Anda di halaman 1dari 5

DASAR-DASAR MENULIS

Kastawi Abu Nizar / Video 1 & 2

Point 1 : Membaca Sebagai Hobi

Membaca menjadi kebutuhan utama, bahkan kewajiban pertama yang Allah SWT. perintahkan
kepada manusia, sebagaimana firmanNya dalam Al Qur’an surat al Alaq ayat 1 sampai 5. Untuk
menjalankan kewajiban membaca, manusia dibekali penglihatan, pendengaran, dan hati. Ketiga
bekal tersebut merupakan modal utama manusia untuk membaca berbagai fenomena yang
terjadi dalam kehidupannya. Melalui membaca, manusia akan mampu menangkap makna
tersurat maupun tersirat kewujudan alam semesta ini. Dengan membaca, manusia mampu
mengungkap rahasia-rahasia yeng tersimpan di ketinggian gunung dan angka luar, dengan
membaca, manusia bisa menemukan rahasia-rahasia yang tersimpan di kedalaman bumi dan
dasar lautan. Dengan membaca, manusia akan memahami hakekat dirinya sebagai makhluk
beserta tugasnya sebagai khalifah di muka bumi dan pada akhirnya akan memahami Tuhan
pencipta alam semesta ini. Pendek kata, dengan membaca akan banyak makna yang terungkap
dan tertangkap bagi pembacanya.

Menyimak Video Pak Cahyadi Takariawan (Pak Cah) berjudul Dasar-dasar Menulis, saya
menemukan kisah menarik perjalanan karir menulis beliau dari sekolah dasar sampai sekarang.
Hal menarik pertama adalah Pak Cah menjadikan membaca sebagai hobi sudah tertanam sejak
usia dini. Beliau mampu menghabiskan waktu berjam-jam untuk membaca buku di
perpustakaan Sekolah Dasar (SD) yang dikepalai oleh Ibu beliau dari sepulang sekolah hingga
menjelang magrib atau isya. Tidak ada satu pun buku di perpustakaan SD tersebut yang belum
beliau baca. Kegemaran beliau membaca di usia SD sangat luar biasa dan keluarbiasaan itu
tidak pernah hilang hingga sekarang.

Sebenarnya banyak hal yang ingin saya ketahui. Apa yang mendorong Pak Cah kecil hobi
membaca? Siapa yang menginspirasi beliau memiliki hobi membaca? Bagaimana orang tua
beliau menanamkan budaya membaca? Bagaimana mempertahankan semangat membaca?
Bagaimana mengatur waktu antara bermain dan belajar? …..Dan segudang pertanyaan lain
tentang hobi membaca beliau sejak SD.

Sebagai orang tua, tentu saya ingin sekali menanamkan budaya membaca pada anak-anak di
rumah dan anak-anak di sekolah, mengingat saya adalah seorang guru. Rendahnya minat baca
di kalangan pelajar mungkin menjadi keluhan banyak orang tua modern dan guru-guru di
sekolah, bahkan pemimpin Negara Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan rendahnya minat
baca di kalangan pelajar Indonesia. Tentu hal ini sangat memperihatinkan dan menjadi
pekerjaan rumah besar bagi orang tua, tenaga pendidik, dan lembaga-lembaga terkait
pendidikan di Indonesia untuk meningkatkan budaya membaca.

Gerakan literasi (gelis) menjadi salah satu upaya pemerintah meningkatkan budaya literasi di
kalangan pelajar. Menurut saya, gelis di kalangan pelajar akan berjalan efektif apabila orang tua
dan pendidik terlibat aktif dalam kegiatan literasi. Saya berkeyakinan, bahwa hobi membaca
yang dimiliki oleh Pak Cah tumbuh dari keteladanan dan usaha orang tua beliau dalam hal
membaca. Nasehat untuk gemar membaca yang disampaikan secara verbal saja tidak akan
memberikan bekas dibandingkan dengan memberikan nasehat untuk gemar membaca dengan
memberikan contoh dan keteladanan. Saatnya kita menjadi contoh dan memberikan
keteladanan gerakan literasi untuk generasi yang akan datang.

Point 2 : Menulis Sebagai Hobi

Kisah inspiratif berikutnya adalah hobi menulis Pak Cah saat memasuki jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA). Tulisan-tulisan beliau di masa SMA baru sebatas penyaluran hobi, belum
terpikir untuk publikasi. Hobi menulis ini bisa jadi sebagai upaya untuk menguraikan makna-
makna yang tersimpan dalam pikiran beliau hasil kegiatan membaca. Dengan kata lain, menulis
menjadi hobi lanjutan dari hobi membaca yang dilakukan. Untuk bisa menulis harus rajin
membaca. Tanpa membaca tidak akan bisa menulis. Kebiasaan membaca akan berbanding
lurus dengan kebiasaan menulis. Semakin banyak membaca tulisan akan semakin bermakna.
Jika membaca adalah proses menangkap makna, maka menulis merupakan proses mengikat
makna. Hal itulah yang dilakukan oleh Pak Cah. Beliau tidak saja gemar membaca, tetapi juga
beliau aktif menulis. Sehingga makna-makna yang tersimpan dalam bacaan tidak saja bisa
ditangkap, lebih dari itu bisa diikat kuat dalam bentuk tulisan. Bahkan makna-makna itu bisa
diambil manfaatnya bagi siapapun yang membaca karya-karya beliau.

Point 3 : Menulis Sebagai Profesi

Keputusan Pak Cah untuk menikah semasa kuliah dan menghentikan biaya kuliah dan biaya
hidup pasca menikah merupakan sebuah hal besar bagi seorang mahasiswa. Dibutuhkan
keberanian luar biasa dan perhitungan yang matang. Membangun sebuah mahligai rumah
tangga tentu tidak mudah, banyak hal yang harus dipersiapkan untuk mengarunginya.
Persiapan intelektual, mental, spiritual, dan finansial menjadi modal utama untuk mengambil
keputusan berumah tangga. Apalagi kedua pasangan tersebut adalah mahasiswa yang aktif
kuliah, pasti dibutuhkan finansial yang besar untuk membiayai kehidupan dan kuliah mereka.
Sebenarnya apa yang membuat Pak Cah yakin dengan keputusannya untuk menikah sambil
kuliah? Bagaimana Pak Cah memenuhi kebutuhan finansial rumah tangganya? Ternyata
menjadi penulis merupakan jawaban atas pertanyaan kedua, yaitu masalah finansial.
Aktivitas menulis yang menjadi hobi semasa SMA, telah beralih menjadi profesi semasa kuliah
dan menikah. Dengan menulis di berbagai media massa waktu itu, tabloid, majalah, Koran, dan
buku ada imbalan materi yang beliau dapat untuk memenuhi semua kebutuhannya. Dorongan
untuk menjadikan menulis sebagai profesi semakin kuat, sehingga banyak karya tulis yang
dapat beliau kirim ke media. Semakin banyak karya tulis yang dimuat, semakin besar
pendapatan yang diperoleh. Dengan demikian, secara materi menulis merupakan profesi yang
menjanjikan. Tidak ada sedikitpun kesalahan bagi orang yang menjadikan menulis sebagai
profesi.

Point 4 : Menulis Sebagai Panggilan Jiwa

Semakin bertambah ilmu, semakin pandai memaknai kehidupan dan semakin bijaksana dalam
setiap tindakan. Ketika materi sudah ada di genggaman, ketika popularitas menjadi sandangan,
maka semestinya gemerlap silau dunia tidak lagi menjadi tujuan. Keinginan berbagi dengan
sesama seharusnya semakin menggelora dalam dirinya. Berbagai nilai dan makna hidup yang
dimiliki seperti kurang bararti apabila berhenti hanya untuk diri sendiri. Jiwa nurani terpanggil
untuk menyebarkan nilai dan makna tersebut kepada orang lain supaya banyak yang bisa
mengambil nilai dan makna tersebut. Pak Cah seperti tidak mengenal lelah untuk membagikan
makna-makna hidup melalui puluhan buku dan artikel yang beliau tulis. Ilmu tentang menulis
ditularkan kepada siapapun yang ingin menulis. Hingga sekarang menghasilkan puluhan buku
dengan predikat best seller di beberapa buku beliau, memberikan sebuah inspirasi besar
kepada siapa pun agar mempunyai keinginan kuat dan konsistensi dalam menulis. Keinginan
dan konsistensi atau keajegan, istiqomah dalam bahasa agama menjadi unsur terpenting dalam
berbagai bidang agar mencapi puncak kesuksesan. Tanpa konsistensi, apapun yang dilakukan
akan berantakan, tidak sampai kepada tujuan yang diharapkan. Penulis tidak akan
menghasilkan karya apapun mana kala tidak ada konsistensi dalam membaca dan menulis.

Point 5 : Tujuan dan Manfaat Manulis

Selain gemar membaca, mengetahui tujuan dan manfaat dapat menjadi dasar seseorang untuk
menulis. Mengetahui dengan baik tujuan dan manfaat menulis akan memotivasi seseorang
membuat karya tulis. Tujuan menulis setiap orang mungkin berbeda dan bisa saja sama. Tujuan
menulis bisa tunggal, bis juga lebih dari satu, tergantung pada penulis.

Pak Cah memberikan pemaparan mengenai tujuan dan manfaat menulis dalam video beliau
tentang dasar-dsar menulis. Tujuan menulis dapat berupa tujuan ideologis, akademis,
ekonomis, psikologis, politis, pedagogis, medis, dan praktis atau pragmatis. Sedangkan manfaat
menulis dapat berupa manfaat value (nilai) dan manfaat praktis.

Tujuan ideologis dimaksudkan untuk menyampikan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh
seorang penulis kepada para pembaca dengan harapan nilai-nilai keyakinan tersebut dapat
diterima dan diikuti. Para pendakwah agama, biasanya menjadikan ideologis sebagai tujuan dari
setiap tulisannya. Agar kebenaran tulisannya bisa meyakinkan orang lain, maka penulis harus
terlebih dahulu meyakini kebenaran tulisannya.

Seorang dosen dan guru menulis buku, diktat, modul, dan bahan ajar lainnya yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran termasuk menulis dengan tujuan akademis. Untuk
tujuan ini, penulisan harus memenuhi standard an kriteria yang sudah ditetapkan. Dengan
adanya tulisan tersebut, proses pembelajaran menjadi lebih baik dan pendidik maupun peserta
didik mendapatkan kemudahan dalam kegaiatan belajar mengajar.

Tidak sedikit orang menulis untuk tujuan mendapatkan imbalan materi berupa uang dari setiap
karya tulis yang diterbitkan. Tujuan untuk mendapatkan nilai rupiah disebut dengan tujuan
ekonomis. Tidak ada yang salah dengan tujuan tersebut. Siapapun boleh menulis dengan tujuan
yang satu ini. Setiap tulisan diterbitkan, penulis dapat keuntungan keuangan berupa honor jika
tulisan berupa artikel, royalty jika buku dicetak ulang atau sekali putus, tergantung pada
kesepakatan awal antara penulis dengan penerbit.

Keuntungan psikologis didapatkan oleh penulis yang menjadikan tulisan sebagai wahana
menyalurkan emosi, baik berupa kebahagiaan atau pun kesedihan. Ketika kebagaiaanya ditulis
kemudian dibaca dan diketahui orang lain, seperti ada tambahan kebahagiaan dalam diri
penulisnya. Sedangkan emosi kesedihan yang dituangkan dalam tulisan akan menghadirkan
kelegaan dalam hati penulisnya. Dia bisa menumpahkan semua perasaan sedih dalam
tulisannya, sehingga beban kesedihan yang ada pada dirinya bisa dibagikan kepada orang lain
yang ikut merasakan kesediahan penulis dengan membaca tulisannya.

Seorang politikus pasti mempunyai keinginan untuk mempengaruhi orang lain agar mendukung
tujuan-tujuan politiknya. Oleh sebab itu pendidikan politik harus diberikan kepada setiap warga
Negara supaya “melek” politik dan tidak menjadi korban politik. Menulis untuk mempengaruhi
arah pilihan politik masyarakat merupakan contoh menulis untuk tujuan politis.

Tujuan pedagogis menjadi target para penulis yang ingin memberikan pembelajaran kepada
pembaca mengenai sesuatu hal. Misalnya memberikan pendidikan mengenai budi daya
tanaman, budi daya ternak, pendidikan anak, pendidikan orang dewasa, dan lain sebagainya.
Intinya tujuan pedagogis dialamatkan pada siapapun pembaca yang ingin mendapat
pengetahuan dan keterampilan tertentu.

Ada sementara orang yang merasa sehat dengan menulis. Tidak lagi merasakan stress ketika
menulis, justru merasakan kebhagiaan sehingga badan terasa sehat. Menulis untuk
mendapatkan kesehatan termasuk tujuan medis. Sedangkan tujuan praktis pragmatis dilakukan
oleh penulis dengan tujuan-tujuan paraktis, misalnya seorang mahasiswa menulis, skripsi, tesis,
dan disertasi supaya bisa lulus dari kampus tempatnya belajar.
Manfaat yang akan diperoleh seorang penulis dibagi dalam dua kategori, yaitu manfaat berupa
nilai (value) dan manfaat praktis. Kemanfaatan nilai (value) dari menulis adalah 1)
bertambahnya ilmu pengetahuan, 2) meningkatkan kemampuan berpikir logis dan sistematis, 3)
mengikat makna, 4) manfaat kelegaan batin/perasaan, 5) menjadi wasilah berdakwah, 6)
kepuasan intelektual, mental dan spiritual. Sedangkan manfaat yang bersifat praktis dari
menulis, yaitu 1) menjadi orang yang dikenal atau terkenal, 2) mendapatkan nilai uang secara
langsung dan tidak langsung.

Point 6: Prinsip-prinsip Menulis

Ada beberapa prinsip yang harus dipegang oleh seorang penulis, yaitu:

1. Prinsip kebenaran. Artinya semua informasi yang dituangkan dalam tulisannya harus
benar dan bisa dipertanggungjawabkan, terlebih tulisan tersebut berupa non fiksi.
Ketika tuisan mengandung nilai-nilai kebenaran, maka penulis akan mendapat pahala
kebaikan dari setiap pembaca dan orang mengikuti kebenaran tersebut. Demikian pula
sebaliknya, jika informasi tulisan dalah sesuatu yang salah dan cenderung melanggar
aturan agama, maka penulis akan mendapat bagian dosa dari setiap pembaca dan orang
yang mengikuti kesalahan tersebut.
2. Prinsip kebermanfaatan. Artinya tulisan yang dibuat harus menghadirkan manfaat bagi
siapapun yang membaca. Baik manfaat intelektual, mental, spiritual, maupun finansial.
3. Prinsip Etis. Artinya menulis tidak untuk menyinggung perasaan atau menyakiti orang
lain.

Penutup
Video dasar-dasar menulis dari Pak Cah sangat menginspirasi dan mencerahkan bagi siapapun
yang ingin menulis. Melalui video tersebut Pak Cah memberikan fondasi penting dalam menulis,
yaitu banyak membaca, mengetahui tujuan menulis, dan mengetahui manfaat menulis. Dengan
tiga dasar ini diharapkan tumbuh mativasi yang kuat untuk menulis. Terima kasih atas kiriman
videonya yang sangat bermanfaat. Semoga kita bisa mengikuti jejak langkah beliau dalam
mengembangkan literasi di Negeri ini. Aamiin

#Chalange 2
#KMO Basic Batch 34

Anda mungkin juga menyukai