Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

LANDASAN-LANDASAN PENDIDIKAN
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas
kelompok pada mata kuliah Pengantar Pendidikan

Disusun oleh: Kelompok 4

PRODI PENDIDIKAN KIMIA


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak lupa pula
penulis ucapkan terima kasih kepada selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar
Pendidikan yang senantiasa membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas
makalah ini. Makalah yang berjudul “Landasan-landasan Pendidikan” ini disusun
untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pengantar Pendidikan.
Pendidikan merupan faktor untuk menentukan setiap individu. Pada zaman ini
pendidikan dibutuhkan umtuk meningkatkan kemampuan sejak dini dari mulai
bersifat formal maupun informal.
Apabila ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan
penulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini belum sempurna dan
masih memiliki banyak kelemahan. Penulis juga berharap pembaca makalah ini dapat
memberikan kritik dan sarannya kepada penulis.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan,
ilmu pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A. Pengertian landasan-landasan pendidikan...................................................................2
B. Fungsi Landasan Pendidikan.........................................................................................4
C. Jenis-jenis Landasan-landasan Pendidikan...................................................................4
1. Landasan Filosofis.....................................................................................................4
2. Landasan Sosiologis..................................................................................................9
3. Landasan Psikologis..................................................................................................9
4. Landasan Kultural...................................................................................................15
5. Landasan Ilmiah & Teknologis................................................................................16
D. Pengertian Asas-asas Pendidikan...............................................................................19
1. Macam-macam Asas Pendidikan............................................................................19
BAB III. PENUTUP...................................................................................................................22
A. Kesimpulan.................................................................................................................22
B. Saran..........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman modern sekarang ini,
kesejahteraan suatu bangsa telah berubah dari
modal fisik dan sumber daya manusia (SDM) ke
model intelektual, sosial, pendidikan dan
pengetahuan. Hal ini menyebabkan pedidikan
dan pengetahuan sebagai hal utama untuk
memberika atau menambahkan kecakapan hidup
(skill).
Pendidikan merupan faktor untuk
menentukan setiap individu. Pada zaman ini
pendidikan dibutuhkan umtuk meningkatkan
kemampuan sejak dini dari mulai bersifat formal
maupun informal.
Untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan
dibutuhkan Landasan dan asas sebagai fondasi
yang penting dalam dunia pendidikan yang
merupakan pilar utama untuk perkembangan
manusai atau masyarakat di sebuah bangsa
tertentu. Beberapa landasan tertentu seperti
landasan filosofis, sosiologis, dan kultural yang
memegang peranan penting dalam menentukan
tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah
dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk
kehidupan dimasa depan,

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan landasan-
landasan pendidikan?
1
2. Apa fungsi
landasan-
landasan
pendidikan?
3. Apa saja
jenis-jenis
dari
landasan-
landasan
pendidikan?

C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui
informasi
apa yang
dimaksud
dari
landasan-
landasan
pendidikan.
2. Untuk
mengetahui
fungsi dari
landsan-
landasan
pendidikan
3. Untuk
mengetahui
apa saja
jenis-jenis
dari
landasan-
landasan
pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian landasan-landasan pendidikan
Landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan merupakan
tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan
ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat
konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual
identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam
asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi

Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari
sudut praktik sehingga kita mengenal istilah praktik pendidikan, dan kedua dari
sudut studi sehingga kita kenal istilah studi pendidikan.

Dalam Kamus besar disebutkan Pendidikan artinya proses pengubahan sikap


dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, dan cara
mendidik.

Sejumlah pengertian pendidikan yang diberikan oleh para ahli pendidikan


yaitu:

1. Langeveld:
Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindung dan bantuan yang
diberikan kepada anak bertujuan agar anak cukup cakap melaksanakkan tugas
hidupnya sendiri.
2. John Dewey:
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental
secara intelektual dan emosional kearah alam dan, semesta manusia.
3. J.J. Rousseau:
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa
kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya, pada waktu dewasa.
4. Driyarkara:
Pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan manusia
muda ke taraf insani
5. Carter V. Good:
a. Pedagogy (pendidikan) adalah seni, praktek atau profesi sebagai
pengajar.
b. Pendidikan adalah ilmu yang sistematis atau pengajaran yang
berhubungan dengan prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan
dan bimbingan murid; dalam arti luas digantikan dengan istilah
pendidikan
6. Ahmad D. Marimba
Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama.
7. Ki Hajar Dewantara:
Pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak.
Adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang
ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya.
8. Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989:
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan, bimbingan, pengajaran atalliatihan bagi peranannya dimasa yang
akan datang.
B. Fungsi Landasan Pendidikan
Misi utama landasan pendidikan ini tertuju kepada pengembangan wawasan
kependidikan, yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi yang bersifat umum
tentang pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan
sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan
tugasnya. Berbagai asumsi pendidikan yang telah dipilih dan diadopsi oleh
seseorang tenaga kependidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan
konseptual dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan yang
dilaksanakannya. Dengan kata lain, fungsi landasan pendidikan adalah sebagai
dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.

C. Jenis-jenis Landasan-landasan Pendidikan


1. Landasan Filosofis
Landasan Filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna
atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok
seperti: Apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang
seharusnya menjadi tujuannya, dan sebagainya.

Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat


(falsafat, falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasaYunani,
philein berarti mencintai, dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau
bijaksana. Filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan
konseptual yang menghasilkan konsepsi-kosnsepsi mengenai kehidupan dan
dunia. Konsepsi-konsepsi silosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya
pada umumnya bersumber dari dua faktor, yaitu:

a. Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan.


b. Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran.
Filsafat berada dianatara keduanya: Kawasannya seluas religi, namun lebih
dekat dengan ilmu pengetahuan karena filsafat timbul dari keraguan dan
karena mengandalkan akal manusia
Filsafat sebagai kajian khusus yang formal, yang mencakup logika,
epistemology (tentang benar dan salah), etika (tentang baik dan buruk),
estetika (tentang indah dan jelek), metafisika (tentang hakikat yang “ada”,
termasuk akal itu sendiri), serta social dan politik (filsafat pemerintahan).
Kajian-kajian yang dilakukan oleh berbagai cabang filsafat (logika,
epistemology, etika, dan estetika, metafisika dan lain-lain) akan besar
pengaruhnya terhadap pendidikan, karena prinsip-prinsip dan kebenaran-
kebenaran hasil kajian tersebut pada umumnya diterapkan dalam bidang
pendidikan. Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan
dengan hasil kajian antara lain tentang:
Hasil-hasil kajian filsafat tersebut, utamanya tentang konsepsi manusia dan
dunianya, sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan. Beberapa aliran
filsafat yaitu sebagai berikut:

a. Naturalisme
Naturalisme merupakan aliran filsafat yang menganggap segala
kenyataan yang bisa ditangkap oleh panca indera sebagai kebenaran yang
sebenarnya. Aliran ini biasa pula diberi nama yang berbeda sesuai dengan
variasi penekanan konsepsinya tentang manusia dan dunianya.

b. Idealisme
Berbeda dengan aliran diatas, Idealisme menegaskan bahwa hakikat
kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap
kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai
kebenaran bersifat spiritual atau mental. Ide sebagai gagasan kejiwaan
itulah sebagai kebenaran atau nilai sejati yang absolute dan abadi.
c. Pragmatisme
Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa
segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan praktis; dengan kata
lain, paham ini menyatakan yang berfaedah itu harus benar, atau ukuran
kebenaran didasarkan pda kemanfaatan dari sesuatu itu harus benar. Atau
ukuran kebenaran didasarkan kepada kemanfaatan dari sesuatu itu kepada
manusia.

d. Esensialisme

Esensialisme merupakan mazhab filsafat pendidikan yang


menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklektis. Berdasarkan
eklektisisme tersebut tersebut maka esensialisme tersebut
menitikberatkan penerapan prinsip idealisme atau realisme dengan tidak
meleburkan prinsip-prinsipnya. Filsafat idealisme memberikan dasara
tinjauan yang realistic. Matematika yang sangat diutmakan idealisme,
juga penting artinya bagi filsafat realism, karena matematika adalah
alat menghitung penjumlahan dari apa-apa yang riil, materiil dannyata
Menurut Mazhab ensesialisme, yang termasuk the liberalarts, yaitu:

1) Penguasaan bahasa termasuk rerorika


2) Gramatika
3) Kesusateraan
4) Filsafat
5) Ilmu kealaman
6) Matematika
7) Sejarah
8) Seni keindahan (fine arts)
e. Perenialisme

Ada persama antara perenialisme dan esensialisme, yakni keduanya


membela kurikulum tradisional yang berpusat pada mata pelajaran yang
poko-pokok (subject centered). Perbedaannya ialah perenialisme
menekankan keabadian teori kehikamatan, yaitu:
1) Pengetahuan yang benar (truth)
2) Keindahan (beauty)
3) Kecintaan kepada kebaikan (goodness)
Oleh karena itu dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi
materi yang konstan atau perennial. Prinsip pendidikan antaralain:
1) Konsep pendidikan itu bersifat abadi, karena hakikat manusia tak
pernah berubah.
2) Inti pendidikan haruslah mengembangkan kekhususan mahluk
manusia yang unik, yaitu kemampuan berpikir.
3) Tujuan belajar ialah mengenal kebenaran abadi dan universal.
4) Pendidikan merupakan persiapan bagi kehidupan sebenarnya.
5) Kebenaran abadi itu diajarkan melalui pelajaran-pelajaran dasar
(basic subjects)

f. Progresivisme

Progresivisme yaitu perubahan untuk maju. Manusia akan


mengalami perkembangan apabila berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya berdasarkan pemikiran. Progresivisme atau gerakan
pendidikan progresif mengembangkan teori pendidikan yang
mendasarkan diri pada beberapa prinsip, antara lain sebagai berikut:
1) Anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar
2) Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang
minat belajar.
3) Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan
belajar.
4) Sekolah progresif harus merupakan sebuah laboratorium untuk
melakukan reformasi pedagogis dan ekperimentasi.

g. Rekonstruksionisme

Rekonstruksionalisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara


berpikir progresif dalam pendidikan. Individu tidak hanya belajar tentang
pengalaman-pengalaman-pengalaman kemasyarakatan masa kini
disekolah, tapi haruslah memelopori masyarakat kearah masyarakatbaru
yang diinginkan. Dan dalam pengertian lain. Rekonstruksionisme adalah
mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga
pendidikan sebagai pelopor perubahanmasyarakat.

Hubungan filsafat dan pendidikan

Menurut James S. Ross bahwa filsafat dan pendidikan pada hakikatnya


merupakan hal yang satu. Seperti kedua sisi dari satu mata uang. Filsafat
merupakan segi pemikirannya dan pendidikan merupakan segi dinamisnya.

Artinya bahwa filsafat mencakup nilai yang dijunjung dan yang


merupakan pedoman perbuatan. Baik pedoman perbuatan ini dilaksanakan
dalam sikap sehari-hari maupun dalam hal mendidik. Jadi, bila nilai-nilai yang
dimiliki itu betul-betul merupakan kepercayaan yang vital, maka nilai-nilai
itulah yang dijadikan dasar dan pedoman bagi segala perbuatan termasuk
mendidik. Dengan kata lain perbuatan mendidik merupakan realisasi dari
nilai-nilai yang dimilikinya.
2. Landasan Sosiologis
Pengertian tentang landasan sosiologi adalah dimana suatu proses
interaksi antar dua individu, bahakan dua generasi dan memungkinkan
generasi muda untuk mengembangkan diri. Sehingga melahirkan cabang
cabang sosiologi antara lain sosiologi pendidikan dan ruang lingkup yang di
pelajari antara lain:
a. Hubungan pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari:
1) Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
2) Hubungan sisitem pendidikan dan proses kontrol sosiala dengan
sstemkekuasaan lain
3) Fungsi pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial
danperubahan kebudayaan
4) Hubungan antar kelas social
5) Fungsional pendidikan formal yang mencakup hubungan dengan
ras,kebudayaam dan kelompok kelompok dalam masyarakat
b. Masyarakat indonesia sebagai landasan sosiologi sistem pendidikan
nasional (sisdiknas) Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri
utama anatara lain:
1) Adanya interaksi antar warga warganya
2) Pola tingkah laku yang diatur adat istiadat, hukum dan norma
yangberlaku
3) Adanya rasa identitas yang mengikat pada warganya.

3. Landasan Psikologis
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan
psikologis pendidikan merupakan suatu landasan dalam proses pendidikan
yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada
umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia
pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan
menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang
bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan.

Seorang anak dapat mengembangkan potensinya dengan maksimal bila


mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitarnya. Pendidik atau orang tua
harus memiliki pengetahuan dalam membimbing dan mendukung anak
tersebut. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dan utama dalam
perkembangan personal anak (Grolnick, 1995; Santrock, 2009, Eggen, 2004).

a. Periodisasi Perkembangan Individu


Berbagai ahli membatasi usia perkembangan sama, misalnya Erikson
membatasi tahap perkembangannya adalah:

1) 0,0 - 12 bulan tahap: "the sense of trust".


Fase ini merupakan fase sadar akan kepercayaan, yaitu
mempercayai bahwa segala kebutuhan hidupnya akan terpenuhi. Sikap
percaya ini muncul karena sejak lahir telah diliputi oleh suasana kasih
sayang dan kemesraan yang diberikan oleh lingkungannya, dalam hal
ini oleh ibu, ayah, dan seluruh anggota keluarga yang lainnya.

2) 1,5- 3 tahun disebut: "the sense of autonomy".


Fase ini merupakan fase sadar akan keberdirian sendiri, yaitu sadar
bahwa ia mempunyai perasaan dan kepribadian yang mandiri, ia telah
sadar bahwa ia dapat hadir seperti kehadirannya yang lain.

3) 3,5 - 5,5 tahun disebut: "the sense of initiative".


Fase ini merupakan fase sadar akan berprakarsa, yaitu anak ingin
bebas dalam mengembangkan kemampuan yang tersimpan dalam
dirinya, anak ingin meniru, mencoba, berfantasi, kreatif, dan
berinisiatif.

4) 6,0 - 12 tahun disebut: "the sense of accomplisment".


Fase ini merupakan fase sadar akan penyelesaian tugas, yaitu
anak rajin dalam menyelesaikan tugas-tugas. Dalam fase ini pendidik
harus menjaga supaya anak jangan kekurangan tugas sebagai
tantangannya, dan tugas itu jangan yang terlampau membebani
sehingga mengakibatkan anak putus asa.

5) 12 - 18 tahun disebut: "the sense of identity".


Fase ini merupakan fase sadar akan keyakinan bentuk dirinya.
yaitu mencari keyakinan dan mencoba mengindentifikasikan dirinya
melakukan peran dan tokoh yang dianggap baik dan mendekati
dirinya. Ia menilai dirinya baik dari

6) 18 tahun disebut: "intimacy, generativity, and integrity"


Intimacy merupakan fase kekariban yang bentuknya seperti
mengungkapkan cita-cita, kepemimpinan, perjuangan, dan
persaingan.
Generativity merupakan fase siap untuk berketurunan, ia mampu
untuk berkeluarga, mampu mengurus suami atau istri dan anak-
anaknya.

Integrity merupakan fase keutuhan kepribadian, ia telah mampu


menerima dirinya dan orang lain serta berkejiwaan stabil dalam
menghadapi peristiwa dalam kehidupan.
b. Peranan Pendidikan terhadap Perubahan Tingkah Laku Manusia
Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang dapat
menghasilkan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Segera setelah
anak dilahirkan mulai terjadi proses belajar pada diri anak dan hasil yang
diperoleh adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
pemenuhan kebutuhan. Pendidikan membantu agar proses itu
berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna. Hasil pendidikan
yang berupa perubahan tingkah laku meliputi bentuk kemampuan yang
menurut taksonomi Bloom dengan kawan kawannya diklasifikasi dalam
3 kemampuan (domain) yaitu:
1) Kognitif (cognitive domain)
2) Afektif (affective domain)
3) Psikomotor (psychomotor domain).

a) Kemampuan Kognitif
Yang termasuk kategori kemampuan kognitif yaitu kemampuan
berikut:
(1) Mengetahui :Kemampuan menginat apa yang sudah pelajari
(2) Memahami :Kemampuan menangkap makna dari yang
dipelajari
(3) Menerapkan :Kemampuan untuk menggunakan hal yang
sudah dipelajari itu ke dalam situasi baru yang
konkret.

(4) Menganalisis : Kemampuan untuk merinci hal yang


dipelajari ke dalam unsur-unsurnya
supaya struktur organisasinya dapat
dimengerti.
(5) Mensintesis : Kemampuan untuk mengumpulkan bagian-
bagian untuk membentuk suatu kesatuan
yang baru.

(6) Mengevaluasi : Kemampuan untuk menentukan nilai


sesuatu yang dipelajari untuk
tujuan tertentu
Kemampuan yang kita sebutkan di atas sifatnya hierarkis,
artinya kemampuan yang pertama harus dikuasai terlebih dahulu.

b) Kemampuan Afektif
Yang termasuk kemampuan afektif adalah sebagai berikut:
(1) Menerima (receiving) : kesediaan untuk memperhatikan.
(2) Menanggapi (responding) : aktif berpartisipasi
(3) Menghargai (valuing) : penghargaan kepada benda, gejala,
perbuatan tertentu.
(4) Membentuk (organization) : memadukan nilai-nilai yang
berbeda, menyelesaikan perten tangan, dan membentuk sistem
nilai yang bersifat konsisten dan internal.
(5) Berpribadi (characterization by a value of value complex) :
mempunyai sistem nilai yang mengendalikan perbuatan untuk
menumbuhkan gaya hidup yang mantap

Kemampuan di atas sifatnya hierarkis; yang pertama harus


dikuasai terlebih dahulu sebelum menguasai yang kedua dan
seterusnya.
c) Kemampuan Psikomotor
Yang termaksud kategori kemampuan psikomotor ialah
kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan kegiatan fisik. Jadi
tekanan kemampuan yang menyangkut koordinasi syarat otot; me
nyangkut penguasaan tubuh dan gerak. Oleh Bloom kemampuan
psikomotor belum diklasifikasi sebagai yang terdapat pada
kemampuan kognitif dan kemampuan afektif. Secara singkat dapat
dikatakan, bahwa kemampuan psikomotor ini menyangkut kegiatan
fisik yang menyangkut kegiatan melempar, melekuk, mengangkat,
berlari dan sebagainya.

Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan
penerapannya dalam pendidikan terutama yang berkaitan dengan :

a. Perbedaan Individu, tiap individu mempunyai bakat, kemampuan, minat,


kekuatan serta tempo dan irama perkembangan yang berbeda – beda.
Sebagai implikasinya pendidik tidak boleh memperlakukan sama pada
setiap peserta didik.
b. Kurikulum perlu disusun berdasarkan pengalaman belajar anak.
c. Guru perlu memahami perkembangan kepribadian anak agar dapat
dimanfaatkan dalam pendidikan, terutama dalam memahami setiap
peserta didik mengembangkan kepribadiannya.
d. Pendidikan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak.
e. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang membantu peserta didik untuk
mengembangkan potensi, kecerdasan, emosi dan keterampilan dalam
pendidikan.
4. Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbale balik,
sehingga kebudayaan dapat dilestarikan/dikembang dengan jalan mewariskan
kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik
secara informal maupan formal.
Pengertian tentang Landasan Kultural merupakan sebuah kebudayaan
sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan
selalu terkait dengan pendidikan, dan dalam belajar arti luas dapat berwujud:
a. Ideal seperti ide, gagasan, nilai dan sebagainya.
b. Kegiatan yang berpola dari manusia dalam masyarakat, dan
c. Fisik yakni benda hasil karya manusia
Seperti yang di kemukakakan sisdiknas, yaitu pendidikan yang berakar
pada kebudayaan bangsa indonesia, dimana kehidupan masyarakat indonesia
yang majemuk dan akan kaya kebudayaannya dan keberadaan semua itu
semakin kukuh. Oleh karena itu, kebudayaan nasional haruslah dipandang
dalam latar perkembangan yang dinamis, seiring dengan semakin kukuhnya
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan asas Bhinneka
Tunggal Ika.
a. Pengaruh Kebudayaan terhadap Pendidikan
Hal kebudayaan dapat dibedakan dengan dua hal, yaitu kebudayaan ditinjau
dari sudut individu dan kebudayaan ditinjau dari sudut masyarakat. Kebudayaan
ditinjau dari sudut individu maka individu berperan:
1) Mempelajari hasil-hasil yang telah diperoleh oleh generasi terdahulu, agar
individu dapat menyadari posisi kedudukannya, dan mengetahui perjuangan
yang dilakukan generasi terdahulu,
2) Mengembangkan hasil yang diperoleh generasi terdahulu, apa- apa yang telah
diperoleh dianggapnya sebagai asumsi untuk lebih menyempurnakan
perkembangan yang telah dihasilkan itu,
3) Menghubungkan nilai yang dipelajari dan dikembangkan kepada generasi
yang akan timbul. Maka pengaruh dari individu harus giat mempelajari
mengembangkan hasil yang telah diperoleh generasi sebelumnya dan
menghubungkannya kepada generasi yang sedang tumbuh.

5. Landasan Ilmiah & Teknologis


Teknologi pendidikan merupakan cabang ilmu yang memiliki obyek format
“belajar” manusia, baik secara pribadi maupun secara kelompok yang memiliki
pola pendekatan-pendekatan sebagai berikut:

a. Isomeristik, yaitu pendekatan yang menggabungkan berbagai unsure yang


saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang lebih bermakna.
b. Sistematik, yaitu dilakukan secara teratur dan menggunakan pola tertentu
dan runtut.
c. Sistemik, dilakukan secara menyeluruh, holistic atau komprehens.

Pengkajian Ilmiah Dalam Teknologi Pendidikan Tidak Terlepas Dari Hal-


Hal Berikut :

a. Falsafah dan landasan ilmiah yang menunjang keberadaan dan


perkembangannya
b. Unsur-unsur dasar yang membentuknya
c. Arah perkembangannya serta kegunaannya
Pengertian tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

a. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara


pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi dan wahyu.
b. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang memenuhi kriteria dari segi
ontologis, epistemologis dan aksiologis secara kosekuen dan penuh
disiplin.
c. Ilmu pengetahuan dari segi tujuan pokoknya, terbagi atas ilmu dasar dan
ilmu terapan.
d. Ilmu dasar digunakan demi kemajuan ilmu itu sendiri.
e. Ilmu terapan digunakan untuk mengatasi masalah dan memajukan
kesejahteraan manusia

Tiga Kriteria Pengetahuan

a. Antologi merupakan bidang kajian ilmu itu apa, bagaimana wujud hakiki dari
objek tersebut dan bagaimana hubungannya dengan daya tangkap manusia.
b. Estimologi merupakan pendekatan yang digunakan dalam suatu ilmu
c. Aksiologi kajian tentang nilai guna, baik secara umum maunpun secara khusus,
baik secara kasad mata maupun secara abstrak.

Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah

IPTEK merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai dari permulaan kehidupan
manusia.

Bukti historis menunjukan bahwa usaha mula bidang kelimuan yang


tercatat adalah oleh bangsa Mesir purba kemudian berkembang ilmu lainnya
dari bangsa Babylonia, Hindu, Yunani kuno, Arab di zaman permulaan Islam,
dan melalui bangsa-bangsa Eropa berkembang ke seluruh penjuru dunia.
Perkembangan ilmu tersebut antara lain: ontologis, epistemologis, maupun
aksiologis dan semakin lama perkembangan itu semakin cepat.
Seperti telah dikemukakan, perkembangan dan pemanfaatan IPTEK
pada umumnya ditempuh rangkaian kegiatan : Penelitian dasar, penelitian
terapan, pengembangan teknologi, dan penerapan teknologi. Langkah-langkah
ini bertujuan untuk menentukan apakah hasil IPTEK itu dapat diterima oleh
masyarakat dan apakah dampaknya dari tidak bertentangan dengan nilai-nilai
luhur dari masyarakat.

Ada 6 hal kegunaan yang potensial dalam teknologi pendidikan yaitu:

1. Meningkatkan peroduktivitas pendidikan dengan jalan

a. Memperlaju penahanan belajar

b. Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik


c. Mengurangi beban guru dalam penyajian informasi, sehingga guru
dapat lebih banyak membina dan mengembangkan kegairahan
belajar anak.

2. Memberikan kemungkinanan pendidikan yang sifatnya individual


dengan jalan
a. mengurangi kontrol guru yang kaku dan sederhana
b. memberikan kesempatan anak sesuai kemampuannya
3. Memberikan dasar pengajaran yang lebih ilmiah dengan halan
a. perencanaan program pengajaran yang lebih sistematik
b. pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi penelitian tentang
prilaku
4. Lebih menerapkan pelajaran, dengan jalan
a. meningkatkan kapasitas manusia dengan berbagai media komunikasi
b. penyajian informasi dan data secara lebih konkrit
5. Memungkinkan belajar lebih akrab
a. mengurangi jurang pemisah antara pelajaran didalam dan diluar
sekolah
b. memberikan pengetahuan tangan pertama
6. Memungkinkan penyajian pendidikan lebih luas dan merata, terutama
dengan jalan
a. pemanfaatan bersama tenaga atau kejadian yang langka
b. penyajian informasi menembus batas geografi
Manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi yang melandasi pendidikan
harusnya:
1. Mampu memberikan kesejahteraan lahir dan batin setinggi-tingginya
2. Mampu mendorong pemanfaatan pengembangan sesuai tuntutan zaman
3. Mampu menjamin penggunaannya secara bertanggung jawab
4. Mampu memberi dukungan nilai-nilai agama dan nilai luhur budaya
bangsa
5. Mampu mencerdaskan kehidupan bangsa
6. Mampu meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas sumber
daya manusia.

D. Pengertian Asas-asas Pendidikan


Asas-asas pendidikan merupakan suatu kebenaran menjadi dasar atau
tumpukan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Salah satu dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dan
dapat mendidik diri sendiri. Diantara asas-asas tersebut adalah Asas tut wuri
handayani, asas belajar sepanjang hidup, dan asas kemandirian dalam belajar.

1. Macam-macam Asas Pendidikan


a. Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, Tut Wuri Handayani merupakan inti dari sitem
Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara
ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan
menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarsa Sung Sung Tulada
dan Ing Madya Mangun Karsa.

Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan


asas yaitu:

1) Ing Ngarsa Sung Tulada ( jika di depan menjadi contoh).


2) Ing Madya Mangun Karsa (jika ditengah-tengah memberi
dukungan dan membangkitkan semangat).
3) Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi
dorongan/mengikuti dengan awas).

b. Asas Belajar Sepanjang Hayat


Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut
pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long
education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan
dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.

1) Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan


kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan
kehidupan peserta didik di masa depan.
2) Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
c. Asas Kemandirian dalam Belajar
Baik asas tut wuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara
langsung erat kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas tut
wuri handayani pada prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan siswa
untuk mandiri, termasuk mandiri dalam belajar.
Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan
apa bila didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik mau dan mampu
mandiri dalam belajar, karena adalah tidak mungkin seseorang belajar
sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru ataupun
orang lain.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan mampu
menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator,
disamping peran-peran lain: informator, organisator dan sebagainya.
Sebagai fasilitator guru diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai
sumber belajar sedemikian sehingga memudahkan peserta didik
berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. Sedangkan sebagai
motivator, guru mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk
memanfaatkan sumber belajar itu.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar
pijakan atau titik tolak. Dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan. Jenis-jenis landasan pendidikan ada 5 yaitu landasan sosiologis,
landasan filosofis, landasan ilmiah dan teknologi, landasan kultural dan
landasan psikologis.

Pendidikan adalaha usaha sadar dan terencana umtuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.

B. Saran
Demikian makalah dengan materi “Landasan pendidikan, jenis
landasan pendidikan, dan asas pendidikan” ini kami buat berdasarkan sumber-
sumber yang ada. Sehingga perlulah bagi kami, dari para kelompok untuk
memberikan saran yang membantu supaya makalah ini mendekati lebih baik.
Atas perhatian anda semuanya, kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Munir (2018) Pengantar ilmu pendidikan, Kampus IAIN Palopo: papolo.

Wahyu Eko Cahyanto Landasan Ilmiah dan Teknologi dalam Pendidikan, Selasa, 21 Juli
2020.

Wens Tenlain, dkk, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992)

Abdullah, A.R.S (1991), Educational Theory, A Quranic Outlook (Alih bahasa:


Mutammam), CV Diponegoro, Bandung

Kurniasih, (2010). Landasan pendidikan, Bandung: percikan ilmu

Rasyid, Abdul (2018) Implikasi Landasan-landasan Pendidikan, Vol. 1 No. 1, Bangkalan

Salam, Burhanuddin (2002) Pengantar Pedagogik (dasar-dasar ilmu mendidik),PT<


RINEKA CIPTA, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai