Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

LANDASAN-LANDASAN PENDIDIKAN
DAN ASAS-ASAN PENDIDIKAN

MATA KULIAH : Pengantar Pendidikan


DOSEN PENGAMPU : Dr. Mahfud M. Gamar, M.Pd

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 4


ISNAENI (A31122069)
MOH FIKRI (A31122080)
NAZWA SALSABILA (A31122081)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis ini dengan judul landasan-landasan Pendidikan dan asas-asas
Pendidikan.
Shalawat serta salam tercurahkan kepada paduka alam Habibana Wanabiyana Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat serta umatnya dan senantiasa setia hingga akhir zaman.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat mengikuti Pembelajaran Mata Kuliah pengantar Pendidikan Di
Prodi Pendidikan sejarah Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas tadulako Tahun Akademik 2022
Pada kesempatan ini penulis penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada
semua pihak yang sudah berusaha keras memberikan bimbingan dan bantuan baik moril maupun materil serta
do’a dalam penyusunan Makalah ini.
Penulis menyadari Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan baik isi maupun bentuk penulisannya, karena
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan skripsi ini. dengan segala kerendahan hati skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang
memerlukannya.

PALU, 7 OKTOBER 2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….1
C. Tujuan…………………………………………………………………………1
BAHAN KAJIAN
A. Pengertian Pendidikan……………………………………………………….2
B. Pengertian landasan Pendidikan……………………………………………..2
C. Pengertian asas Pendidikan………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan-landasan Pendidikan………………………………………………3
Landasan filosofis…………………………………………………………………….3
Landasan sosiologis………………………………………………………………….
Landasan kultural………………………………………………………...................
Landasan psikologis……………………………………………………...................
Landasan ilmiah dan teknologi serta seni…………………………………………..
B. Asas-asas Pendidikan………………………………………………………
Asas tut wri handayani……………………………………………………………...
Asas belajar sepanjang hayat………………………………………………………
Asas kemandirian sepanjang hayat………………………………………………..
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
BIODATA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sestematik-sistemik selalu bertolak darisejumlah landasan serta
mengindahkan sejumlah landasan serta mengindahkansejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut
sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat
suatu bangsa tertentu.
Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofi,sosiologis, dan kultural, yang
sangat memegang peranan penting dalammenentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan
teknologi akan mendorong pendidikan itu menjemput masa depan. Kajian berbagai landasan landasan
pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan.Dengan wawasan dan pendidikan yang
tepat, serta dengan menerapkanasa-asas pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang
lebihbesar dalam merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan. Sehingga akan
memberikan perspektif yang lebih luas terhadap pendidikan, baik dalam aspek konseptual maupun operasional.
Dalam Bab II, akan dipusatkan pada paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan, serta beberapa
hal yang berkaitan dengan penerapannya.Landasan tersebut adalah filosofis, kultural, psikologis, serta ilmiah
dan teknologi.Sedangkan asas yang dikaji adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjanghayat, dan
kemandirian dalam belajar.Pengkajian tentang landasan dan asas pendidikan tersebut selalu diarahkan pula pada
upaya dan permasalahan penerapannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membatasi dengan hanya mengkaji masalah-masalah sebagai
berikut:
1.Bagaimana Landasan Pendidikan?
2.Bagaimana Asas-asas Pendidikan?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagaiberikut:
1. Menjelaskan Landasan Pendidikan
2. Menjelaskan Asas-asas Pendidikan
3. Menjelaskan Penerapan Asas-asas Pendidikan
BAHAN KAJIAN

A. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari bahwa Latin "e-ducere" atau "educare" yang berarti "untuk memimpin atau
memandu keluar", "terkemuka", "membawa manusia menjadi mengemuka", "proses menjadi terkemuka", atau
"sebagai kegiatan terkemuka." Secara leksikal, dalam Kamus Werbster kata pendidikan atau education diartikan
sebagai: (a) "tindakan atau proses mendidik atau menjadi terpelajar (the action or process of educating or of
being educated); (b) pengetahuan atau perkembangan yang yang diperoleh dari proses pendidikan (the
knowledge and development resulting from an educational process); atau (c) bidang kajian yang berkaitan
dengan metode mengajar dan belajar di sekolah (the field of study that deals mainly with methods of teaching
and learning in schools).
Menurut John Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaruan pengalaman. Proses itu bisa terjadi di
dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan anak anak, yang terjadi secara sengaja dan
dilembagakan untuk menghasil kan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengendalian dan
pengembangan bagi orang yang belum dewasa dan kelompok di mana dia hidup.
Pendidikan adalah proses kemanusiaan dan pemanusiaan sejati, dengan atau tanpa penyegajaan. Pendidikan
adalah proses pemartabatan manusia menuju puncak optimasi potesi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
dimilikinya. Pendidikan adalah proses membimbing, melatih, dan memandu manusia terhindar atau keluar dari
kebodohan dan pembodohan.
Pendidikan adalah metamorfosis perilaku menuju kedewasaan sejati. Pendidikan juga dapat didefinisikan
sebagai proses elevasi yang dilakukan secara nondiskriminasi, dinamis, dan intensif menuju kedewasaan
individu, di mana prosesnya dilakukan secara kontinyu dengan sifat yang adaptif dan nirlimit atau tiada akhir.

B. Pengertian landasan Pendidikan


Landasan adalah pijakan yang disepakati menjadi pegangan, yang selamanya menjiwai setiap langkah at
kegiatan, sejak merencanakan sampai melaksanakan. Dasar pendidikan yang menjadi landasan atau pijakan bagi
pendidikan kita adalah Pancasila.
Menurut Sukarjo (2009: 12), ada beberapa landasan pendidikan yang selama ini telah dipedomani dalam
dunia pendidikan yaitu; landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting
dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan
untuk menjemput masa depan.

C. Pengertian asas Pendidikan


Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap
perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Menurut Tirtarahardja (2005: 34) khusus di Indonesia, terdapat
beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan-landasan Pendidikan

1.Landasan filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan hakikat pendidikan, misalnya apakah itu
pendidikan, mengapa pendidikan diperlukan, dan apa tujuan pendidikan? Pembahasan tersebut berkaitan dengan
pandangan filosofis tertentu. Filsafat menelaah sesuatu secara radikal sampai secara detail, menyeluruh dan
konseptual, yang meng hasilkan konsep mengenai kehidupan dan dunia. Landasan filosofis terhadap pendidikan
dikaji terutama melalui filsafat pendidikan, yang mengkaji pendidikan dari sudut filsafat. Misalnya mungkinkah
pendidikan diberikan kepada manusia, apakah pendidikan bukan merupakan keharusan. Kemungkinan
pendidikan diberikan kepada manusia bahkan harus diberikan, berkaitan dengan pandangan mengenai hakikat
manusia. Bahasan mengenai hakikat manusia sebagai mana pertanyaan tersebut, dapat dijawab melalui kajian
filosofis.
Pendidikan dapat diberikan dan bahkan harus, karena manusia adalah makhluk individualitas, makhluk
sosialitas, makhluk moralitas, makhluk personalitas, dan makhluk berbudaya. Essensialisme, perenialisme,
pragmatisme, progresivisme, rekonstruksionisme, dan pancasila adalah merupakan aliran-aliran filsafat yang
mempengaruhi pandangan, konsep dan praktik pendidikan.

a. Essensialisme
Essensialisme merupakan aliran pendidikan yang menerapkan filsafat idealisme dan realisme secara
eklektis. Mazab ini mengutamakan gagasan-gagasan yang terpilih, yang pokok-pokok, yang hakiki (esensial),
yaitu liberal arts. Yang termasuk the liberal arts adalah bahasa, gramatika, kesusasteraan, filsafat, ilmu
kealaman, matematika, sejarah dan seni. epakati natau lidikan adalah lidikan
b. Perenialisme
Perenialisme hampir sama dengan essensialisme, tetapi lebih menekankan pada keabadian atau ketetapan
atau kehikmatan (perenial konstan), meliputi: (1) pengetahuan yang benar, (2) = keindahan, dan (3) kecintaan
kepada kebaikan. Prinsip-prinsip pendidikannya: (1) pendidikan yang abadi, (2) inti pendidikan
mengembangkan keunikan manusia yaitu kemampuan berfikir, (3) tujuan belajar mengenalkan kebenaran abadi
dan universal, (4) pendidikan merupakan persiapan bagi hidup yang sebenarnya, (5) kebenaran abadi diajarkan
melalui pelajaran dasar, yang mencakup bahasa, matematika, logika, IPA dan sejarah.
c. Pragmatisme dan Progresivisme
Pragmatisme mazhab filsafat yang menekankan pada manfaat atau kegunaan praktis. Progresivisme mazhab
filsafat yang menginginkan kemajuan, mengkritik essensialisme dan perenialisme karena mengutamakan
pewarisan budaya masa lalu, menggunakan prinsip pendidikan antara lain (1) anak hendaknya diberi kebebasan,
(2) gunakan pengalaman langsung, (3) guru bukan satu-satunya, dan (4) sekolah hendaknya progresif menjadi
laboratorium untuk melakukan berbagai pembaharuan pendidikan dan eksperimentasi.
d. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisame merupakan kelanjutan dari progresivisme. Mazhab ini berpandangan bahwa
pendidikan/ sekolah hendaknya memelopori melakukan pembaharuan kembali atau merekonstruksi kembali
masyarakat agar menjadi lebih baik, karena itu pendidikan/sekolah harus mengembangkan ideologi
kemasyarakatan yang demokratis.
e. Pancasila
Pancasila merupakan mazhab filsafat tersendiri yang dijadikan landasan pendidikan, bagi bangsa Indonesia
dituangkan dalam Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang Sisdiknas kemudian dilanjutkan dalam Undang-
undang No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Demikian pula dalam GBHN-GBHN yang pernah berlaku, memuat pernyataan bahwa pancasila sebagai
landasan pendidikan nasional.

2.Landasan sosiologis
Pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengajadibentuk oleh masyarakat.
Perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan semakinintensif. Dengan meningkatkan perhatian sosiologi pada
kegiatan pendidikantersebt, maka lahirlah cabang sosiologi pendidikan.Masyarakat indonesia adalah sebagai
landasan sosiologis dalam pendidikan.Masyarakat adalah sekelompok orang yang berinteraksi antar sesama,
adanyasaling tergantung dan terikat oleh norma dan nilai yang dipatuhi bersama,menempati suatu wilayah dan
saling bersosialisasi. Masyarakat sebagai suatukesatuan hidup memiliki ciri utama, yaitu:
1. Ada interaksi antar bangsa
2. Pola tingkah laku warganya diatur oleh adat istiadat, norma-norma hukum danaturan-aturan yang khas.
3. Ada rasa identitas kuat yang mengikat pada warganya.Masyarakat indonesia adalah masyarakat majemuk,
dan telah banyakmengalami perubahan, komunitasnya memiliki karakteristik unik baik secarahorizontal
maupun vertikal. Melalui berbagai jalur pendidikan termasuk jalur pendidikan sekolah atau formal, diupayakan
untuk menumbuhkan persatuan dankesatuan bangsa seperti pendidikan moral pancasila atau PPKN dan
sebagainya.

3.Landasan kultural
Pendidikan tidak mungkin terpisah dari manusia, ia selalu terkait denganmanusia, dan setiap manusia menjadi
anggota masyarakat dan pendukung budayatertentu. Kebudayaan sebagai gagsan dan karya manusia beserta
hasil budi dankarya itu selalu terkait dengan pendidikan utamanya belajar.Kebudayaan dalam arti luas dapat
terwujud:
 Ideal, seperti ide, gagasan, nilai dan sebagainya
 Kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
 Fisik, yakni benda hasil karya (Koentjraningrat, 1975)
Kebudayaan dapat dibentuk, dilestarikan dan dikembangkan melaluipendidikan baik kebudayaan yang berwujud
ideal atau kelakuan maupun teknologi(hasil karya).Pada dasarnya ada tiga yang sifatnya umum yang dapat
diidentifikasikandalam menurunkan kebudayaan kepada generasi mendatang, yaitu melaluipendidikan informal
(biasanya terjadi di dalam keluarga), non formal (dalammasyarakat secara trprogram dan berkelanjutan serta
berlengsung dalam kehidupanmasyarakat), dan formal (melibatkan lembaga khusus sekolah) yang
dirancanguntuk mewujudkan tujuan pendidikan. Transmisi kebudayaan oleh masyarakat tidakakan memperoleh
kemajuan, sehingga perlu dirancang usaha yang sistematis dalammengembangkan kebudayaan, dalam hal ini
yang paling efektif ialah lembagasekolah.Kebudayaan nasional sebagai landasan pendidikan nasional adalah
bahwamasyarakat indonesia sebagai pendudkung kebudayaan masyarakat mejemuk,maka kebudayaan indonesia
lebih tepat disebut dengan kebudayaan nusantarayang beragam. Keragaman sosial budaya tersebut terwujud
dalam keragaman adatistiadat, tata cara, dan tata krama pergaulan, kesenian, bahasa, dan sastra daerahdi suatu
daerah tertentu sejak sebelum dan sesudah kemerdekaan.

4.Landasan psikologis
Para ahli psikologis menempatkan bidang ini sebagai ruh pendidikan. Bahkan menurut Munandir (2009:
111) kemampuan seorang pendidik yang menentukan proses pendidikan dapat diukur dari kemampuan
konseling yang tak dipisahkan dari psikologi itu sendiri. Pendidikan selalu terkait dengan aspek kejiwaan
manusia, sehingga pendidikan juga menggunakan landasan psikologis, bahkan menjadi landasan yang sangat
penting, karena yang digarap oleh pendidikan hampir selalu berkaitan dengan aspek kejiwaan manusia. Ketika
membahas hakikat manusiapun ada pandangan-pandangan psikologik, seperti behaviorisme, humanisme dan
psikologi terdapat cukup banyak. Contoh, tipe-tipe manusia yang dikemukakan oleh Eduard Spranger, ia
menyebut ada enam tipe manusia, yaitu manusia tipe teori, tipe ekonomi, tipe keindahan (seni ), tipe sosial, tipe
politik dan tipe religious (Soekanto, 1990). Perkembangan peserta didik dengan tugas-tugas perkembangan
terkait dengan pola pendidikan. Sifat-sifat kepribadian dengan tipe tipenya masing-masing, juga terkait dengan
Pendidikan.
Individu yang satu dengan yang lainnya, perbedaan ini terjadi karena adanyaperbedaan berbagai aspek kejiwaan
antara individu itu sendiri, baik yangberhubungan dengan bakat, intelek, maupun perbedaan pengalaman dan
tingkatperkembangan serta cita-cita, aspirasi dan kepribadian secara keseluruhan.Manusia dilahirkan dengan
memiliki sejumlah potensi dan kemampuan yang harusadikembangkan, kebutuhan yang harus dipenuhi sesuai
dengan kemampuan merekamenerimanya.Secara umum manusia membutuhkan berbagai macam kebutuhan,
yaitu:
1. Kebutuhan psikologis
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan akan cinta dan pengakuan
4. Kebutuhan harga diri
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
6. Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami
Alexander mengemukakan ada tiga faktor utama yang bekerja dalam menentukan pola kepribadian, yaitu:
1. Bakat/hereditas individu
2. Pengalaman awal di keluarga
3. Peristiwa penting dalam hidupnmya diluar lingkungan keluarga.

5.Landasan ilmiah dan teknologi serta seni


Pendidikan dan IPTEKS mempunyai kaitan yang sangat erat, karena IPTEKS merupakan salah satu bagian
dari sisi pembelajaran, jadi pendidikan sangat penting dalam rangka pewarisan atau transmisi IPTEKS,
sementara pendidikan itu sendiri juga menggunakan IPTEKS sebagai media pendidikan. IPTEKS yang selalu
berkembang dengan pesat harus diikuti terus oleh pendidikan, sebab kalau tidak maka pendidikan menjadi
sangat ketinggalan dengan IPTEKS yang sudah berkembang di masyarakat. Cara-cara memperoleh dan mengem
bangkan ilmu (epistemologi) dibahas dalam pendidikan, hingga pemanfaatan ilmu bagi umat manusia, kaitan
ilmu dengan moral, politik, dan sosial menjadi tugas pendidikan IPTEK ereka ndividu ata ikan. didik puan usia,
hkan oleh Pengembangan dan pemanfaatan iptek pada umumnya ditem puh rangkaian kegiatan: Penelitian
dasar, penelitian terapan, pengem bangan teknologi dan penerapan teknologi, serta diikuti dengan evaluasi ethis-
politis-religius. usia. ngan lapat oleh Kemampuan maupun sikap ilmiah sedini mungkin harus dikembangkan
dalam diri peserta didik. Pembentukan keterampilan dan sikap ilmiah sedini mungkin tersebut secara serentak
akan meletakkan dasar terbentuknya masyarakat yang sadar akan IPTEK dan calon-calon pakar IPTEK kelak
kemudian hari.

B. Asas-asas Pendidikan

1. Asas Tut Wuri Handayani


Sebagai asas pertama, Tut Wuri Handayani merupakan inti dari sistem Among perguruan. Asas yang
dikumandangkan oleh Dewantara (1977: 48) ini kemudian dikembangkan dalam sistem pendidikan nasional.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yaitu:
a. Ing Ngarso Sung Tulodo (jika di depan memberi contoh)
b. Ing Madyo Mangun Karso (jika di tengah-tengah memberi dukungan gu dan semangat)
c. Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
Pandangan senada telah lebih dahulu dikembangkan oleh La Mellong yang bergelar Kajao Laliddong seorang
cendekiawan (negarawan) dari Kerjaan Bone atau penasehat Raja Bone ke-6 La Uliyo memerintah 1543-1568
dan Raja Bone ke-7 La Tenri Rawe memerintah 1568-1584. (Ali, 1986: 16). Semboyang tersebut berbunyi:
P Ri oloi napatiroang = di depan memberi contoh/penunjuk
Ri tengngai nasiraga-raga = di tengah memberi semangat
Ri munri nappong lapi = di belakang memberi dorongan
Semboyan ini kemudian mengilhami sikap dan perilaku dalam sistem pendidikan masyarakat
Bugis/Makassar. Secara bersistem konsep pendidikan tersebut diaplikasikan dalam lembaga Pendidikan
Kedinasan bernama Anreguru Ana Karung (Sejenis Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri) yang khusus
mendidik anak bangsawan yang dipersiapkan akan menjadi calon pemimpin di berbagai tingkatan dalam sistem
pemerintahan Kerajaan Bone. Dalam sistem pendidikan keluarga dan kemasyarakatan juga diimplementasikan
oleh pendidik atau orang yang dituakan sebagai pendidik yang memperlihatkan keteladanan dan pemberi
semangat.

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat


Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap
pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat merancang dan diimplementasikan
dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
(1) Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan
persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
(2) Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu keterkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
pengalaman di luar sekolah. ari ara can atu
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Kegiatan pembelajaran harus sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar anak dengan
menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk ulur tangan bila diperlukan. an Perwujudan asas
kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator. Salah
satu La pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sistem
pembelajaran kontekstual dan n) h pembelajaran kooperatif. li, Menurut Ki Hadjar Dewantara (1977: 48) bahwa
terdapat lima asas dalam pendidikan. Asas tersebut sesungguhnya belum diformulasi ke dalam asas pendidikan
nasional sebagaimana yang diuraikan sebelumnya. Asas-asas tersebut, yaitu:
1. Asas kemerdekaan, memberikan kemerdekaan kepada anak didik, tetapi bukan kebebasan yang leluasa,
terbuka (semau gue), melainkan kebebasan yang dituntun oleh kodrat alam, baik dalam kehidupan individu
maupun sebagai anggota masyarakat.
2. Asas kodrat alam, pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang menjadi satu dengan kodrat alam, tidak
dapat lepas dari aturan main (Sunatullah), tiap orang diberi keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk berkembang
secara wajar menurut kodratnya.
3. Asas kebudayaan, berakar dari kebudayaan bangsa, namun mengikuti kebudayaan luar yang telah maju
sesuai dengan jaman. Kemajuan dunia terus diikuti, namun kebudayaan sendiri tetap menjadi acuan utama (jati
diri).
4. Asas kebangsaan, membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu dalam suka dan duka, perjuangan bangsa,
dengan tetap menghargai bangsa lain, menciptakan keserasian dengan bangsa lain.
5. Asas kemanusiaan, mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi sesuai dengan kodratnya sebagai
makhluk Tuhan
Asas-asas tersebut mestinya dapat selalu terpatri dalam suasana kependidikan dewasa ini, khususnya tiga
asas yang telah diformulasi dalam asas pendidikan nasional yaitu; asas tut wuri handayani, belajar
sepanjanhayat, dan kemandirian dalam belajar. Bukan sekedar slogan saja, akan tetapi harus diterjemahkan ke
dalam metode, model dan muatan pendidikan, secara konsisten dan konsekuen.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak. Diperlukan satu generasi untuk
melihat suatu akhir dari pendidikan itu. Oleh karena itu apabila terjadi suatu kekeliruan yang berakibat
kegagalan, pada umumnya sudah terlambat untuk memperbaikinya. Kenyataan ini menuntut agar pendidikan itu
dirancang dan dilaksanakan secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah landasan dan asas pendidikan.
Semoga apa yang kami sampaikan berguna bagi kedepannya, dan menjadi tolak ukur bagi kita untuk menuju
sebuah kemajuan dalam dunia pendidikan kita.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan.
Penulis banyak berharap para pembaca yang Budiman memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang Budiman pada umunya.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahaman annahiwai 1996.pendidikan di rumah,sekolah dan masyarakat jakarta gema insani press.

LAMPIRAN
Nama : Isnaeni
NIM : A31122069
Jenis kelamin : perempuan
TTL : Bulukumba, 23 Desember 2002
Alamat : Parigi selatan
Status : Mahasiswa
SURAT PEMINJAMAN BUKU PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS TADULAKO
Saya atas nama mahasiswa untad telah meminjam buku atas nama:
Nama : Nuriyati
NIM : A31122016
Jurusan/prodi : Pendidikan Sejarah
Judul buku : Pengertian lingkungan pendidikan
Nama : Melisa
NIM : A31122017
Judul Buku : Fumgsi lingkungan Pendidikan
Nama : Munira
NIM : A31122018
Jurusan/prodi : Pendidikan Sejarah
Judul buku : Ragam lingkungan pendidikan

Telah bebas peminjaman buku perpustakaan UNIVERSITAS TADULAKO, demikian surat ini di buat untuk
pengunaan sepatutnya.

Palu, 26 September 2022


Kepala staf perpustakaan untad

Staf perpustakaan
SURAT PEMINJAMAN BUKU PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS TADULAKO

Nama: Andinito Amalia


NIM: A31122014
Jurusan/prodi: Pendidikan Sejarah
Judul Buku: Pengantar Kependidikan/Filsafat Pendidikan Edisi Revisi
Nama: Nur Al Astrid
NIM: A31122015
Jurusan/Prodi: Pendidikan Sejarah
Judul Buku: Filsafat Pendidikan

Telah bebas peminjaman buku perpustakaan UNIVERSITAS TADULAKO, demikian surat ini di buat untuk
pengunaan sepatutnya.

Palu, 26 September 2022


Kepala staf perpustakaan untad

Staf perpustakaan
SURAT PEMINJAMAN BUKU PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS TADULAKO

Nama: Najwa Salsa billa


NIM: A31122081
Jurusan/Prodi: Pendidkan Sejarah
Judul Buku: Ilmu pendidikan
Nama: isnaeni
NIM:A31122069
Jurusan/prodi:konsep dasar ilmu pendidikan/pengantar pendidikan

Telah bebas peminjaman buku perpustakaan UNIVERSITAS TADULAKO, demikian surat ini di buat untuk
pengunaan sepatutnya.

Palu, 03 Oktober 2022


Kepala Staf Perpustakaan Untad

Staf Perpustakaan

Anda mungkin juga menyukai