Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERKEMBANGAN LITERASI AUD

DOSEN PENGAMPUH

Dr. Hj. Dahlia Patiung, M.Pd

Oleh
NIRWANA (20900120067)

Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini


Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas


segala ridho dan karunianya yang telah mengizinkan penulis menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini yang berjudul “ Perkembangan Literasi Anak Usia Dini “

Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “Pengembangan
Literasi AUD”. Dalam pembuatan makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang
kami miliki. Kami berusaha melengkapi dengan berbagai sumber dan informasi. Kegiatan
penyusunan makalah ini memberikan kami wawasan dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat
dalam kehidupan kami, dan para pembaca makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengaharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berperan dalam
pembuatan makalah ini. Semoga ALLAH SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita. Aamiin.

GOWA, 29 Juni 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap
orang tua. 1Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu memperhatikan,
mengawasi, dan merawat anak secara seksama. Proses tumbuh kembang anak dapat
berlangsung secara alamiah, tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada orang
dewasa atau orang tua.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada
masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,
kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini.
Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar
potensinya berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi diusahakan
sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak
bayi masih dalam kandungan. Untuk bisa merawat dan membesarkan anak secara
maksimal tentu kita perlu mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan anak itu
sendiri, yang pada gilirannya akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi kita dalam
merawat dan membesarkan buah hati kita.

B.      RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari Literasi ?


2. Apa tujuan, Manfaat Jnis dan Prinsif Literasi ?
3. Apa Upaya Intervensi Yang Diperlukan Guru Untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca pada Anak Usia Dini ?
4. Apa Intervensi yang Diperlukan Guru untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis
pada Anak Usia Dini ?
5. Bagaimana Pengertian Stimulasi?
6. Bagaimana Stimulasi dalam tumbuh kembang anak ?
7. Bagaimana Cara Meningkatkan Kemampuan Literasi Anak ?

B. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian dari Literasi ?
2. Untuk mengetahui tujuan, Manfaat Jnis dan Prinsif Literasi ?
3. Untuk mengetahuiUpaya Intervensi Yang Diperlukan Guru Untuk
4. Meningkatkan Kemampuan Membaca pada Anak Usia Dini ?
5. Untuk mengetahui Intervensi apa yang Diperlukan Guru untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis pada Anak Usia Dini ?
6. Untuk mengetahui apa Pengertian Stimulasi?
7. Untuk mengetahui Bagaimana Stimulasi dalam tumbuh kembang anak Untuk
mengetahui Bagaimana Cara Meningkatkan Kemampuan Literasi Anak ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Literasi
Dan secara etimologis istilah literasi sendiri berasal dari bahasa Latin “literatus”
yang dimana artinya adalah orang yang belajar. Dalam hal ini, literasi sangat
berhubungan dengan proses membaca dan menulis.Nah agar lebih dapat memahami
apa itu literasi, maka kita dapat merujuk pada pendapat dari beberapa sumber
berikut ini:
1. Menurut Elizabeth Sulzby
Menurut Elizabeth Sulzby “1986”, Literasi ialah kemampuan berbahasa yang
dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi “membaca, berbicara, menyimak
dan menulis” dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Jika
didefinisikan secara singkat, definisi literasi yaitu kemampuan menulis dan
membaca.
2. Menurut Harvey J. Graff
Menurut Harvey J. Graff “2006”, Literasi ialah suatu kemampuan dalam diri
seseorang untuk menulis dan membaca.
3. Menurut Jack Goody
Menurut Jack Goody, Literasi ialah suatu kemampuan seseorang dalam
membaca dan juga menulis.
4. Menurut Merriam – Webster
Menurut kamus online Merriam – Webster, Literasi ialah suatu kemampuan atau
kualitas melek aksara di dalam diri seseorang dimana di dalamnya terdapat
kemampuan membaca, menulis dan juga mengenali serta memahami ide-ide
secara visual.
5. Menurut UNESCO
Menurut UNESCO “The United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization”, Literasi ialah seperangkat keterampilan nyata, terutama
ketrampilan dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks yang mana
ketrampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya.
6. Menurut Alberta
Menurut Alberta, Literasi ialah kemampuan membaca dan menulis, menambah
pengetahuan dan ketrampilan, berpikir kritis dalam memecahkan masalah, serta
kemampuan berkomunikasi secara efektif yang dapat mengembangkan potensi
dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
7. National Institute for Literacy
National Institute for Literacy, mendefinisikan Literasi sebagai “kemampuan
individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan
masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan
masyarakat.” Definisi ini memaknai Literasi dari perspektif yang lebih
kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi Literasi
tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.

8. Education Development Center (EDC)


Education Development Center (EDC) menyatakan bahwa Literasi lebih dari
sekedar kemampuan baca tulis. Namun lebih dari itu, Literasi adalah
kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang
dimiliki dalam hidupnya. Dengan pemahaman bahwa literasi mencakup
kemampuan membaca kata dan membaca dunia.
B. Tujuan, Manfaat, Jenis dan Prinsip
1. Tujuan Literasi
Adapun setelah kita memahami pengertian Literasi diatas, hal ini tentunya kita
sudah memiliki gambaran mengenai tujuan literasi, nah adapaun tujuan literasi itu
sendiri ialah sebagai berikut:
 Membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan cara membaca
berbagai informasi bermanfaat.
 Membantu meningkatkan tingkat pemahaman seseorang dalam mengambil
kesimpulan dari informasi yang dibaca.
 Meningkatkan kemampuan seseorang dalam memberikan penilaian kritis
terhadap suatu karya tulis.
 Membantu menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti yang baik di
dalam diri seseorang.
 Meningkatkan nilai kepribadian seseorang melalui kegiatan membaca dan
menulis.
 Menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi di tengah-tengah
masyarakat secara luas.
 Membantu meningkatkan kualitas penggunaan waktu seseorang sehingga
lebih bermanfaat.
2. Manfaat Literasi
Setelah melihat tujuan literasi yang begitu baik, hal ini tentunya masyarakat
akan mendapatkan berbagai manfaat darinya, dan adapun beberapa manfaat
literasi ialah sebagai berikut:
 Menambah perbendaharaan kata “kosa kata” seseorang.
 Mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk kegiatan
membaca dan menulis.
 Mendapat berbagai wawasan dan informasi baru.
 Kemampuan interpersonal seseorang akan semakin baik.
 Kemampuan memahami makan suatu informasi akan semakin
meningkat.
 Meningkatkan kemampuan verbal seseorang.
 Meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir seseorang.
 Membantu meningkatkan daya fokus dan kemampuan konsentrasi
seseorang.
 Meningkatkan kemampuan seseorang dalam merangkai kata yang
bermakna dan menulis.

3. Jenis-Jenis Literasi
Dalam hal ini meskipun penggunaan istilah literasi sudah sangat jamak, namun
pada dasarnya istilah tersebut tetap merujuk pada kemampuan dasar seseorang
dalam membaca dan menulis, mengacu pada literasi, berikut ini ialah beberapa
jenis literasi yaitu:
a. Literasi Dasar
Literasi dasar adalah kemampuan dasar dalam membaca, menulis,
mendengarkan dan berhitung. Tujuan literasi dasar ialah untuk
mengoptimalkan kemampuan seseorang dalam membaca, menulis,
berkomunikasi dan berhitung.
b. Literasi Perpustakaan
Literasi perpustakaan adalah kemampuan dalam memahami dan
membedakan karya tulis berbentuk fiksi dan non-fiksi, memahami cara
menggunakan katalog dan indeks, serta kemampuan memahami informasi
ketika membuat suatu karya tulis dan penelitian.
c. Literasi Media
Literasi media adalah kemampuan dalam mengetahui dan memahami
berbagai bentuk media “media elektronik, media cetak dan lain-lain” dan
memahami cara penggunaan setiap media tersebut.
d. Literasi Teknologi
Literasi teknologi adalah kemampuan dalam mengetahui dan memahami hal-
hal yang berhubungan dengan teknologi misalnya hardware dan software,
mengerti cara menggunakan internet serta memahami etika dalam
menggunakan teknologi.
e. Literasi Visual
Literasi visual adalah pemahaman yang lebih kemampuan dalam
menginterpretasi dan memberi makna dari suatu informasi yang berbentuk
gambar atau visual. Literasi visual hadir dari pemikiran bahwa suatu gambar
bisa “dibaca” dan artinya bisa dikomunikasikan dari proses membaca.
4. Prinsip-Prinsip Literasi
Ada beberapa prinsip penting dalam pengembangan literasi di suatu lembaga
pendidikan, menurut Kylene Beers “2009”, berikut ini ialah beberapa prinsip
pengembangan literasi sekolah yaitu:
1. Bersifat Berimbang
Setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain,
sekolah harus menerapkan prinsip ini dengan menerapkan strategi dalam
membaca dan variasi bacaan.
2. Bahasa Lisan Sangat PentingSetiap siswa harus dapat berdiskusi tentang
suatu informasi dalam diskusi terbuka yang memungkinkan terjadinya
perbedaan pendapat, dengan begitu diharapkan siswa mampu menyampaikan
pendapatnya dan melatih kemampuan berpikir lebih kritis.
3. Berlangsung Pada Suatu Kurikulum
Menurut Kylene Beers, seharusnya program literasi diterapkan pada seluruh
siswa dan tidak tergantung pada kurikulum tertentu, dengan kata lain
kegiatan literasi menjadi suatu kewajiban bagi semua guru dan bidang studi.

5. Pentingnya Keberagaman
Keberagaman ialah sesuatu yang layak untuk dihargai dan dirayakan di setiap
sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyediakan berbagai buku
bertema kekayaan budaya negara Indonesia sehingga siswa lebih mengenal
budaya bangsa dan turut serta melestarikannya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa literasi bukan hanya sekedar
kemampuan membaca dan menulis karena melibatkan pengetahuan bahasa (lisan dan
tulisan), kemampuan kognitif, serta pengetahuan mengenai genre dan kultural.

C. Upaya Intervensi Yang Diperlukan Guru Untuk Meningkatkan Kemampuan


Membaca pada Anak Usia Dini
1. Pengertian Membaca
a. Anderson dkk (Dhieni, 2008, hal.55) mengatakan bahwa “membaca sebagai
suatu proses yang memahami makna suatu tulisan “. Proses yang dialami
dalam membaca adalah berupaya penyajian kembali dan penafsiran suatu
kegiatan dimulai dari pengenalan huruf , kata, ungkapan, fase, kalimat dan
wacana serta menghubungkanya dengan bunyi dan maknanya. Hari (Dhieni,
2008: hal. 55) mengemukakan bahwa “membaca merupakan interpretasi yang
bermakna dari simbol verbal yang tertulis/tercetak”. Membaca adalah tindakan
menyesuaikan arti kata dengan simbol – simbol verbal yang tertulis/tercetak.
Kridalaksana (Dhieni, 2008, hal. 55) Juga mengemukakan bahwa : Membaca
adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan
lambang- lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam
bentuk pemahaman diam – diam atau pengujaran keras-keras. Kegiatan
membaca dapat bersuara, dapat pula tidak bersuara. Jadi, pada hakikatnya
adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan.
Dari beberapa pengertian membaca di atas dapat disimpulkan bahwa membaca
adalah kegiata mengenal huruf, kata dan kalimat yang menjadi wicara bermakna
dan merupakan kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari sebuah
tulisan.
b. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Mengajar Anak Membaca Steinberg
(Dhieni 2008, hal. 53) mengemukakan setidaknya ada empat keuntungan
mengajar anak membaca dini dilihat dari proses belajar – mengajar, yakni
anak yang gemar membaca akan memiliki rasa kebahasaan yang lebih tinggi.
Belajar membaca dini memenuhi rasa ingin tahu anak;
 Situasi akrab dan informal di rumah dan di KB atau TK merupakan faktor
yang kondusif
 bagi anak untuk belajar; Anak – anak yang berusia dini pada umumnya
perasa dan mudah terkesan, serta dapat
 diatur; Anak – anak yang berusia dini dapat mempelajari sesuatu dengan
mudah dan cepat

D. Intervensi yang Diperlukan Guru untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis
pada Anak Usia Dini
1. Berpura-pura menulis dengan gambar dan coretan
Langkah pertama dalam penguasaan alami menulis adalah ketika anak-anak
membuat gambar dan coretan yang dirapatkan di satu sisi dan hanya lingkaran
atau garis di sudut kemudian mereka berpura-pura membaca coretan tersebut.
Mereka mengetahui bahwa coretan atau tulisan itu sesuatu yang bisa dibaca.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan guru untuk meningkatkan kesiapan
menulis anak secara alami dan jika kesiapan menulis dengan berpura-pura menulis
dengan gambar dan coretan tidak muncul, guru dapat melakukan hal berikut ini :
 Membuat pusat menulis seperti papan tulis atau meja tulis dilengkapi
dengan kertas,kartu amplop, penghapus,pensil,pena penggaris dan spidol.
 Penuhi ruangan dengan lingkungan materi cetak seperti koran, majalah,
buku, katalog, poster dan sebagainya
 Bacakan sebuah buku
2. Membuat garis horizontal saat menulis coretan/mengenal huruf alfabet Anak bisa
membedakan menulis dengan menggambar ketika coretan anak sudah berbentuk
garis horizontal bukan sekedar bentuk lingkaran atau bengkok- bengkok tak jelas.
Prinsip anak menulis adalah prinsip berulang, generatif, konsep tanda, prinsip
fleksibilitas dan prinsip pengaturan halaman. Beberapa ide supaya meningkatkan
kesiapan menulis anak, diantaranya :
 Gunakan beberapa material tulis seperti pensil,pulpen,pena atau spidol
warna dan anak akan menemukan sendiri meterial atau alat tulis yang
paling cocok bagi mereka.
 Gunakan nampan pasir atau garam untuk melukis jari supaya mudah
dihapus hanya dengan menggoyangkan nampan saja dengan maksud
melatih anak-anak membuat tulisan palsu.
 Jadikan diri anda sendiri sebagai model kegiatan menulis seperti menulis
daftar centang atau catatan kemajuan di depan mereka, anak- anak sering
barkeinginan menggunakan pena dan kertas anda. Jangan berikan alat tulis
anda, pastikan anda punya pusat menulis.
3. Menyertakan bentuk seperti huruf dalam menulis Coretan pertama yang hanya
garis atau bulat kecil lama kelamaan membentuk seperti huruf. Seperti halnya
ocehan bayi yang akhirnya mulai meniru suara yang sebenarnya. Beberapa hal
yang bisa dilakukan :

 Dorong anak menulis pesan


 Buat kotak surat personal
 Lakukan darmawisata ke kantor pos
 Buat kotak surat kelas
 Bacakan sebuah buku

Kemampuan berbahasa mempengaruhi penyesuaian sosial dan pribadi


anak tentu akan mempengaruhi pula perkembangan emosi dan kognitifnya
(Hurlock, 1978, hlm. 178).Pemerintah Indonesia sekarang ini sedang mencoba
meningkatkan perkembangan literasi pada anak. Perkembangan literasi saat ini
sangat pesat, literasi diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis.
Berdasarkan World Economic Forum (2015) disepakati bahwa terdapat enam
literasi dasar yang sangat penting, tidak hanya bagi pelajar tetapi juga bagi
seluruh masyarakat , enam literasi dasar itu meliputi literasi baca tulis, literasi
numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan
kewarganegaraan (Efendy, 2016, hlm. 7). Dalam penelitian ini literasi difokuskan
pada literasi baca tulis karena literasi baca tulis ini mempunyai peran penting
dalam literasi, salah satunya mengenai pemahaman konsep literasi pada anak usia
dini, karena literasi dasar ini menjadi literasi yang bisa dikembangkan sejak dini
(Ananto, 2019).Pada kenyataannya di lapangan ditemukan kemampuan literasi
pada anak usia dini masih sangat memprihatinkan.

Hasil survei internasional, yaitu Progress in International Reading Literacy


Study (PIRLS) (2011), serta Programme for International Student Assessment
(PISA) (2009 dan 2012), menunjukkan bahwa keterampilan membaca siswa
Indonesia masih berada di urutan ke 57 dari 65 negara.Fakta ini membuka mata
kita semua bahwa kemampuan literasi siswa Indonesia masih rendah (Efendy,
2016, hlm. 8). Kurangnya minat baca anak menjadi salah satu penyebab
lemahnya kemampuan dalam berliterasi. Hal tersebut menyebabkan lemahnya
kemampuan membaca siswa di Indonesia, kemampuan membaca anak sekolah
dasar di Indonesia menempati urutan ke-38 dari 39 negara ASEAN (Santoso,
2011).Selain hasil di atas membuktikan bahwa minat baca di Indonesia masih
tergolong rendah. Dapat dibuktikan dari data lainnya yang di dapat dari hasil
survei nasional oleh UNESCO yang menjelaskan tingkat melek huruf dalam
hitungan Indeks Kesetaraan Gender (GPI) yang membagi angka melek huruf
antara perempuan dan laki-laki.tahun 2011 dengan jumlah laki-laki dan
perempuan berusia sekitar 15 tahun yang menunjukkan angka melek huruf hanya
0,94 GPI, dan populasi melek huruf yang dinyatakan dalam persen hanya 69,7
persen. Terbukti bahwa minat baca di Indonesia masih tergolong rendah dengan
adanya hasil penelitian tersebut (UNESCO Institute for Statistics, 2013: 43).

Fakta-fakta tersebut bukanlah berita yang baik bagi bangsa kita. Padahal
kegiatan membaca juga kegiatan utama dalam pendidikan dan buku merupakan
investasi masa depan, perilaku gemar membaca hendaknya ditumbuhkan sejak
dini pada anak agar anak tersebut merasa tertarik dan memiliki minat yang tinggi
terhadap membaca karena penanaman budaya baca akan lebih sulit bila
diterapkan jika anak tumbuh dewasa . (Suwardi,2007).Literasi dini sangat
bermanfaat untuk perkembangan kebahasaan anak khususnya pada kemampuan
membaca dan menulis. Meskipun kemampuan literasi membaca dan menulis
sangat penting untuk anak, akan tetapi saat ini khususnya dikalangan PAUD
terdapat pro dan kontra terkait dengan kedua kemampuan tersebut (Murtie, 2013).

Ada yang berpendapat bahwa mengajarkan membaca dan menulis pada anak
usia ini itu sangat penting. Salah satu yang di inginkan dari setiap orang tua itu
agar anak bisa membaca dan menulis sebelum anak memasuki jenjang Sekolah
Dasar (Murtie, 2013). Akan tetapi di sisi lain ada yang berpendapat bahwa
mengajarkan membaca dan menulis pada anak usia dini itu sangat penting dan
ada pula orang tua yang berpendapat bahwa membaca dan menulis pada anak usia
dini itu berdampak negatif pada anak (Kresna, 2018). Salah satu alasan yang
menyebabkan beberapa orang tua berpendapat bahwa mengajarkan membaca dan
menulis pada anak usia dini itu berdampak negatif adalah karena adanya
anggapan bahwa anak belum dapat berfikir secara konkret (Piaget, 1980, hlm.
139). Disamping itu terdapat kekhawatiran anak-anak menjadi terbebani dan
tujuan awal untuk mencerdaskan anak itu menjadi tidak tercapai karena justru
anak-anak menjadi tidak bahagia dan tidak bisa menikmati kehidupan mereka
(Kresna, 2018). Pandangan ini didukung oleh pendapat dari Piaget yang
menyatakan bahwa di usia tujuh tahun itu anak berada pada tahapan
praoperasional konkret .

E. Pengertian Stimulasi
Stimulasi adalah berbagai kegiatan interaktif antara orangtua dengan anak
supaya ia mendapat pengalaman belajar dalam menguasai kemampuan tertentu.
Selama kegiatan stimulasi, si Kecil akan menangkap berbagai informasi yang
diberikan oleh orangtua melalui berbagai indera (penglihatan, pendengaran, perabaan,
penciuman, dan pengecapan rasa). Informasi tersebut akan disalurkan ke otak dan
diterima oleh sel otak yang akan dipergunakan untuk membentuk, mengembangkan,
dan memperluas jaringan sirkuit di berbagai area otak anak. Sehingga, kegiatan
stimulasi pada prinsipnya bukan hanya sekedar aktivitas bermain dengan anak semata.
Akan tetapi, stimulasi merupakan sebuah proses pembentukan sirkuit otak yang
diperlukan untuk mengembangkan berbagai kemampuan anak.
Stimulasi dini untuk mengembangkan kepintaran Akal, Fisik, dan Sosial,
hendaknya diberikan tidak hanya terfokus dan intensif hanya pada satu jenis
kepintaran tertentu. Stimulasi untuk kepintaran Akal juga membutuhkan kepintaran
Fisik dan Sosial yang memadai. Demikian pula sebailknya, stimulasi kepintaran Fisik
juga membutuhkan kepintaran Akal dan Sosial. Serta, stimulasi untuk kepintaran
Sosial juga membutuhkan kepintaran Akal dan Fisik.
Sehingga, pemberian stimulasi Akal, Fisik, dan Sosial, menuntut orangtua untuk
mengetahui terlebih dahulu besarnya sinergisme antara ketiga jenis kepintaran
tersebut. Pemberian stimulasi yang seimbang untuk Akal, Fisik, dan Sosial, akan
mempunyai hasil yang menyebabkan anak dapat menguasai semua kemampuan dasar
dengan baik dan seimbang pula. Hasil akhir dari adanya keseimbangan ini adalah
terbentuknya Kecerdasan optimal dengan Perilaku yang baik, yang akan dibawa anak
seumur hidupnya.

F. Stimulasi dalam tumbuh kembang anak

Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar
anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Stimulasi
adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang dari
lingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat
berkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi.
Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan
anak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara),
auditif (pendengaran), taktil (sentuhan) dll dapat mengoptimalkan perkembangan
anak Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan
kebutuhankebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya.
Pada tahap perkembangan awal anak berada pada tahap sensori motorik.
Pemberian stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak
terhadap lingkungannya, bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan
menggerakgerakkan seluruh tubuhnya. Tetapi bila rangsangan itu terlalu banyak,
reaksi dapat seba;liknya yaitu perhatian anak akan berkurang dan anak akan
menangis.Pada tahun-tahun pertama anak belajar mendengarkan. Stimulus verbal
pada periode ini sangat penting untuk perkembangan bahasa anak pada tahun pertama
kehidupannya. Kualitas dan kuantitas vokal seorang anak dapat bertambah dengan
stimulasi verbal dan anak akan belajar menirukan kata-kata yang didengarnya. Tetapi
bila simulasi auditif terlalu banyak (lingkungan ribut) anak akan mengalami
kesukaran dalam membedakan berbagai macam suara.
Stimulasi visual dan verbal pada permulaan perkembangan anak merupakan
stimulasi awal yang penting, karena dapat menimbulkan sifat-sifat ekspresif misalnya
mengangkat alis, membuka mulut dan mata seperti ekspresi keheranan, dll. Selain itu
anak juga memerlukan stimulasi taktil, kurangnya stimulasi taktil dapat menimbulkan
penyimpangan perilaku sosial, emosional dan motorik. Perhatian dan kasih sayang
juga merupakan stimulasi yang diperlukan anak, misalnya dengan bercakap-cakap,
membelai, mencium, bermain dll.. Stimulasi ini akan menimbulkan rasa aman dan
rasa percaya diri pada anak, sehingga anak akan lebih responsif terhadap
lingkungannya dan lebih berkembang.
Pada anak yang lebih besar yang sudah mampu berjalan dan berbicara, akan
senang melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap lingkungannya. Motif ini dapat
diperkuat atau diperlemah oleh lingkungannya melalui sejumlah rekasi yang diberikan
terhapap perilaku anak tersebut. Misalnya anak akan belajar untuk mengetahui
perilaku mana yang membuat ibu senang/mendapat pujian dari ibu, dan perilaku mana
yang mendapat marah dari ibu. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang
responsif akan memperlihatkan perilaku eksploratif yang tinggi. Stimulasi verbal juga
dibutuhkan pada tahap perkembangan ini. Dengan penguasaan bahasa, anak akan
mengembangkan ide-idenya melalui pertanyaanpertanyaan, yang selanjutnya akan
mempengaruhi perkembangan kognitifnya (kecerdasan). Pada masa sekolah,
perhatian anak mulai keluar dari lingkungan keluarganya, perhatian mulai teralih ke
teman sebayanya. Akan sangat menguntungkan apabila anak mempunyai banyak
kesempatan untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Melalui sosialisasi anak akan
memperoleh lebih banyak stimulasi sosial yang bermanfaat bagi perkembangan sosial
anak.
Pada saat ini di Indonesia telah dikembangkan program untuk anak-anak
prasekolah yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak sedini mungkin,
dengan menggunakan APE (alat permainan edukatif). APE adalah alat permainan
yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak disesuaikan dengan usianya dan
tingkat perkembangannya, serta berguna untuk pengembangan aspek fisik (kegiatan-
kegiatan yang menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak), aspek bahasa
(dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar), aspek kecerdasan
(dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna dll.), dan aspek sosial (khususnya
dalam hubungannya dengan interaksi antara ibu dan anak, keluarga, dan masyarakat).
Bermain, mengajak anak berbicara, dan kasih sayang adalah ’makanan’ yang
penting untuk perkembangan anak, seperti halnya kebutuhan makan untuk
pertumbuhan badan. Bermain bagi anak tidak sekedar mengisi waktu luang saja,
tetapi melalui bermain anak belajar mengendalikan dan mengkoordinasikan
ototototnya, melibatkan persaan, emosi, dan pikirannya. Sehingga dengan bermain
anak mendapat berbagai pengalaman hidup, selain itu bila dikakukan bersama orang
tuanya hubungan orang tua dan anak menjadi semakin akrab dan orang tua juga akan
segera mengetahui kalau terdapat gangguan perkembangan anak secara dini. Buku
bacaan anak juga penting karena akan menambah kemampuan berbahasa,
berkomunikasi, serta menambah wawasan terhadap lingkungannya. Untuk
perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh diperlukan stimulasi yang
terarah dengan bermain, latihan-latihan atau olah raga. Anak perlu diperkenalkan
dengan olah raga sedini mungkin, misalnya melempar/menangkap bola, melompat,
main tali, naik sepeda dll). Seorang ahli mengatakan bahwa prioritas untuk anak
adalah makanan, perawatan kesehatan, dan bermain. Makanan yang baik,
pertumbuhan yang adekuat, dan kesehatan yang terpelihara adalah penting, tetapi
perkembangan intelektual juga diperlukan. Bermain merupakan ”sekolah” yang
berharga bagi anak sehingga perkembangan intelektualnya optimal.

G. Cara Meningkatkan Kemampuan Literasi Anak


Berikut ini beberapa program meningkatkan kemampuan literasi anak yang bisa
dijalankan di rumah maupun sekolah.
 Memberikan Kesadaran pada Anak Pentingnya Untuk Membaca
Pada anak hendaknya diberikan pengertian pentingnya membaca buku.
Karena dengan membaca buku akan mendapatkan ide dan ilmu yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Untuk itu, tugas orangtua untuk mulai
menimbulkan kecintaan anak pada buku.Misalkan dengan membangun
perpustakaan di rumah, secara rutin membacakan buku cerita pada anak,
memberi hadiah pada anak berupa buku bacaan, dan lain sebagainya.
 Membiasakan Budaya Baca di Rumah
Orang tua mesti membiasakan budaya baca di rumah. Dengan cara ini, ia
memberikan keteladanan pada anak bagaimana pentingnya membaca pada
anak sambil mempraktikkannya secara langsung. Misalkan pada jam tertentu,
orang tua membaca buku. Dengan sendirinya anak akan melihat dan
merasakan kegiatan membaca buku menjadi budaya di rumah yang
menyenangkan.
Orang tua bisa mengajak anak untuk membaca buku atau mengajaknya
pergi ke perpustakaan. Kalau ia tak mau maka ia bisa membacakan buku pada
anak. Pada dasarnya kenalkan anak pada buku untuk meningkatkan budaya
literasi yang tinggi dan meningkatkan minat baca anak.Begitu pula program
meningkatkan kemampuan literasi anak harus didukung oleh pendidikan di
sekolah. Seorang guru bisa mengajak anak didiknya untuk pergi ke
perpustakaan dan membaca buku. Setiap siswa atau siswi dibiarkan untuk
membaca buku di perpustakaan. Cara ini secara tak langsung ikut
meningkatkan budaya literasi dalam menulis dan membaca serta berbahasa.
Perpustakaan dapat dibangun di rumah atau sekolah untuk meningkatkan
budaya literasi di tingkatan anak-anak. Pastikan juga kondisi ruangan
perpustakaan nyaman, penambahan koleksi buku secara rutin, dan menambah
indah ruangan interior perpustakaan.
 Hadiah Buku
Kamu juga bisa memberikan hadiah pada anak secara rutin. Bukan hanya
mainan anak tapi secara berkala bisa memberikan hadiah berupa buku. Hal ini
untuk membiasakan anak bergelut dengan buku seperti mengajak anak untuk
gemar baca dan menulis. Contohnya anak kamu akan ulang tahun maka kamu
bisa berikan hadiah buku.
 Membiasakan Menulis Tiap Hari
Pilihan lainnya program meningkatkan kemampuan literasi anak adalah
dengan mengajak anak untuk menulis apa yang dirasakannya pada hari itu.
Misalkan dalam bentuk buku diari, menulis pengalamannya dalam bermain
pada hari itu, dan lain-lain.
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Terbukti bahwa minat baca di Indonesia masih tergolong rendah dengan adanya hasil
penelitian tersebut (UNESCO Institu

te for Statistics, 2013: 43). Fakta-fakta tersebut bukanlah berita yang baik bagi bangsa kita.
Padahal kegiatan membaca juga kegiatan utama dalam pendidikan dan buku merupakan
investasi masa depan, perilaku gemar membaca hendaknya ditumbuhkan sejak dini pada anak
agar anak tersebut merasa tertarik dan memiliki minat yang tinggi terhadap membaca karena
penanaman budaya baca akan lebih sulit bila diterapkan jika anak tumbuh dewasa .
(Suwardi,2007).Literasi dini sangat bermanfaat untuk perkembangan kebahasaan anak
khususnya pada kemampuan membaca dan menulis. Meskipun kemampuan literasi membaca
dan menulis sangat penting untuk anak, akan tetapi saat ini khususnya dikalangan PAUD
terdapat pro dan kontra terkait dengan kedua kemampuan tersebut (Murtie, 2013). Ada yang
berpendapat bahwa mengajarkan membaca dan menulis pada anak usia ini itu sangat penting.

C. SARAN
Demikianlah beberapa pembahasan tentang Intervensi literasi kemampuan membaca
dan menulis anak usia dini yang dapat kami sampaikan. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih begitu jauh dari sempurna. Maka dari itu dengan segala hormat, kami
mengharapkan kritik dan saran pembaca sekalian demi kebaikan dan kemajuan makalah
kami dan untuk perkembangan ulumul hadits dimasa mendatan
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.upi.edu/48762/2/S_ADP_1501468_Chapter1.pdf http://www.e-
journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/tunas-siliwangi/article/viewFile/646/476

Anda mungkin juga menyukai