti umum) dan tujuan pengajaran (pendidikan
arti khusus).
Tujuan pendidikan arti umum telah mencakup tujuan arti khusus; tujuan
pendidikan arti khusus merupakan bagian dari tujuan pendidikan arti umum.
Mendidik dan mengajar, pendidikan dan pengajaran itu tidaklah dapat
dipisahkan, walaupun dapat dibedakan. Mendidik dapat terlaksana dengan
mengajar, dan mengajar yang baik merupakan tindakan mendidik.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Tujuan dan harapan pendidikan
2. Faktor penentu tujuan pendidikan
3. Beberapa pendapat tentang tujuan pendidikan
4. Macam-macam tujuan pendidikan dan hirarkinya
5. Tujuan pendidikan arti umum
1
6. Tujuan pendidikan arti khusus
7. Kriteria pencapaian tujuan pendidikan
2

A. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan dalam karya
ilmiah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tujuan dan harapan pendidikan
b. Untuk mengetahui penentu tujuan pendidikan
c. Untuk mengetahui pendapat tentang tujuan pendidikan
d. Untuk mengetahui macam-macam tujuan pendidikan dan hirarkinya
e. Untuk mengetahui tujuan pendidikan arti umum
f. Untuk mengetahui tujuan pendidikan arti khusus
g. Untuk mengetahui kriteria pencapaian tujuan pendidikan
2. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini antara lain:
a. Bagi Penulis, dapat menjadi landasan untuk berkarya dan juga
mengabdi di bidang pendidikan.
b. Bagi pelaku pendidikan, membuat para pelaku di bidang pendidikan
mampu memberikan materi pendidikan lebih baik lagi.
c. Bagi Sekolah, dapat menentukan kurikulum dan juga materi yang
harus diajarkan dalam bidang pendidikan.

BAB II PEMBAHASAN

A. Tujuan dan Harapan Pendidikan


Tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan seorang terdidik, orang
yang memenuhi berbagai kriteria berbagai perkembangan intelektual, moral
dan estetika. Dengan demikian pendidikan dapat dikatakan memiliki tujuan –
3

tujuan bawahan misalnya perkembangan melek huruf, atau pemberian suatu


apresiasi terhadap mode – mode pemikiran ilmiah atau matematikal yang
semua tujuan bawaan ini akan bersama – sama menuju tujuan akhir yaitu
membentuk pribadi tertentu.
Harapan Pendidikan adalah untuk meningkatkan jumlah melek huruf,
warga negara yang berpengetahuan atau untuk menghasilkan jumlah doktor,
ahli hukum, pegawai negeri, insinyur dan sejenisnya yang mencukupi.
Perbedaan tujuan dan harapan pendidikan terletak pada tujuan
pendidikan adalah memahami tentang pendidikan sebagai suatu akhir dalam
dirinya sendiri, sesuatu hal baik dari dalam dirinya sendiri, melibatkan
perkembangan dari seorang pribadi. Sedangkan harapan – harapan adalah
berpikir tentang hal itu sebagai suatu alat yang dirancang untuk melaksanakan
hal – hal yang berasal dari luar, para pekerja yang terampil, pelaksana
pemerintahan, para profesional.

B. Faktor Penentu Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan melekat (inheren) pada hakikat pendidikan itu


sendiri. Pendidikan mencakup proses mendidik dan dididik. Tujuan
pendidikan ditentukan oleh tujuan hidup manusia, falsafah hidup, pandangan
hidup, ideologi, norma – norma keluarga, masyarakat, bangsa dan negara
serta dunia dimana dan bilamana (kapan) manusia itu hidup. Tujuan
pendidikan merupakan dasar sekaligus cita – cita karena pendidikan dimulai
dari perumusuan tujuan dan diakhiri dengan pencapaian tujuan. Tujuan
menjadi awal dan akhir, the origin and destination dari tindakn mendidik dan
dididik.
3
C. Beberapa Pendapat Tentang Tujuan Pendidikan
Teori pendidikan menurut para ahli pendidikan (Ahmadi & Uhbiyati,
2001 : 133 – 134; Koesoemo, 2006 : 62-68)
4

1. Menurut Socrates (460-399 SM), tujuan pendidikan adalah


mengembangkan daya pikir sehingga memungkinkan orang untuk
mengerti pokok – pokok kesusilaan.
2. Menurut Plato (427-347 SM) tujuan pendidikan adalah membentuk
generasi muda menjadi orang yang berkarakter utama, sebagai warga
negara yang baik.
3. Menurut Aristoteles (384-332 SM) tujuan pendidikan adalah membentuk
manusia menjadi warga negara otonom, yang dengan bebasnya mampu
memilih para pemimpin yang akan mengatur kehidupan masyarkat.
4. Menurut Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat), tujuan pendidikan
adalah menjadikan manusia yang merdeka secara batin, pikiran dan
tenaganya atau merdeka secara lahir dan batin.
5. Menurut Mochtar Buchori, tujuan pendidikan adalah untuk
mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup
pada diri seseorang atau sekelompok orang.
6. Menurut N. Drijarkara, tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia,
lewat pembudayaan, yaitu : manusia terdidik, yang dewasa, berbudaya
dan susila.
Dari berbagai pendapat tentang tujuan pendidikan diatas dapat
disimpulkan bahwa tujuan penidikan adalah pendewasaan manusia muda atau
membentuk pribadi dewasa dan susila (Langeveld) dan memanusiakan
manusia melalui pembudayaan (Drijarkara) atau menjadikan manusia
seutuhnya sesuai dengan kodratnya, yaitu manusia monodualis (jiwa-raga,
jasmani-rohani, individu-sosial) dan monopluralis 9kognitif, afektif-konaktif
dan emotif- serta psikomotorik). Tujuan pendidikan dapat diringkas menjadi “
membentuk manusia terdidik, terpelajar, dan terlatihyang dapat dimaknai
berbagai macam sesuai dengan waktu, tempat dan budaya dimana tujuan
tersebut diwujudkan.” Manusia terdidik adalah manusia yang kemampuan
intelektualnya telah berkembang, yang sensitif terhadap masalah – masalah
moral dan estetika, yang mampu mengapresiasi hakikat dan kekuatan berpikir
matematis dan ilmiah, yang mampu memandang dunia melalui perspektif
5

sejarah dan geografi dan lebih dari semua itu yang memperhatikan atau peduli
terhadap perlunya berpikir secara benar, akurat/ tepat dan elegan (Moore,
1982:25).

D. Macam-macam Tujuan Pendidikan dan Hirarkinya


Langeveld dalam bukunya yang berjudul Beknote Theoretische
Paedagigiek, mengklasifikasi tujuan pendidikan ke dalam enam macam yaitu
1. Tujuan umum juga disebut tujuan total, tujuan yang sempurna, tujuan
bulat, dan tujuan akhir.
2. Tujuan khusus merupakan pengkhususan dari tujuan umum yang
disesuaikan dengan pandangan hidup, falsafah, dan ideologi bangsa/
negara, yang disesuaikan dengan tuntutan institusi/ lembaga pendidikan,
bakat, minat dan tingkat perkembangan individu si terdidik.
3. Tujuan insidental disebut juga tujuan seketika atau sesaat yang timbul
secara tiba – tiba atau pada saat – saat tertentu tidak bersifat tetap.
4. Tujuan sementara merupakan tujuan dari fase – fase tertentu dalam
perkembangan pendidikan, merupakan persiapan tercapainya tujuan akhir
yang telah ditetapkan.
5. Tujuan tidak lengkap, merupakan tujuan dari setiap aspek pendidikan,
sebagai bagian dari tujuan pendidikan secara keseluruhan misalnya tujuan
dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
6. Tujuan perantara (intermedier) adalah tujuan pendidikan untuk
menghantar atau menjembatani tercapainya tujuan pendidikan yang lain
yang telah ditetapkan.

Dari paparan diatas, tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan ke


dalam :
a. Tujuan yang tekait dengan konsep pedagogik (pendidikan arti umum,
pendidikan informal)
b. Tujuan yang tekait dengan konsep edukasi (education); pendidikan arti
khusus di sekolah – sekolah, pengajaran/ pembelajaran, yang secara
6

salah kaprah (keliru tetapi umum) disebut “pendidikan formal” yang


dalam arti umum tidak ada pendidikan formal
E. Tujuan Pendidikan Arti Umum
1. Tujuan Pendidikan Secara Filosofis
Tujuan pendidikan secara flosofis adalah memanusiakan manusia
atau menjadikan manusia sebagai manusia atau menjadikan manusia
sesuai kodratnya. Hanya manusia yang tumbuh (secara fisikal) dan
berkembang (secara mental) sesuai dengan kodratnya yang dapat
dikatakan sebagai manusia yang utuh, manusia yang bermartabat, yang
memiliki integritas, yang berwibawa.
Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk monodualis
(dwitunggal) dan makhluk monopluralis (sarwatunggal, majemuk
tunggal). Sebagai makhluk monodualis, dalam kaitannya dengan tujuan
pendidikan dapat dirumuskan :
a. Manusia adalah jiwa/ rohani dan raga/ jasmani, jiwa yang meraga dan
raga yang menjiwa; hangragasukma = sukma-nya menjadi raga dan
hanyuksmaraga = raganya menjadi sukma. Dalam hal ini tujuan
pendidikan adalah menumbuhkan (fisik) dan mengembangkan mental
manusia secara serasi, selaras, seimbang sehingga menimbulkan
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis.
b. Manusia adalah nafsu dan susila; maka pendidikan hendaknya
membentuk manusia yang mampu mengendalikan nafsu dan bersikap
serta bertindak susila.
c. Manusia adalah rasional dan emosional atu emosional yang rasional;
maka tujuan pendidikan hendaknya membentuk manusia emosional
yang rasional secara proporsional.
d. Manusia adalah makhluk individu dan sosial; maka tujuan pendidikan
hendaknya juga mengembangkan manusia sebagai idividu yang sosial
(bersifat kekitaan, toleran, inklusif, pluralis) dan sosial yang
ndividual (berjatidiri, memiliki identitas dan integritas, bermartabat,
berwibawa, bertanggungjawab dan mandiri)
7

e. Manusia adalah makhluk mandiri/ bebas dan terikat/


bertanggungjawab.

Sebagai makhluk monopluralis manusia terdiri atas cipta (rasio,


pikiran, kognitif), rasa (emosi, emotif), karsa (keinginan, kehendak,
motivasi, konatif) dan karya (keterampilan dan psikomotorik). Maka
tujuan pendidikan (arti khusus) adalah membentuk manusia yang tumbuh
dan berkembang cipta, rasa, karsa dan karyanya secara utuh.
2. Tujuan pendidikan secara psikologis
Secara psikologis, pendidikan dibatasi sebagai proses
pendewasaan manusia muda yang belum dewasa. Pendewasaan itu
mencakup lahir (pertumbuhan fisik, jasmani) dan batin (perkembangan
mental, spiritual, kerohanian). Dalam hal ini tujuan pendidikan adalah
membentuk manusia dewasa yang mampu menyelesaikan tugas – tugas
perkembangannya secara baik.
3. Tujuan penddikan secara etis
Secara etis pendidikan diberi batasan sebagai proses transfer
(tranmisi dan transformasi) nilai – nilai hingga terbentuknya manusia
dewasa yang etis dan susila. Dengan demikian tujuan pendidikan secara
etis adalah membentuk manusia yang etis sesuai dengan norma – norma :
agama, susila, sopan – santun, dan hukum.

4. Tujuan pendidikan secara sosiologis


Secara sosiolog, pendidikan didefinisikan sbagai proses pergaulan
atau pembentukan anggota kelompok sosial dimana manusia itu hidup.
Dengan demikian tujuan pendidikan secara sosiologi adalah membentuk
manusia dewasa yang susila sebagai anggota keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara serta dunia.
5. Tujuan pendidikan secara ekonomis
8

Secara ekonomis pendidikan diberi batasan sebagai proses


pembentukan manusia yang mampu mandiri (memenuhi kebutuhan
hidupnya) secara ekonomi. Dengan demikian tujuan pendidikan adalah
membentuk manusia karya, yang mampu menghasilkan dan
mengembangkan karya sosial, karya ilmiah, karya seni dan karya budaya.
6. Tujuan pendidikan secara politis
Secara politis pendidikan dibatasi sebagai proses pembentukan
warga negara yang baik; yang berjiwa demokratis; nasionalis (cinta
bangsa) dan patriotis ( cinta tanah air). Dengan demikian tujuan
pendidikan adalah terbentuknya warga negara yang baik, yang
demokratis, yang nasionalis, dan yang patriotis.
7. Tujuan secara Teologis
Secara teologis, pendidikan dibatasi sebagi proses pembentukan
warga Tuhan atau warga surgawi (Civitas Dei). Maka secara teologis
tujuan pendidikan adalah menyatu dengan Tuhan, hidup mulia dan bahagia
bersama Tuhan di surga yang abadi

F. Tujuan Pendidikan Arti Khusus


Yang dimaksud tujuan pendidikan arti khusus adalah tujuan
pengajaran atau tujuan pembelajaran atau tujuan mengajar – belajar (teaching
– learning); lebih dikhususkan lagi “yang berlaku di Indonesia”. Dalam UU
No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan tentang
tujuan pendidikan dan tujuan pengajaran seperti tampak pada uraian berikut
ini :

1. Tujuan Pengajaran
Tujuan pengajaran adalah perubahan tingkah laku yang mengarah
kepada terbentuknya manusia yang utuh yaitu manusia yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kodratnya secara jasmani dan rohani, lahir dan
batin, material dan mental – spiritual, individu dan sosial, cipta – rasa –
9

karsa dan karya; secara serasi selaras dan seimbang hingga menimbulkan
keharmonisan.
Tujuan pengajaran juga disebut dengan tujuan instruksional yang
dijabarkan dari tujuan nasional, tujuan institusional (tujuan kelembagaan)
dan tujuan kurikuler. Tujuan instruksional dapat dijabarkan kedalam
tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK);
yang selanjutnya disebut Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,,
Indikator dan Tujuan Pembelajaran; dalam Kurikulum 2013 diungkapkan
dengan istilah Kompetensi Inti yang terdiri dari Kompetensi bidang
Spiritual (KI-1), Kompetensi bidang Sosial (KI-2), Kompetensi bidang
pengetahuan (KI-3) dan Kompetensi bidang Keterampilan (KI-4).

Tujuan Nasional
NEGARA..................................................
Tujuan Institusional
PENYELENGGARA PENDIDIKAN
..............
Tujuan Kurikuler
SEKOLAH
.............................................. Tujuan Intruksional

Umum =ITU
KURIKULUM PROSES
. Khusus =TIK
PEMBELAJARAN

Keterangan:
Negara merumuskan tujuan pendidikan sebagai tujuan negara
dalam Pembukaan UUD 1945 yang kemudian dijabarkan dalam UU No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanl dan selanjutnya
dijabarkan lebih lanjut ke dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun
2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.
Kurikulum ditentukan oleh Pemerintah (Kurikulum Inti,
Kurikulum Nasional) dan Daerah (Kurikulum lokal) yang masing-masing
memuat tujuan pengajaran yang disebut Tujuan Kurikuler, yang
dijabarkan dari Tujuan Institusional ke dalam Tujuan Instruksional
Umum (ITU) dan Tujuan Intrusional Khusus (TIK).
10

.............. = hubungan Kesejajaran


= anak panah penjabaran
= anak panahhubungan fungsional

= anak panah konsultasi/pengacuan

Berikut ini ditampilkan kembali gambara tentang fungsi kurikulum


dalam kaitannya dengan komponen dan tujuan pendidikan:

Tujuan Nasional

Tujuan Intruksional
Alat Pendidkan Tujuan Kurikuler
anak didik Kegiatan
Kurikulum belajar Tujuan Instruksional
mengajar
Tujuan Pembentukan
Pendidik
Situasi Pendidikan

Dalam kaitannya dengan interaksi antara pemerintah, masyarakat,


sekolah, dan siswa, tujuan pengajaran dapat dibuat diagram sebagai
berikut :

Pemerintah/Negara

*harapan *kehidupan
*proyeksi *struktur dan
*sistem sistem
Siswa :
*bangsa
 Karakter
 Minat Tujuan : dari lulusan
Sekolah sebagai
 Kemampuan *agen perubahan *manusia terdidik
*pengembang *manusia dewasa susila
 Masalah/ *generasi muda *manusia berbudaya
kebutuhan *pengembang intelektual *warga negara yang baik
dan emosional *ppola hidup dan
*pemeliharaan sistem nilai kehidupan masa depan
lebih baik
11

*aspirasi *kehidupan
*harapan masyarakat
*sistem
Masyarakat

Keterangan :
Negara merumuskan tujuan pendidikan tersurat dalam Pembukaan
UUD 1945. Dalam hal ini kecerdasan perlu dimaknai secara luas, bukan
saja kecerdasan intelektual, melainkan juga kecerdasan sosial, kecerdasan
emosional dan kecerdasan religi. Hal ini menjadi lebih jelas
penjabarannya dalam UU No. 20 Tahu 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Taksonomi Bloom
Benjamin Bloom, menyusun ranah (domain, aspek) yang menjadi
sasaran pengembangan proses pembelajaran sekaligus sebagai tujuan
pembelajaran ke dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
a. Ranah Kognitif mencakup 6 (enam) tingkatan dari yang rendah ke
tinggi.
1) Pengetahuan, yaitu kemampuan mengingat sesuatu yang dihadapi
sebelumnya, yang mencakup :
a) Pengetahuan khusus, yaitu mengingat kembali informasi
yangbterkait dengan referensi konkret
b) Pengetahuan tentang cara dan upaya yang berkenaan dengan
hal khusus, termasuk metode inkuiri, rangkaian kronologikal,
standar keputusan, pola-pola organisasi dalam suatu bidang.
2) Pemahaman, atau komprehensif, yaitu memahami materi yang
sedang dikomunikasikan, tidak perlu menghubungkannya dengan
materi lain.
12

3) Aplikasi , yaitu penggunaan abstraksi dalam situasi tertentu dan


konkret.
4) Analisis, menguraikan komunikasi ke dalam bagian-bagian
sedemikian rupa sehingga organisasi gagasan menjadi jelas.
5) Sintesis, yaitu menempatkan unsur-unsur ke dalam suatu
keseluruhan.
6) Evaluasi, sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi, menentukan
nilai material dan metode bagi suatu harapan yang ditentukan.
b. Ranah afektif, mencakup kemampuan yang terkait dengan konatif
(bakat, minat, sikap, motivasi, keinginn) daan emotif (emosi,
perasaan, apresiasi, penghayatan). Ranah ini mencakup 5 (lima)
tingkatan.
1) Penerimaan (receiving, attending) yaitu keinginan untuk hadir
atau menerima dorongan tertentu.
2) Menanggapi (responding) yaitu aktif terlibat dan berperan serta.
3) Menilai (evaluating) kebaikan suatu hal, fenomena atau tingkah
laku.
4) Organisasi (organization) yaitu organisasi, saling hubungan, dan
susunan nilai-nilai yang berupa :
a) Konseptualisasi suatu nilai
b) Organisasi tentang suatu sistem nilai
5) Karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai, yaitu
generalisasi dari suatu keseluruhan pandangan dunia atau filsafat,
berupa :
a) Rangkaian tergeneralisasi, orientasi dasar atau titik pandang
seseorang, dan
b) Karakterisasi, puncak dari proses internalisasi (pembatinan,
normasi).
c. Ranah psikomotorik (tindakan), yaitu kemampuan atau keterampilan
untuk bertindak atau melaksanakan sesuatu secara fisikal, berupa :
1) Pelaksananan pekerjaan
13

2) Penggunaan peralatan
3) Berkomunikasi, dan berkarya atau berproduksi.
3. Perumusan tujuan pembelajaran
Rumusan tujuan pembelajaran yang baik mencakupi empat unsur
atau komponen yang diakronimkan menjadi ABCD, yaitu : Audience=
yang menjadi sasaran, pokok atau pelakunya; Behaviour = tingkah laku
atau tindakan yang diinginkan; Conditions = persyaratan yang
ditetapkan; dan Degree = tingkatan yang harus dicapai.
Telah dipaparkan pula tujuan pembelajaran sesuai dengan ranah
atau domain yang diklasifikasikan oleh Benjamin Bloom, yaitu : kognitif,
afektif dan psikomotorik. Untuk perumusan tujuan pembelajaran sesuai
dengan taksonomi Bloom diperlukan kata kata tertentu untuk setiap ranah
kognitif dan afektif.

G. Kriteria Pencapaian Tujuan Pendidikan


Setelah tujuan dirumuskan, perlu diketahui kapan tujuan itu tercapai. Itu
berarti harus dievaluasi yang disebut dengan evaluasi hasil belajar (EHB)
menggunakan alat ukur. Evaluasi hasil belajar bertolak dari tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan, yang mencakup tujuan intruksional
umum (ITU=goals) dan tujuan intruksional khusus (TIK = objective). Evaluasi
harus bersifat menyeluruh (holistik), artinya mencakupi semua aspek
(kawasan, domain, ranah) yang dalam kurikulum 2013 dikenal dengan
“Penilaian Otentik”. Penilaian itu dimaksudkan untuk : (1) memberikan
umpan balik mengenai kemajuan belajar peserta didik terkait dengan
kompetensi-kompetensi yang dituntut sebagai hasil belajar; dan (2)
memberikan informasi kepada pendidik (guru dan orang tua peserta didik)
berkenaan dengan capaian kompetensi peserta didik. Sebagaimana telah
dipaparkan pula, aspek-aspek yang dinilai mencakup :
1. Penilaian Aspek Sikap
Penilaian aspek sikap dilaksanakan melalui : observasi, penilaian diri,
penilaian antar teman , dan jurnal yang dilakukan dalam sepanjang proses
14

pembelajaran berlangsung, baik di dalam ruang kelas maupun di luar


kelas.
2. Penilaian Aspek Pengetahuan
Penilaian aspek pengetahuan dapat berupa : ulangan harian (UH), ulangan
tengah semester (UTS), ulangan akhir semester (UAS).
3. Penilaian Aspek Keterampilan
Aspek keterampilan dinilai melalui: penilaian kinerja, penilai proyek, dan
penilaian portofolio.

BAB III PENUTUP

A. Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan ditentukan oleh falsafah,
pandangan hidup, ideologi, norma-norma keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara serta dunia dimana dan bilamana (kapan) manusia itu hidup. Tujuan
15

pendidikan merupkan dasar sekaligus cita-cita, karena pendidikan dimulai


dari perumusan tujuan dan diakhiri dengan pencapaian tujuan. Tujuan
menjadi awal dan akhir, the origin and destination, dari tindakan mendidik
dan dididik.
Dari berbagai pendapat tentang tujuan pendidikan tidak satupun yang
lengkap, masing-masing memiliki kebenaran tetapi juga kekurangan, ada
yang bersifat filosofis-ideologi, ada yang rohaniah-teologis, ada yang
psikologis, etis, ekonomis, politis, bahkan ada pula yang bersifat materialis.
Tentang tujuan pendidikan, dapat diringkas ; membentuk manusia terdidik,
terpelajar, dan terlatih.
Tujuan pendidikan dapat diklasifikasi ke dalam : (1) tujuan yang terkait
dengan konsep pedagogik, (2) tujuan yang terkait dengan konsep edukasi :
pendidikan arti khusus di sekolah-sekolah.
Tujuan pendidikan terkait dengan pengajaran di sekolah-sekolah : (1)
tujuan nasional, (2) tujuan institusional/ kelembagaan, (3) tujuan kurikuler,
(4) tujuan intruksional yang diklasifikasikan ke dalam tujuan intruksional
umum (TIU), tujuan intruksional khusus (TIK).
Tentang pencapaian tujuan pembelajaran dapat diketahui melalui
evaluasi hasil belajar, yang dalam kurikulum 2013 dikenal dengan “penilaian
otentik”, artinya penilaian yang lengkap, menyeluruh, komprehensif, holistik,
mencakup aspek: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

15
B. Saran
Dengan belajar tujuan dan harapan pendidikan diharapkan agar:
1. Guru sebagai tenaga Pendidik menjadikan sebagai salah satu landasan
untuk berkarya dan juga mengabdi di bidang pendidikan.
16

2. Sekolah sebagai satuan pendidikan menjadikan landasan dari kebijakan


mengenai program pendidikan, menentukan kurikulum, dan juga materi yang
harus diajarkan dalam bidang pendidikan.
3. Masyarakat dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa menambah
pengetahuan tentang pengertian tujuan dan harapan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H. Abu. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 98-139

Prof. Dr. A.Y. Soegeng Ysh., M.Pd.& Dr. Ghufron Abdullah, M.Pd. 2020.
Landasan Kependidikan Jilid 2. Yogjakarta: Magnum Pustaka Utama.
17

Rooijkkers, Ad. 1991. Mengajar dengan sukses: Petunjuk untuk Merencanakan


dan Menyampaikan Pengajaran. Jakarta: YKPTK – PT Gramedia. Halaman
97 – 108.

Widiastono, Tonny D. 2004. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta: Penerbit


Buku Kompas. Halaman 45 – 158.

Anda mungkin juga menyukai