Oleh :
Kastawi (20181310018)
Sylvie Hardianty (20181310023)
UNIVERSITAS KUNINGAN
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS KUNINGAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2019
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang
Maha Kuasa, dengan berkah, rahmat, karunia, serta pertolongan-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Perspektif Pedagogik tentang Landasan
Pendidikan” sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Dalam makalah ini
dijelaskan mengenai pedagogi, landasan pendidikan, dan perspektif pedagogi
tentang pendidikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pedagogik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada H. Zaenal Abidin, M.Si selaku
dosen mata kuliah Pedagogik yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini. Terima kasih juga kami sampaikan kepada tim dan
rekan-rekan atas kerjasama dan dukungan yang telah diberikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saran dan masukan dari berbagai pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan penulisan makalah di masa mendatang.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, kehidupan manusia diliputi krisis dalam segala bidang terutama
bidang pendidikan. Fenomena dunia pendidikan saat ini pada umumnya
sangat dipengaruhi oleh pandangan hidup yang sudah mulai berubah menuju
perubahan yang kurang baik, seperti halnya pola hidup hedonistik,
individualistik, dan materialistik. Jika dibiarkan, krisis pendidikan yang terus
berlanjut akan membawa dampak negatif bagi kehidupan manusia sehingga
diperlukan penyelesaian yang tepat. Guru sebagai pendidik dituntut untuk
lebih menguasai dan mengembangkan suatu pembelajaran secara luas dengan
memperhatikan karakteristik siwa dan lingkungan sekolah masing-masing.
Artinya, guru dituntut agar lebih kreatif agar peserta didik tidak cenderung
bosan dalam materi ajar dan seorang guru seharusnya bisa mengembangkan
materi yang diajarkan yang bertujuan untuk menambah wawasan dan
kepribadian peserta didik menjadi bertambah agar menjadi sumber daya
manusia yang berguna bagi Negara dan Masyarakat (Permana at al. )
Pengertian perspektif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu
sudut pandang atau pandangan. Sedangkan menurut Sumaatmadja dan
Winardit (1999), perspektif merupakan cara pandang seseorang atau cara
seseorang berperilaku terhadap suatu fenomena kejadian atau
masalah. pendapat lain tentang perspektif dikemukakan oleh Suhanadji dan
Waspada TS (2004), mengatakan bahwa perspektif merupakan
carapandang/wawasan seseorang dalam menilai masalah yang terjadi di
sekitarnya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka Perspektif dapat diartikan
sebagai cara pandang seseorang terhadap sesuatu.
Yatimah (2017:100) menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan berfungsi memanusiakan manusia, bersifat normatif, dan mesti
dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu, idealnya pendidikan tidak
dilaksanakan secara sembarang, melainkan seyogianya dilaksanakan secara
bijaksana. Pendidikan hendaknya merupakan upaya yang betul-betul disadari,
jelas landasannya, tepat arah dan tujuannya, efektif dan efisien pelaksanaannya.
Implikasinya, dalam pendidikan mesti terdapat momen studi pendidikan (saat
berpikir atau mempelajari pendidikan) dan momen praktik pendidikan (saat
pelaksanaan berbagai tindakan pendidikan atas dasar hasil berpikir atau studi
pendidikan). Sebelum melaksanakan pendidikan, calon pendidik dan atau
pendidik perlu mempelajari dan mempertimbangkan terlebih dahulu berbagai hal
yang terlibat dan berhubungan dengan pendidikan, antara lain mengenai berbagai
landasannya. Ibarat suatu bangunan, bangunan dapat berdiri tegak dan berfungsi
dengan baik apabila memiliki landasan (fondasi) yang kokoh. Demikian pula
pendidikan, agar sesuai dengan fungsi dan sifatnya, serta dapat
dipertanggungjawabkan maka pendidikan perlu dilaksanakan atas dasar landasan
yang kokoh.
Pendidikan merupakan suatu upaya normatif yang membawa manusia
dari kondisi apa adanya menuju kondisi bagaimana seharusnya. Melalui
proses pendidikan diharapkan manusia mampu berkembang ke arah yang
lebih baik lagi. Seorang pendidik harus mampu memahami manusia dalam
hal kemungkinan, aktualisasinya dan pemikirannya, bahkan memahami
perubahan yang terjadi dalam diri manusia. Mendidik berarti bertindak
dengan tujuan sehingga memiliki dampak pada perkembangan peserta didik
sebagai kesatuan pribadi. Kegiatan dalam mengajar serta melatih adalah
kegiatan yang sering dilakukan dalam proses pendidikan.
Pada dasarnya, hakikat manusia yakni lahir dengan fitrahnya dan
memiliki kesempatan yang sama dalam berkembang, maka pendidikan harus
dipandang sebagai upaya untuk mengembangkan hak manusia untuk
bereksistensi. Sedangkan hak pendidikan adalah humanisasi. Tujuan
pendidikan adalah terwujudnya manusia ideal atau manusia yang di harapkan
sesuai dnegan nilai dan norma yang dianut.
Terbentuknya karakter peserta didik yang kuat dan kokoh diyakini
merupakan hal yang penting dan mutlak untuk dimiliki oleh setiap peserta
didik. Pengembangan karakter ini diperoleh melalui pendidikan, baik pada
tingkat sekolah maupun perguruan tinggi dapat mendorong peserta didik
menjadi anak bangsa yang memilki kepribadian unggul. Maka sangat penting
bagi kita mengkaji landasan pendidikan pada perspektif pedagogik.
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak
dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan
dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama
terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa
landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural,
yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan.
Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk
mnjemput masa depan (Yatimah, 2017:103)
Secara leksikal landasan berarti tumpuan, dasar atau alas karena itu
landasan merupakan tempat bertumpu, titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak
atau dasar pijakan ini dapat bersifat material, contohnya landasan pacu pesawat
terbang; dapat pula bersifat konseptual, contohnya landasan pendidikan.
Landasan yang bersifat konseptual identik dengan asumsi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud landasan pendidikan?;
2. Apakah yang dimaksud pedagogik ?;
3. Bagaimana landasan pendidikan dalam prespektif pedagogik?.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui landasan pendidikan;
2. Untuk mengetahui pedagogik;
3. Untuk mengetahui landasan pendidikan dalam prespektif pedagogik.
D. Kegunaan
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara
teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai
pengembangan konsep mengetahui bagaimana landasan pendidikan dalam
perspektif pedagogik.
Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep untuk
mengetahui mengetahui bagaimana landasan pendidikan dalam perspektif
pedagogik;
2. Pembaca, sebagai media informasi tentang materi penunjang ilmu
pengetahuan baik secara teoritis maupun secara praktis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan berfungsi memanusiakan manusia, bersifat normatif, dan
mesti dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu, idealnya pendidikan tidak
dilaksanakan secara sembarang, melainkan seyogianya dilaksanakan secara
bijaksana. Pendidikan hendaknya merupakan upaya yang betul-betul disadari,
jelas landasannya, tepat arah dan tujuannya, efektif dan efisien
pelaksanaannya. Implikasinya, dalam pendidikan mesti terdapat momen studi
pendidikan (saat berpikir atau mempelajari pendidikan) dan momen praktik
pendidikan (saat pelaksanaan berbagai tindakan pendidikan atas dasar hasil
berpikir atau studi pendidikan). Sebelum melaksanakan pendidikan, calon
pendidik dan atau pendidik perlu mempelajari dan mempertimbangkan
terlebih dahulu berbagai hal yang terlibat dan berhubungan dengan
pendidikan, antara lain mengenai berbagai landasannya. Ibarat suatu
bangunan, bangunan dapat berdiri tegak dan berfungsi dengan baik apabila
memiliki landasan (fondasi) yang kokoh. Demikian pula pendidikan, agar
sesuai dengan fungsi dan sifatnya, serta dapat dipertanggungjawabkan maka
pendidikan perlu dilaksanakan atas dasar landasan yang kokoh. Dalam
pengembangan pendidikan diperlukan landasan-landasan yang kokoh dan
dapat dipertanggungjawabkan baik secar ilmiah, teknologi maupun etika
religius. Salah satu problema pendidikan dalam pengembangannya adalah
foundational problem, istilah ini diartikan sebagai alas, landasan sebagai
dasar tumpuan. Pondasi sebagai alas atau pijakan berdirinya sesuatu hal
memiliki dua sifat, ada yang bersifat material dan ada yang bersifat
konseptual.
a. Pengertian Landasan Pendidikan
Secara leksikal, landasan berati tumpuan, dasar atau alas. Karena itu
landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak dalam suatu pijakan.
Adapun titik olak yang bersifat material seperti halnya landasan pesawat
terbang, dan titik tolak yang bersifat konseptual seperti landasan
pendidikan. landasan yang bersifat konseptual identik dengan asumsi,
adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu
aksioma, postulat dan premis tersembunyi.
Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua sudut pandang,
pertama dari sudut praktek sehingga kita mengenal istilah praktek
pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga mengenal istilah
pendidikan. Praktek pendidikan adalah kegiatan seorang atau sekelompok
orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang
untuk mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan bantuan dalam praktek
pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro),
dan dapat berupa kegiatan pendidkan (bimbingan, pengajaran dan latihan).
Studi pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam
rangka memahami pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan
pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik
tolak dalam rangka praktek pendidikan dan studi pendidikan. Landasan-
landasan pendidikan meliputi landasan historis, filosofis, politik, ekonomi,
psikologis, sosiologis, antropologis dan komparatif.
4. Landasan psikologis
Lanadasan Pendidikan yang keempat adalah landasan Psikologis.
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga
psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam
pendidikan. Memahami peserta didik dari aspek psikologis merupakan
salah satu faktor keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu hasil kajian
dalam penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam
bidang pendidikan, umpamanya pengetahuan tentang urutan
perkembangan anak. Setiap individu memiliki bakat, minat,
kemampuan, kekuatan, serta tempo dan irama perkembangan yang
berbeda dengan yang lainnya.30 Sebagai implikasinya pendidikan tidak
mungkin memperlakukan sama kepada peserta didik. Penyusunan
kurikulum harus berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman
belajar yang akan dijadikan garis-garis besar program pengajaran serta
tingkat keterincian bahan belajar yang digariskan.
5. Landasan ilmiah dan teknologi
Landasan Pendidikan yang kelima adalah Landasan Ilmiah dan
Teknologi. Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi
mempunyai kaitan yang erat. Seperti diketahui IPTEK menjadi isi
kajian di dalam pendidikan dengan kata lain 94 Sulesana Volume 7
Nomor 2 Tahun 2012 pendidikan berperan sangat penting dalam
pewarisan dan pengembangan iptek. Dari sisi lain setiap perkembangan
iptek harus segera diimplementasikan oleh pendidikan yakni dengan
segera memasukkan hasil pengembangan iptek ke dalam isi bahan ajar.
Sebaliknya, pendidikan sangat dipengaruhi oleh cabang-cabang iptek
(psikologi, sosiologi, antropologi, dsb). Seiring dengan kemajuan iptek,
maka pada umumnya ilmu pengetahuan juga berkembang sangat pesat.
6. Landasan yuridis
Landasan Pendidikan yang terakhir adalah Landasan Yuridis.
Sebagai penyelenggaraan pendidikan nasional yang utama, perlu
pelaksanaannya berdasarkan undang-undang. Hal ini sangat penting
karena hakikatnya pendidikan nasional adalah perwujudan dari
kehendak UUD 1945 utamanya pasal 31 tentang Pendidikan dan
Kebudayaan, sebagai berikut :
a. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
b. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar pemerintah
wajib membiyayainya.
c. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketkwaan
serta akhlak yang mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
d. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya
dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta
dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
e. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Pentingnya
undang-undang sebagai tumpuan bangunan pendidikan nasional di
samping untuk menunjukkan bahwa pendidikan sangat penting
sebagai penjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia, juga dapat
dipedomani bagi pennyelenggaran pendidikan secara utuh yang
berlaku untuk seluruh tanah air.
Landasan yuridis bukan semata-mata landasan bagi
penyelenggaraan pendidikan namun sekaligus dijadikan alat untuk
mengatur sehingga jika terjadi penyimpangan dalam
penyelenggaraan pendidikan, maka dengan landasan yuridis tersebut
dikenakan sanksi. Dalam praktek penyelenggraan pendidikan tidak
sedikit ditemukan penyimpangan, bahkan dalam skala nasional dapat
menimbulkan kerugian bukan hanya secara material tapi juga
spiritual. 33Penyelenggaraan pendidikan yang sangat komersial dan
instan dapat merusak pendidikan sebagai proses pembentukan watak
dan kepribadian bangsa sehingga dalam jangka panjang menjadikan
pendidikan bukan sebagai sarana rekonstruksi sosial tetapi
dekonstruksi sosial. Itulah sebabnya di samping dasar regulasi sangat
penting juga harus pula dilandasi dengan dasar yuridis untuk sanksi.
7. Landasan religi
Manusia ialah makhluk Allah yang dilahirkan membawa
potensi dapat dididik dan dapat mendidik, sehingga mampu menjadi
kholifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia
dilengkapi dengan fitrah Allah berupa bentuk yang dapat
berkembang, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk yang
mulia, pikiran, perasaan dan kemampuannya berbuat merupakan
komponen dari fitrah itu. Fitrah inilah yang membedakan manusia
dengan mahluk yang lain dan membuat manusia itu istimewa dan
lebih mulia daripada makhluk yang lain.
Pendidikan adalah proses yang bertumpu pada tujuan.
Pendidikan yang dimaksud adalah usaha untuk melestarikan dan
mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam
segala aspek dan jenisnya kepada generasi penerus. Jadi pendidikan
Islam itu tidak hanya memperhatikan satu aspek saja, tetapi segala
aspek yang ada, meliputi aspek jasmani, rohani dan aspek akal
pikiran serta aspek akhlaq. Oleh karena itu setiap proses pendidikan
yang akan dilaksanakan harus memperhatikan beberapa hal.
Harapan tercapainya sebuah keberhasilan dalam suatu aktifitas
pendidikan Islam dalam mencapai tujuan yang dirumuskan, banyak
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: faktor tujuan, faktor
pendidik, faktor anak didik, faktor alat dan metode, dan faktor
lingkungan. Di antara kelima faktor tersebut tidak bisa lepas satu
sama lain, di dalam prosesnya saling berkaitan erat sehingga
membentuk satu sistem yang saling mempengaruhi.
Dalam pendidikan Islam, sunnah Rasul mempunyai dua fungsi,
yaitu: Menjelaskan sistem pendidikan Islam yang terdapat dalam Al-
Qur’an dan menjelaskan hal-hal yang tidak terdapat di dalamnya.
Menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasulullah
bersama sahabat, perlakuannya terhadap anak-anak, dan pendidikan
keimanan yang pernah dilakukannya. Dalam merumuskan tujuan
pendidikan Islam, paling tidak ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu:
1) Tujuan dan tugas manusia di muka bumi. baik secara vertikal
maupunhorizontal. Sifat-sifat manusia tututan masyarakat dan
dinamika peradaban
2) Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam
Adapun tujuan pendidikan Islam adalah mengembangkan fitrah
peserta didik, baik ruh, fisik, kemauan, dan akalnya secara
dinamis, sehingga akan terbentuk pribadi yang utuh dan
mendukung bagi pelaksanaan fungsinya sebagai khalifah fi al-
ardh. Pendekatan tujuan ini merupakan memiliki makna, bahwa
upaya pendidikan Islam adalah pembinaan pribadi muslim sejati
yang mengabdi dan merealisasikan” kehendak tuhan sesuai
dengan syariat Islam serta mengisi tugas kehidupannya di dunia
dan menjadikan kehidupan akhirat sebagai tujuan utama
pendidikannya.
Tujuan pendidikan Islam adalah mendekatkan diri kita
kepada Allah dan pendidikan islam lebih mengutamakan akhlak,
untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia
(peserta didik) secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan
melalui latihan jiwa, akal pikiran (intelektual), diri manusia yang
rasional ; perasaan dan indera. Karena itu, pendidikan hendaknya
mencakup pengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik ;
aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah, dan bahasa,
baik secara individual maupun kolektif ; dan mendorong semua
aspek tersebut berkembang kearah kebaikan dan kesempurnaan.
Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan
ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi,
komunitas, maupun seluruh umat manusia.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pedagogik adalah suatu hal yang berkaitan dengan ilmu mendidik
(kegiatan belajar mengajar), ilmu tersebut didukung dengan ilmu
lainnya seperti filsafat, sosiologi, psikologi dan metodologi
pengajaran. Sedangkan landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi
yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktek
pendidikan dan studi pendidikan. Landasan-landasan pendidikan
meliputi landasan historis, filosofis, politik, ekonomi, psikologis,
sosiologis, antropologis dan komparatif.
Landasan pendidikan sebagai wahana dan sarana pembangunan negara
dan bangsa dituntut mampu mengatisipasi proyeksi kebutuhan masa
depan. Tuntutan tersebut sangat bergayut dengan aspek-aspek penataan
pendidikan yang betumpu pada kehidupan masyarakat Indonesia
secara komprehensif. Untuk kepentingan penataan pendidikan, maka
sangat penting pendidikan memiliki beberapa landasan, diantaranya
:Landasan filosopis, landasan sosiologi, landasan kultural,
landasan psikologi, landasan ilmiah dan teknologi, landasan
yuridis, dan landasan religi.
B. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran
sebagai berikut.
1. Guru hendaknya menguasai landasan-landasan pendidikan dalam
perspektif pedagogik;
2. Guru hendaknya menerapkan landasan-landasan pendidikan dalam
perspektif pedagogik.
DAFTAR PUSTAKA