Anda di halaman 1dari 19

LANDASAN, ASAS DAN KOMPONEN PENDIDIKAN

SERTA TUJUAN-TUJUAN PENDIDIKAN


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Mutmainah, S.Pd.I., M.M

Disusun oleh:
Sahroni (22012083)
Dewi Puspitasari (22012092)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS DARUNNAJAH
2023 M/1445 H
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam, atas segala berkat, rahmat, taufik
dan hidayah-Nya yang begitu luas sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul ‘Landasan, asas dan komponen pendidikan serta tujuan pendidikan’ ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Ilmu Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Landasan, asas dan komponen pendidikan serta tujuan-tujuan pendidikan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Al-Ustadzah Mutmainah, S.Pd.I., M.M yang
telah memberikan kami tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.

kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Jakarta, 17 Februari 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................II
DAFTAR ISI …………………………………………………..…………………………….III
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
1. Landasan Pendidikan......................................................................................................3
A. Pengertian landasan pendidikan..................................................................................3
B. Tujuan dan fungsi fondasi pendidikan........................................................................4
C. Landasan Sosiologi......................................................................................................5
D. Wujud Landasan Pendidikan.......................................................................................5
E. Landasan Filosofis.......................................................................................................5
F. Landasan Psikologis....................................................................................................6
G. Landasan Kultirasi.......................................................................................................7
H. Landasan Ilmiah Dan Teknologi.................................................................................7
2. Asas Pendidikan..............................................................................................................7
A. Asas Tut Wuri Handayani...........................................................................................8
B. Asas Belajar Sepanjang Hayat.....................................................................................8
C. Asas Kemandirian Dalam Belajar...............................................................................9
D. Asas Semesta, Menyeluruh, dan Terpadu...................................................................9
E. Asas Manfaat Adil dan Merata....................................................................................9
F. Asas Tanggung Jawab Bersama................................................................................10
3. Komponen Pendidikan..................................................................................................10
4. Tujuan-Tujuan Pendidikan............................................................................................10
A. Tujuan Pendidikan.....................................................................................................10
B. Macam-Macam Tujuan Pendidikan..........................................................................12
BAB III PENUTUPAN...........................................................................................................14
1. KESIMPULAN.............................................................................................................14

III
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar pendidikan suatu negara tidak terlepas dari falsafah dan pandangan
hidup bangsa tersebut, semisalnya di Negara Indonesia mengacu pada Pancasila dan
UUD 1945. Landasan adalah dasar tempat berpijak atau menjadi dasar dimulainya
suatu perbuatan atau kegiatan. Fondasi adalah istilah yang digunakan sebagai
landasan untuk membangun dan dari sana segala kegiatan yang diselenggarakan di
atasnya (termasuk kegiatan pendidikan). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), landasan alas, bantalan paron, dasar, atau tumpuan. Pendidikan pada
dasarnya membantu peserta didik untuk memberdayakan potensi dalam dirinya atau
menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya, sehingga pendidik sering
diartikan sebagai proses memanusiakan menusia. Landasan pendidikan mencangkup
landasan sosiologi, landasan filosofis, landasan psikologis, landasan kultural dan
landasan IPTEK. 1

Asas pendidikan merupakan kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan


berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Asas-asas
pendidikan yaitu asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hayat, asas
kemandirian dalam belajar, asas semesta, menyeluruh dan terpadu, asas manfaat adil
dan merata, dan asas tanggung jawab bersama2.

Komponen-komponen atau faktor-faktor yang ada dalam suatu proses


pendidikan tersebut paling tidak meliputi, (1) dasar dan tujuan pendidikan, (2) alat
pendidik atau siswa, (3) pendidik atau guru, (4) bahan/materi pendidikan, (5) metode
pendidikan, (6) alat pendidikan, (7) lingkungan pendidikan, dan (8) organisasi dan
administrasi pendidikan3.

Tujuan pendidikan adalah untuk menjadikan manusia menjadi transitif, yaitu


suatu kemampuan menangkap dan menanggapi masalah-masalah lingkungan serta
1
Siti Raihan,ilmu pendidikan,(Padang:Pt. Global Eksekutif Teknologi,2022),hlm.46
2
Moh. Yusuf Efendi, Asas-Asas Pendidikan,(Yayasan Kita Menulis,2022)
3
H. Mahmudi, ilmu pandidikan mengupas komponen pendidikan,(Yogyakarta:Cv.Budi Utama,2022),hlm.41
IV
kemampuan berdialog tidak hanya dengan sesama, tetapi juga dengan dunia beserta
segenap isinya, tujuan pendidikan memuat nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar
dan indah untuk kehidupan

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan mengenai landasan pendidikan?

2. Apa saja asas pendidikan?

3. Sebutkan komponen pendidikan?

4. Apa tujuan pendidikan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui penjelasan dari landasan pendidikan

2. Untuk mengetahui asas pendidikan

3. Untuk mengetahui komponen pendidikan

4. Untuk mengetahui tujuan pendidikan

V
BAB II
PEMBAHASAN

1. Landasan Pendidikan

A. Pengertian landasan pendidikan


Dasar pendidikan suatu negara tidak terlepas dari falsafah dan pandangan
hidup bangsa tersebut, semisalnya di Negara Indonesia mengacu pada Pancasila
dan UUD 1945. Landasan adalah dasar tempat berpijak atau menjadi dasar
dimulainya suatu perbuatan atau kegiatan. Fondasi merupakan bagian terpenting
dari suatu bangunan, atau terpenting untuk mengawali suatu usaha (Neolaka dan
Neolaka 2017). Fondasi adalah istilah yang digunakan sebagai landasan untuk
membangun dan dari sana segala kegiatan yang diselenggarakan di atasnya
(termasuk kegiatan pendidikan). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
landasan alas, bantalan paron, dasar, atau tumpuan. Sedangkan, menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan manusia
melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
landasan pendidikan adalah dasar atau tumpuan kuat yang digunakan dalam
proses pendidikan.

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai definisi landasan


pendidikan, sebagai berikut:

a. Blake et al (1998), mengatakan landasan pendidikan secara spesifik


merupakan dasar konseptual yang menjadi dasar pijakan bagi proses
pendidikan secara keseluruhan.

b. Umar Tirta Rahardja dan La Sulo (2005) menegaskan bahwa landasan


pendidikan adalah landasan dan penentu isi dan arah pendidikan.

c. Made Pidarto (2007) secara implisit mendefinisikan landasan pendidikan


sebagai sesuatu yang harus diikuti dalam upaya pengembangan pendidikan.

d. Arif Rahman (2009), mengemukakan bahwa landasan pendidikan adalah


sesuatu yang memberikan dasar atau landasan bagi terselenggaranya sistem
pendidikan yang dibuat oleh masyarakat.
VI
e. Tatatng Syarifudin (2009), landasan pendidikan adalah seperangkat asumsi
yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsepsi landasan


pendidikan merupakan seperangkat asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan
dalam rangka pelaksanaan pendidikan. Landasan pendidikan sebagai tempat
bertumpu atau dasar dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidah-kaidah
dan kenyataan tentang kebijkan dan praktik pendidikan. Landasan pendidikan
sangat diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya diindonesia agar
pendidikan yang sedang berlangsung memiliki pondasi atau pijakan yang
sangat kuat karena pendidikan disetiap negara tidak sama. 4

B. Tujuan dan fungsi fondasi pendidikan


Pendidikan pada dasarnya membantu peserta didik untuk memberdayakan
potensi dalam dirinya atau menumbuh kembangkan potensi-potensi
kemanusiaannya, sehingga pendidik sering diartikan sebagai proses
memanusiakan menusia. Oleh karena itu fungsi pendidikan menjadi sangat
penting bagi manusia sejak awal. Secara spesifik dalam pengertian dalam
pengertian sempit atau mikro, fungsi pendidikan adalah memberikan bantuan
secara sadar untuk terjadinya perkembangan jasmaniah dan rohaniah dalam diri
pesert didik. Selanjutnya, fungsi pendidikan secara luas atau makro adalah sangat
berkaitan dengan (1) pengebangan diri pribadi secara makro, yaitu cinta kasih
pada teman dan sesamanya, mencintai keluarga, mencintai lingkungan, dan
mengenal pencipta alam semesta; (2) pengembangan seni budaya atau kebudayaan
bangsa yang aneka ragam dan (3) pengembangan dirinya sebagai warga negara
yang baik, dan sebagai warga negara harus bertekad bulat untuk mempetahankan
bangsa dan negaranya (Neolaka dan Neolaka, 2017).

Landasan pendidikan memiliki fungsi (1) sebagai pijakan utama yang kokoh
dan adil untuk memastikan keadilan pendidikan seperti dalam landasan hukum
pendidikan; (2) barometer utama untuk memastikan kualitas pendidikan yang
terarah sesuai dengan kebutuhan dan tujuannya; (3) landasan perlindungan hukum
untuk menjaga keadilan dan kemerataan pendidikan adalah (1) pendidikan
menjadi hak seluruh manusia tanpa syarat apapun; (2) pemerataan pendidikan baik
4
Siti Raihan,ilmu pendidikan,(Padang:Pt. Global Eksekutif Teknologi,2022),hlm.46
VII
dari segi kualitas maupun kuantitas bagi seluruh umat manusia; (3) terjaganya hak
pendidikan bagi seluruh kalangan tanpa terkecuali; dan (4) pendidikan berfungsi
sebagaimana mestinya, yakni memajukan dan membantu manusia untuk tidak
disalahgunakan untuk hal yang negatif (Blake et al., 1998)

C. Landasan Sosiologi
Secara sosiolog Alvin Betrand memahami sosiologi sebagai suatu ilmu yang
mempelajari dan menjelaskan tentang hubungan antara manusia (human
relationship) (Ishomuddin, 1997) didalam ilmu ini juga dibahas tentang proses-
proses sosial, mengingat bahwa ilmu pengetahuan perihal struktur menyaratkan
saja belum cukup untuk memperoleh gambar yang nyata mengenai kehidupan
bersama dari manusia (soekanto, 1982). Aspek sosial menunjukan adanya saling
hubungan diantara individu, masyarakat, dan antara individu dengan masyarakat.
Sejak lahir, manusia individu memiliki hakikat kodrat sosial yaitu saling
membutuhkan satu sama lain. Berdasarkan fakta itu, materi pendidikan perlu
digali dari karakter manusia sebagai makhluk sosial, selanjutnya, nilai
kebersamaan tersebut dikembangkan didalam diri setiap peserta didik melalui
seluruh rangkaian kegiatan pendidikannya (Suhartono 2008).

D. Wujud Landasan Pendidikan


Landasan pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu masyarakat
berdasarkan landasan sosiologis, historis kultural, dan psikologi tertentu. Jadi ada
landasan pendidikan yang perlu diperhatikan yaitu landasan filosofis, sosiologis,
kultural, historis dan landasan psikologis bahkan landasan ilmiah dan teknologi
(Tirtahadja dan La Sulo, 1994 dalam siswoyo, dkk, 2008). Akan tetapi selain
landasan yang dijabarkan oleh Umar Tirtahardja dan La Sulo, bersumber dari
kajian literatur lain disebutkan bahwa wujud terdapat landasan pendidikan
tambahan yaitu landasan hukum, landasan ekonomi, landasan religius, dan
landasan politik.

E. Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat (falsafat,
falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa yunani, philein berarti
mencintai, dan shophos/sophis berarti hikmah, arif atau bijaksana. Filsafat
VIII
menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan
konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia. Landasan filosofis pendidikan
mempunyai makna landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat
pendidikan dan berusaha menelaah masalah-masalah pokok dalam pendidikan
diperlukan, dan apa yang seharusnya menjadi tujuan pendidikan. Menurut
Tirtahardja dan La Sulo (2005), dikatakan bahwa terdapat kaitan yang erat antara
pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba merumuskan citra tentang
manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra itu.
Rumusan tentang harkat dan martabat manusia ikut menentukan tujuan dan cara-
cara penyelenggaraan pendidikan, dan dari sisi lain pendidikan merupakan proses
memanusiakan manusia. Filsafat pendidikan.

F. Landasan Psikologis
Psikologi adalah ilmu yang berusaha menyelidiki semua aspek kepribadian
dan tingkah laku manusia, baik yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah, baik
secara teoritis maupun dengan melihat kegunaan didalam praktek, baik secara
individual maupun hubungannya dengan manusia lain atau lingkungannya
(Purwanto, 1998). Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia,
sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam
hubungan interdisipliner dengan ilmu sosial lainnya, khususnya terhadap
pendidikan, psikologipun memberikan landasan, yaitu dalam hal pembinaan
perilaku karena pada dasarnya, perbaikan perilaku merupakan sarana utama
penyelenggaraan pendidikan. Orientasi umum psikologi perkembangan dalam hal
aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik memberi petunjuk terhadap
pendidik dalam hal menyiapkan dan mengorganisasikan materi pendidikan serta
memberi arah bagaimana membina peserta didik agar mau belajar secara bebas,
tanpa terbebani sesuatu apapun (suhartono, 2008). Pemahaman terhadap peserta
didik, terutama sekali yang berhubungan dengan aspek kejiwaan, merupakan salah
satu kunci keberhasilan dalam pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan
penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya, pengetahuan tentang
aspek-aspek pribadi, urutan, dan ciri-ciri pertumbuhan setiap aspek, dan konsep
tentang cara-cara yang paling tepat untuk pengembangan kepribadian.

IX
G. Landasan Kultirasi
Landasan kulturan pendidikan didasarkan pada kenyataan bahwa ada
keterkaitan yang cukup kuat antara kebudayaan dan pendidikan. Kebudayaan yang
ada dan berkembang dalam masyarakat akan menentukan bagaimana sistem
pendidikan akan disusun dan di praktekan dalam masyarakat terhadap pendidikan.
Pendidikan dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Pendidikan
tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan dan sebaliknya. Tanpa proses
pendidikan tidak mungkin kebudayaan itu berlangsung dan berkembang.
Pendidikan dan kebudayaan memiliki hubungan dalam kesamaan paradigma
dimana pendidikan merupakan proses akulturasi (pembudayaan), imparting
(menggambarkan), explain (menjelaskan), justify (membenarkan), directing
(mengarahkan), Transfer (mengalihkan), dan institusionalisasi.

H. Landasan Ilmiah Dan Teknologi


Pendidikan dengan ilmu pengatahuan dan teknologi (IPTEK) mempunyai
hubungan yang sangat erat. Selainuntuk menciptakan, mengajarkan, dan
mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan juga dipraktikkan
dengan menggunakan ilmu ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Dengan
demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga
ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK. Selanjutnya
pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan
pengembangan IPTEK tersebut. IPTEK menjadi bagian utama dalam isi
pembelajaran. Dengan kata lain pendidikan berperan sangat penting dalam
pewarisan dan pengembangan IPTEK. Pada sisi lain, pada setiap perkembangan
IPTEK harus sering diakomodasi oleh pendidikan yakni dengan segera
memasukan hasil pengembangan IPTEK dan ke dalam bahan pembelajaran.
Dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat yang makin kompleks
maka pendidikan dengan segala aspek mau tidak mau mengakomodasi
perkembangan itu (Pring, 1994).

2. Asas Pendidikan
Asas pendidikan merupakan kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir,
baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus diindonesia,

X
terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan itu. Asas-asas tersebut antara lain:

A. Asas Tut Wuri Handayani


Asas tut wuri handayani merupakan inti dari asas yang menegaskan bahwa
setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri (zelf-veschikkingsrecht)
dengan mengingat tertibnya persatuan dalam peri kehidupan umum. Asas tut wuri
handayani merupakan gagasan yang mul-mula dikemukakan oleh Ki Hajar
Dewantara seseorang perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional. Tut wuri
handayani mengandung arti pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki
mengikuti dari belakang dan memberi pengaruh, tidak menarik-narik dari depan,
membiarkan anak mencari jalan sendiri dan jika anak melakukan kesalahan baru
pendidik membantunya. 5

B. Asas Belajar Sepanjang Hayat


Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang
dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Dikenal
dengan belajar sepanjang hayat. Kedua istilah ini memang tidak dapat dipisahkan.
Tetapi dapat dibedakan. Penekanan istilah belajar adalah perubahan perilaku
(kognitif/afektif/psikomotor) yang relatif tetap karena pengaruh pengalaman,
sedang istilah pendidikan menekankan pada usaha sadar dan sistematis untuk
penciptaan suatu lingkungan yang memungkinkan. Asas belajar sepanjang hayat
hidup (life long education). Mulai populer pada tahun 1979, yang dikemukakan
UNESCO yang terkenal dengan life long education. Pendidikan seumur hidup
adalah pendidikan yang harus:

a. Seluruh hidup setiap individu merupakan pembentukan, pembaharuan,


peningkatan, dan penyempurnaan pengetahuan, sikap dan keterampilan
seseorang.

b. Mengembangkan penyadaran diri meningkatkan kemampuan motivasi untuk


belajar mandiri asas kemandirian dalam belajar (self regulated learning) baik
asas tut wuuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara langsung erat
keterkaitannya dengan asas kemandirian belajar. Asas tut wuri handayani pada

5
Moh. Yusuf Efendi, Asas-Asas Pendidikan,(Yayasan Kita Menulis,2022)
XI
prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan siswa untuk mandiri, termasuk
mandiri dalam belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin
dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghadiri campur
tangan guru, namun guru selalu siap untuk ulur tangan ketika diperlukan.
Selanjutnya asas sepanjang hayat dapat diwujudkan apabila didasarkan pada
asumsi bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar, karena
tidak mungkin seorang belajar sepanjang hayatnya jika selalu tergantung dari
bantuan guru atau orang lain.

C. Asas Kemandirian Dalam Belajar


Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 (dua) asas tut wuri handayani dan
belajar sepanjang hayat. Implikasi dari asas ini adalah pendidik harus menjalankan
peran komunikator, fasilitator, organisator, dsb. Pendidik diharapkan dapat
menyediakan dn mengatur berbagai pengajaran berprogram, dan sebagainya.
Keseluruhan upaya itu akan dapat terlaksana dengan semestinya apabila setiap
lebaga pendidikan, utamanya sekolah. Didukung oleh suatu ousat sumber belajar
(PSB) yang memadai. Seperti diketahui, PSB itu memberi peluang tersedianya
berbagai jenis sumber belajar disamping bahan pustaka di perpustakaan, seperti
rekaman elektronik, ruang-ruang belajar (tuturial) sebagai mitra kelas. Dengan
dukungan PSB itu asas-asas kemandirian dalam belajar akan lebih dimantapkan
dan dikembangkan.

D. Asas Semesta, Menyeluruh, dan Terpadu


Asas semesta, meyeluruh dan terpadu. Semesta artinya pendidikan itu terbuka
untuk seluruh rakyat. Menyeluruh artinya mencakup semua jalur, jenjang dan
jenis pendidikan dengan pembangunan nasional. Asas semesta, menyeluruh dan
terpadu yang berarti bahwa pendidikan nasional terbuka bagi setiap manusia
indonesia.

E. Asas Manfaat Adil dan Merata


Asas adil dan merata yang berarti bahwa semua kepentingan berbagai pihak
harus mendapat perhatian dan perlakuan yang seimbang, asas manfaat berarti
pendidikan harus mengingat kemanfaatannyabagi masa depan peserta didik,
brmasyarakat, berbangsa, bernegara dan beragama. Asas manfaat, adil dan merata
XII
yang meliputi asas non diskriminasi, baik atas dasar kesukuan, daerah, keturunan,
derajat, jenis kelamin dan kekayaan maupun atas dasar agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

F. Asas Tanggung Jawab Bersama


Dalam pembukaan UUD 1945 dinyatakan beberapa tujuan yang hendak
dicapai oleh negara yaitu: melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh
tumpah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, kemudian dalam batang
tubuh UUD 1945 salah satu pasal juga menyatakan “Tiap-Tiap warga negara
berhak mendapatkan pengajaran.” Asas tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat, dan pemerintah. Asas pendidikan berlangsung dalam lingkungan
rumah tangga, sekolah dan masyarakat.

3. Komponen Pendidikan
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata komponen berarti bagian dari
keseluruhan; atau unsur, menurut sukadari dan T.Sulistyono, kata komponen
disamakan dengan faktor. Jadi komponen-komponen pendidikan disamakan dengan
faktor-faktor pendidikan. Komponen-komponen atau faktor-faktor yang ada dalam
suatu proses pendidikan tersebut paling tidak meliputi, (1) dasar dan tujuan
pendidikan, (2) alat pendidik atau siswa, (3) pendidik atau guru, (4) bahan/materi
pendidikan, (5) metode pendidikan, (6) alat pendidikan, (7) lingkungan pendidikan,
dan (8) organisasi dan administrasi pendidikan.

Menurut M. Hafi Anshari, faktor pendidikan adalah semua unsur yang harus
ada di dalam proses pendidikan. Ada yang membagi faktor pendidikan ke dalam 5
(lima) faktor, yaitu (1) tujuan pendidikan, (2) alat pendidikan, (3) pendidik, (4) anak
didik, dan (5) milieu atau lingkungan pendidik.

4. Tujuan-Tujuan Pendidikan

A. Tujuan Pendidikan
Tujuan merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan. Begitu pula
halnya dengan penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat dilepaskan dari
XIII
sebuah tujuan yang hendak dicapainya. Hal itu harus dibuktikan dengan adanya
sebuah aktivitas dalam penyelenggaraan pendidikan yang dialami.

Tujuan pendidikan sebenarnya sudah terurai di dalam pengertian pendidikan


sebagai usaha sadar, yang berarti bahwa usaha tersebut mengalami permulaan dan
67
mengalami pula akhirnya. Dalam Undang-Undang No.20 Sisdiknas tahun 2003
(UU SPN, 2003). Disebutkan bahwa pendidikan anak usia dini bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik. Ada usaha yang terhenti karena mengalami kegagalan sebelum
mencapai tujuan, namun usaha baru berakhir kalau tujuan akhir telah tercapai.

Dari pengertian tersebut maka jelas bahwa tujuan pendidikan yaitu:

1) Mengakhiri tujuan itu.

2) Mengarahkan tujuan itu.

3) Suatu tujuan dapat pula merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan
lain. Baik berupa tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutandan tujuan
pertama.

4) Memberi nilai pada usaha-usaha itu.

Tujuan pendidikan adalah untuk menjadikan manusia menjadi transitif, yaitu


suatu kemampuan menangkap dan menanggapi masalah-masalah lingkungan serta
kemampuan berdialog tidak hanya dengan sesama, tetapi juga dengan dunia
beserta segenap isinya, tujuan pendidikan memuat nilai-nilai yang baik, luhur,
pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Oleh karenanya tujuan pendidikan
memiliki dua fungsi, yang pertama, memberi arah kepada segenap kegiatan
pendidikan, dan kedua, merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap
kegiatan pendidikan.

Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk
berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek

6
H. Mahmudi, ilmu pandidikan mengupas komponen pendidikan,(Yogyakarta:Cv.Budi Utama,2022),hlm.41

XIV
kehidupan. Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter
seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Brubach dalam Hikmahuda (2014) menguraikan fungsi tujuan


pendidikan melaksanakan tiga fungsi penting yang semuanya bersifat normatif
yaitu:

1) Tujuan pendidikan memberikan arahan pada proses yang bersifat edukatif.

2) Tujuan pendidikan tidak seharusnya selalu memberi arah pada pendidikan


tetapi harus mendorong atau memberikan motivasi sebaik mungkin.

3) Tujuan pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan pedoman atau


menyediakan kriteria-kriteria dalam menilai proses pendidikan.

B. Macam-Macam Tujuan Pendidikan


1) Tujuan Umum atau Pendidikan Nasional

Tujuan pendidikan ini merupakan tingkatan yang tertinggi. Pada tujuan


ini digambarkan harapan masyarakat atau negara tentang ciri-ciri seseorang
manusia yang dihasilkan proses pendidikan atau manusia yang terdidik.

Perumusan tujuan pendidikan nasional tersebut dapat memberikan arah


yang jelas bagi setiap usaha pendidikan di indonesia. Untuk dapat mencapau
tujuan pendidikan nasional tersebut, dibutuhkan adanya lembaga-lembaga
pendidikan yang masing-masing mempunyai tujuan tersendiri.

2) Tujuan Institusional

Tujuan Institusional adalah tujuan pendidikan yang akan dicapai oleh


suatu lembaga pendidikan tertentu. Tujuan Institusional adalah perumusan
secara umum pola perilaku dan pola kemampuannya yang harus dimiliki
lembaga pendidikan yang berbada-beda sesuai dengan fungsi dan tugas yang
harus dipikul oleh setiap lembaga dalam rangka menghasilkan lulusan dengan
kemampuan dan keterampilan tertentu.

Dengan demikian, perumusan tujuan Intitusional dipengaruhi oleh tiga


hal: tujuan pendidikan nasional, kekhusussan setiap lembaga dan tingkat usia

XV
peserta didik. Tujuan itu dicapai melalui pemberian berbagai pengalaman
belajar kepada peserta didiknya.

3) Tujuan Kulikuler

Tujuan Kulikuler yaitu untuk mencapai pola perilaku dan pola


kemampuan serta keterampilan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu
lembaga. Tujuan kulikuler adalah tujuan yang dirumuskan secara formal pada
kegiatan kulikuler yang ada pada lembaga-lembaga pendidikan.

4) Tujuan Instruksional

Adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh
siswa atau anak didik sesudah melewati kegiatan instruksional yang
bersangkutan dengan berhasil. Tujuan tersebut merupakan tujuan yang hendak
docapai setelah selesai proses belajar mengajar/ program pengajaran.

XVI
BAB III
PENUTUPAN

1. KESIMPULAN
Landasan adalah dasar tempat berpijak atau menjadi dasar dimulainya suatu
perbuatan atau kegiatan. Fondasi merupakan bagian terpenting dari suatu bangunan,
atau terpenting untuk mengawali suatu usaha (Neolaka dan Neolaka 2017). Fondasi
adalah istilah yang digunakan sebagai landasan untuk membangun dan dari sana
segala kegiatan yang diselenggarakan di atasnya (termasuk kegiatan pendidikan).
Secara spesifik dalam pengertian dalam pengertian sempit atau mikro, fungsi
pendidikan adalah memberikan bantuan secara sadar untuk terjadinya perkembangan
jasmaniah dan rohaniah dalam diri pesert didik. Selanjutnya, fungsi pendidikan secara
luas atau makro adalah sangat berkaitan dengan (1) pengebangan diri pribadi secara
makro, yaitu cinta kasih pada teman dan sesamanya, mencintai keluarga, mencintai
lingkungan, dan mengenal pencipta alam semesta; (2) pengembangan seni budaya
atau kebudayaan bangsa yang aneka ragam dan (3) pengembangan dirinya sebagai
warga negara yang baik, dan sebagai warga negara harus bertekad bulat untuk
mempetahankan bangsa dan negaranya Landasan pendidikan mencangkup landasan
sosiologi, landasan filosofis, landasan psikologis, landasan kultural dan landasan
IPTEK.

Asas pendidikan merupakan kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan


berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus
diindonesia, terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan
melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas pendidikan yaitu asas tut wuri handayani,
asas belajar sepanjang hayat, asas kemandirian dalam belajar, asas semesta,
menyeluruh dan terpadu, asas manfaat adil dan merata, dan asas tanggung jawab
bersama.

Komponen-komponen atau faktor-faktor yang ada dalam suatu proses


pendidikan tersebut paling tidak meliputi, (1) dasar dan tujuan pendidikan, (2) alat

XVII
pendidik atau siswa, (3) pendidik atau guru, (4) bahan/materi pendidikan, (5) metode
pendidikan, (6) alat pendidikan, (7) lingkungan pendidikan, dan (8) organisasi dan
administrasi pendidikan.

Tujuan pendidikan sebenarnya sudah terurai di dalam pengertian pendidikan


sebagai usaha sadar, yang berarti bahwa usaha tersebut mengalami permulaan dan
mengalami pula akhirnya. Tujuan merupakan arah yang hendak dituju oleh
pendidikan. Begitu pula halnya dengan penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat
dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya. Hal itu harus dibuktikan
dengan adanya sebuah aktivitas dalam penyelenggaraan pendidikan yang dialami.
Macam-Macam Tujuan Pendidikan, Tujuan Umum atau Pendidikan Nasional, tujuan
institusional, tujuan kulikuler, tujuan istruksional.

XVIII
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, M. Y. (2022). Asas-Asas Pendidikan. In Asas Pendidikan. Yayasan Kita Menulis. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?
id=fKqTEAAAQBAJ&pg=PA8&dq=Asas+pelaksanaan+pendidikan&hl=id&newbks=1&newbks_
redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwiv6M7MsZr9AhVKIrcAHd
UmANsQ6AF6BAgCEAM#v=onepage&q=Asas%20pelaksanaan%20pendidikan&f=false

Mahmudi. (2022). Ilmu Pendidikan. In Komponen Pendidikan (p. 41). Yogyakarta: Cv. Budi Utama.
Retrieved from https://books.google.co.id/books?
id=3_ZxEAAAQBAJ&pg=PA41&dq=komponen+pendidikan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=
0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwiT-
7qxsJr9AhVaSGwGHRXqC2EQ6AF6BAgJEAM#v=onepage&q=komponen
%20pendidikan&f=false

Raihan, S. (2022). Ilmu Pendidikan. In Landasan Pendidikan (pp. 46-58). Padang, Sumatra Barat: Get
Press. Retrieved from https://books.google.co.id/books?
id=K3tmEAAAQBAJ&pg=PA44&dq=Pengantar+ilmu+pendidikan+amin+kuneifi+elfachmi&hl=i
d&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwj
m58Opr5r9AhU21jgGHduABgYQ6AF6BAgGEAM#v=onepage&q=Pengantar%20ilmu%20

Widyastuti, A. (2021). Dasar-Dasar Kependidikan. In Tujuan Pendidikan (pp. 10-13). Yayasan Kita
Menulis. Retrieved from https://books.google.co.id/books?
id=7SkWEAAAQBAJ&pg=PA10&dq=tujuan+pendidikan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&s
ource=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwipm9D4sJr9AhXCV2wGHToPBKkQ
6AF6BAgFEAM#v=onepage&q=tujuan%20pendidikan&f=false

XIX

Anda mungkin juga menyukai