Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH DASAR-DASAR PENDIDIKAN

‘’LANDASAN-LANDASAN PENDIDIKAN’’

(DASAR-DASAR PENDIDIKAN)

DOSEN PENGAMPUH : Abdul Rahman M.Pd

OLEH :

KELOMPOK 4

AGISTA NURFADILLAH.H (2023010104162)

ABDULLAH MA’RUF (2023010104163)

PUTRI SYAHWALIA (2023010104190)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan banyak
kemudahan dan limpahan rezeki-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas
kelompok dalam membuat makalah yang bertajuk ‘’DASAR-DASAR
PENDIDIKAN’’.

Kami sadar betul dalam penggarapan makalah ini tak lepas dari bantuan banyak
pihak,termasuk Bapak Dosen Abdul Rahman M.Pd yang sudah membimbing
kelompok 4 dari mulai penggarapan sampai rampungnya makalah.

Selain itu,makalah yang kami garap masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Kiranya, kami berharap adanya
saran dan kritik untuk makalah yang baru kami buat. Terakhir, kami berharap semoga
makalah ini bisa memberi manfaat yang banyak bagi pembaca.

Kendari,Oktober 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………...

KATA PENGANTAR …………………………………………….....................

DAFTAR ISI …………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ..…………...………………………………………...

B.Rumusan Masalah……………..……………………………………...

C.Tujuan Penelitian……………………………………………..………

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian dan Landasan Pendidikan……………………………...…

B.Mendeskripsikan Landasan Pendidikan………………………...……

C.Mengidentifikasi Landasan Pendidikan………………………………

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan…..……………………………………………………….

B.Saran…………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistematis selalu bertolak


dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu.
Landasan dan asas tersebut sangat penting,karena pendidikan merupakan pilar
utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.
Untuk Indonesia, pendidikan diharapkan mengusahakan pembentukan
manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan
mampu mandiri, dan pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat,
bangsa, dan Negara Indonesia. (Undang-Undang, 1992 : 24). Landasan-
landasan pendidikan tersebut akan memberikan pijakan dan arah terhadap
pembentukan manusia Indonesia, dan serentak dengan itu, mendukung
perkembangan masyarakat, bangsa dan Negara. Sedangkan asas-asas pokok
pendidikan akan memberi corak khusus dalam penyelenggaraan pendidikan
itu, dan pada gilirannya, memberi corak pada hasil-hasil pendidikan itu yakni
manusia dan masyarakat Indonesia.

Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis,


sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam
menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi
akan mendorong pendidikan itu akan menjemput masa depan. Kajian berbagai
landasan pendidikan itu akan dapat membentuk wawasan yang tepat tentang
pendidikan . Dengan wawasan pendidikan yang tepat pula, akan dapat
memberi peluang yang lebih besar dalam merancang dan menyelenggarakan
program pendidikan yang tepat.

B.Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian pendidikan secara elektrik

2. Diskusikan pelaksanaan dari berbagai landasan pendidikan

3. Diskusikan perbedaan antara mendidik, mengajar dan belajar

4.Diskusikan kapan pendidikan dimulai dan kapan selesai dan bagaimana


dengan konsep pendidikan seumur hidup

C.Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan pengertian dan landasan pendidikan

2. Memahami berbagai landasan pendidikan, utamanya landasan filosofis,


landasan sosiologis, landasan kultural, landasan psikologis

3. Menyebutkan konsepsi mengajar, mendidik dan belajar

4. Menjelaskan pendidikan seumur hidup atau (life long education)


BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Dan Landasan Pendidikan

Pengertian adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus
dari generasi ke generasi dimanapun didunia ini. Upaya memanusiakan
manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesusai dengan pandangan
hidup dan dalam latar sosial – kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Batasan
tentang arti ‘’pendidikan’’ yang dibuat oleh para ahli sangat beragam.
Perbedaan tersebut pada umumnya karena perbedaan dalam orientasi filsafat,
konsep dasar dan penekanannya. Berikut ini ditinjau beberapa batasan arti
pendidikan :

a. UU. No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, Bangsa dan
Negara.

b. Prof. Dr. N. Drijakara


Pendidikan diartikan sebagai suatu upaya dalam memanusiakan
manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf yang insani.

c. Ki Hajar Dewantara

Pendidikan adalah suatu tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-


anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang
setinggi-tingginya.

d. M.J. Langeveld

Pendidikan adalah upaya dalam membimbing manusia yang belum


dewasa kearah kedewasaan. Pendidikan adalah suatu usaha dalam
menolong anak untuk melakukan tugas-tugas hidupnya agar senantiasa
mandiri dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan juga
diartikan sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung
jawab.

e. Francis John Dewey

Pendidikan bukan hanya proses pemberian pengetahuan yang bersifat


statis. Keterampilan dan pengetahuan siswa dari proses belajar harus
diintegrasikan sepenuhnya kedalam kehidupan mereka dalam
bermasyarakat dan dunia nyata.

f. Francis J. Brown

Pendidikan adalah proses kontrol yang memperhatikan perubahan


perilaku yang dihasilkan seseorang dalam kelompok.

g. Arthur K. Ellis, John J. Cogan dan Kenneth R. Howey


Pendidikan adalah jumlah total dari pengalaman belajar seseorang
selama hidupnya, bukan hanya dalam pengalaman pendidikan formal.
Ini adalah proses dimana seseorang mendapatkan, mengerti dirinya
sendiri seperti mengerti lingkungannya.

h. GHBN ( Garis Besar Haluan Negara ) 1998

GHBN 1998 memberikan batasan tentang pendidikan nasional yang


berakar pada kebudayaan bangsa dan berdasarkan pancasila dan UUD
1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan bangsa serta harkat
dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat
Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, berkualitas, mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan
masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan
pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas bangsa.

Pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung


banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang
kompleks itu, maka tidak sebuah batasanpun yang cukup memadai
untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Dibawah ini
dikemukakan beberapa batasan tentang pendidikan yang berbeda
berdasarkan fungsinya :

a. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya

Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan


sebagai kegiatan pewarisan budaya dari suatu generasi ke
generasi lainnya. Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami
proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada 3
bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok
diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab
dan lain-lain, yang kurang cocok diperbaiki misalnya tata cara
perkawinan, dan tidak cocok diganti misalnya pendidikan seks
yang dahulu ditabukan diganti dengan pendidikan seks melalui
pendidikan formal.

b. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi

Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan


sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sitemik dan terarah
kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses
pembentukan pribadi dapat dilakukan melalui komunikasi
antara orang dewasa dan anak.

c. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja

Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai


kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal
dasar untuk bekerja.
B.Mengidentifikasi Landasan Pendidikan

Landasan pendidikan terdiri dari beberapa jenis yaitu landasan filosofis,


landasan sosiologis, landasan kultural, landasan psikologis :

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna


atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah
pokok seperti : apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu
diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuannya. Landasan
filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat.
Filsafat pendidikan berupaya menjawab secara kristis dan mendasar
berbagai pertanyaan kelompok sekitar pendidikan.

Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan


hasil kajian antara lain tentang :

a. Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makhluk didunia ini


seperti yang disimpulkan sebagai zoon politicon, homo
sapiens,animal educandum.
b. Masyarakat dan kebudayaannya.
c. Keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak
menghadapi tantangan.
d. Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan,
utamanya filsafat pendidikan. (Wayan Ardhana,1986:Modul 1/9).
Hasil-hasil kajian filsafat tersebut utamanya tentang konsepsi manusia
dan dunianya, sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan.
Berbagai pandangan filosofis tentang manusia dan aliran dunianya
yang dikemukakan oleh berbagai aliran dalam filsafat sangat
bervariasi. Secara historis terdapat dua aliran yang saling bertentangan
yakni idealisme dan naturalisme (positivisme), dengan segala
variasinya masing-masing. Wayan Ardhana, dkk

(1986 : Modul 1/12-18) mengemukakan bahwa aliran-aliran filsafat itu


bukan hanya mempengaruhi pendidikan, tetapi juga melahirkan aliran
filsafat pendidikan seperti :

1. Idealisme

Menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide


sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap
kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari
ide sebagai kebenaran spiritual atau mental. Ide sebagai
gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenaran atau nilai
sejati yang absolut dan abadi. Namun pada umumnya
aliran ini menekankan bahwa pendidikan merupakan
kegiatan intelektual untuk membangkitkan ide-ide yang
masih laten. Oleh karena itu sebagai lembaga
pendidikan, sekolah berfungsi untuk membantu siswa
mencari dan menemukan kebenaran,keindahan dan
kehidupan yang luhur.

2. Realisme
Pendidikan menekankan pada pengakuan adanya
kenyataan hakiki yang objektif, diluar manusia.

3. Perenialisme

Dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi


materi yang konstan atau perenial. Prinsip pendidikan
antara lain :

a. Konsep pendidikan itu bersifat abadi karena


hakikat manusia yang tidak pernah berubah.
b. Inti pendidikan harus mengembangkan
kekhususan manusia yang unik yaitu
kemampuan berfikir.
c. Tujuan belajar adalah mengenal kebenaran
abadi dan universal.
d. Pendidikan merupakan persiapan bagi
kehidupan sebenarnya.
4. Esensialisme

Filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip idealisme


dan realisme secara ekletis. Esensialisme mulai lebih
dominan di Eropa sejak adanya semacam pertentangan
antara para pendidik, sehingga mulai timbul pemisah
antara pelajaran teoritik ( liberal arts ) yang
memerdekakan akal dengan pelajaran praktek.

5. Pragmatisme dan Progresivisme

Sedangkan Waini Rasyidin (dalam Redja Mudyaharjo


et.al., 1992, 140-150) membedakan antara filsafat dan
mazhab filsafat pendidikan, yakni aliran filsafat yang
besar pengaruhnya terhadap pendidikan adalah
idealisme, realisme, (positivism, matearisme), :
Neothomisme, dan pragmaisme ; sedangkan mazhab
filsafat pendidikan ialah esensialisme, perenialisme,
progresivisme dan rekontruksionisme. Baik sebagai
aliran filsafat maupun sebagai mazhab filsafat
pendidikan, pandangan-pandangannya tentang manusia
dan dunianya pada umumnya ikut mempengaruhi
konsepsi dan atau penyelenggaraan penelitian.

2. Landasan Sosiologis

Landasan sosiologis pendidikan adalah acuan atau asumsi dalam


penerapan pendidikan yang bertolak pada interaksi antar individu
sebagai makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Kegiatan
pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu
(pendidik dan anak didik). Oleh karena itu kegiatan pendidik dapat
berlangsung baik dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Kajian sosiologis tentang pendidikan mencakup semua jalur
pendidikan tersebut ; pendidikan keluarga sangat penting, karena
keluarga merupakan lembaga sosial yang pertama bagi tiap manusia.
Oleh karena itu proses sosialisasi dimulai dari keluarga dimana anak
mulai mengembangkan diri. Dalam keluarga dimulai ditanamkan nilai-
nilai dan sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak. Nilai-
nilai agama, moral, budaya, dan keterampilan perlu dikembangkan
dalam pendidikan keluarga.

Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi dilembaga sekolah yang


dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat dengan perencanaan dan
pelaksanaan yang mantap. Selain sekolah dan keluarga, proses
pendidikan juga dipengaruhi oleh berbagai kelompok kecil dalam
masyarakat seperti kelompok keagamaan dan organisasi
kemasyarakatan.

3. Landasan Kultural

Pendidikan selalu terkait dengan manusia, sedangkan setiap manusia


menjadi anggota masyarakat dan pendukung budaya. Kebudayaan dan
pendidikan mempunyai hubungan timbal balik. Sebagai makhluk
kebudayaan manusia hidup dalam suatu sistem yang mengatur
bagaimana manusia itu harus hidup dan bertindak baik dalam
kehidupannya secara perorangan atau sebagai anggota masyarakat.

Sistem pendidikan di Indonesia berakar pada kebudayaan bangsa


Indonesia, Pancasila dan UUD 1945.

4. Landasan Psikologi

Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga


landasan psikologis pendidikan merupakan suatu landasan dalam
proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang
kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan
dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan
tertentu untuk pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan
tertentu unyuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan
tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan
proses pendidikan.
C.Mendeskripsikan Landasan Pendidikan

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistematis selalu bertolak dari


sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan
dan asas tersebut sangat penting, Karena pendidikan merupakan pilar utama
terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa.

1. Konsepsi Mengajar, Mendidik dan Belajar


 Mengajar adalah perbuatan yang dilakukan oleh seorang pendidik
(Guru) kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Ciri-ciri hasil
pengajaran yang baik adalah hasil belajar tahan lama, dan hasil
belajar merupakan pengetahuan yang asli dan otentik.
 Mendidik adalah penggunaan proses mengajar sebagai sarana
untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai waktu tujuan
pendidikan. Hasil mendidik tidak dapat dilihat dalam waktu yang
instan. Contoh seorang guru matematika mengajarkan kepada
anak agar pintar menghitung, tapi anak tersebut tidak penuh
perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru
tersebut baru sebatas mengajar belum mendidik.
 Belajar adalah usaha anak didik untuk meningkatkan kemampuan
Kognitif, Afektif dan Psykomotorik untuk mencapai tujuan yang di
inginkan. Agar anak didik dapat mengikuti perubahan dalam pola
kehidupan, serta dalam menjalin kerjasama, maka anak didik harus
dapat :
a. Belajar untuk mengenal (learning to know) cara dan
sarana untuk memahami pengetahuan lebih lanjut.
b. Belajar berkarya (learning to do) untuk meningkatkan
kreativitas, prokdutivitas dan profesionalisme.
c. Belajar membentuk jati diri (learning to be) dengan
mengembangkan semua potensi yang ia miliki.
d. Belajar untuk hidup dalam kebersamaan (learning to live
together) dengan mengembangkan pemahaman atas
sejarah, tradisi dan nilai-nilai warga lain yang didasarkan
atas pengakuan saling ketergantungan dalam menghadapi
tantangan masa depan.

Tidak semua guru mampu mendidik walaupun ia pandai mengajar, untuk menjadi
pendidik guru tidak cukup menguasai materi dan keterampilan mengajar saja, tapi
perlu memahami dasar-dasar agama dan norma-norma masyarakat, sehingga guru
dalam pembelajaran mampu menghubungkan materi yang disampaikannya dengan
sikap dan kepribadian yang harus tumbuh sesuai dengan ajaran agama dan norma-
norma dalam masyarakat.
Seorang anak dapat mengembangkan potensinya dengan maksimal bila mendapatkan
dukungan dari lingkungan sekitarnya. Pendidik atau orang tua harus memiliki
pengetahuan dalam membimbing dan mendukung anak tersebut. Orang tua memiliki
peran yang sangat penting dan utama dalam perkembangan personal anak (Grolnick,
1995; Santrock, 2009, Eggen, 2004.
2. Batas – Batas Pendidikan

Batas kemungkinan didik ditentukan oleh keterbatasan potensi


bawaan yang disebabkan oleh cacat rohani – jasmani yang
berat. Menurut Langeveld, batas bawah atau saat siap
memperoleh pendidikan ialah pada saat anak sudah sanggup
menerima dan mengakui kewibawaan pendidik. Gejala ini
Nampak kira-kira pada usia 3,5 tahun dan jelas kelihatan pada
usia 5 tahun. Menurut Langeveld masa sebelumnya merupakan
masa pendidikan pendahuluan dimana anak hanya menuruti,
meniru orang tua dalam perilaku tertentu, dan tidak langsung
dikaitkan dengan tujuan pembentukkan pribadi dewasa susila.
Selanjutnya dikatakan oleh Langeveld, bahwa seseorang telah
menyelesaikan pendidikannya bilamana telah mencapai pribadi
dewasa susila. Sejak bayi sampai terbentuknya pribadi susila
anak didik tetap mendapat bantuan, bimbingan dan pendidikan.
Dan setelah menyelesaikan pendidikannya tak ada lagi ikatan
pedagosis antara pendidik dan anak didik. Anak didik itu
sendiri akan terus menyempurnakan hidupnya namun pada
saat-saat tertentu dapat saja memperoleh pendidikan untuk
menyempurnakan kepribadiannya. Oleh karena itu pendidikan
bisa berlangsung seumur hidup.
3. Pendidikan Seumur Hidup ( Life Long Education )

Life long education cenderung melihat pendidikan sebagai


kegiatan kehidupan masyarakat dalam mencapai perwujudan
manusia secara penuh yang berjalan terus menerus seolah-olah
tidak ada batasnya. Ini berarti bahwa pendidikan itu tidak
hanya penting bagi anak-anak, tetapi juga penting untuk orang
dewasa maupun orang tua dalam rangka pencapaian
perkembangan manusia yang penuh. Hanya dengan pendidikan
manusia dapat mempertahankan kehidupannya dalam
perkembangan yang telah dicapainya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan adalah usaha yang dilakukan manusia guna


menumbuhkembangkan potensi dasar yang ada pada diri manusia.
Pada dasarnya pendidikan tidak mengenal batasan waktu, usia, dan
tempat. Namun mengenai batas-batas pendidikan dalam jangka waktu
tertentu. Batas awal pendidikan dimulai dengan pemeliharaan yang
merupakan persiapan ke arah pendidikan nyata, yaitu pada minggu dan
bulan pertama seorang anak dilahirkan, sedangkan pendidikan yang
sesungguhnya baru terjadi kemudian. Adapun batas terakhir
pendidikan yaitu sampai akhir hayat.

B. Saran

Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntuk


perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu
bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus
dilakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan
Negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidiknya
terlebih dahulu. Dengan meningkatnya kualitas pendidik berarti
sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan
akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala
bidang didunia internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Tim Dosen MKDK UNJ, 2013. Landasan Ilmu Pendidikan. Jakarta : Fakultas
Ilmu Pendidikan UNJ.

Surna, I Nyoman dan Olga D. Pandeirot. 2014. Psikologi Pendidikan 1. Jakarta :


Erlangga

https://id.scribd.com/document/531549277/LANDASAN-LANDASAN-
PENDIDIKAN

Anda mungkin juga menyukai